Anda di halaman 1dari 19

NAMA : AGUSTINA

NIM : 19100007

ASKEP ANAK WILLMS TUMOR

STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak


-PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK U DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR WILM’S DI RUANG MELATI
RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada Anak U dengan Tumor Wilm’s Di Ruang Melati RSUD dr. Moewardi Surakarta”.
Laporan ini berisikan tentang tinjauan teori tentang Tumor Wilm’s serta asuhan keperawatan pada anak
dengan Tumor Wilm’s. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua serta
sebagai bahan dalam proses pembelajaran terutama dalam lingkup keperawatan. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin.
Alhamdulillahirabbil’alamiin

DAFTAR ISI

Halaman Depan ..................................................................................................

Kata Pengantar ..................................................................................................

ii

Daftar Isi .............................................................................................................


Iii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA A.

Pengertian ...............................................................................................

1B.

Etiologi ....................................................................................................

1C.

Klasifikasi ...............................................................................................

2D.

Manifestasi klinis ....................................................................................

3E.

Patofisiologi ............................................................................................

3F.

Pemeriksaan penunjang ..........................................................................

4G.
Penatalaksanaan ......................................................................................

5H.

Pathway ...................................................................................................

7I.

Diagnosa keperawatan ............................................................................

8J.

Intervensi Keperawatan ..........................................................................

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN A.

Pengkajian ...............................................................................................

10B.

Analisa Data ............................................................................................

11C.
Diagnosa Keperawatan ...........................................................................

12D.

Intervensi Keperawatan ..........................................................................

13E.

Implementasi ...........................................................................................

14F.

Evaluasi ...................................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari sel embrional
primitive di ginjal. Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun,
tetapi kadang ditemukan pada anak yang lebih besar atau orang dewasa. Tumor Wilms merupakan
tumor ganas intraabdomen yang tersering pada anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif). Tumor
wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional,
biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun (Kamus Kedokteran Dorland). Tumor wilms
adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai pada anak. Tumor ini merupakan
neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau
pinggang. Tumor sering ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau
saat dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat. (Basuki,2011). B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms berhubungan
dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :

1. WAGR syndrome : Kelainan yang mempengaruhi banyak sistem tubuh diantaranya a. Aniridia – bayi
lahir tanpa iris mata b. Genitourinary malformation c. Retardasi mental Orang dengan sindrom WAGR
memiliki kemungkinan 45 sampai 60 persen untuk bisa terjadi tumor Wilms, bentuk kanker ginjal yang
langka. Jenis kanker ini paling sering didiagnosis pada anak-anak namun terkadang terlihat pada orang
dewasa. 2. Deny-Drash Syndrome Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan
sangat langka. Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini berada dalam
resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms. 3. Beckwith- Wiedemann Syndrome

1B . Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang besar, pembesaran
organ – organ. Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya
stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang
berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada
umur kehamilan 8-34 minggu. Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari
orang tua. Ada dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2.
Dan juga ditemukan kelainan mutasi di kromosom lain Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau
anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat
keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan
secara autosomal dominan. C. Klasifikasi 1. Penyebaran tumor wilms menurut TMN sebagai berikut : a. T
: Tumor primer 1) T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80 cm 2) T2 : Unilateral permukaan >
80 cm 3) T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan 4) T4 : Bilateral b. N : Metastasis limfa 1) N0 : Tidak
ditemukan metastasis 2) N1 : Ada metastasis limfa c. M : Metastasis jauh 1) M0 : Tidak ditemukan 2)
M+ : Ada metastasis jauh 2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor
Wilms, yaitu : a. Stadium I Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini
dapat direseksi dengan lengkap. b. Stadium II Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam
jaringan ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar limfe
para-aortal. Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.

2 C. Stadium III Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,


peritoneum, dll. d. Stadium IV Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru, otak,
tulang. D. Manifestasi Klinis Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya
nyeri perut dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises. Demam dapat
terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :
1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-pembuluh darah yang
mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau
tumor sendiri mengeluarkan renin. 2. Anemia 3. Penurunan berat badan 4. Infeksi saluran kencing 5.
Malaise 6. Anoreksia Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental E. Patofisiologi
Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut tumbuh dengan cepat di lokasi yang
dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar
renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan
ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama
jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada
sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan encepaloid
(menyerupai jaringan ikat). Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di
katakan sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi. 3

Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma mutasi pada gen supresor tumor.
Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen suppressor tumor yang menyangkut aspek
prozigot dan postzigot. Mutasi kedua adalah inaktivasi alel kedua dari gen tumor supresor spesifik. Gen
WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel blastema ginjal dan epitel glomerolus
dengan dugaan bahwa sel precursor kedua ginjal merupakan lokasi asal terjadinya Wilms Tumor.
Ekspresi WT1 meningkat pada saat lahir dan menurun ketika ginjal telah makin matur. WT1 merupakan
onkogen yang dominan sehingga bila ada mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah dapat
menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak terganggu.
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema dan stroma. Berdasarkan
korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik tumor Wilms dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok, yaitu tumor risiko rendah (favourable), dan tumor risiko tinggi (unfavourable) Munculnya
tumor Wilm’s sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat setelah lahir.
Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain. F.
Pemeriksaan Penunjang Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen.
Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal. 1. IVP →
Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan bentuk sistem pielokalises) dan
sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui fungsi ginjal.

2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral

3. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid
dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor
padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital
USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih predominan
digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
4. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor wilms. Ini meliputi konfirmasi
mengenai asal tumor intrarenal 4

yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor,
termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar CT-Scan
Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di abdomen. CT scan memperlihatkan
massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi
lagi menunjukkan metastasis hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.

5. Magnetic Resonance Imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi penting untuk menentukan
perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor
Wilms akan memperlihatkan hipointensitas (low density intensity) dan hiperintensitas (high density
intensity)

6. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang untuk tumor Wilms
adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal.
Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi,
terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat
menunjukkan abnormalitas pada analisa serum. G. Penatalaksanaan Tujuan pengobatan tumor wilms
adalah mengusahakan penyembuhan dengan komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya
dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal
di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal. Ukuran tumor pada saat datang
menentukan cara pengobatan. masingmasing jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah
menyingkirkan tumor dan memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar
maka pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi selesai.
Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan aman.

1. Penatalaksanaan Medis : a. Farmakologi 1) Kemoterapi Tumor Wilms termasuk tumor yang paling
peka terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat
sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi 5 terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang
rendah terhadap sel yang normal. Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah
didasarkan penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah
selama 4 – 8 minggu. Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko ruptur intraoperatif
dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih midah direseksi total. Ada lima macam obat sitostatika
yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin,
Cisplatin dan siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga
pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga
pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.

a) Aktinomisin D Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari
berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak melebihi 500
mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.

b) Vincristine Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu dosis 1,5
mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat
menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu
pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena jarang menyebabkan
depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal dapat menyebab relaps.

c) Adriamisin Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius, diberikan secara
intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis maksimal 250 mg/m2. obat
ini tidak dapat melewati sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila melebihi dosis.
Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin D.

d) Cisplatin 6

Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari selama lima hari berturut-
turut.

e) Cyclophospamide Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari secara
intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari. b. Non Farmakologi

1) Pembedahan

a) Keperawatan perioperatif Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat
kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi dan di izinkan untuk menjalani
operasi. Mereka perlu menjalani pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status
fungsi jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan pecahnya sel-sel tumor.
Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh
abdomen dan dada di bersihkan.

b) Hasil akhir pada pasien pascaoperatif Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi
yang sesuai dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator penting untuk prognosis,
karena gambaran tersebut menentukan derajat anaplasia. Anak yan histologiknya relative baik. Maka
memiliki prognosis baik. Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii prognosis
buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-masing anak, karena terapi yang lebih sedikit
menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya. Nefrektomi radikal
dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran
kelenjar limfe retroperitoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan
paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena
kemungkinan lesi bilateral cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor
tersebut harus diangkat.

7I.Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat mengganggu
pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru. Karena itu radioterapi hanya
diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau stadium
III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan
untuk metastase ke paru, otak, hepar serta tulang. 2. Penatalaksanaan Keperawatan a. Meredakan
kecemasan yang dihadapi pasien dan keluarga b. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi
penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan. c. Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi pasien d.
Melakukan kompres untuk menurunkan suhu pasien e. Membantu aktivitas pasien karena sebagian
besar terganggu dengan adanya tumor diperut f. Melakukan pemasangan infus untuk menjaga
keseimbangan cairan pasien

8 J. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis 2. Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen 3. Perubahan Nutrisi : Kurang
dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme, kehilangan protein dan
penurunan intake 4. Kecemasan (orang tua) berhubungan dengan kurang pengetahuan

9. Intervensi Keperawatan

1 DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN DAN CRITERIA HASIL (NOC)

Nyeri

akut Kriteria Hasil: a. Klien menunjukkan berhubungan dengan perfusi jaringan yang agen injury biologis
adekuat yang ditunjukkan dengan terabanya nadi perifer, b. kulit kering dan hangat, c. tidak ada distres
pernafasan. d. Tanda vital dalam batas normal

9.INTERVENSI (NIC)

a. Monitor Tanda Vital b. Monitor kelembaban kulit c. Monitor sianosis Monitor ukuran,
bentuk,simetrifitas, dan reaktifitas pupil d. Monitor tingkat kesadaran klien e. Kaji adanya tandatanda
dehidrasi (turgor kulit jelek, mata cekung, dll) f. Kolaborasikan pemberian tranfusi darah g. Persiapkan
pemberian transfusi (seperti mengecek darah dengan identitas pasien, menyiapkan terpasangnya alat
transfusi darah h. Awasi pemberian komponen darah/transfusi i. Awasi respon klien

-Intoleransi

aktifitas Kriteria Hasil: a. a. Klien dapat berhubungan dengan melakukan aktifitas b. ketidakseimbangan
yang dianjurkan b. Tanda vital dalam kebutuhan dan suplai batas normal oksigen c. d.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Ketidakmampuan
mengabsorpsi nutrien

Kriteria Hasil: a. Pencapaian berat badan normal yang diharapkan b. Berat badan sesuai dengan umur
dan tinggi badan c. Bebas dari tanda malnutrisi d. Nafsu makan baik

10. selama pemberian komponen darah Monitor hasil laboratorium (kadar Hb, Besi serum, angka
trombosit) Tentukan keterbatasan aktifitas fisik pasien Monitor intake nutrisi untuk meyakinkan sumber
energi yang cukup Monitor pola dan kuantitas tidur Bantu pasien menjadwalkan istirahat dan aktifitas
Ajari pasien untuk mengenali tanda dan gejala kelelahan sehingga dapat mengurangi aktifitasnya.
Kolaborasikan dengan ahli gizi tentang cara peningkatan energi melalui makanan Kolaborasikan
pemberian terapi oksigen Monitor adanya penurunan BB Ciptakan lingkungan nyaman selama klien
makan. Monitor kulit (kering) dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor mual dan muntah
Monitor kadar albumin, total protein, Hb, kadar hematokrit Monitor kadar limfosit dan elektrolit

11.Monitor pertumbuhan dan perkembangan. i. Anjurkan masukan kalori yang tepat yang sesuai dengan
kebutuhan energi j. Anjurkan makan sedikit tapi sering k. Sajikan diit dalam keadaan hangat l. Kolaborasi
dengan ahli gizi tentang jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan (TKTP) m. Kolaborasikan
pemberian nutrisi parenteral bila diperlukan Kecemasan (orang Kriteria Hasil: a. Gunakan pendekatan a.
Klien dan keluarga dengan konsep tua) berhubungan mampu atraumatik care dengan kurang
mengidentifikasi dan b. Jelaskan semua mengungkapkan prosedur dan pengetahuan gejala cemas
dengarkan keluhan b. Mengidentifikasi, klien mengungkapkan, dan c. Pahami harapan pasien
menunjukkan teknik dalam situasi stres untuk mengontrol d. Temani pasien untuk cemas memberikan
keamanan c. Tanda vital dalam dan mengurangi takut batas normal e. Bersama tim d. Postur tubuh,
ekspresi kesehatan, berikan wajah, bahasa tubuh, informasi mengenai dan tingkat aktivitas diagnosis,
tindakan menunjukkan prognosis berkurangnya f. Anjurkan keluarga kecemasan. untuk menemani anak
e. Menunjukkan dalam pelaksanaan peningkatan tindakan keperawatan konsentrasi dan g. Lakukan
massage pada akurasi dalam leher dan punggung, berpikir bila perlu h. Lakukan terapi bermain atas
indikasi i. Bantu pasien mengenal 11 penyebab kecemasan j. Dorong pasien/keluarga untuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi tentang penyakit k. Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi (sepert tarik napas dalam, distraksi, dll) l. Kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi
kecemasan
12 BAB II PENGKAJIAN KESEHATAN ANAK

Identitas Individu Nama : An. UFC Nama panggilan : An. U Tanggal lahir : 09 Agustus 2013 Tanggal
interview : 23 Oktober 2017/09.00 WIB Tanggal dirawat : 15 September 2017/13.00 WIB Diagnosa
Medis : Tumor Wilm’s dan Efusi Pleura Informan :Orang Tua & Rekam Medis Orang tua / ibu : Ny. N
Usia : 27 tahun Ayah : Tn. A Usia : 35 tahun

Usia Alamat Agama: 4 Tahun : Madiun : Islam

Pendidikan Pekerjaan Pendidikan Pekerjaan: SMA : RT : SMK : Swasta

KELUHAN UTAMA : Ibu Pasien mengatakan sesak nafas RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI : 1. Onset
terjadinya Pada bulan Juni 2017 anak permah terjatuh kesandung kaki sendiri dirumahnya dengan posisi
tengkurap, anak U menangis dan pucat, anak mengeluh sakit kemudian orang tua membawa anak U ke
bidan terdekat dan dikasih obat paracetamol. Kesokan harinya anak mengeluh sakit perutnya, anak U
mengeluh tidak bisa BAK dan BAB, ibu membawanya kedukun pijat setelah itu anak U bisa BAK 1x, sore
harinya perut anak U semakin membesar dan orang tua langsung membawanya ke Rumah Sakit Panti
Waluyo Madiun dan dilakukan USG diperoleh hasil limfa bocor dan di RS tersebut dilakukan operasi
kemudian rawat inap selama 4 hari hingga akhirnya sembuh dan pulang kerumah. 2 bulan kemudian ibu
mengatakan anak U mengeluh sesak dan perutnya membesar, kemudian orang tua membawanya ke
Rumah Sakit Caruban Madiun untuk diperiksa hasil rontgen thoraks diperoleh efusi pleura masif kiri,
anak dilakukan 13

operasi karena adanya efusi pleura pada tanggal 4 september. Setelah 2 minggu operasi anak
mengalami sakit dibagian pinggangnya, dan disertai perut anak membesar akhirnya dokter RS Caruban
meminta keluarga untuk merujuk anak U ke RSUD dr. Moewardi. 2. Karakteristik Pasien terlihat lemas,
badan anak kurus dan tulang terlihat, mata anak sayup dan dan perut membengkak. Anak terpasang
infus D5 ¼ NS, canul O2 3liter per menit, terpasang NGT dan terpasang WSD produktif cairan 300ml
berwarna merah keruh pada dada sinistra indikasi efusi pleura. 3. Perkembangan Penyakit : Pada tanggal
15 sepetember pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit dr. Moewardi, kemudian mendapat perawatan di
bangsal Melati. Pada saat pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya sakit pada perutnya, dan dada
sesak jika telentang, sakit seperti tertusuk-tusuk, terdengar suara meringis kesakitan, anak U tidak nafsu
makan, mual setelah makan. Anak U sudah menjalani program terapi kemoterapi Doxorubicin 20mg
yang pertama pada tanggal 28 September 2017. Program kemoterapi dilakukan 2 minggu sekali.
RIWAYAT KESEHATAN LALU: 1. Kehamilan Pada saat hamil, ibu mengatakan tidak ada gejala apapun,
hanya mual seperti kehamilan normal. Ibu rutin memeriksakan kandungan ke bidan dan tidak ada
masalah dengan janinnya. Pasien merupakan anak pertama. 2. Kelahiran Pada saat melahirkan ibu dapat
melahirkan secara normal dengan usia kandungan 39 minggu. Proses melahirkan dibantu oleh bidan di
rumah sakit dan tidak ada penyulit pada saat melahirkan. 3. Post natal Ibu mengatakan An.U tidak ada
masalah kesehatan. An.U lahir tidak langsung menangis karena didalam mulutnya terdapat air ketuban
setelah 1 jam dan dilakukan suction anak baru bisa menangis. Anak lahir dengan BB 3,4 kg dan TB 48 dan
tidak ada kelainan pada anggota tubuhnya. 4. Penyakit sebelumnya, Operasi, atau Cedera Ibu
mengatakan pernah melakukan OP di rumah sakit panti waluyo karena limfa anak U bocor. STATUS
KESEHATAN SAAT INI : 1. Perawatan Kesehatan Perawatan kesehatan yang dilakukan keluarga pada An.
U ketika anak sakit keluarga membawanya kebidan agar mendapat pemeriksaan lebih lanjut. 14

2.Obat-Obatan Ibu mengatakan tidak pernah membeli obat-obatan di warung. Keluarga tidak pernah
membeli obat jika tidak menggunakan resep dokter. 3. Alergi Ibu mengatakan An.U tidak memiliki alergi
obat maupun makanan 4. Imunisasi No Jenis Imunisasi Diberikan Tidak diberikan .

1.BCG

2.DPT (I,II,III)

3.Polio (I,II,III,IV)

4.Campak

5.Hepatitis

6. Nutrisi Pemberian ASI : Ya/tidak Susu Formula : Ya Makanan padat : Ya Kebiasaan makan : 3x sehari
tidak habis Jenis makanan : Nasi, Sayu, Lauk

Lama : 1 tahun Jumlah intake : 200cc Dimulai dari : 1,5 Snack : biskuit Diit susu : habis ½ gelas

7. Tidur Ibu pasien mengatakan anak U tudak bisa tidur, sering bangun karena mengeluh sesak nafas dan
sakit pada perutnya. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : 1. Riwayat Penyakit Keluarga Ibu mengatakan
tidak ada yang memiliki penyakit seperti anak U 2. Genogram

An. U Usia 4th

Keterangan : : Laki – laki

: Tinggal serumah

: Perempuan

: Garis pernikahan

: Garis Keturunan
REVIEW SYSTEM No Sistem 1. Umum 2. Kulit

3. Rambut dan Kuku 4. Kepala Leher 5. Mata Penglihatan 6. Telinga & Pendengaran 7. Hidung 8. Mulut &
Gigi

9. Tenggorokan 10. Pernafasan & dada 11. Kardiovaskuler & Hematologi 12. Gastrointestinal

Hasil Keadaan umum sakit sedang, CM Warna coklat kehitaman (hiperpigmentasi), kulit tampak kering,
akral hangat dan kulit tipis, turgor kulit kering, tidak terdapat tanda lahir. Rambut hitam, menipis, kuku
nampak panjang dan kotor Bentuk kepala mesochepal, teraba massa kulit 4x4 cm. Wajah old man face
(+) Konjungtiva pucat -/-, Sklera ikterik -/-, hematom palpebra +/Simetris kanan kiri, fungsi pendengaran
baik, tidak terdapat serumen pada telinga. Terdapat sekret, tidak mengalami epitaksis, tidak ada tanda-
tanda sinusitis. Menggunakan pernafasan mulut dan hidung, tidak terjadi perdarahan pada gigi, bibir
tidak sumbing, pertumbuhan gigi tidak merata, Mukosa kering dan pucat, tidak terdapat stomatitis.
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening Suara paru dasar vesikuler +/menurun Bunyi jantu I/II
reguler, tidak mengalami sianosis, Distended, bising usus (+) normal, hepar dan lien sulit dikaji 16

13. Urinary 14. Reproduksi 15. Muskuloskeletal

16. Neurologi 17. Endokrin

Tidak ada kesulitan BAK, urin berwarna kuning, tidak ada gangguan perkemihan. Berjenis kelamin
perempuan, tidak tumbuh rambut dipubis, ketiak, dan kumis. Ada kelemahan tetapi tidak ada kekakuan
pada klien, kekuatan otot 5 5 5 5 Tidak ada kejang, tidak ada tremor Pasien tidak mengalami gangguan
endokrin

INFORMASI PSIKOSOSIAL a) Komposisi keluarga : Didalam keluarga terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang
anak b) Sumber Keuangan : Ibu mengatakan sumber keuangan dari ayah dan ibu yang bekerja. c)
Lingkungan Rumah : Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih, terdapat ventilasi, serta pembuangan
limbah. d) Lingkungan Masyarakat Ibu mengatakan lingkungan masyarakat sekitar bersih. e) Perubahan
Keluarga/Gaya hidup Ibu mengatakan gaya hidup keluarga kurang baik, ayah perokok akif f) Pendidikan
Anak dan Penggunaan obat-obatan Ibu anak mengatakan anak U belum masuk sekolah, anak U tidak
mengkonsumsi obat-obatan. STATUS PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Usia Usia Tengkurap : 4
bulan Mengoceh : 7 bulan Duduk tanpa suport : 1-2 kata : 1 tahun Berdiri : 10 bulan Kombinasi 2 kata
:Merangkak : 9 bulan Kalimat 3 kata :Berjalan sendiri : 12 bulan Kalimat 4 kata :Berjalan Mundur : 13
bulan Bercerita :Naik Kursi : 14 bulan Tumbuh gigi :Naik Tangga :Gigi Tanggal :Bersepeda roda tiga :
Tinggi badan 2 tahun : Berat Badan Lahir : 3300 gram Berat Badan 6 bulan : Berat Badan 1 tahun Berat
Badan 2 tahun : 17

PEMERIKSAAN FISIK, 24 Oktober 2017 A Penampilan Umum Keadaan umum sedang, sakit Kesadaran :
Composmentis. B Tanda Vital S : 36,2 ºC, HR : 89 x/menit, RR : 28x/ menit Nyeri skala 4 (wong baker) C
Antropometri Berat badan 10 Kg Panjang/Tinggi Badan 94 cm IMT 11,31 Percentile 10/11,31x 100% =
88,41% Interpretasi Gizi Sedang D

Sawo matang , kering Turgor kulit : < 2 detik Suhu : 36,2ºC Tekstur : kering Lesi/Benjolan : tidak ada
benjolan dan lesi Capilary refill : kembali dalam 3 detik Warna : hitam, Distribusi : merata Kebersihan :
tidak kotor, Kualitas : tidak rontok Tidak berminyak, plak tidak bersisik Warna merah muda, CRT kembali
dalam 3 detik Bentuk kepala ; mesochepal Kesimetrisan wajah (Simetris), mata tampak sayu Terasa
massa solid ukuran 4x4cm, nyeri tekan (-) Simetris kanan dan kiri, tidak terdapat secret, tidak ada tanda-
tanda sinusitis, tidak ada nyeri tekan. Warna kehitaman, simetris Bibir kering Tidak ada caries gigi, tidak
ada perdarahan gusi, pertumbuhan gigi tidak merata. Membran mukosa kering Warna merah muda,
lidah bersih. Simetris, 18

Trakea/tiroid

ROM Dada Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Denyut nadi

Pembesaran KGB (-) terasa masa diregio colli sinistra 5cm, konsistensi keras, immobile Rom aktif, tidak
ada hambatan gerak Tampak regio hemithorak sinistra, terpasang selang WSD pada dada sinistra
Fermitus sulit dinilai Sonor pada lapang paru kanan Vesikuler Dada depan dan samping simetris, letak
apeks pada ICS 5 Apikel impuls teraba Batas jantung kesan tidak melebar, Redup S1/S2 sama, reguler,
lup/dup tidak ada bunyi jantung tambahan Radialis simetris ( √ ), Brakhialis simetris (√ ), Femoralis
simetris (x)

Abdomen Inspeksi Umbilikus Auskultasi Perkusi Palpasi M Genitalia Perempuan Pubis Vagina Meatus
Skrotum Testis N Anus & Rektum

Distended Bising usus 13 x/menit Hepar dan lien sulit dikaji Tidak terkaji

Distribusi rambut Tidak ada lesi Tidak ada kemerahan , tidak ada hemoroid , tidak ada lesi, terdapat
lubang anus, tidak ada pembengkakan

Ekstremitas Ekstremitas AtasKedua lengan lurus dan simetris Jumlah jari 10 19

Ekstremitas Bawah
PROGRAM TERAPI Nama Obat/Therapy - Infus D5 ¼ NS - Cefoperazone Sulbactam - Vit C - Asam Folat -
Zinc - Vit B Complex - Vit E - Paracetamol

ROM : aktif Kekuatan Otot 5/5 Lutut simetris ( Ya ), Tungkai Lurus ( Ya ) ROM : aktif Kekuatan Otot 5/5

Dosis Rute

4ml/jam 700mg/12jam 100 mg/24jam 1mg/24jam 20mg/24jam 1tab/24jam 100g/24jam 150mg/ klp

IV IV P.O P.O P.O P.O P.O P.O

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Thoraks PA ( 13 Oktober 2017) Klinis : Efusi Pleura Foto
thoraks AP (Asimetris, Kurang Inspirasi) - Cor : besar dan bentuk normal - Paru : tampak opasitas di
hemitoraks kiri mendorong mediastimun Kekanan - Sinus costopherinicus kanan tajam kiri tertutup
opasitas - Hemidiaphragma kanan normal kiri tertutup opasitas - Trakhea terdorong kekanan - Sistema
tulang baik Kesimpulan : efusi pleura masif kiri 2. Pemeriksaan Aspirasi Jarum Halus (FNAB) (20 Oktober
2017) - Makroskopis : - Mikroskopis : Sel-sel bulat berukuran kecil yang tersusun berkelompok sebagian
tersebar. Sel-sel dengan sitoplasma sedikit. Inti dengan kroma granulasi sebagian dengan nukleoli
prominen, didapatkan bagian kelompokan sel-sel yang membentuk struktur tubular. Latar belakang :
eritrosit merat, limfosit, leukosit PMN. Kesimpulan : FNAB massa renal : didapatkan sel ganas.

Pendapat : wilm’s tumor, kami sarankan pengecatan ICC Cytokeratin untuk konfirmasi diagnosis. 3.
Pemeriksaan Marker Biopsi USG (20 Oktober) Klinis : Wilm’s Tumor USG Guilding : Flank area sinistra :
Tampak massa tumor, solid, lobulated, dengan komponen jaringan nekrotik, jarak dari subkutan +/-2
cm. Dilakukan guiding, jarum masuk di masa tumor padat. Kesimpulan : Tumor di flank area sinistra. 4.
Pemeriksaan darah Hasil pemeriksaan hematologi pada tanggal 23 Oktober 2017 Pemeriksaan Hasil
Satuan Harga Normal

Interpretasi

HEMATOLOGI RUTIN Hemoglobin 6.3 g/dL

10.8-12.8 Low

Hematokrit 18%

35 – 43 Low
Leukosit 5.7 ribu/ul

5.5 – 17.0 Normal

Trombosit 80 ribu/ul

150 – 450 Low

1.85 juta/ul

3.90-5.30 Low

MCV 97.2 /um

80.0 – 96.0 High

MCH 33.9 pg

28.0 – 33.0 High

MCHC 34. g/dl

33.0 – 36.0 Normal

RDW 19.9%

11.6 – 14.6 High

HDW 4.0 g/dl

2.2 – 3.2High
MPV 10.1 fl

7.2 – 11.1 Normal

PDW 62%

25 – 65 Normal

Eritrosit INDEX ERITROSIT 21

Gol darah A

Eosinofil 1.70%

0.00 – 4.00 Normal

Basofil 0.00%

0.00 – 1.00 Normal

Netrofil 79.20%

29.00 – 72.00 High

LimfosiL 10.30%

36.00 – 52.00 Low

Monosit 7.30%

0.00 – 5.00 High


LUC/AMC 1.50 %

Creatinine 0.2mg/dl

0,3 – 0,7 Low

Ureum 28 mg/dl

Anda mungkin juga menyukai