Disusun Oleh :
Muhammad Vandi Pratama 175070200111005
Sherina Alfiani Safana 175070200111013
Aliyasir Muhammad 175070200111019
Dian Febiola Christian 175070200111027
Syafira Idhatun Nasyiah 175070200111033
Ayu Widia Kusuma 175070201111005
Ulil Aflah 175070201111011
Suliyaningsih 175070201111017
Dania Laili Fadhila 175070201111023
Anggun Ramadhani Roslin 175070207111003
Erika Ayu Sylvianingrum 175070207111009
KELOMPOK 2 / REGULER 1
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah memberi rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini yang berjudul “Diabetes
Insipidus”. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah
memberikan pengarahan sehingga kami mampu menulis paper ini.
Harapan kami semoga paper yang telah dibuat dapat memberikan pengetahuan
dan bermanfaat bagi para pembaca. Dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kami yakin
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca untuk menyempurnkan paper ini dengan harapan
kedepannya kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
4. Uji Vasopresin
Berikan pitresin dalam minyak 5 m, intramuscular
Ukur volume, berat jenis, dan osmolalitas urin pada dieresis berikutnya atau
1 jam kemudian
8. Rontgen cranium
Rontgen cranium dapat menunjukkan adanya bukti tumor intrakranium
seperti kalsifikasi, pembesaran slla tursunika, erosi prosesus klinoid, atau makin
melebarnya sutura.
9. MRI
MRI diindikasikan pada pasien yang dicurigai menderita diabetes insipidus.
Gambaran MRI dengan T1 dapat membedakan kelenjar pitutaria anterior dan
posterior dengan isyarat hiperintense atau disebut titik terang atau isyarat
terang. (Baradero, 2005)
3. Resiko infeksi
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan px tidak terjadi
infeksi
Kriteria hasil: mendapatkan skor sesuai dengan NOC
NOC: Keparahan Infeksi
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Kemerahan
2 Vesikel yang tidak mengeras
permukaannya
3 Cairan (luka) yang berbau busuk
4 Nyeri
5 Jaringan lunak
Intervensi NIC:
1. Angkat balutan dan plester perekat
2. Cukur rambut disekitar luka
3. Monitor karakteristik luka
4. Ukur luas luka
5. Berikan perawatan ulkus pada kulit yang diperlukan
6. Berikan balutan yang sesuai dengan jenis luka
7. Dorong cairan yang sesuai
8. Anjurkan pasien atau anggota keluarga pada prosedur perawatan luka
9. Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengenal tanda dan gejala infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2018. Diabetes Insipidus; Penyebab, Gejala, dan Penanganan. Tersedia dalam
https://www.go-dok.com/diabetes-insipidus-penyebab-gejala-dan-penanganan/
(diakses pada tanggal 27 Januari 2018)
Baradero, Mary, dkk. 2005. Klien Gangguan Endokrin : Seri Asuhan Keperawatan.
Jakarta: EGC
Elizabeth Dabrowski, M. P., Rachel Kadakia, M. P., Donald Zimmerman, M. H., & Chicago,
R. H. (2016). Diabetes insipidus in infants and children. Best Practice & Research
Clinical Endocrinology & Metabolism, 30, 317-328.
Iorgi, N. D., Napoli, F., Allegri, A. E., Olivieri, I., Bertelli, E., Gallizia, A., . . . Maghnie, M.
(2012). Diabetes Insipidus – Diagnosis and Management. HORMONE RESEARCH
AND PEDIATRICS , 77, 69-84.
Sanjay Kalra, Abdul Hamid Zargar, [...], and Harshad Malve.Indian J Endocrinol Metab.
2016 Jan-Feb; 20(1): 9–21.
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4743391/#__ffn_sectitle)