“WILMS TUMOR”
Oleh kelompok 2:
Ni Kadek Indah Sunar A 175070200111018
Ni Kadek Widhiyani Putri 175070201111018
Yulia Wati 175070201111020
Lailatul Rahmawati 175070201111022
Rizza Nur Istiqomah 175070201111024
Aisyah Yuniar 175070201111026
Tuhfah Sa’diyah 175070207111004
Putri Rahmawati 175070207111006
Rahma Sarita Pratama Lakoro 175070207111008
Niluh Gita Dharmahita K 175070207111010
Gerry Rinaldi 175070207111012
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat selesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Anak 2”.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Pemfigus
A. Definisi ….….……………………………………………………...….…1
B. Etiologi …….............................................................................................1
C. Faktor Resiko ............................................................................................2
D. Patofisiologi...............................................................................................2
E. Manifestasi Klinis…………………………………….….........................4
F. Pemeriksaan Diagnostik………………………..………………………..6
G. Komplikasi………………………………………………………….…...7
H. Tata Laksana Medis ….
……………………………………….................9
I. Asuhan keperawatan.....…………………...…………………………….16
Daftar
Pustaka .....................................................................................................26
iii
A. Definisi
Tumor Wilms (Nefoblastoma) adalah tumor ganas yang tumbuh dari sel
embrional primitive di ginjal. Makroskopis ginjal akan tampak membesar dank
eras sedangkan gambaran histopatologinya menunjukkan gambaran dari
pembentukan abortif glomerulus dan gambaran otot polos. Tumor Wilms biasanya
ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun, tetapi kadang
ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor Wilms
merupakan tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak-anak dan tumbuh
dengan cepat (progresif). Tumor Wilms dapat bermetastase terutama ke paru,
ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Tumor Wilms adalah tumor ginjal padat yang dapat dijumpai pada anak
berusia di bawah 10 tahun (10%) dengan kemungkinan risiko terkena yang
hampir sama pada laki-laki maupun perempuan. Tumor Wilms paling sering
dijumpai pada anak berusia 3 tahun dan sekitar 10% merupakan lesi bilateral.
Tumor Wilms mungkin ditemukan pada anak dengan kelainan anridia (tidak
memiliki iris), dan sindrom Beckwith-Wiedemann (makroglosia, omfalokel,
viseromegali, dan hipoglikemia neonatal)
B. Etiologi
Penyebab pasti tumor Wilms tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit
ini merupakan akibat dari perubahan-perubahan pada satu atau beberapa gen. Pada
sel-sel dari sekitar 30% kasus tumor Wilms didapatkan delesi yang melibatkan
setidaknya dua lokus pada kromosom 11. Delesi-delesi konstitusional hemozigous
pada satu dari lokus ini, yaitu 11P13, juga berhubungan dengan dua jenis kelainan
yang jarang terjadi yang berkaitan dengan tumor Wilms, yaitu sindroma WAGR
(tumor Wilms, aniridia, malformasi genitourinarius, dan retardasi mental) dan
sindroma Denys-Drash (tumor Wilms, nefropati, dan kelainan genital).
Keberadaan lokus kedua, 11p15 dapat menjelaskan hubungan antara tumor Wilms
dengan sindroma Beckwith-Wiedemann, suatu sindroma kongenital yang ditandai
dengan beberapa tipe neoplasma embrional, hemihipertrofi, makroglosia, dan
viseromegali. Terdapat kemungkinan adanya keterlibatan lokus ketiga pada tumor
Wilms yang bersifat familial. Lebih dari 85% tumor Wilms dengan anaplasia
didapatkan adanya mutasi pada gen supresor p53, yang hampir tidak pernah
ditemukan pada tumor Wilms tanpa anaplasia (dengan gambaran histologi yang
lebih baik)
C. Faktor Risiko
1. Umur
Tumor Wilms umumnya diderita anak-anak, dengan usia rata-rata 3-4
tahun
2. Ras
Di Amerika, lebih banyak diderita ras afrika-amerikathan
3. Jenis kelamin
Wanita memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan pria
4. Riwayat keluarga dengan tumor
Anak dengan riwayat keluarga tumor Wilms memiliki resiko lebih tinggi
menderita penyakit ini
5. Sindrom genetic tertentu
Sindrom WAGR. Sindrom ini termasuk tumor Wilms, aniridia,
kelainan alat kelamin dan sistem kemih, dan keterbelakangan mental.
Sindrom Denys-Drash. Sindrom ini termasuk tumor Wilms, penyakit
ginjal dan pseudohermafroditisme laki-laki, di mana anak laki-laki
lahir dengan testis tetapi mungkin menunjukkan karakteristik
perempuan.
Sindrom Beckwith-Wiedemann. Tanda-tanda sindrom ini termasuk
organ perut yang menonjol ke dalam dasar tali pusar, lidah besar
(macroglossia) dan organ membesar.
D. Patofisiologi
2
sebagai istirahat nefrogenik, yang didefinisikan sebagai 'fokus sel-sel nefrogenik
persisten yang abnormal, yang kemudian sel-sel ini akan membentuk' tumor
'Wilms. Istirahat nefrogenik dianggap sebagai lesi prekursor tumor Wilms.
3
E. Manifestasi klinis
Gejala yang paling sering didapatkan pada tumor Wilms adalah massa
abdominal yang asimtomatik, yang dilaporkan oleh orang tua pasien atau
ditemukan oleh dokter saat pemeriksaan fisik untuk penyakit lain. Massa biasanya
lunak dan terfiksir, serta jarang melewati garis tengah. Sekitar 50% pasien
mengeluh nyeri abdomen dan muntah. Pada 5 - 30% pasien, dapat ditemukan
adanya hipertensi, gross hematuria, dan demam. Gejala hipotensi, anemia, dan
febris dapat ditemukan pada sebagian kecil pasien yang mengalami perdarahan.
Pasien dengan penyakit stadium lanjut dapat datang dengan gejala gangguan
saluran pernapasan, yang berhubungan dengan adanya metastasis ke paru. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan massa abdomen yang dapat dipalpasi. Pemeriksaan
terhadap massa abdomen harus dilakukan dengan hati-hati, karena palpasi yang
terlalu berlebihan dapat berakibat rupturnya tumor yang besar ke kavum abdomen.
4
Temuan kelainan-kelainan yang terdapat pada sindroma WAGR dan sindroma
Denys-Drash yang dapat terjadi bersamaan dengan tumor Wilms, seperti aniridia,
malformasi genitourinarius, dan tanda-tanda pertumbuhan yang berlebihan harus
dicatat.
Tumor Wilms biasanya hadir sebagai massa abdominal tanpa gejala pada
sebagian besar anak-anak. Tumor Wilms paling sering terjadi pada anak kecil.
Tumor ini sering tumbuh cukup besar sebelum menyebabkan gejala apa pun.
Anak-anak mungkin terlihat sehat dan bertindak dan bermain secara normal.
Pembengkakan atau benjolan besar di perut (perut), Ini sering merupakan tanda
pertama dari tumor Wilms. Orang tua mungkin melihat pembengkakan atau
kekerasan di perut saat mandi atau berpakaian anak. Benjolan itu terkadang cukup
besar untuk dirasakan di kedua sisi perut. Biasanya tidak menyakitkan, tetapi
mungkin pada beberapa anak. Nyeri perut adalah gejala awal yang paling umum
(30% hingga 40%) diikuti oleh hipertensi (25%), dan hematuria (12% hingga
25%).
1. Nyeri perut
2. Demam
3. Mual atau Muntah atau keduanya
4. Kehilangan selera makan
5. Sesak napas (Jika pasien memiliki metastasis paru-paru, dispnea atau
takipnea dapat terjadi)
6. Sembelit
7. Darah dalam urin (Hematuria)
8. Infeksi saluran kemih
9. Varikokel
10. Anemia
11. Tumor Wilms juga terkadang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Ini
biasanya tidak menimbulkan gejala sendiri, tetapi dalam kasus yang jarang
terjadi, tekanan darah bisa menjadi cukup tinggi untuk menyebabkan
masalah seperti sakit kepala, pendarahan di dalam mata, atau bahkan
5
perubahan kesadaran. Hipertensi atau hipotensi (Hingga 1/3 pasien Wilms
akan menunjukkan hipertensi yang menjadi normal setelah nefrektomi).
F. Pemeriksaan Diagnostik
6
c) CT Scan
Pemeriksaan CT scan abdomen dapat membantu menentukan asal
mula tumor, keterlibatan kelenjar getah bening, keterlibatan ginjal
bilateral, kondisi ginjal kontralateral, adanya invasi ke
pembuluhpembuluh darah besar (misalnya vena cava inferior), dan
adanya metastasis ke organ-organ lain (misalnya hepar).
d) Foto X-RayToraks
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya metastasis ke
organ paru.
3. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi berguna untuk menentukan klasifikasi tumor
apakah termasuk ke dalam histologi baik atau histologi anaplastik.
Pemeriksaan histologi juga dapat dilakukan terhadap massa atau nodul-
nodul yang didapatkan pada organ paru atau hepar untuk menentukan
adanya metastasis
G. Komplikasi
1. Komplikasi Operasi
Obstruksi usus
Perdarahan
Infeksi, hernia
Komplikasi-komplikasi vaskuler
Cedera lien dan intestinal
2. Komplikasi Jangka Panjang
Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi pada pasien-pasien
dengan tumor Wilms baik sebagai akibat dari tumor itu sendiri maupun
akibat efek samping terapi antara lain
a. Fungsi ginjal
Kejadian gagal ginjal kronis adalah 1% dari seluruh kasus. Dari kasus-
kasus gagal ginjal kronis ini, 70%-nya terjadi pada anak-anak dengan
tumor Wilms bilateral. Pada tumor Wilms unilateral, kejadiannya
7
0,25%. Nefrektomi bilateral merupakan penyebab utama gagal ginjal
kronis, diikuti oleh penyebab-penyebab yang berhubungan dengan
terapi, seperti radiasi atau komplikasi-komplikasi operasi.
b. Fungsi jantung
Anthracyclines seperti doxorubicin dapat menyebabkan gangguan
jantung pada 5% pasien yang menerima dosis kumulatif 400 mg/m2.
Rata-rata kerusakan jantung adalah is 25% pada mereka yang diterapi
dengan anthracycline. Insidens gagal jantung secara keseluruhan
adalah 1,7%. Jika ditambah dengan iradiasi paru-paru, insidens gagal
jantung adalah 5,4%.
c. Fungsi paru-paru
Pneumonitis radiasi terjadi pada 20% kasus yang mendapatkan radiasi
paru-paru total.
d. Fungsi hepar
Actinomycin D dan radiasi dapat merusak hepar, dengan insidens
keseluruhan sebesar 10%. Penyakit venooklusif hepar merupakan
sindroma klinis hepatotoksisitas dan mempunyai gejala berupa ikterus,
hepatomegali dengan asites, dan peningkatan berat badan. Insidens
rata-rata kerusakan hepar adalah 8%.
e. Fungsi gonad
Kemoterapi dapat mengganggu fungsi gonad pada laki-laki tetapi
jarang mengganggu fungsi ovarium. Iradiasi abdomen dapat memicu
gagal ovarium jika ovarium berada dalam daerah target penyinaran.
f. Fungsi muskuloskeletal
Gangguan-gangguan skeletal, yang mencakup scoliosis atau kyphosis,
dapat merupakan akibat dari ketidakseimbangan pertumbuhan pada
corpus vertebrae yang pernah diradiasi secara unilateral dengan dosis
lebih dari 2000 rad.
g. Neoplasma maligna sekunder
Neoplasma maligna sekunder dapat merupakan akibat dari radioterapi
dan kemoterapi. Oleh karena itu radioterapi dan kemoterapi harus
8
dibatasi untuk kasus-kasus stadium lanjut dan kasus-kasus dengan
histologi anaplastik saja.
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan tatalaksana terpenting dalam tatalaksana Wilms’
tumor disamping kemoterapi. Prosedur operasi yang dijalankan dengan akurat
dapat menentukan staging dari Wilms’ tumor dengan tepat serta rencana
tatalaksana selanjutnya. Insiden terjadinya Wilms’ tumor bilateral diperkirakan
hanya lima persen dari kasus Wilms’ tumor. Pada bilateral Wilms’ tumor,
pendekatan terbaru mulai bergeser dari radikal nefrektomi menjadi operasi ginjal
dengan preservasi ginjal yang sehat. Pemberian kemoterapi preoperasi dapat
meningkatkan keberhasilan operasi reservasi ginjal.
9
ahli bedah yang berpengalaman. Dimulainya kemoterapi setelah
menentukan stadium penyakit dan biopsi dapat menurunkan ukuran tumor
dan trombus, sehingga menurunkan pula insidens komplikasi bedah
hingga 25%.
Tumor-tumor yang tidak dapat dioperasi (inoperable)
Tumor-tumor yang berukuran besar dan melibatkan struktur-struktur vital
membuat reseksi menjadi sulit, insidens komplikasinya tinggi dan insidens
pecahnya tumor juga tinggi. Walaupun demikian, ukuran tumor dapat
diperkecil dengan kemoterapi sehingga insidens pecahnya tumor dapat
diturunkan hingga 50%.
Tumor Wilms bilateral
Reseksi tumor dilakukan dengan dibuatnya insisi abdominal transversa
dan eksplorasi abdomen. Eksplorasi harus mencakup organ ginjal kontralateral
dengan memobilisasi kolon ipsilateral dan membuka fascia Gerota. Jika
terdapat tumor bilateral, nefrektomi tidak dilakukan tetapi dilakukan
pengambilan spesimen untuk biopsi. Jika terdapat tumor unilateral, dilakukan
nefrektomi dan diseksi atau pengambilan sampel dari nodul kelenjar getah
bening regional. Biopsi dilakukan jika tumor tidak dapat direseksi dan
nefrektomi ditunda hingga kemoterapi, yang pada sebagian besar kasus dapat
mengecilkan ukuran tumor.
10
Gambar 1 : CT Scan abdomen: Massa ginjal kiri dengan hasil
patologi favorable histology tumor wilms
2. Kemoterapi
Pada Wilms’ tumor rekuren, prognosis dan terapi bergantung pada terapi
sebelumnya, histologi tumor, serta tempat terjadinya rekurensi. Pada beberapa
kondisi seperti histologi favourable, inisial stadium I atau II, terapi inisial hanya
dengan vincristine dan actinomycin, tidak terdapat riwayat terapi radiasi
sebelumnya, memberikan prognosis yang lebih baik. Terapi umum pada kasus
rekurensi adalah operasi jika memungkinkan, dilanjutkan radiasi pada daerah
yang belum mendapatkan radiasi sebelumnya serta kemoterapi dengan regimen
yang berbeda. Pada kasus rekurensi, disarankan penggunaan kemoterapi yang
lebih agresif seperti regimen ICE (ifosfamide, carboplatin, etoposide) atau
kemoterapi jenis lain yang sedang berada dalam clinical trial. Pemberian
kemoterapi dosis tinggi yang diikuti dengan transplantasi stem cell (transplan
sumsum tulang belakang) dapat menjadi pilihan opsi pada kasus rekurensi Wilms’
tumor.
3. Radioterapi
Peran radioterapi untuk Wilms’ tumor mulai meningkat pada era 1940.
Radioterapi dianggap sanggup meningkatkan angka kesembuhan mencapai 50%
dari 15-30% pada penggunaan modalitas nefrektomi saja. Penambahan
kemoterapi regimen tunggal pada era 1950 meningkatkan survival dua tahunan
mencapai 60% - 80%.
11
Pemberian dosis standar radiasi mulai diperkenalkan oleh National Wilms’
Tumor Study Group pada tahun 1969. Dengan standar terapi nefrektomi, radiasi
diberikan pada tumor bed yaitu bagian flank sebanyak 18-40 Gy yang diikuti
dengan kemoterapi ajuvan dactinomycin atau vincristine. Pada studi NWTSG
selanjutnya, difokuskan untuk menekan toksisitas lanjut dari radiasi. NWTSG-1
dan NWTSG-2 meneliti kemungkinan subtitusi peran radiasi dengan
menggunakan kemoterapi pada pasien Wilms’ tumor histologi favourable yang
telah dilakukan reseksi total.16 Dari hasil penelitian NWTSG, didapatkan bahwa
pasien dengan histologi favourable dapat dilakukan subtitusi peran radiasi dengan
kemoterapi dengan hasil yang tidak berbeda secara bermakna.
Dengan berkembangnya teknik radiasi saat ini, radiasi eksterna yang saat
ini digunakan adalah teknik 3D. Emily Dunn et al menyarankan penggunaan
lapangan radiasi flank menggunakan sinar dari AP-PA. Tabel 5 menjabarkan
batas-batas dari lapangan radiasi yang mereka rekomendasikan Radiasi sendiri
merupakan pilihan terapi yang dihindarkan pada Wilms’ tumor mengingat efek
samping akut dan lanjut radiasi. NWTS sendiri membagi efek samping akut dan
lanjut pada radiasi. Efek samping akut berupa diare, kelelahan serta rasa mual.
Sedangkan efek samping lanjut pada radiasi berupa perlengketan dari usus besar,
infertilitas yang sering terjadi pada wanita terutama pada radiasi whole abdomen
dengan melibatkan ovarium dan uterus, skoliosis atau pemendekkan korpus
vertebra, hipertensi karena terjadinya fibrosis arteri renalis kontralateral, gagal
ginjal, gagal jantung kongesif, gagal hepar,dan malignansi sekunder. Angka
kejadian malignansi sekunder sekitar 1.6 % sedangkan angka terjadinya gagal
jantung kongestif sekitar 4% pada Wilms’ tumor yang mendapat terapi
adriamycin.
12
Gambar 2 : Contoh DRR radiasi eksterna 3D pada Wilms’ tumor
(warna kuning menunjukkan ginjal kiri, sedangkan warna hijau
menggambarkan crux diafragma)
13
stadium, jenis histologi, dan keterlibatan organ sekitarnya. Tabel 6 merupakan
rangkuman dosis yang direkomendasikan pada Wilms’ tumor oleh Viswanath.
14
Tabel 2 : Kemoterapi dan radiasi adjuvant pada tumor Wilms dengan
histologi baik.
15
ASUHAN KEPERAWATAN WILMS TUMOR
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Pengkajian identitas klien Wilms Tumor harus dilakukan perawat untuk
mengetahui nama, usia, jenis kelamin, tanggal masuk rumah sakit serta
informasi lain baik dari pasien maupun keluarga. Informasi tersebut
digunakan untuk melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan identitas
pasien, dan meminimalisir kesalahan. Penyakit Wilms Tumor merupakan
penyakit yang sering dijumpai pada anak dibawah usia 16 tahun.
B. Status Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama :
Pada umumnya anak dengan kondisi terkena Wilms Tumor memiliki
keluhan utama nyeri dan terdapat massa (benjolan) pada abdomen.
Selain itu anoreksia dan muntah juga sering dijumpai. Neuroblastoma
dapat bermetastasis ke kelenjar limfe regional maupun ke tempat yang
jauh, misalnya tulang, hati, ataupun kulit.
2. Diagnosa Medis : Wilms Tumor (Nefroblastoma)
C. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien kemungkinan mengeluh nyeri pada daerah abdomen dan terdapat
massa
D. Riwayat kesehatan Terdahulu
Pengkajian riwayat kesehatan terdahulu penting dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat hubungan dengan penyakit yang dialami
sekarang. Pengkajian yang dilakukan dapat berupa riwayat kecelakaan,
operasi, penyakit yang pernah dialami, alergi obat-obatan atau makanan.
Selain itu kebiasaan yang dilakukan pasien juga kemungkinan
berhubungan dengan kondisinya saat ini.
E. Riwayat Keluarga :
Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan Wilms Tumor akan berisiko
untuk menderita penyakit ini.
F. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang
16
Secara histologis, sel nefroblastoma berbentuk kecil, bulat dan berwarna
biru yang dapat disamakan dengan sel lain, baik yang berasal dari tumor
primer maupun metastase. Pemeriksaan penunjang pada abdomen dapat
ditemukan adanya kalsifikasi yang khas terdapat pada penyakit Wilms
Tumor, meskipun bukan penentu diagnostik. Pemeriksaan Rontgen atau
CT Scan dada dapat menunjukkan metastase kelenjar limfe atau tumor
primer di mediastinum.
2. ANALISA DATA
kesakitan ginjal
sambil ↓
memegangi Berdiferensiasi
bagian perut ↓
17
mmHg vena renal
- HR : 110 ↓
- RR : 25 Hematoma
↓
Menyebar ke abdomen
↓
Nyeri Abdomen
↓
Nyeri akut
2 Ds : Kelainan genetik Ketidakseimbangan
- Ibu Px ↓ nutrisi: kurang dari
mengeluhkan Proliferasi patologik kebutuhan tubuh
berat badan blastoma
anaknya ↓
menurun dari Tubuli dan glomerulus
semula 40 kg tidak berdisfusi dengan
menjadi 32 baik pakehamilan
kg karena ↓
tidak mau Blastema renalis di
makan Janin
- Px mengeluh ↓
mual WILMS TUMOR
Do : ↓
- Bb semula 40 Tumor belum
kg menjadi menembus kapsul
32 kg ginjal
- Tb 140 cm ↓
Berdiferensiasi
↓
Tumor menembus
kapsul ginjal perirenal,
vena renal
↓
18
Disfungsi ginjal
↓
Gangguan
keseimbangan asam
basa
↓
Asidosis metabolik
↓
Peningkatan asam
lambung
↓
Mual dan muntah
↓
Nafsu makan me↓
↓
Ketidakseimbangan
nutrisi: Kurang dari
kebutuuhan tubuh
3. Ds : Kelainan genetik Ansietas
- Px ↓
mengatakan Proliferasi patologik
takut untuk blastoma
oprasi ↓
- Px Tubuli dan glomerulus
mengatakan tidak berdisfusi dengan
sulit tidur baik pada kehamilan
- Orang tua px ↓
banyak Blastema renalis di
bertanya soal Janin
operasi ↓
WILMS TUMOR
Do : ↓
Adanya massa di
19
- Px terlihat abdomen
gelisah dan ↓
meremas Rencana pembedahan
rems tangan ↓
Kurang pengetahuan
↓
Gelisah, cemas, sulit
tidur, menangis
↓
Ansietas
4 DS: Kelainan genetik Post Operasi:
- Pasien ↓ Risiko Infeksi area
mengeluhkan Proliferasi patologik pembedahan
sedikit nyeri blastoma
pada daerah ↓
yang Tubuli dan glomerulus
dioperasi tidak berdisfusi dengan
DO: baik pada kehamilan
- Balutan luka ↓
diganti 1 kali Blastema renalis di
sehari kecuali Janin
ada rembesan ↓
- Nadi : 100 WILMS TUMOR
- TD: 110/80 ↓
20
pembedahan
Dx
Tujuan Interverensi
Kep
1 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan NIC : Manajemen Nyeri
keperawatan selama 4x24 jam, diharapkan nyeri
1. Melakukan pengkajian nyeri
yang dilaporkan berkurang
komprehensif yang meliputi
Kriteria hasil: sesuai dengan indikator NOC
lokasi ,karakteristik, onset,
NOC : Tingkat Nyeri
frekuensi, kualitas,
intensitas, dan faktor
N Indikator 1 2 3 4 5 pencetus
o 2. Observasi adanya petunjuk
1 Nyeri yang non verbal mengenai ketidak
21
dilaporkan nyaman
2 Pemanjangan 3. Tentukan akibat dari
episode nyeri pengalaman nyeri terhadap
menangis dilaksanakan
5. Pilih dan implementasikan
5 Ekspresi nyeri
tindakan yang beragam
wajah
untuk memfasilitasi
6 Frekuensi napas
penuruan nyeri
7 Denyut nadi
6. Gali bersama pasien faktor
radial
yang dapat memperberat dan
8 Tekanan darah
meringankan nyeri
7. Kurangi atau eleminasi
Keterangan penilaian:
faktor yang menjadi
1: Berat
pencetus nyeri
2: Cukup berat
8. Ajarkan penggunaan teknik
3: sedang
non-farmakologi
4: ringan
9. Kolaborasi pemberian
5: Tidak ada
analgesik
10. Dukung istirahat tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
22
NOC : status nutrisi yang optimal pada saat
mengkonsumsi makanan
N Indikator 1 2 3 4 5
3. Lakukan atau bantu
o
pasien terkait dengan
1 Asupan gizi
perawatan mulut sebelum
2 Asupan makan
makan
3 Asupan cairan
4. Berikan obat obatan
4 Energi sebelum makan jika
5 Rasio berat diperlukan
badan/tinggi 5. Pastikan makanan yang
badan disajikan dengan cara
6 Hidrasi yang menarik dan pada
Keterangan penilaian: suhu yang paling cocok
1: sangat menyimpang dari rentang normal untuk konsumsi
2: banyak menyimpang dari rentang normal 6. Monitor kalori dan
3: cukup menyimpang dari rentang normal asupan makan
4: sedikit menyimpang dari rentang normal 7. Monitor kecenderungan
5: tidak menyimpang dari rentang normal kenaikan atau penurunan
berat badan
3 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan NIC : pengurangan kecemasan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
1. Gunakan pendekatan yang
kecemasan pasien berkurang
tenag dan meyakinkan
Kriteria hasil: sesuai dengan indikator NOC
2. Jelaskan semua prosedur
NOC : tingkat kecemasan
termasuk sensaki yang
N Indikator 1 2 3 4 5
akan dirasakan klien
o
selama prosedur
1 Meremas-remas 3. Berikan informasi factual
tangan terkait diagnosis,
2 Distress perawatan dan prognosis
3 Perasaan gelisah 4. Dorong kelurga untuk
4 Wajah tegang mendampingi klien denga
5 Rasa takut yang cara yang tepat
23
disampaikan 5. Dengarkan klien
secara lisan 6. Dukung penggunaan
6 Rasa cemas yang mekanisme koping yang
disampaikan sesuai
secara lisan 7. Instruksikan klien untuk
Keterangan penilaian:
1: Deviasi berat dari kisaran normal
24
2: deviasi yang cukup besar dari kisaran normal
3: deviasi sedang dari kisaran normal
4: deviasi ringan dari kisaran normal
5: tidak ada deviasi dari kisaran normal
Daftar pustaka
Agustina, Alfna Arindita, Ansita Ika Fransiska. 2016. Makalah WEB of Caution
Tumor Wilms. Universitas Muhammadadiyah Jakarta
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi VIII, EGC.
Bulechek, et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi VI.
Singapore: Elsevier
Davidoff A. (2013). Wilms Tumor. HHS Publics Acces. Diakses di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3589819/.
Green DM. The treatment of stages I-IV favorable histology Wilm’s’ tumor. J
Clin
25
Hartanto, Sugandi. Supriana, Nana. Tinjauan Pustaka Tata Laksana Tumor
Wilms. Radioterapi & Onkologi Indonesia Vol.5 (2) Jul. 2014:61-69.
Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia,
Hugraheni. 2017. Gejala Dan Faktor Risiko Wilms Tumor.
https://id.scribd.com/document/362910954/Gejala-Dan-Faktor-Risiko-
Wilms-Tumor. Akses pada 10 November 2019
Jiade J. Lu, Luther W. Brady. Decision Making in Radiation Oncology. 2011;
1090-104.
Mayo Clinic. 2018. Diseases and Conditions. Wilms’ Tumor.
Morgan TM, Danish H, Nanda RH, Esiashvili N, Meacham LR. Whole lung
irradiation in stage IV Wilms’ tumor patients : thyroid dosimetry and
outcome. Pediatr Blood Cancer.2017;e26843.
Nanda Internasional. NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. EGC
NIH. 2018. MedlinePlus. Wilms Tumor.
Oncol. 2004;8:1366– 72Moorhead, et al. 2016. Nursing Outcomes Classification
(NOC). Edisi V. Singapore: Elsevier
Shalet SM, Gibson B, Swindell R, et al. Effect of spinal irradiation on growth.
Arch Dis Child. 1987;62:461–4
Stephen W. Leslie; Hussain Sajjad; Patrick B. Murphy. 2019.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK442004/
Szychot E, Apps J, Jones K P. (2014). Wilms’ tumor: biology, diagnosis and
treatment. Translational Pediatrics Diakses di
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4728859/.
Tirawan Sutedja, Nana Supriana. Radioterapi pada Wilms’ Tumor. Departemen
Radioterapi RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, Diterima Juni 2017/Disetujui Juli 2017
.
26
27