pangkreas melalui proses mekanik (Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel
beta menjadi rusak.
Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD)
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta pancreas
d. DM Tipe lain
Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas dll.
Penyakit hormonal
Seperti : Acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang sel-sel beta
pankeras yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak.
Obat-obatan
- Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin
- Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dll.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
MANIFESTASI KLINIS
Poliuria
Polidipsia
Polipagia
Penurunan berat badan
Kelemahan, keletihan dan mengantuk
Malaise
Kesemutan pada ekstremitas
Infeksi kulit dan pruritus
Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat
Impotensi pada pria
Pruritus vulva pada wanita
4. PATOFISIOLOGI
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan Diabetes mellitus ditujukan untuk :
a. Jangka panjang : mencegah komplikasi
b. Jangka pendek : Menghilangkan keluhan/gejala DM
Penatalaksanaan DM
a. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika Merekomendasikan = 50 60%
kalori yang berasal dari :
- Karbohidrat 60 70%
- Protein 12 20 %
- Lemak 20 30 %
b. Latihan
Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju metabolisme istirahat, dapat
menurunkan BB, stres dan menyegarkan tubuh.
Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah, dan hindari latihan dalam
udara yang sangat panas/dingin, serta pada saat pengendalian metabolik buruk.
Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah melakukan latihan.
Perhatian :
7.
a.
b.
B.
1.
a.
b.
c.
d.
-
e.
f.
g.
h.
Muskulo skeletal : Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon
menurun kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
Integumen : Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran
tiroid, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus.
Aspek psikososial
Stress, anxientas, depresi
Peka rangsangan
Tergantung pada orang lain
Pemeriksaan diagnostic
Gula darah meningkat > 200 mg/dl
Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok
Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt
Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)
Alkalosis respiratorik
Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi, menunjukkan
respon terhadap stress/infeksi.
Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan fungsi ginjal.
Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut.
Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal sampai meningkat pada
tipe II yang mengindikasikan insufisiensi insulin.
Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan glukosa
darah dan kebutuhan akan insulin.
Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat.
Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pada luka.
Kriteria Hasil :
a. Memperlihatkan keseimbangan asupan dan haluaran
b. Menunjukkan nilai elektrolit dalam batas normal
c. TTV stabil
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2. Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua orang yang berhubungan
dengan pasien, meskipun pasien itu sendiri.
3. Pertahankan teknik aseptik prosedur invasive.
4. Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah yang tertekan.
Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering dan kencang.
5. Bantu pasien melakukan oral hygiene.
6. Anjurkan untuk makan dan minum adekuat.
7. Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC.
Engram, B. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2. Jakarta : EGC.
Price. S.A. (1995). Patofisiologi, Edisi Kedua, Jakarta : EGC.
Jan Tambayong, dr. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
Kumala, Poppy et all. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta : EGC. 1998.
Diunduh dari : http://ainicahayamata.wordpress.com/nursing-only/keperawatan-medikal-bedahkmb/askep-diabetes-melitus/