Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol dan
progresif. Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika atau diwariskan
kecenderungan genetika untuk karsinogen mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen
regulator, kerentanan terhadap inisiator dan promotor, kesalahan enzim pengoreksi atau
gagalnya sistem imun. Kecenderungan genetik kita dapat positif atau negatif terhadap
tumor dipengaruhi oleh berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan (kamus kedokteran
dorland)
Tumor Wilms yang merupakan keganasan genitourianaria paling sering
terjadi pada anak-anak neoplasma embrional trifase yang merupakan hasil proliferasi
dari blastema, stroma dan epithelium. Tumor ini merupakan 8% keganasan pada anak-
anak dan menduduki peringkat kelima dari tumor pada anak-anak, setelah pada sentral
nervus sistem, limfoma, neuroblastoma dan sofy tissue sarcoma. Namun, tumor ini
adalah salah satu kanker penyebab utama kematian pada anak. Insidens tumor ini hampir
sama disetiap negara, oleh karena tidak ada perbedaan ras, yaitu sekitar 2-5 kasus per 1
juta penduduk. Dan sekitar 500 kasus baru dari tumor Wilms ditemukan tiap tahun di
Amerika. Dari keseluruhan kasuskanker pada anak 6% nya adalah tumor Wilms. Tumor
Wilms paling sering terjadi pada anak-anak dengan usia yang masih sangat muda dan
jarang terjadi pada anak setelah umur 6 tahun. Tumor wilms ditemukan sama banyak
pada kedua jenis kelamin dan tidak ada predileksi bangsa atau ras.
B. Rumusan Masalah
1. Definisi dan penyebab dari tumor wilms
2. Manifestasi klinik dan komplikasi tumor wilm
3. Patofisiologi pada tumor wilms
4. Pemeriksaan fisik dan diagnostic pada tumor wilms
5. Asuhan keperawatan pada anak yang menderita tumor wilms
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tumor wilms adalah tumor padat intra abdomen yang paling sering dijumpai pada
anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul
sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan
saat orang tua memandikan, mengenakan pakaian anaknya atau saat dokter
melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat. Tumor ini sering
timbul pada usia antara 1 dan 3 tahun. Insiden tumor wilms adalah 1 dalam 250.000,
dan biasanya unilateral. Walaupun dapat timbul dikedua ginjal (bilateral). Tumor
wilms adalah tumor ganas embrional ginjal yang berasal dari metanefros. Nama lain
tumor ini adalah nefroblastoma atau embrioma renal. Tumor ini pertama kali di
laporkan oleh Runce pada tahun 1814, tetapi nama tumor “Wilms“ berasal dari
seorang ahli bedah (Max Wilms) yang mengungkapkan gambaran klasik secara
lengkap penyakit tersebut dalam 1899. Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran
ganas yang tumbuh dengan cepat terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai
anak-anak sebelum usia lima tahun.
B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor
wilms berasal proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi
yang normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli danglomeruli yang
berdiferensial baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal
terjadi pada kehamilan 8-34 minggu. Sehingga diperkirakan bahwa kemampuan
blastema primitif untuk merintis jalan ke arah pembentukan tumor wilms, apakah
sebagai mutasi germinal atau somatik, itu terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu.
Sekitar 1.5% penderita mempunyai saudara atau anggota keluarga yang lain yang
menderita tumor wilms. Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan.
Secara autosomal dominan sekitar 7-10% diturunkan.
C. Anatomi Fisiologi
Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. setiap ginjal memiliki
sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang
merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung
kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria)
dan vulva (wanita). Anatomi ginjal :
a. Makroskopis
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium,
didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis,
kuadratus lumborum dan psoas mayor). Ginjal pada orang dewasa penjangnya
sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh
tubuh atau ginjal beratnya antara 120-150 gram.
Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih
panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh
bantalan lemak yang tebal. Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua
daerah yang berbeda yaitu korteks dan medulla.
Medulla terbagi menjadi baji segitiga yang disebut piramid. Piramid-
piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen
tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid
membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal
dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).
b. Mikroskopis
Tiap tubulus ginjal dan glumerulusnya membentuk satu kesatuan (nefron).
Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta
nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus,
tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang
mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
c. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi
vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior
yang terletak disebelah kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam
hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara
piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola
interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks. Arteri interlobularis ini
kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang
membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler
peritubular. Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam
jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena
interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal
dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-
25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal
berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla. Sifat khusus aliran
darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen
mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon
terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan
( Price, 1995).
d. Persarafan pada ginjal
Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis
(vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk
kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk
ke ginjal”.
fungsi ginjal adalah untuk:
1. Menyaring limbah metabolik
2. Menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
3. Membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang
berlebihan dari tubuh
2. Stadium II
Tumor sudah melewati kapsul ginjal namun dapat dieksisi secara lengkap.
Terdapat ekstensi regional tumor yang dibuktikan dengan penetrasi kapsul atau
dengan invasi ekstensif sinus renal. Pembuluh darah di luar sinus renal dapat
mengandung tumor. Tumor mengalami cedera akibat biopsi atau tercecer terbatas
di daerah flank. Tidak ada bukti tumor pada atau di luar batas reseksi.
3. Stadium III
Terdapat sisa tumor nonhematogen yang terbatas pada abdomen, atau yang
meliputi berikut ini:
a) Keterlibatan kelenjar getah bening pada hilus atau pelvis
b) Penetrasi tumor melalui permukaan peritoneum
c) Implan tumor pada permukaan peritoneum
d) Tumor gross atau mikroskopik pada atau di luar batas reseksi bedah
e) Tumor tidak dapat direseksi secara lengkap karena infiltrasi lokal ke
dalam struktur vital
f) Tumor menyebar tidak terbatas pada daerah flank
4. Stadium IV
Metastasis hematogen ke paru-paru, hepar, tulang atau otak atau metastasis ke
kelenkar getah bening di luar abdomen dan pelvis. Nodul paru tampak pada CT
scan harus dibiopsi untuk diagnosis definitif stadium IV.
5. Stadium V
Keterlibatan kedua ginjal pada diagnosis. Setiap sisi harus didiagnosis secara
individu menurut kriteria di atas.
E. Manifestasi Klinis
1. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
2. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
3. Anemia
4. Penurunan berat badan
5. Infeksi saluran kencing
6. Demam
7. Malaise
8. Anoreksia
9. Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran
kencing
10. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya,seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental
F. Komplikasi
1. Tumor Bilateral
2. Ekstensi Intracaval dan atrium
3. Tumor lokal yang lanjut
4. Obstruksi usus halus
5. Tumor maligna sekunder
G. Pemeriksaan Diagnostik
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen.
Pada 10%-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan
tumor ginjal.
1. IVP
2. Fotothoraks
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidak metastasis ke paru-paru.
3. Arteriografi
Khusus hanya diindikasikan untuk pasiendengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.
4. Ultrasonografi
USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran,
lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic danmenampakkan area
yang echotekstur heterogenus.
5. CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi
konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanyamenyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasantumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjalyang lain. Pada gambar
CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di
abdomen. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri danmetastasis
hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
7. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms
adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH)meninggi dan Vinyl mandelic acid
(VMA) dalam batas normal. Urinalisis jugadapat menunjukkan bukti hematuria,
LED meningkat, dan anemia dapat jugaterjadi, terlebih pada pasien dengan
perdarahan subkapsuler. Pasien denganmetastasis di hepar dapat menunjukkan
abnormalitas pada analisa serum
H. Penatalaksanaan
Tindakan operasi merupakan tindakan untuk terapi sekaligus penentuan stadium
tumor. Berdasarkan rekomendasi NWTSG, nefrektomi primer dikerjakan pada semua
keadaan kecuali pada tumor unilateral yang unresectable, tumor bilateral dan tumor
yang sudah berekstensi ke vena cava inferior di atas vena hepatika. Tumor yang
unresectable dinilai intraoperatif. Diberikan kemoterapi seperti stadium III dan
pengangkatan tumor dilakukan setelah 6 minggu. Pada tumor bilateral, dilakukan
biopsi untuk menentukan jenis tumor dan diberikan kemoterapi biasanya dalam 8-10
minggu. Nefrektomi dilakukan pada kasus tumor bilateral jika diberikan sisa
parenkim ginjal setelah reseksi tumor masih lebih dari 2/3. Hal penting dalam
pembedahan meliputi insisi transperitoneal, eksplorasi ginjal kontralateral, dilakukan
nefrektomi radikal, hindari tumpahan tumor, dan biopsi kelenjar getah bening yang
dicurigai.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang bisa muncul adalah
1. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita
penyakit yang mengancam kehidupan
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) berhubungan dengan
kehilangan protein dan cairan
6. Ansietas berhubungan dengan defisit pengetahuan
7. Resiko Infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa 1.Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
Tujuan : Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat
diterima anak.
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri 1. Menentukan tindakan selanjutnya
2. Lakukan tehnik pengurangan nyeri
2. Sebagai analgesik tambahan
nonfarmakologis
3. Berikan analgesik sesuai ketentuan 3. Mengurangi rasa sakit
4. Berikan obat dengan jadwal preventif 4. Untuk mencegah kambuhnya nyeri
5. Hindari aspirin atau senyawanya 5. Karena aspirin meningkatkan kecenderungan
pendarahan
2. Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi2.: Gangguan nutrisi dapat terjadi secara
Anoreksi, Letargi, hipoproteinemia. berlahan.
3. Beri diet yang bergizi 3. Diare sebagai reaksi oedema intestine dapat
memperburuk status nutrisi
4. Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering 4. Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk
5. Membantu dalam proses metabolisme.
5. Beri suplemen vitamin dan besi sesuai
instruksi
B. Saran
Untuk menjadikan makalah ini menjadi makalah yang sempurna maka harus disertai
saran-saran yang bersifat mendorong dan membangun, saran - saran itu antara lain :
1. Kita hendaknya lebih memahami Tumor Wilms dalam meningkatkan pelayanan pada
penderita/ anak khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Kita hendaknya mampu dan mau mempelajari makalah “Asuhan Keperawatan Anak
Dengan Tumor Wlims”, untuk menambah pengetahuan dibidang ilmu keperawatan
khususnya, dan dibidang pelayanan pemberian asuhan keperawatan pada umumnya.
Demikian saran dari kami semoga apa yang kami suguhkan dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Charette, Jane. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta : EGC.
Doengoes,M.E. 1999. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta : EGC.
Jhonson,Marion,dkk. 1997. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC) Edisi 2 St.
Louis ,Missouri ; Mosby.
Mc Closkey, Joanner. 1996. Iowa Intervention Project Nursing Intervention
Classification (NIC) Edisi 2. Westline Industrial Drive, t.Louis :Mosby.
Nelson, Waldo. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta : EGC.
Santosa,Budi . 2005 - 2006. Diagnosa Keperawatan NANDA . Jakarta : Prima Medika.
Staf pengajar ilmu keperawatan anak. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI
http://macrofag.blogspot.co.id/2013/02/askep-anak-dengan-tumor-will.html
https://www.scribd.com/doc/60754718/Makalah-Tumor-Wilms
http://ekajulzmy89.blogspot.co.id/2014/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html