PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan banyak terjadi pada
anak-anak (kanak-kanak, batita/bawah lima tahun). Tumor ini merupakan tumor ganas
yang berasal dari embryonal ginjal. (Eko Prabowo & Andi Eka Pranata, 2014).
Angka kejadian dari Neoplasma pada ginjal tidak terlalu signifikan yaitu sekitar 2%
darin seluruh kematian yang disebabkan oleh kanker. Berbagai mekanisme timbulnya
kanker pada ginjal telah berkembang dan penyebab pastinya belum di ketahui secara
pasti. Selain itu, berbagai varian/ tipe dari kanker pada ginjal pun semakin banyak. (Eko
Prabowo & Andi Eka Pranata, 2014).
Jenis karsinoma renal yang paling sering dijumpai muncul dari epitelium renal dan
menyebabkan lebih dari 85% tumor ginjal. Tumor ini bermetastasis lebih dulu ke paru,
tulang, hati, otak, dan ginjal kontralateral. Seperempat pasien telah mengalami metastasis
penyakitnya pada saat diagnosis ditegakkan. ( Brunner & Suddarth, 2014).
Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontalateral normal dilakukan pebedahan, ini kadang kala diawali dengan pemberian
Chemotherapy dengan atau tanpa radiasi. Lanjutkan dengan pemberian analgesia secara
sering untuk nyeri dan tukak pada otot. Serta mengingatkan pasien dan keluarga
mengenai pentingnya perawatan tindak lanjut guna mendeteksi tanda-tanda metastasis.
(Brunner & Suddarth, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dari ginjal?
2. Bagaimana definisi dari tumor wilms?
3. Bagaimana etiologi dari tumor wilms?
4. Bagaimana patofisiologi dari tumor wilms?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari tumor wilms?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari tumor wilms?
7. Bagaiamana Komplikasi dari tumor wilms?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis dari tumor wilms?
9. Bagaimana Komplikasi dari tumor wilms?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari tumor wilms?
C. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar dari penyakit tumor wilms dan juga
dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan riwayat pasien dengan tumor wilms.
D. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat memahami anatomi dari ginjal
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti definisi tumor wilms
3. Mahasiswa dapat memahami penyebab (etiologi) dari tumor wilms
4. Mahasiswa dapat memahami Patofisiologi penyakit tumor wilms
5. Mahasiswa dapat memahami manifestasi klinis dari tumor wilms
6. Mahasiswa dapat memahami pemeriksaan diagnostik dari tumor wilms
7. Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan medis dari tumor wilms
8. Mahasiswa dapat memahami komplikasi yang dapat disebabkan oleh tumor wilms
9. Mahasiswa dapat memahami proses asuhan keperawatan dari tumor wilms
E. Manfaat
Agar mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan dari tumor wilms dan juga
dapat membantu masyarakat yang ada di sekitar. Dan juga supaya dapat memcegah
penyakit tumor wilms dari sejak dini.
BAB II
KONSEP DASAR
2. Fisiologi Ginjal
a. Filtrasi glomerulus dan resorpsi tubulus
Pada orang normal pada dua ginjal fungsional,sekitar 120 ml/ mnt filtrat
glomerulus dihasilkan. Ambang (cutoff) massa zat-zat yang lebih kecil dari ukuran
ini sering ditahan,kadang-kadang karenaefek muatan atau karena zat tersebut
terikat erat pafda protein lain sehingga ukuran efektifnya menjadi libih besar
setelah disaring di glomerulus, sebagian besar Na- dan, dalam kondisi
normal,hampir semua K+ dan glukosa- diserap serap secara ktif dai cairan tubulus
di tubulus proksimal.air di serap secara osmotis.selain penyerapan, sejumlah zat
disekresikan ke dal cairan tubulus oleh kerja zat pengangkut (transporter) di
sepanjang tubulus ginjal. contoh zat yang disekresikan adalah hormon anion dan
kation organik, misalnya kreatinin, histamin, dan banyak obat dan toksin. Dalam
keadaan normal, sekitar 30 ml/mnt filtrat isotonik dialirkan ke ansa henle, tempat
mekanisme countercurrent multiplier menyebabkan filtrat mencapai konsentrasi
urine. Ansa henle berjalan ke medula ginjal ; di tempat ini, sekresi Na+ dari sel di
pars ascendens tebal menyebabkan terbentuknya gradien konsentrasi hipertonik
untuk mereabsorpsi air dari cairan tubulus melalui sel – sel pars descendens. Pada
kondisi normal, filtrat glomerulus yang mengalir ke ductus colligens tidak
melebihi 5 – 10 ml/ mnt. Penyerapan air di ductur colligens terjadi secara
langsung melalui kanal air yang dikontrol oleh vasopressin ( juga di kenal sebagai
hormon antidiuretic (antidiuretic hormone,,ADH). Di bawah kandali aldosteron,
terjadi resorsi Na+ dari cairan tubulus dan pengakuan K+ dan H+ ke dalam cairan
tubulus di berbagai jni sel yang terdapat di luctur collgens berbagai jenis sel yang
terdapat di ductur colligens ginjal. Asam fosfror dan sulfat serta asam lain tidak
mudah menguap sehingga tidak dapat diekskresikan oleh paru. Keduanya harus
diekskresikan sebagai garam oleh ginjal sehingga disebut ”fixed acids”. Ekskresi
fixed acids melalui urine juga terjadi di ductur colligens. Meskipun manangani
jumlah yang hanya sepersepuluh dari jumlah filtrat glomerulus total, ductur
colligens adalah tempat untuk mengatur volume urine serta tempat tercapainya
keseibangan antara air, Na+ asm – basa, dan K+. Peran krusial ductus colligens
dalam mengatur fungsi ginjal bergantung pada dua hal.pertama, ductur colligens
berada di bawah pengaruh hormonal,umumnya berupa fungsi sederhana volume
dan komposisi cairan tubulus serta pengakut aktif. Kedua, ductus colligens adalah
bagian terakhir tubulus ginjal yan dialiri cairan tubulus sebelum sisa filtrat
glomerulus semula sebanyak 1-2 ml/mnt keluar ke ureter sebagai urine.peran
fungsional tubulus renalis proximalis dan distalis dapat dilihat dalam gambaran
klinis berbagai bentuk asidosis tubulus ginjal ( TABEL 16-1). (Stephen J. MoPhee
& William F, Ganong, 2010)
E. Stadium perkembangan tumor wilm (menurutthe national wilm’s tumor study comitte
F. Manifestasi Klinis Dari Tumor Wilm
1. Ada massa pada abdominal . Perut membuncit (tumor abdomen): 75%-90%
2. Hematuri,karena invasi tumor yang menembus sistem pelveokalises
3. Demam,dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terhadap protein tumor
4. Metastase ke paru, nafas pendek, dyspnea, batuk, nyeri dada
5. Malaise (Merasa tidak enak badan), muntah-muntah, dan anoreksia
6. Lethargi
7. Hipertensi diduga oleh karena penekanan tumor pada arteri renalis sehingga terjadi
iskemia jaringan ginjal atau akibat hipersekresi renin.
8. Anemia dan penurunan berat badan
9. Nyeri perut yang bersifat kolik akibat perdarahan sehingga terjadi penggumpalan
darah dalam saluran kencing
10. Tanda-tanda infeksi saluran kencing
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TUMOR WILMS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
1) Nama/Nama panggilan
2) Tempat tanggal/ Usia
3) Jenis Kelamin
4) Agama
5) Pendidikan
6) Alamat
7) Tanggal Masuk
b. Identitas Orang tua
1) Ayah
a) Nama
b) Usia
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
e) Agama
f) Alamat
2) Ibu
a) Nama
b) Usia
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
e) Agama
f) Alamat
3) Identitas Saudara Kandung
B. Keluhan Utama
Adanya keluhan berupa kencing berwarna merah, oedema sekitar daerah mata/
seluruh tubuh (anasarka), anoreksia, mual, muntah dan diare.
C. Riwayat Sekarang
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Penderita merasakan malaise, anoreksia, mual, muntah dan diare.
2. Riwayat Kesehatan Lalu
(Khusus Untuk anak usia 0-5 tahun)
a. Pre Natal Care
1) mulai melakukan perawatan selama hamil
2) keluhan ibu selama hamil
3) Kenaikan BB selama hamil
4) Imunisasi
5) Golongan darah Ibu dan Ayah
b. Natal
1) Tempat melahirkan
2) Lama dan jenis persalinan
3) Yang menolong persalinan
c. Post Natal
1) Kondisi Bayi
2) Keadaan anak setelah 28 hari
3) apakah ada penyakit
D. Riwayat Imunisasi
Apakah klien pernah dilakukan imunisasi.
F. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI
a. Pertama kali disusui
b. Waktu dan cara pemberian
c. Lama pemberian
d. ASI di berikan sampai usia
2. Pemberian susu tambahan
3. Pemberian makanan
4. Pola perubahan Nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
G. Riwayat Hospitalisasi
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
H. Aktivitas sehari-hari
1. Pola Nutrisi dan Metabolik
Sangat rentan untuk terjadinya infeksi karena depresi system imun. Adanya anoreksia,
nausea, vomiting sehingga intake nutrisi tidak adekuat. Kaji adanya uremia.
2. Pola Eliminasi
Gangguan pada eliminasi urine karena gangguan fungsi filtrasi dan reabsorbsi,
sehingga terjadi oliguria, anuria, proteinuria, dan hematuria.
3. Pola Istirahat dan tidur
Gangguan tidur karena adanya sesak napas dan pruritus (gatal) karena uremia.
4. Pola aktivitas dan Latihan
Terjadi malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus akibat hyperkalemia. Selain itu,
intoleransi aktivitas bisa terjadi karena adanya komplikasi oedema paru.
5. Pola Persepsi
Pada klien biasanya terjadi kecemasan yang variatif. Hal ini selain di karenakan oleh
terapi terkait (kemoterapi) maupun karena persepsi klien yang salah mengenai
prognosa.
I. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien : Malaise.
2. Tanda-tanda vital
3. Antropometri :
a. Panjang badan
b. Berat badan
c. Lingkar lengan atas
d. Lingkar kepala
e. Lingkar dada
f. Lingkar perut
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
Untuk mengetahui kandungan sedimentasi dan partikel pada urine ( darah, gula,
protein, dan bakteri).
2. Darah lengkap
Merupakan pemeriksaan dasar untuk menentukan status hemodinamik dalam darah.
Klien dengan kanker mengalami hipermetabolisme, sehingga kadar Hb biasanya lebih
rendah dan jika terjadi infeksi maka kadar leukosit meningkat (leukositosis).
3. IVP ( Intravena Pyelogram)
Dengan bantuan zat kontras maka akan dihasilkan gambaran kelainan anatomis dan
urinary tract pada hasil foto rontgen. Hal ini menunjukkan jaringan kanker.
4. Angiography
Dengan menggunakan zat kontras maka akan di hasilkan gambaran secara jelas
imaging dari kanker sampai pada vaskuler ginjal.
5. X-Ray Thoraks
Pemeriksaan ini untuk mengtahui metastase kanker ke paru-paru. Klien dengan
kanker ginjal sangat rentan untuk metastase ke paru-paru karena sirkulasi yang
bersifat sistemik.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Pre operasi
a) Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
b) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
c) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang
penyakit dan prosedur pembedahan
d) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
2. Pasca operasi
a) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
b) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
L. Intervensi
PRE OPERASI
PRE OPERASI
A. Kesimpulan
Wilm’s tumor adalah merupakan yumor ginjal yang terjadi pada anak. ( Suriadi &
Rita Yulianni, 2006). Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan
banyak terjadi pada anak-anak (kanak-kanak, batita/bawah lima tahun). Tumot ini
merupakan tumor ganas yang berasal dari embryonal ginjal. (Eko Prabowo & Andi Eka
Pranata, 2014).
Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontalateral normal dilakukan pebedahan, ini kadang kala diawali dengan pemberian
Chemotherapy dengan atau tanpa radiasi. Lanjutkan dengan pemberian analgesia secara
sering untuk nyeri dan tukak pada otot. Serta mengingatkan pasien dan keluarga
mengenai pentingnya perawatan tindak lanjut guna mendeteksi tanda-tanda metastasis.
( Brunner & Suddarth, 2014).
B. Saran
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan
memahami pada sebenarnya penyakit tumor wilms itu dan dapat menjelaskan pada orang-
orang ada di sekitarnya, dan juga dapat mengomentari isi dari makalah ini, mungkin
dalam makalan ini terdapat kesalahan baik dari kata-kata maupun dari segi peraturan
pembuatan makalah
DAFTAR PUSTAKA