PENDAHULUAN
1
India, menempati tempat ketiga diantara penyakit keganasan setelah tumor otak
dan neuroblastoma. Sekitar 200.000 kasus terdapat di negara berkembang (Kellie
and Howard, 2008). Di Indonesia, setiap tahunnya ditemukan sekitar 4.100 kasus
baru keganasan pada anak. Tumor Wilms atau nefroblastoma bertanggung jawab
terhadap kira-kira 6% dari seluruh penyakit keganasan pada anak (Geethamani et
al., 2006), dan terdapat peningkatan 0,7% kasus tumor Wilms setiap tahunnya
(Pastore et al., 2006).
Angka kejadian di RS Kanker Dharmais Jakarta, menempati tempat kelima
diantara penyakit keganasan setelah leukemia, retinoblastoma, limfoma, dan
neuroblastoma. Di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, merupakan penyakit keganasan
keempat terbanyak setelah leukemia, retinoblastoma, dan neuroblastoma (Ali et
al., 2010).
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisaan makalah ini adalah memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Pediatrik of Nursing , memahami konsep dasar dari
penyakit tumor wilms dan juga dapat menerapkan asuhan keperawatan
dengan riwayat pasien tumor wilms.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini mahasiswa diharapkan
mampu :
1) Memahami anatomi dari ginjal
2) Memahami definisi tumor wilms
3) Memahami penyebab etiologi dari tumor wilms
4) Memahami patofisiologi penyakit tumor wilms
5) Memahami WOC dari tumor wilms
6) Memahami manifestasi klinis dari tumor wilms
7) Memahami pemeriksaan diagnostik dari tumor wilms
8) Memahami penatalaksanaan medis dari tumor wilms
9) Memahami komplikasi yang dapat disebabkan oleh tumor wilms
10) Memahami proses asuhan keperawatan dari tumor wilms
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini membahas tentang tumor wilms
1.4 Metode Penulisan
2
Metode penulisan makalah ini dengan kajian literatur terkait dengan kasus tumor
wilms
Pada sistematika penulisan pada makalah ini dibagi menjadi tiga bab yang
disusun secara sistematis terdiri dari :
Bab I : Pendahuluan
Bab IV : Penutup
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
terletak setinggi iga kedua belas.Sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak
setinggi iga kesebelas.
5
Gambar 2.2 Struktur Ginjal
Vesika urinaria adalah suatu kantong berotot yang dapat mengempis,
terletak dibelakang simfisis pubis.Vesika urinaria mempunyai tiga muara :
dua dari ureter dan satu menuju ueretra.Dua fungsi vesika urinaria adalah :
a. Sebagai tempat penyimpanan urine sebelum meninggalkan tubuh.
b. Berfungsi mendorong urine keluar tubuh (dibantu uretra ).
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari
vesika urinaria sampai keluar tubuh, panjang pada perempuan sekitar 1
½ inci ( 4 cm) dan pada laki-laki sekitar 8 inci (20 cm).Muara uretra
keluar tubuh disebut meatus urianius.
6
c. Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan
kelebihan H+ dan membentuk kembali HCO3
d. Mengekskresikan produk ahir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea,asam urat dan kreatinin.
2. Fungsi Ginjal Non ekskresi
a. Menghsilkan renin,penting untuk pengaturan tekanan darah
b. Menghasilkan eritropoetin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah oleh sumsung tulang.
c. Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
d. Degradasi hormon polipeptida
2.2 Definisi Tumor Wilms
Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal,biasanya
muncul sebagai massa asimtomatik di abdomen atau pinggang.Tumor
sering ditemukan saat orang tua memandikan atau mengenakan baju
anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak
yang tampak sehat. (Basuki,2011).
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan banyak
terjadi pada anak-anak (kanak-kanak, balita/dibawah lima tahun). Tumor
ini merupakan tumor ganas yang berasal dari embrional ginjal. (Prabowo,
dkk, 2014).
Wilm’s tumor adalah merupakan tumor ginjal yang terjadi pada anak.
( Suriadi, dkk, 2006).
7
2.4 Faktor Resiko
Penyebab pasti dari Tumor Wilms sampai sekarang belum jelas, tetapi sering
disebutkan antara lain :
a. Umur
Wilm Tumor umumnya diderita anak-anak,dengan usia rata-rata 3-4 tahun.
b. Race
Di amerika,lebih banyak diderita ras afrika-amerikathan.
c. Jenis Kelamin
Wanita memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan pria.
d. Riwayat keluarga dengan tumor.
Anak dengan riwayat keluarga Wilm’s tumor memiliki resiko lebih tinggi
menderita penyakit ini.
e. Sindrom genetic tertentu /Cacat lahir.
1. WAGR syndrome
WAGR syndrome merupakan kepanjangan dari masalah fisik dan
mental yang berhubungan dengan syndrome ini (tidak semua anak
memilikinya). Wilm’s tumor:
8
3. Beckwith- Wiedemann Syndrome
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal,
lidah yang besar, pembesaran organ – organ. Tumor wilms berasal
dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya
stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan
tubuli.Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur
ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu. Beberapa kasus
disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari orang tua. Ada
dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau
Wilms Tumor 2. Dan juga ditemukan kelainan mutasi di kromosom
lain. Sekitar 1,5% penderita mempunyai saudara atau anggota
keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua
kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus
Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan secara
autosomal dominan.
2.5 Klasifikasi
1. Penyebaran tumor wilms menurut TMN sebagai berikut :
a. T : Tumor primer .
1. T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80 cm .
2. T2 : Unilateral permukaan > 80 cm.
3. T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan 4) T4 :
Bilateral.
b. N : Metastasis limfa.
1. N0 : Tidak ditemukan metastasis .
2. N1 : Ada metastasis limfa.
c. M : Metastasis jauh.
1. M0 : Tidak ditemukan.
2. M+ : Ada metastasis jauh.
2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium
tumor Wilms, yaitu :
a. Stadium I.
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul.
Tumor ini dapat direseksi dengan lengkap.
b. Stadium II .
9
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan
ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis,
vena renalis dan kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat di
reseksi dengan lengkap.
c. Stadium III Tumor menyebar ke rongga abdomen
(perkontinuitatum), misalnya ke hepar, peritoneum, dll.
d. Stadium IV Tumor menyebar secara hematogen ke rongga
abdomen, paru-paru, otak, tulang.
2.6 Manifestasi Klinis.
Menurut Donna L,Wong (2008).Manifestasi klinis dari Wilms Tumor
anatara lain :
1. Pembesaran atau massa pada abdomen.
Keras,tidak nyeri tekan,terbatas pada salah satu sisi.
2. Hematuria (kurang dari seperempat kasus).
3. Keletihan /tidak enak badan (malaise).
4. Hipertensi (kadang –kadang).
5. Penurunan berat badan
6. Demam
7. Manifestasi yang timbul akibat kompresi oleh massa tumor
perubahan metabolik sekunder akibat tumor atau metastasis.
Jika terjadi metastasis,gejala lesi pada paru:
a. Dispnea
b. Batuk-batuk
c. Napas yang pendek.
d. Nyeri dada (kadang-kadang).
2.7 Patofisiologi .
Tumor Wilm’s ini terjadi pada parenkim ginjal. Tumor tersebut
tumbuh dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.
Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal.
Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif
atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif
di kelilingi stroma sel kumparan.
Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi
kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan
memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
10
encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor tersebut akan menyebar
atau meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu massa
abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi.
Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma
mutasi pada gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel
pertama dari gen suppressor tumor yang menyangkut aspek prozigot dan
postzigot. Mutasi kedua adalah inaktivasi alel kedua dari gen tumor
supresor spesifik.
Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk
sel blastema ginjal dan epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel
precursor kedua ginjal merupakan lokasi asal terjadinya Wilms Tumor.
Ekspresi WT1 meningkat pada saat lahir dan menurun ketika ginjal telah
makin matur. WT1 merupakan onkogen yang dominan sehingga bila ada
mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah dapat menimbulkan
Wilms Tumor. Gen WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak
terganggu.
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel,
blastema dan stroma. Berdasarkan korelasi histologis dan klinis,
gambaran histopatologik tumor Wilms dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok, yaitu tumor risiko rendah (favourable), dan tumor risiko tinggi
(unfavourable).
Munculnya tumor Wilm’s sejak dalam perkembangan embrio dan akan
tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai
ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain.
11
2.8 WOC Patoflow
12
13
2.9 Pemeriksaan Penunjang
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di
abdomen. Pada 10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik
memberi kesan tumor ginjal.
1. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises
(perubahan bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini
berguna untuk mengetahui fungsi ginjal.
2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada
tidaknya metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya
diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral .
3. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang
dapat membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung
cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai
tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai
pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang
terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih
predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan
menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
4. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor
wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang
biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel;
penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah
besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar CT-Scan Tumor
Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di abdomen. CT
scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan metastasis
hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi
menunjukkan metastasis hepar multipel dengan thrombus tumor di
dalam vena porta.
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan
informasi penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena
14
cava inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI
tumor Wilms akan memperlihatkan hipointensitas (low density
intensity) dan hiperintensitas (high density intensity).
6. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang
menunjang untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase
(LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal.
Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat,
dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan
subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan
abnormalitas pada analisa serum.
2.10 Penatalaksanaan Teraupetik.
Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan
dengan komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya
dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Dengan
terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan. Jika secara
klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah kontra
lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. Masing-
masing jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah
menyingkirkan tumor dan memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang
sesuai. Apabila tumor besar maka pembedahan definitive mungkin harus
di tunda sampai kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dapat
memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan
aman.
Terapi radiasi pascabedah diindikasikan pada anak-anak yang
memiliki tumor besar,metastasis,penyakit sisa pasca-bedah,hasil
pemeriksaan hispatologik yang tidak menguntungkan atau yang memiliki
tumor tumbuh kembali.
1. Penatalaksanaan Medis :
a. Farmakologi.
15
Penatalaksanaan farmakologi pada wilm tumor dilakukan sesuai
dengan gejala yang ditimbulkan seperti :
1) Kemoterapi Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka
terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu
cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi
terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah
terhadap sel yang normal.
2) Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah
didasarkan penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang mudah
ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 – 8 minggu.
Jadi tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko
ruptur intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih
midah direseksi total.
16
secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain
karena jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan
bila digunakan sebagai obat tunggal dapat menyebab relaps.
3) Adriamisin Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari
streptomyces pencetius, diberikan secara intravena dengan
dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari berturut-turut. Dosis
maksimal 250 mg/m2. obat ini tidak dapat melewati sawar otak
dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila melebihi
dosis. Dapat dikombinasi dengan Aktinomisin.
4) Cisplati. Dosis yang umum digunakan adalah 2-3
mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari selama lima hari berturut-
turut.
5) Cyclophospamide Dari nitrogen mustard golongan alkilator.
Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari secara intravena dengan
interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.
b. Non Farmakologi.
Penatalaksanaan non farmakologi pada wilms tumor adalah :
1. Pembedahan. Keperawatan perioperatif Karena banyak anak dengan
tumor wilms mungkin mendapat obat kemoterapi kardiotoksik, maka
mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi dan di izinkan untuk
menjalani operasi. Mereka perlu menjalani pemeriksaan jantung yang
menyeluruh untuk menentukan status fungsi jantung. Tumor wilms
jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan pecahnya sel-sel
tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan sebuah
gulungan di bawah sisi yang terkena. Seluruh abdomen dan dada di
bersihkan.
2. Hasil akhir pada pasien pascaoperatif Pasien tumor wilms menerima
kemoterapi dan terapi radiasi yang sesuai dengan lesi. Gambaran
histologik lesi merupakan suatu indicator penting untuk prognosis,
karena gambaran tersebut menentukan derajat anaplasia. Anak yan
histologiknya relative baik. Maka memiliki prognosis baik.
17
Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii
prognosis buruk. Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-
masing anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan kualitas
hidup yang lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.
Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah
dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe
retroperitoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di
daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan
perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi
bilateral cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena
kava, tumor tersebut harus diangkat
c. Radioterapi
Tumor Wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi
dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung,
hati dan paru. Karena itu radioterapi hanya diberikan pada penderita
dengan tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau
stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan
radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan untuk metastase ke paru,
otak, hepar serta tulang.
2. Penatalaksanaan Keperawatan .
a. Meredakan kecemasan yang dihadapi pasien dan keluarga.
b. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
c. Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi pasien.
d. Melakukan kompres untuk menurunkan suhu pasien .
e. Membantu aktivitas pasien karena sebagian besar terganggu
dengan adanya tumor diperut
f. Melakukan pemasangan infus untuk menjaga keseimbangan cairan
pasien.
2.11 Komplikasi Tumor Wilms
18
a. Tumor bilateral
b. Ekstensi intrakaval dan atrium
c. Tumor lokal yang lanjut
d. Obstruksi usus halus
e. Tumor maligna sekunder
f. Perkontinuitatum
Penyebaran langsunng melalui jaringan lemak perirenal lalu ke
peritoneum dan organ-organ abdomen (ginjal kontra lateral, hepar,
dll)
g. Hematogen
Terjadi setalah pertumbuhan tumor masuk kedalam fase renalis,
selanjutmya menyebar melalui aliran darah ke paru-paru (90%),
otak, dan tulang-tuilang
h. Limfogen
Penyebaran limfogen pada kelenjar regional sekitar fase para
aorta/dalam mediastinum.
19
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Biasanya tumor wilms terjadi pada anak usia kurang dari 5tahun pada kedua
jenis kelamin pada semua ras
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. keluhan utama : keluhan utama yang sering timbul adalah nyeri dan
adanya masa dipunggung
2. riwayat penyakit sekarang :klien mengeluh kencing berwarna
seperti cucian daging,bengkak sekitar perut.tidak nafsu
makan,mual,muntah dan diare,badan panas hanya satu hari pertama
sakit
b. Riwayat kesehatan sebelumnya
1. penyakit yang pernah diderita ; Apakah klien (ibu) pernah
mengalami kelainan pada ginjal sebelumnya,atau gejala tumor
wilms
2. riwayat alergi
3. prenatal
4. natal
5. post natal
20
6. luka oprasi : apakah saat dilahirkan secara normal atau secara
secar
c. Riwayat kesehatan keluarga
1. Komposisi keluarga : adalah anggota keluarga yag menderita
tumor ataupun penyakit keturunan lainnya
2. Lingkungan rumah dan komunitas : adalah pabrik atau
semacamnya
3. Prilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan ; apakah ibu
mempunyai kebiasaan merokok,minum-minuman
keras,konsumsi obat-obatan dan sebagainya
4. Persepsi keluarga tentang penyakit klien : penyakit ini
berbhaya,sehingga membuat keluarga cemas
5. Penyakit yang pernah diderita keluarga ; apakah ada riwayat
keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya
d. Pola kebiasaan
1. nutrisi
sebelum sakit :
sesudah sakit
2. istirahat tidur
sebelum sakit
sesudah sakit
3. aktifitas
sebelum sakit
sesudah sakit
4. personal hygiene
sebelum sakit
sedudah sakit
5. Eliminasi
Sebelum sakit
Sesudah sakit
e. Tumbuh kembang
1. pertumbuhan atau antopometri
BB
TB
LK
LD
LLA
2. Perkembangan
a. motorik kasar ; anak sudah bia meragkak ketika usia
9bulan,anak bisa berdisri sendiri ketika usia 11 bulan dan saat
ini (usia anak 12bulan)anak sudah bisa berjalan mandiri
21
b. motorik halus : mengambil mainan,dan menggenggam di
tangan,memindahkan mainan dari satu tangan ketangan yang
lain
c. personal sosial ; sudah bisa melepas celana sendiri,sudah bisa
makan dengan sendok dan gelas
d. bahasa : sudah mampu menyebutkan nama teman,nama sendiri,
f. Riawayat Imunisasi
imunisasi : apakah bayi sudah mendapatkan imunisasi lengkap antara
lain bcg,DPT 1,2,3,polio 1,2,3 dan 4,hepatitis B 1,2 dan 3,serta campak
1 kali
g. Riwayat Status Gizi
status gizi : baik/ kurang baik/buruk/lebih
Palpasi
1. Kulit
2. Rambut
3. kuku
5 Kepala Inspeksi :
bentuk ,tengkorak,warna dan distrinusi
rambut,kulit kepala( normal)
Palpasi :
tidak ada nyeri tekan,tidak ada
pembengkakan
22
6 WAJAH Inspeksi
Bentuk simetris kanan kiri,tidak ada
lesi,ekspresi wajah tampak meringis
Palpasi
Tidak ada nodul
7. MATA Inspeksi
Alis mata, bulumata,kelopak
mata,konjungtiva,sklera
Reflek kornea
Gerakan mata
Tes visus
Palpasi
Tekanan bola mata
8 Hidung Inspeksi
Nafas cuping hidung
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
9 Mulut Inspeksi
Mukosa bibir pucat
10 Telinga INSPEKSI
NSPEKSI
1.amati telinga luar :
ukuran,bentuk,warna,lesi,massa (normal)
2. telinga bagian dalam
PALPASI
Normal
TES RINNE,WEBER
11 LEHER INSPEKSI
Bentuk
23
leher,warnakulit,pembengkakan,massa
PALPASI
Kelenjar limfe,kelenjar tyroid,trakhea
12 DADA /thorak PARU PARU
Inspeksi
Retraksi intercosta
Palpasi
Kulit dinding dada nyeri
tekan,massa,peradangan,kesimetrisan
ekspansi dada taktil fremitus
Perkusi
Suara paru,batas batas paru
Auskultasi
Suara paru normal termasuk 4 suara dasar
paru dan lokasinya
JANTUNG
INSPEKSI
Iictus cordis tidsk terlihst
Palpasi
1. lokalisasi punctum
maksimum,apakah kuat
angkat,frekuensi,kualitas dari
palpasi yangteraba adanya getaran
thrill
2. tentukan lokasi apek/ictus cordis
(ICS ke 5midclavicula kiri)
3. memeriksa denyut arteri
carotis,arteri femoralis,arteri
popliteal
4. pemeriksaan jvp
perkusi
suara jantungbpekak
auskultasi
24
sis 2 reguler
PAYUDARA
Inspeksi
1. inspeksi mamae
;ukran,bentuk,penampilan kulit
(lesi,edema,warna)
2. inspeksi papila mame :
ukuran,bentuk,arah
papila,warna,permukaan
papila,kesimetrisan
3. inspeksi areola mamae : warna
Palpasi
Konsistensi,nodul,ukuran,nyeri tekan,
mobilitas
13 ABDOMEN INSPEKSI
Ada benjolan diabdomen bawah
AUSKULTASI
Bising usus
Peristaltik usus
PERKUSI
redup
PALPASI
Ada masa
Ada nyeri tekan
14 EKSTREMITAS ATAS
iNSPEKSI
Tangan dan pergelangan adanya
deformitas,pembengkakan,atrofi
muskuler,tanda- tanda imflmasi pada sendi
dan rentang gerak (ROM)
PALPASI
Nyeri sendi
25
BAWAH
INSPEKSI
Tangan dan pergelangan adanya
deformitas,pembengkakan,atrofi
muskuler,tanda- tanda imflmasi pada sendi
dan rentang gerak (ROM)
PALPASI
Nyeri sendi
15 GENETALIA PRIA
INSPEKSI
1. rambut pubis penyebaran dan pola
pertumbuhun pubis
2. kulit (khusus tidak dikhitan buka
kulup penis)
3. lubang uretra ulkus,jaringan
parut,benjolan peradangan ,rabas
4. scrotum
:kemerahan,bengkak,ulkus,nodular
PALPASI
1. palapsi penis nyeri ,benjolan,cairan
kental
2. palpasi scrotum dan testis dengan
jempol dan 3jari
:ukuran,konsistensi,bentuk,kelicina
nnya
3. palpasi epidedimis lunak
WANITA
INSPEKSI
1. rambut pubis : kematangan seksual
2. labia :imflamasi
3. klitoris : pembesaran pada
maskulinisasi
4. orifisium uretra ; karunkel uretra
5. introitus ; hymen
6. tanda-tanda imflamasi
26
16 ANUS INSPEKSI
Area sakrokoksigeal,area perianal
PALPASI
Kanalis ani dan rektum dengan sarung jari
berpelumas :dinding rektum
(kanker,polip),kelenjar prostat (hiperplasia
jinak,kanker prostat
17 Reflek –Reflek -
a. urografi interna
b. sistoskopi
c. pemeriksaan nefrotmogram
d. angiogram ginjal
e. ultrasosno grafi
f. CT (computerize tomoghraphy)
2. Therapy
a. Ranitidine untuk mengurangi mual dan muntah
b. B blocker untuk mengurangi metastase el abnormal
3. Diagnosa medis
27
Tumor Wilms
3.4 PERENCANAAN
Analisa data
DS Glomelurus terganggu
Ibu mengatakan perut anaknya Gangguan filtrasi
kembung Akumulasi cairan
Kelebihan cairan
DO
Terlihat bengkak dibagian
extremitas
DS Intoleransi aktivitas Anorexia
Ibu mengatakan anak lemas Nutrisi kurang
Gangguan meta bolisme
DO Kelelahan
Terlihat lemah Intoleransi aktifitas
3.5 DIAGNOSA
1. Perubahan pola nafas b.d kompensasi tubuh untuk memperoleh O2
2. Gangguan perfusi jaringan b.d kadar HB rendah
3. Kelebihan cairan b.d gangguan filtrasi ginjal
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b,d gangguan keseimbangan asam
basa
5. Nyeri berhubungan dengan tumor yang menembus kapsul ginjal
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan metabolisme
28
7. Ketakutan berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang menakutkan
(perry n poter,2002)
8. Pre oprasi
a. Nyeri akut b.d efek fisiologis dari neoplasma
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kurangnya nutrisi tubuh
c. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua
tentang penyakit dan prosedur pembedahan
Post oprasi
29
bila ada indikasi nafas,sehin
5. Awasi tingkat ggapola
kesadaran atau nafas lebih
status mental efektif
6. Awasi tanda 5. Kesadaran
tanda vital menurun
7. Kolaborasi merupakan
(berikan oxigen tanda
tambahan dan kekurangan
pertahankan oksigen
ventilasi 6. Tanda vital
mekanik dan merupakan
bantu intubasi) indikator
penting
mengetahui
kerja
jantung
7. Untuk
memenuhui
kebutuhan
oxigen
2 Ganggua TUJUAN Auskultasi TD Hipotensi terjadi
n perfusi Perfusi perifer bandingkan kedua sampai dengan
jaringan meningkat lengan,ukur dalam disfungsi vertikel
b.d kadar keadaan
HB yang KRITERIA HASIL berbaring,duduk,atau
rendah Tidak terjadi edema berdiri bia
perifer atau edema memungkinkan
berkurang,
TTV dalam batas Kaji status mental pasien
normal.urine secara teratur
600ml/hari
Kaji warna
kulit,suhu,sianosis,nadife
riper,serta dhiaporesis
scra teratur
30
3.6 IMPLEMENTASI
Melaksanakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana.
Pelaksanaan mengacu pada rencana tindakan yang telah dirumuskan,selama
melaksanakan tindakan perawat menilai efektifitas tindakan keperawatan dan
respon pasien,juga mencatat dan melaporkan tindakan perawatan
yangdiberikan serta mencatat reaksi pasien yang timbul (donges,2009)
3.7 EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada tujuan dan kriteria yang telah
ditetapkan dalam perencanaan
S : subjektif
Data berisi data dari pasien melalui anamnesa
O ; objekektif
Data yang dihasilkan dari observasi melalui pemeriksaan fisik
A ; assesment
Analisisi interpretasi berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat
kesimpulan yang meliputi diagnosa,antisipasi, diagnosis atau masalah
potensial,serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera
P : plan
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan
mandiri,kolaborasi,diagnosis atau laboratorium serta konseling untuk tindak
lanjut
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Wilm’s tumor adalah merupakan yumor ginjal yang terjadi
pada anak. ( Suriadi,dkk, 2006). Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah
kanker pada ginjal dan banyak terjadi pada anak-anak (kanak-kanak,
batita/dibawah lima tahun). Tumor ini merupakan tumor ganas yang
berasal dari embryonal ginjal. (Eko Prabowo,dkk,, 2014).
Wilm’s tumor ini terjadi pada parenchyema renal, tumor
tersebut tumbuh dengan cepat dengan lokasi dapat unilateral atau
bilateral, pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang
luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomerolus dan tubulus
yang primitif atau abortif, dengan ruangan bowman yang tidak nyata,
32
dan tubolus abortif dikelilingi stroma sel kumparan, pertama tama
jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian diinvasi
oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang
putih atau keabuabuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai
jaringan otak). Tumor trsebut akan menyebar aatau meluas hingga ke
abdomen dan dikatakan sebagai suatu massa abdomen, akan teraba
pada abdomenal saat dilakukan palpasi. Munculnya tumor wilmm
sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat
setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh
vena renal dan menyebar ke organ lain, tumor yang biasanya baik
terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan pendarahan, terjadinya
hipertensi biasanya terkait dengan iskemik pada renal. Metastase
tumor secara hematogen dan limfogen: paru, hati, otak dan bone
marrow. ( Suriadi,dkk, 2006).
Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan
ginjal di sebelah kontalateral normal dilakukan pebedahan, ini kadang
kala diawali dengan pemberian Chemotherapy dengan atau tanpa
radiasi. Lanjutkan dengan pemberian analgesia secara sering untuk
nyeri dan tukak pada otot. Serta mengingatkan pasien dan keluarga
mengenai pentingnya perawatan tindak lanjut guna mendeteksi tanda-
tanda metastasis. ( Brunner & Suddarth, 2014)
4.2 Saran
33
orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat
dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat.
Daftar Pustaka
34
Lorraine M. Wilson (2015). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses penyakit.
Edisi 6. Jakarta : EGC
Black, J. M., & Hwaks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang diharapkan. Jakarta: Salemba Medika.
(https://www.elsevier.com/books/keperawatan-medikal-bedah-3-vol-set/black/978-
981-272-978-1) diakses Tgl 05/02/2019
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action.
(http://library.poltekespalembang.ac.id/ucs/index.php?p=show_detail&id=841)
diakses Tgl 05/02/2019
Sumber:Marcdante K.J., Kliegman R.M., Jenson H.B., Behrman R.E. 2014. Nelson
Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam .Singapore: Saunders Elsevier.
(https://www.scribd.com/document/363171249/woc.Tumor-Wilms). Diakses Tgl
05/02/2019
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2016). Diagnose Keperawatan. Jakarta:
EGC.
J Rosai, (2011). Rosai and Ackerman's surgical pathology. e-book.
Sharer, P. D % Yudith, W.A, (2000). Neoplasma Ginjal dalam Behrman, Klikman dan
arfin. Ilmu Kesehatan Anak. Nelson Vol. 3 Edisi 15. Jakarta : EGC
35