Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGANGANGGUAN

SISTEM GENITOURINARIA :WILM’S TUMOR

OLEH :
KELAS :B
SEMESTER :5
NAMA :
1. RONALD ANONE
2. VICKY G. M . RADJA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA


KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan tuntunannya kami
boleh menyelesaikan laporan pendahuluan dan askep ini dengan baik.Laporan pendahuluan dan askep ini di buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan Anak yang berjudul “ Tumor wilms “.

Kami menyadari bahwa penulisan laporan pendahuluan dan askep masih kurang sempurna, maka dari
itu kritik dan saran dari pembaca dapat membantu untuk mengembangkan laporan pendahuluan dan askep
tersebut.

Penulis

Kupang,03 Oktober 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

LATAR BELAKANG.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................2

1.3. Tujuan ..............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

2.1.Pengertian..........................................................................................................4

2.2.Anatomi fisiologi............................................................................................... 2

2.3. Etiologi .............................................................................................................5

2.4 Patofisiologi.......................................................................................................8

2.5.WOC .................................................................................................................9

2.6. Manifestasi Klinis.............................................................................................10

2.7. Komplikasi........................................................................................................11

2.8 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................12

2.9 Penatalaksanaan Medis......................................................................................

2.10.Pencegahan......................................................................................................

BAB III...........................................................................................................................12

3.1. Konsep Asuhan keperawatan............................................................................12

BAB IV PENUTUP........................................................................................................13

4.1. Kesimpulan dan Saran......................................................................................13


DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol dan progresif.
Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika atau diwariskan kecenderungan
genetika untuk karsinogen mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen regulator, kerentanan
terhadap inisiator dan promotor, kesalahan enzim pengoreksi atau gagalnya sistem imun.
Kecenderungan genetik kita dapat positif atau negatif terhadap tumor dipengaruhi oleh
berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan (kamus kedokteran dorland). Salah satu contoh
tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms, tumor wilms adalah tumor ginjal campuran
ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-
anak sebelum usia lima tahun.
Tumor Wilms merupakan keganasan nomor empat tersering pada anak setelah leukemia,
retinoblastoma, dan neuroblastoma dan menjadi keganasan ginjal primer yang tersering pada
anak (95%).4 Tumor Wilms paling sering terdiagnosis pada anak usia 1-5 tahun, rerata pada
usia 3 tahun. Pada kasus ini ditemukan terlambat di usia 8 tahun karena tidak ada keluhan
maupun gejala dari pasien. Kasus ini di negara-negara Eropa dan Amerika lebih sering
ditemukan pada laki-laki, sedangkan di beberapa negara di Asia kasus tumor Wilms
cenderung lebih banyak ditemukan pada perempuan (rasio perempuan:laki-laki = 4: ).5 Hal
ini sesuai dengan pasien yang juga berjenis kelamin perempuan.
Berdasarkan data yang didapatakan dari beberapa RSUD dr soetomo,sejumlah 75-85%
kasus terjadi sebelum usia 5 tahun dengan rata-rata usia 3,5 tahun.Berdasarkan data yang
dikumpulkan oleh RSCM Jakarta dan RSUP H.Adam Malik Medan pada tahun 2013-
2017,sejumlah 32 kasus wilms tumor ditemukan dan sekitar 2-5% terjadi pada ke dua sisi
ginjal.
2.Rumusan Masalah

a.Bagaimana konsep dasar penyakit anak dengan Tumor Wilms?

b.Bagaimana konsep asuhan keperawatan anak dengan Tumor Wilms?

c.Bagaimana contoh asuhan keperawatan anak dengan Tumor Wilms?

3.Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :


1.Mengetahui defenisi wilms tumor
2.Mengetahui Klasifikasi wilms tumor
3.Mengetahui anatomi fisiologi system urinaria
4.Mengetahui patofisiologi wilms tumor
5.Mengetahui WOC wilms tumor
6.Mengetahui manifestasi dari penyakit tumor willms
7.komplikasi wilms tumor.
8.Mengetahui pemeriksaan penunjang wilms tumor
9.Mengetahui Penatalaksanaan wilms tumor.
10.Mengetahui pencegahan wilms tumor
BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive di ginjal. Tumor wilms merupakan tumor ganas ginjal yang terbanyak
pada bayi dan anak. Tumor Wilms ditemukan pada 1 diantara 200.000-250.000 anak-anak.
Sekitar 80% tumor ini terjadi pada anak di bawah 6 tahun, dengan puncak insidens pada
umur 2-4 tahun. Tumor Wilms dapat juga dijumpai pada neonatus. Tumor Wilms terhitung
6% dari seluruh penyakit keganasan pada anak(Amalia, 2014).

Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun
(Kamus Kedokteran Dorland)

2.Anatomi fisiologi

A.Ginjal (Ren)

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang
besar.
a) Fungsi ginjal :
 Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
 Mempertahankan suasana keseimbangan cairan, osmotic, dan ion,
 Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
 Fungsi hormonal dan metabolisme,
 Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin
dan amoniak.
b) Struktur ginjal.

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa,
terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan
medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang
dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut
pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit
fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal.
Nefron terdiri dari :

1. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent
yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat
filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.

2. Kapsula Bowman

Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan


cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.

3. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:


 Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan
dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan
tubuli.
 Ansa Henle

Ansa henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari


pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke
medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke
korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang
sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas
yang lebih tebal disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus
dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan
penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.

 Tubulus distal

Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.

4. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)


Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron
yang berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula
untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.

c) Persarafan ginjal.

Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini


berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

B. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke


vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga
pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
 Lapisan tengah lapisan otot polos.
 Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
 Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic
yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

C.Vesika Urinaria (Kandung Kemih).


Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:

 Lapisan sebelah luar (peritoneum).


 Tunika muskularis (lapisan berotot).
 Tunika submukosa.
 Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

D.Uretra.
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a.Urethra pars Prostatica
b.Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
c. Urethra pars spongiosa.
Pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan
urethra disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

 Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria
mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar
urethra tetap tertutup.
 Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan
saraf.
 Lapisan mukosa.

E.Air kemih (urine).


Sifat fisis air kemih, terdiri dari:

 Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari


pemasukan(intake) cairan dan faktor lainnya.
 Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
 Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan
sebagainya.
 Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
 Berat jenis 1,015-1,020.
 Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada
diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam).
 Komposisi air kemih, terdiri dari:
 Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
 Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea
amoniak ,Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
 Pagmen (bilirubin dan urobilin).
 Toksin

Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa meningkatkan
tekanannya (biasanya pada saat volume urine kira-kira 300 ml)makam reseptor
pada dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi musculus detrussor. Pada
bayi, berkemih terjadi secara involunter dan dengan segera. Pada orang dewasa,
keinginan berkemih dapat ditunda sampai ia menemukan waktu dan tempat yang
cocok. Walaupun demikian, bila rangsangan sensoris ditunda terlalu lama, maka
akan memberikan rasa sakit.
Dengan demikian mulainya kontraksi musculus detrussor, maka terjadi
relaksasi musculus pubococcygeus dan terjadi pengurangan topangan kekuatan
urethra yang menghasilkan beberapa kejadian dengan urutan sebagai berikut :
1.Membukanya meatus intemus
2.Erubahan sudut ureterovesical
3.Bagian atas urethra akan terisi urine
4.Urine bertindak sebagai iritan pada dinding urine
5.Musculus detrussor berkontraksi lebih kuat
6.Urine didorong ke urethra pada saat tekanan intra abdomina meningkat
7.Pembukaan sphincter extemus
8.Urine dikeluarkan sampai vesica urinaria kosong
Penghentian aliran urine dimungkinkan karena musculus pubococcygeus yang
bekerja di bawah pengendalian secara volunteer :
1.Musculus pubococcygeus mengadakan kontraksi pada saat urine mengalir
2.Vesica urinaria tertarik ke atas
3.Urethra memanjang
4.Musculus sprincter externus di pertahankan tetap dalam keadaan kontraksi.
Apabila musculus pubococcygeus mengadakan relaksasi lahi maka siklus kejadian
seperti yang baru saja diberikan di atas akan mulai lagi secara otomatis.
Fungsi sistem homeostatis urinaria:

 Mengatur volume dan tekanan darah dengan mengatur banyaaknya air yang
hilang dalam urine, melepaskan eritropoietin dan melepaskan rennin.
 Mengatur konsentrasi plasma dengan mengontrol jumlah natrium, kalium,
klorida, dan ion lain yang hilang dalam urin dan mengontrol kadar ion kalsium.
 Membantu menstabilkan pH darah, dengan mengontrol kehilangan ion
hydrogen dan ion bikarbonat dalam urin.
 Menyimpan nutrient dengan mencegah pengeluaran dalam urin, mengeluarkan
produk sampah nitrogen seperti urea dan asam urat.
 Membantu dalam mendeteksi racun-racun.
 Mekanisme pembentukan urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 –
125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat
terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang
akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam kandungan kemih.
Tahap –Tahap Pembentukan Urine:
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar
dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.

b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat
dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian
bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan
akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara
aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan
urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter.
Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah
penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Urin yang keluar dari kandungan kemih mempunyai komposisi utama yang sama
dengan cairan yang keluar dari duktus koligentes, tidak ada perubahan yang berarti
pada komposisi urin tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis dan ureter
sampai kandung kemih.
3.Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms
berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :

• WAGR syndrome :

- Genitourinary malformation - Retardasi mental

- Aniridia – bayi lahir tanpa iris

• Deny-Drash Syndrome

Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat langka.
Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini berada dalam
resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.

• Beckwith- Wiedemann Syndrome

Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang besar,
pembesaran organ – organ.

Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya
stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang
berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi
pada umur kehamilan 8-34 minggu. Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang
diwariskan dari orang tua. Ada dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms
Tumor 1 atau Wilms Tumor 2. Dan juga ditemukan kelainan mutasi di kromosom lain
Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga
menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang
berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan secara
autosomal dominan.

4.Patofisiologi

Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di
lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau
menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang
primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di
kelilingi stroma sel kumparan.

Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh


sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan
homogen,lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor tersebut akan menyebar
atau meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba
pada abdominal dengan di lakukan palpasi.

Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma mutasi pada gen
supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen suppressor tumor
yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua adalah inaktivasi alel kedua
dari gen tumor supresor spesifik.

Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel blastema
ginjal dan epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel precursor kedua ginjal merupakan
lokasi asal terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1 meningkat pada saat lahir dan menurun
ketika ginjal telah makin matur. WT1 merupakan onkogen yang dominan sehingga bila ada
mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah dapat menimbulkan Wilms Tumor. Gen
WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak terganggu.
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema dan
stroma. Berdasarkan korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik tumor Wilms
dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tumor risiko rendah (favourable), dan
tumor risiko tinggi (unfavourable).

Munculnya tumor Wilm’s sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain

5.WOC

Kelainan Genetik Proliferasi Patologik Blastema

Tubuh dan glomerulus tidak


berdifusi dengan baik saat
kehamilan

Tumbuh sel embrional primitif ginjal

Blastema renalis di janin TUMOR


WILMS

Tumor belum menembus kapsul ginjal


Tindakan operasi

Penekanan pada ginjal


Pre op pos op

Kurang pengetahuan inkontinuitas


Penekanan pada ginjal jaringan

Ansietas
Disfungsi ginjal Nyeri Akut laserasi

Resiko
Gg keseimbangan asam dan basah
infeksi
Asidosis metabolik

mual & muntah berkurangnya pasokan energi

penurunan nafsu makan

Keletihan,Keletihan
Defisit Nutrisi
Intoleransi
aktivitas
6.Manifestasi Klinis

Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah :

a. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-pembuluh


darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin

b. Anemia

c. Penurunan berat badan

d. Infeksi saluran kencing

e. Malaise

f. Anoreksia

g. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.

7.Komplikasi

a) Tumor Bilateral
Kanker payudara bilateral adalah ketika tumor berkembang di kedua payudara pasien
yang sama.
b) Tumor lokal yang lanjut
Kanker yang telah menyebar luas ke bebrapa bagian /organ tubuh atau bahkan ke seluruh
tubuh
c) Obstruksi usus halus
Kondisi ketika usus mengalami penyumbatan,baik pada usus besar maupun halus.

8.Pemeriksaan Penunjang

Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen. Pada
10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal.

a. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan


bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui
fungsi ginjal.

b. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis


ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor
Wilms bilateral

c. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat


membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG
juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG
bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih
predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang
echotekstur heterogenus.

d. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor wilms. Ini


meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar
CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di abdomen.
 CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis hepar
multiple.

 CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasis hepar
multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.

e. Magnetic resonance imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi penting


untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk perluasan
ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan memperlihatkan hipointensitas
(low density intensity) dan hiperintensitas (high density intensity)

f. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang


untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl
mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti
hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien
dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat
menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.

9 .Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan


komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang
memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal.

Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing-masing jenis
ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan memberikan
kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka pembedahan definitive
mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat
memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan aman.
 Penatalaksanaan Medis :

a. Farmakologi

1) Kemoterapi

Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar
kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi
terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang normal.

Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian sekitar
16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 – 8
minggu. Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif
dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah direseksi total.

Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms,
yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja
obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi
akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel
kanker tidak terjadi.

1. Aktinomisin D

Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari
berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak melebihi
500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi
prabedah.

2. Vinkristin

Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu dosis
1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m 2). Bila melebihi dosis
dapat menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi
pada waktu pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain
karena jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat
tunggal dapat menyebab relaps.

3. Adriamisin

Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius, diberikan secara


intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal 250
mg/m2. obat ini tidak dapat melewati sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard
bila melebihi dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.

4. Cisplatin

Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m 2/hari selama lima
hari berturut-turut.

5. Siklofosfamid

Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m 2/hari secara intravena
dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.

b.Non Farmakologi

1.Pembedahan

Keperawatan perioperatif

Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat kemoterapi
kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi dan di izinkan untuk menjalani
operasi. Mereka perlu menjalani pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan
status fungsi jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan sebuah gulungan di
bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada di bersihkan.

Hasil akhir pada pasien pascaoperatif


Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang sesuai dengan lesi.
Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator penting untuk prognosis, karena
gambaran tersebut menentukan derajat anaplasia. Anak yan histologiknya relative baik. Maka
memiliki prognosis baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii
prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-masing anak, karena terapi
yang lebih sedikit menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih sedikit efek
sampingnya.

Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan belum
menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneal total tidak perlu
dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada
pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus diangkat.

1.Radioterapi

Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu
radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi
prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan
radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar serta
tulang.

 Penatalaksanaan Keperawatan

1. Meredakan kecemasan yang dihadapi pasien dan keluarga


2.Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.

3. Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi pasien

4. Melakukan kompres untuk menurunkan suhu pasien

5. Membantu aktivitas pasien karena sebagian besar terganggu dengan adanya tumor
diperut

6. Melakukan pemasangan infus untuk menjaga keseimbangan cairan pasien

10.Pencegahan

a.Pencegahan Primer

Pencegahan primer ini merupakan upaya untuk mempertahankn orang yang sehat agar
tetap sehat atau mencegah agar tidak sakit. Pencegahan primer bertujuan untuk
menghilangkan faktor resiko terhadap kejadian tumor wilms. Upaya yang dilakukan adalah:

1) Rutin melakukan imunisasi seperti : BCG satu kali (pada usia 0-11 bulan), campak
satu kali (usia 9-11 bulan), DPT (Dhipteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak 3 kali (Usia
2-11 bulan), dan Hepatitis B sebanyak 3 kali (0-9 bulan). Imunisasi merupakan
usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tertentu

2) Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada bayi neonatal
sampai berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada anak.

3) Hindari dari paparan merokok. Selalu coba untuk tidak merokok di rumah atau di
sekitar bayi, terutama jika bayi memiliki kelainan saluran napas atau jantung,
sistem kekebalan yang rendah, atau lahir prematur.

b.Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada
mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit (tertentu
melalui diagnosis dini (patogenesis awal). Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses
penyakit sudah berlangsung namun belum timbul tanda/gejala sakit

Tujuan Pencegahan sekunder: menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah
komplikasi. Bentuknya berupa deteksi dini dan pemberian pengobatan (yang tepat).
Pengobatan yang cukup untuk menghentikan proses penyakit. Pemberian obat sitostatika
yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, vinkristin,
adriamisin, cisplatin dan siklofosfamid.

c.Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dimaksudkan untuk menguragi resiko keparahan kecacatan dan


rehabilitasi. Upaya yang dapat dilakukan adalah:

1) Pengobatan secara intensif sampai tuntas

2) Mematuhi setiap advis dari dokter dan Rutin melakukan medical chek-up.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.Pengkajian

a. Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu
makan, mual , muntahdan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengtakan bahwa tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya dan tidak pernah
melakukan operasi
d. Riwayat kesehatan keluarga
KLien mengatakan bahwa tidak ada riwayat tumor wilms pada keluarganya
e. Pemeriksaan fisik
1.nyeri tekan pada daeraah sendi
2.ada pengencangan pengerasan kulit dan jari-jari tangan

f. Pemeriksaan penunjang
a) Tea darah dan urine
b) tes pencitraan
c) operasi pengangkatan ginjal
d) Kemoterapi
e) Terapi radiasi

g. Pola aktivitas
a) Pola nutrisidan metabolism
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan beban
sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan
seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun.
Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi
karena uremia.

b) Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan
kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguriasampai anuria,proteinuri, hematuria.
c) Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus karena
adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan
jantung dandan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasiduduk
dimulaibila tekanan ddarah sudah normal selama 1 minggu.
Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot
bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak,
frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapatmenyebabkanpemmbesaran jantung
(Dispnea, ortopnea dan pasien terlihat lemah), anemia dan hipertensi yang juga
disebabkan oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yangmenetap
dapatmenyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala
serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan
kejang-kejang.
d) Pola tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia.
keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
e) Kognitif & perseptual
f) Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena
inumnitas yang menurun.
g) Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan perawatan
yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula.
h) Hubungan peran
Anak tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan perawatan
yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam.
2.Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang bisa muncul adalah :


a. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisiolos d.d tampak meringis
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas d.d tidak mampu beraktivitas
3.Intervensi Keperawatan
Diagnosa Implementasi Intervensi
(D. 0077) (L.08066) (I.08238)

Setelah dilakuakn tindakan


1.Nyeri akut 1x24 jam diharapkan
berhubungan tingakat nyeri: Observasi :
dengan agen 1.keluhan nyeri 1.identifikasi
pencedera menurun(5) lokasi,karakteristik,durasi,frekuensiKuali
fisiologis 2.Meringis menurun (5) tas,intensitas nyeri
(mis.inflamasi). 2.identifikasi skala nyeri
3.Sikap protektif menurun
3.identifikasi respons nyeri non verbal
(5) 4.identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
4.Menarik diri menurun
5.identifikasi pengaruh nyeri terhadap
(5)
kualitas hidup
6.identifikasi keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
7.monitor efek samping penggunaan
analgetik

Terapeutik :
1.berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2.kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri mis.suhu ruangan
3.fasilitasi istirahat dan tidur
4. pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
1.jelaskan penyebab,periode,dan pemicu
nyeri
2.jelaskan strategi meredakan nyeri
3.anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
4.ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi:
1.kolaborasi pemberian anlgetik jika
perlu.
Diagnosa Implementasi Intervensi
(D.0056) ((L.05047) (I.04153)

Setelah dilakukan Manejemen energi


keperawatan selama Tindakan
1x24 jam di harapakn Observasi
intoleransi aktifits  Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
meningkat dengan (mis. kondisi, waktu, stresor)
kriteria hasil  Identifikasi kemampuan mengambil
1. Keluhan lelah keputusan.
menurn (5)  Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
2. Dispnea saat nonverbal)
aktifitas Terepeutik
menurun (5)  Ciptakan suasana terapeutik untuk
3. Dispnea setelah menumbuhkan kepercayaan
aktifitas  Temani pasien untuk mengurangi
menurun (5) kecemasan, jika memungkinkan
1. Frekuensi nadi  Pahami situasi yang membuat ansietas
membaik (5)  Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan
 Diskusikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
 Informasikan secara faktual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
 Anjurkan umelakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
 Latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahl gizi tentang cara
meningktkan asupan makanan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitive diginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari
5 tahun, tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa.
Tumor Wilms merupakan tumor ginjal padat yang sering dijumnpai pada anak dibawah
umur 10 th dan merupakan kira-kira 10% keganasan pada anak. Paling sering dijumpai pada
umur tiga tahun dan kira-kira 10% merupakan lesi bilateral
Penghapusan (delesi) yang melibatkan salah satu dari minimal dua lokus kromosom 11
telah ditemukan dalam sel dari lebih kurang 33% tumor Wilms. Delesi constitutional hemi zigot
dari salah satu dari lokus ini, 11p13, berkaitan dengan dua sindrom yang langka yang mencakup
tumor wilms: sindrom WAGR (tumor Wilms, Aniridia, Malforasi genitourinaria, dan Retardasi
Mental) dan sindrom Denys-Drash (Tumor Wilms, nefropati, kelainan genital). Terdapatnya
lokus kedua, 11p15, dapat menjelaskan hubungan tumor wilms dengan sindrom Beckwith-
Wiedemann, suatu sindrom congenital yang ditandai dengan beberapa tipe neoplasma embrional,
hemihipertrofi, makroglosi, dan viseromegali.

B. Saran
Saya mengharapkan saran yang dapat membangun dalam pembuatan makalah
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Jessy Chrestella : Wilms Tumor, 2009, Dept. Patologi Anatomi FK Universitas Sumatra
Utara Medan

Klik Dokter. Neuroblastoma. Edisi 2010. Diunduh dari URL


http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/195/neuroblastoma.

Ferguson MO. Pathology: Rhabdomyosarcoma. Diunduh dari URL


http://www.emedicine.com.

Nurarif,A.H. Dan Hardhi,K.(2015)Aplikasi NANDA NIC NOC,Edisi Revisi

Jilid I.Yogyakarta:Media ActionPublishing

Tongaonkar HB,Qureshi SS,Kukere PA,Muckaden MA,Arora B,Yuvaraja


TB. Wilms’tumor: An Update,Indian Journal Of Urology.October.2011

J.Crown,Elizabeth.2013.Buku Patofisiologi Jakarta:Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai