Anda di halaman 1dari 26

Sistem Urinary

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TUMOR PADA SISTEM


PERKEMIHAN
(Renal Carcinoid Tumor)
MSN IV : Urinary System
Dosen pengampu : Taufan Arif, S.Kep.,Ners.

Oleh kelompok 3
1. Farida Diah Prihandini Wilujeng : 1507. 14201. 406
2. Evlin M. Jela : 1507. 14201. 403
3. Heppy Juita Apriani : 1507. 14201. 410
4. Herdian Yudhana : 1507. 14201. 411
5. Kirstie Adelphinia Tuati : 1507. 14201. 420
6. Leonardus Alfrid Yasinto Nadut : 1507. 14201. 421
7. Margarida Soares Gomes : 1507. 14201. 424

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2017

Stikes Widyagama Husada Page 1


Sistem Urinary

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan


melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh. Commented [u1]: Sumber pustakanya dari mana?? Tolong
setiap pargraf beri sumber pustaka contoh (tyas, 2016)
Pengkajian keperawatan pada system perkemihan adalah salah satu dari
komponen dari proses keperawatan yang merupakan suatau usaha yang dilakukan
oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan
data, membuktikan data tentang status kesehatan seorang klien. Keahlian dalam
melakukan observasi komunikasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik sangat penting
untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah
tumor prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan
ultrasonografi abdomen sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di
klinik-klinik rawat jalan, makin banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal yang
masih dalam stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada
orang dewasa. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering
terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang
dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat. 75%
ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi dengan kelainan
pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien
bertahan hidup hingga 5 tahun. Commented [u2]: Skala data di indonesia mana??

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum

a. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan


pasien dengan tumor sistem perkemihan (pada ginjal)

1.3.2 Tujuan khusus

A. Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep medeis tumor ginjal


B. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep Asuhan Keperawatan pada pasien
tumor ginjal
C. Membahas asuhan keperawatan pada kasus semua pasien tumor ginjal

Stikes Widyagama Husada Page 2


Sistem Urinary

BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
Kanker ginjal adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan
pertumbuhan dari sel-sel kanker pada ginjal. Biasanya, hanya satu ginjal yang
terkena kanker.
Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) dan
jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal
(adeno karsinoma renalis/hipernefroma). Kanker ginjal atau hipernefroma
merupakan jenis kanker yang terdapat pada bagian ginjal atau disebut tubulan Commented [u3]: setiap paragraf tolong diberi daftar
pustakanya,, contoh (tyas, 2016)
renal proksimal.
Carsinoma sel ginjal (renal cell carcinoma) adalah tumor malignansi renal
tersering, dua kali lebih sering di temukan pada laki-laki dibandingkan pada
wanita.
Karsinoma sel ginjal merupakan tumor yang berasal dari epitel tubulus ginjal
terutama terletah di korteks. Carsinoma sel ginjal (renal cell carcinoma) adalah
tumor malignansi renal tersering, dua kali lebih sering di temukan pada laki-laki di
bandingkan kepada wanita.
2.2 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Namun penelitian
telah menemukan factor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko
terjadinya kanker ginjal. Risiko terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan
dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pad ausia 50-70
tahun. Pria memiliki risiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita.

Faktor faktor resikonya, yaitu :


1. Merokok. Merokok adalah faktor resiko utama. Para perokok dua kali lebih
mungkin menderita kanker ginjal daripada bukan perokok. Orang yang
menyukai rokok cerutu bahkan bisa menderita kanker ginjal paling parah.
2. Kegemukan / obesitas. Orang yang mengalami kegemukan mempunyai
resiko yang lebih tinggi dari mereka yang tidak kegemukan.
3. Dialysis jangka panjang. Dialysis adalah perawatan untuk orang orang yang
ginjalnya tidak bekerja dengan baik. Dialysis akan mengeluarkan
pembuangan pembuangan dari darah.
4. Hipertensi. Merupakan faktor resiko yang termasuk pokok.
5. Von Hippel Lindau ( VHL ) syndrome. HVL adalah penyakit yang jarang
beredar pada beberapa keluarga dan disebabkan oleh perubahan dalam gen

Stikes Widyagama Husada Page 3


Sistem Urinary

HVL. Suatu gen HVL yang tidak normal dapat meningkatkan resiko kanker
ginjal, juga menyebabkan kista atau tumor dimata, otak dan bagian bagian
tubuh yang lainnya. Penderita sindrom ini bisa melakukan tes pemeriksaan
terhadap kemungkinan gen VHL yang tidak normal.
6. Jenis kelamin. Laki laki dimungkinkan lebih banyak menderita kanker ginjal
daripada perempuan. Di AS, sekitar 20.000 laki laki dan 12.000 perempuan
menderita kanker ginjal dalam setiap tahun.
7. Makanan tinggi lemak
8. Faktor lingkungan seperti terpapar cadmium, pelarut klorin, asbestos.

2.3 Klasifikasi

Stadium Tumor terbatas pada parenkim ginjal


I
Stadium Tumor menjalar kejaringan perinefrik tetapi tidak menembus fasia
II Gerota

Stadium III A Tumor menembus fasia gerota dan masuk ke V renalis


III III B Kelenjar limfe regional
III C Pembuluh darah local

Stadium IV A Dalam organ, selain adrenal


IV IV B Metatase jauh

2.4 Tanda dan Gejala


Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan
adanya nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang
menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang
menembus system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi
anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:

a) Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)


b) Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c) Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi
jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri
mengeluarkan rennin

Stikes Widyagama Husada Page 4


Sistem Urinary

d) Anemia
e) Penurunan berat badan
f) Infeksi saluran kencing
g) Demam
h) Malaise
i) Anoreksia
j) Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam
saluran kencing.

2.5 Patofisiologi Commented [u4]: tolong ditambahkan komplikasinya,,


penatalaksanaannya, pencegahannya..
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di
dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan
kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.Cara
penyebaran bisa secara langsung menembus simpai ginjal ke jaringan sekitarnya
dan melalui pembuluh limfe atau v. Renalis. Metastasis tersering ialah ke kelenjar
getah bening ipsilateral, paru, kadang ke hati, tulang , adrenal dan ginjal
kontralateral (De Jong, 2000).
Tumor Wilms ini terjadi pada parenchym renal. Tumor tersebut tumbuh
dengan cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.Pertumbuhan tumor
tersebut akan meluas atau enyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas
berupa sglomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.
Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di invasi
oleh sel tumor. Tumor ini pada nyatanya memperlihatkan warna yang putih atau
keabu-abuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat ). Tumor
tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakana
sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan
palpasi. Munculnya tumor Wims sejak dalam perkembangan embrio dan akan
tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal
atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya
baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya
hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal IV.
Jaringan asal untuk karsinoma sel ginjal adalah epitel tubulus proksimal
ginjal. Kanker ginjal bisa terjadi secara herediter atau non herediter. Keduanya
memberikan bentuk yang berhubungan dengan perubahan struktural dari
kromosom. Studi genetika kanker ginjal menyebabkan kloning gen yang
menghasilkan perubahan formasi tumor ( Iliopoulos, 2000 ).

Stikes Widyagama Husada Page 5


Sistem Urinary

Setidaknya terdapat 4 sindrom genetik yang terkait dengan karsinoma sel


ginjal, meliputi : sindrom von Hippel Lindau (VHL), hereditary papillary renal
carcinoma (HPRC), onkosit ginjal familial (FRO) associated with Birt Hogg
Dube syndrome (BHDS), dan karsinoma ginjal herediter ( Iliopoulos,2000 ).
Penyakit sindrom von Hippel-Lindau adalah sindrom autosomal dominan
yang memberikan predisposisi untuk berbagai neoplasma, termasuk kanker
ginjal. Renal cell carcinoma berkembang di hampir 40 % dari pasien dengan
penyakit Hippel-Lindau von dan merupakan penyebab utama kematian di antara
pasien tersebut.
Karsinoma papiler ginjal herediter (HPRC) adalah kelainan bawaan dengan
pola dominan warisan autosom; individu yang terkena mengembangkan
karsinoma ginjal bilateral ( Radovanovic, 1986 ). Individu dengan onkosit ginjal
familial mengembangkan oncocytoma multifokal atau neoplasma oncocytic di
ginjal. Sindrom Birt Hogg Dube adalah sindrom kulit turun temurun. Pasien
dengan sindrom Birt Hogg Dube memiliki kecenderungan dominan
diwariskan untuk mengembangkan tumor jinak dari foliker rambut ( yaitu
fibrofolliculomas ), terutama di leher, wajah dan batang atas, serta berisiko
mengembangkan tumor ginjal, polip kolon atau tumor, dan kista paru ( Iliopoulos,
2000 ). Kanker ginjal memberikan berbagai manifestasi masalah keperawatan.

Stikes Widyagama Husada Page 6


Sistem Urinary

Pathway

Idiopatik 1. Merokok
2. Kegemukan
3. Dialisis
4. lingkungan

CA ginjal

Adrenal
Informasi tidak
adekuat

Adanya massa
Kurang pengetahuan tentang
prognosis
Penekanan pada pembuluh
darah
Ansietas

Pecahnya
pembuluh darah
Sel parietas

Inflamasi
HCL
meningkat
Pengeluaran
mediator nyeri
Mual Muntah

MK : Nyeri akut
MK : Kekurangan MK :
volume cairan Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Commented [u5]: standart penulisan DX keperawtan tolong
kebutuhan disesuaikan dengan NANDA atau SDKI.. munculkan minimal 5
s diagnosa keperawtan

Stikes Widyagama Husada Page 7


Sistem Urinary

2.6 Asuhan keperawatan


2.6.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar
mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual ,muntah dan diare.
Badan panas hanya satu hari pertama sakit.
3. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum
b. Berat badan
c. Pengkajian Head To Toe
d. TTV
e. Kaji pola nutrisi
f. Adanya nyeri tekan pada bagian abdomen
g. Periksa adanya benjolan pada perut.
h. Adanya perdarahan per uretra

4. Pengkajian Perpolaa.
a. Pola nutrisi dan metabolic :
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi
kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air,
edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami
infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual , muntah
dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB
meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi
karena uremia.
b. Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada
glumerulus menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi
dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang
tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguria sampaianuria
,proteinuri, hematuria.

c. Pola Aktifitas dan latihan :

Stikes Widyagama Husada Page 8


Sistem Urinary

Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan


kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien
perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan tekanan darah
mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan
darah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema paru maka
pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu napas,
teraba ,auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh
sesak, frekuensi napas. Kelebihan beban sirkulasi dapat
menyebabkan pembesaran jantung (Dispnea, ortopnea dan pasien
terlihat lemah) anemia dan hipertensi yang juga disebabkan oleh
spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat
menyebabkan gagal jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan
gejala serebrum karena hipertensi dengan gejala penglihatan kabur,
pusing, muntah, dan kejang-kejang. GNA munculnya tiba-tiba orang
tua tidak mengetahui penyebab dan penanganan penyakit ini.
d. Pola tidur dan istirahat :
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena
adanya uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan
kehilangan tonus Kognitif & perseptual : Peningkatan ureum darah
menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal. Gangguan
penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopatihi pertensi.
Hipertemi terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada
infeksi karena inumnitas yang menurun.
e. Persepsi diri :
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema
dan perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali
seperti semulaf.
f. Hubungan peran :
Anak tidak dibesuk oleh teman temannya karena jauh dan
lingkungan perawatann yang baru serta kondisi kritis menyebabkan
anak banyak diam.
g. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan labolatorium tidak banyak membantu, hanya dapat
ditemukan laju endap darah yang meninggi dan kadang kadang
ditemukan hematuria. Bila kedua kelainan labolatorium ini ditemukan,
maka prognosis diagnosa buruk Pada foto polos abdomen akan
tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan klsifikasi

Stikes Widyagama Husada Page 9


Sistem Urinary

didalamnya. Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan


gambaran distori, penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan
kalises. Dari pemeriksaan renoarteriogram didapatkan gambaran
arteri yang memasuki masa tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari
metastasi kedalam paru-paru.

2.6.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan agen cidera biologis
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien

2.6.3 Intervensi

NERSING CARE PLANNING


No. Diagnosa
Tujuan dan kriteria hasil intervensi
keperawatan
1. Nyeri b/d agen NOC : NIC :
cidera biologis Pain Level
setelah dilakukan Pain Management
tindakan keperawatan
1. Lakukan pengkajian nyeri
selama 2x24 jam nyeri
secara komprehensif
klien menghilang dengan
termasuk lokasi,
indicator :
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
1. Mampu
factor presipitasi
mengontrol
2. Observasi reaksi nonverbal
nyeri ( tahu
dari ketidaknyamana
penyebab
3. Evaluasi pengalaman nyeri
nyeri, mampu
masa lampau
menggunakan
4. Evaluasi bersama pasien
tehnik
dan tim kesehatan lain
nonfarmakologi
tentang ketidak efektifan
untuk
control nyeri masa lampau

Stikes Widyagama Husada Page 10


Sistem Urinary

mengurangi 5. Kontrol lingkungan yang


nyeri, mencari dapat mempengaruhi nyeri
bantuan) seperti suhu ruangan,
2. Melaporkan pencahayaan dan
bahwa nyeri kebisingan
berkurang 6. Kurangi factor presipitasi
dengan nyeri
menggunakan 7. Pilih dan lakukan
manajemen penanganan nyeri
nyeri (farmakologi, non
3. Mampu farmakologi dan inter
mengenali personal)
nyeri (skala, 8. Kaji tipe dan sumber nyeri
intensitas, untuk menentukan
frekuensi dan intervensi
tanda nyeri 9. Ajarkan tentang teknik non
4. Menyatakan farmakologi
rasa nyaman 10. Berikan analgetik untuk
setelah nyeri mengurangi nyeri
berkurang 11. Evaluasi keefektifan control
5. Tanda vital nyeri
dalam rentang 12. Tingkatkan istirahat
normal 13. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil

2. Devisit volume NOC: NIC :


cairan b/d Fluid balance Fluid management
kehilangan cairan setelah dilakukan 1. Pertahankan
aktif. tindakan keperawatan catatan intake
selama 2x24 jam volume dan output yang
cairan dalam batas akurat
normal dengan indicator : 2. Monitor status
hidrasi (
Kriteria Hasil : kelembaban

Stikes Widyagama Husada Page 11


Sistem Urinary

1) Mempertahankan membran
urine output sesuai mukosa, nadi
dengan usia dan adekuat, tekanan
BB, BJ urine darah ortostatik ),
normal, HT normal jika diperlukan
2) Tekanan darah, 3. Monitor hasil lab
nadi, suhu tubuh yang sesuai
dalam batas dengan retensi
normal cairan
3) Tidak ada tanda (osmolalitas urin
tanda dehidrasi, )
Elastisitas turgor Monitor vital sign
kulit baik, 1. Monitor masukan
membran mukosa makanan / cairan
lembab, tidak ada dan hitung intake
rasa haus yang kalori harian
berlebihan(1-4) 2. Kolaborasi
pemberian cairan
3. IV
3. Monitor status
nutrisi
4. Berikan cairan
5. Berikan diuretik
sesuai interuksi
6. Dorong
masukan oral
7. Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output
8. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
9. Kolaborasi dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul

Stikes Widyagama Husada Page 12


Sistem Urinary

meburuk
3. Ketidakseimbanga NOC : NIC :
n nutrisi kurang Nutritional Status : Nutrition Management
dari kebutuhan nutrient Intake 1. Kaji adanya
tubuh b/d alergi makanan
ketidakmampuan setelah dilakukan 2. Anjurkan pasien
untuk tindakan keperawatan untuk
mengabsorpsi selama 2x24 jam nutrisi meningkatkan
nutrien pasien tercukupi dengan intake Fe
indicator : 3. Anjurkan pasien
Kriteria Hasil : untuk
1. Adanya meningkatkan
peningkatan berat protein dan
badan sesuai vitamin C
dengan tujuan 4. Berikan
2. Berat badan ideal substansi gula
sesuai dengan 5. Yakinkan diet
tinggi badan yang dimakan
3. Mampu mengandung
mengidentifikasi tinggi serat untuk
kebutuhan nutrisi mencegah
4. Tidk ada tanda konstipasi
tanda malnutrisi 6. Berikan makanan
5. Menunjukkan yang terpilih (
peningkatan fungsi sudah
pengecapan dari dikonsultasikan
menelan dengan ahli gizi
6. Tidak terjadi 7. Ajarkan pasien
penurunan berat bagaimana
badan yang membuat catatan
berarti(1-4) makanan harian.
8. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
9. mendapatkan
nutrisi yang

Stikes Widyagama Husada Page 13


Sistem Urinary

dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam
batas normal
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas
yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi
anak atau
orangtua selama
makan
5. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
6. Monitor mual dan
muntah
7. Monitor makanan
kesukaan
8. Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
9. Monitor kalori
dan intake
nuntrisi
10. Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas
oral.

Stikes Widyagama Husada Page 14


Sistem Urinary

11. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan
pasien.

Stikes Widyagama Husada Page 15


Sistem Urinary

BAB III
STUDY KASUS

Seorang Pria 75 tahun dirujuk kelembaga kami setelah didiagnosa massa ginjal
kanan pada computed tomography (CT) padat dengan 3,0 cm, pemeriksaan ini dilakukan
untuk menilai trauma thoraks. Dan tidak memiliki gejala yang spesifik. Hasil pemeriksaan
Laboratarium dalam batas normal. Pada ct abdomen massa ginjal diindentifikasi dibagian
atas dari ginjal kanan (Gambar). Didefinisikan baik pengukuran massa sekitar 3,5 cm x 2,0
cm dan terdiri massa kistikofapartial dengan massa ginjal padat, komponen kistik yang
terkandung klasifikasi. Tidak ada hidronefrosis yang pasti atau caliectasis terdeteksi. Pasien
tidak memiliki temuan abnormal lainnya, seperti diduga metastasis jauh atau metastasis
kelenjar getah bening pada saat itu kami menganggap kistik karsinoma sel ginjal (RCC),
oncocytoma, dan jenis dewasa nephroma cystic sebagai diagnose diferensiadari cystic
campuran ini dan tumor ginjal yang solid. Pada may 2012, kami merencanakan nefrektomi
parsial terbuka , selama operasi kami melihat bahwa tumor telah menginfaksi kapsul ginjal
oleh karena itu, kami melakukan nefrektomi terbuka. Setelah evaluasi histopatolog
didiagnosa lesi sebagian tumor karsinoid ginjal primer ((neuro akhir ocrine tumor). tumor
bertemu kedua kriteria kimia histologis dan immuno untuk penunjukan sebagai tumor
karsinoid. Terlalu, tumor direseksi di cludeda mas putih lembut-kuning sattached untuk lesi
kistik (Figure2). Pada pemeriksaan mikroskopis, tumor terdiri dari pita-seperti, trabecular,
atau roset seperti pola sel dengan inti yang tinggi rasio sitoplasma (Gambar 3). Immuno
histologis, sel-sel tumor yang positif untuk antibodi untuk penanda neuro endokrin,
chromograninA (Figure4), adhesi sel saraf molekul (NCAM) (Gambar 5), dan somato Commented [u6]: tidak terlalu detail ttg fpemeriksaan CT..
tolong dibuat kasus yang seperti kasus keperawtaan...
reseptor statin type2 (SSTR2) (Figure6) .suatu sel-sel tumor memiliki hitungan mitosis dari 4
mitosis / 10 bidang daya tinggi dan tingkat proliferasi penanda Ki-67 adalah 5%. Mikroskopis
dan immuno histologis Temuan swere kompatibel dengan diagnosis dari ginjal tumor neuro
akhir ocrine primer (grade2). Tidak ada kekambuhan lokal atau metastasis sistemik
terdeteksi selama the18-bulan follow-upperiod Commented [u7]: studi kasus ini disesuaikan dengan asuhan
keperawatan dibawahnya ini.. sya baca tidak sinkron.. tolong di
sinkronisasikan....

Stikes Widyagama Husada Page 16


Sistem Urinary

BAB IV
ANALISA KASUS

Tanggal MRS : 10 April


Tanggal pengkajian : 10 May
No Register : 337891
Ruangan : P. Armand
Diagnosa : Tumor Ginjal

4.1 PENGKAJIAN
a. Biodata
1) Identitas klien
Nama : Tn A
Umur : 75 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat :
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : PNS
Pendapatan :

2) Identitas penanggung jawab


Nama : Ny c
Umur : 69 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis
Pendidikan : Diploma
Pekerjaan : IRT
Pendapatan :
Hub dengan klien : Istri klien

Stikes Widyagama Husada Page 17


Sistem Urinary

b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan Utama : Nyeri Pinggang
b) Riwayat keluhan utama
P : Penumpukan massa
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Daerah pinggang dan perut
S : Skala nyeri 6
T : Dimulai sejak 3 minggu sebelum MRS
c) Kondisi yang memperberat : Aktivitas fisik
d) Kondisi yang meringankan : Tirah baring
e) Keluhan lain yang menyertai
Klien mengatakan merasakan nyeri pada daerah Commented [u8]: nyeri dmana??

Klien mengatakan nafsu makan menurun


Klien mengatakan sulit melakukan pergerakan karena nyeri
Klien mengatakan sering BAK disertai nyeri

2) Riwayat kesehatan masa lalu


Pasien sebelumnya tidak pernah mempunyai riwayat penyakit apapun dan
pasien juga belum pernah dirawat di Rumah Sakit.
3) Riwayat Keperawatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit
seperti pasien
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tingkat Kesadaran : Composmentis
3) Vital Sign
TD : 110/70 mmHg
RR : 20x /menit
N : 88x /menit
S : 36 C
4) Kepala
Inspeksi
Bentuk mesochepal, Rambut kurang bersih, hitam tidak mudah rontok,
tidakmudah dicabut
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan

Stikes Widyagama Husada Page 18


Sistem Urinary

5) Mata
Inspeksi : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
mengalami gangguan penglihatan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6) Hidung
Inspeksi : Simetris, tidak ada polip
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
7) Telinga
Inspeksi : Simetris, Tidak ada serumen, Tidak ada gangguan pendengaran
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
8) Muka
Inspeksi : Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan, ekspresi wajah tampak
tegang, bentuk wajah oval
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
9) Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
Palpas : Tidak ada nyeri tekan
10) Thorax
Inspeksi : Ictus simetris ka/ki
Auskultasi :Tidak ada wheezing, Tidak ada ronchi
Palpasi : Ictus cordis teraba pada iga 4 dan 5
Perkusi : Vocal fremitus ka/ki sama, Sonor ka/ki
11) Abdomen
Inspeksi : Simetris kanan kiri
Auskultasi : Bunyi peristaltik 14 x/menit
Palpasi : Teraba adanya massa pada abdomen kuadran kanan dan kiri
Bawah, Terdapat nyeri tekan pada area abdomen
12) Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada oedema, terpasang infus RL 120 tetes/menit pada
tangan kiri tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
13) Kulit
Inspeksi : Turgor kulit baik, Warna coklat

Stikes Widyagama Husada Page 19


Sistem Urinary

d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
KIBC : 8.000 H/mm3 (3.500-10.000)
PLT : 228.000 H/mm3 (150.000-390.000)
Hb : 11,3 g/dl
2) Pemeriksaan Radiologi

2) Therapy pengobatan
3) Computed Tomography (CT)
No Pola Aktivitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Pola persepsi sensori a. Makan-makanan a. Makan 3 x sehari
dan pemeliharaan yang sehat b. Klien tetap
kesehatan b. Klien adalah merokok
perokok aktif
2. Pola Nutrisi dan cairan a. Selera makan baik a. Nafsu makannya
tubuh b. Tidak ada menurun
pantangan b. Klien diet rendah
makanan lemak
c. Mengkonsumsi air c. Mengkonsumsi air
putih dan kopi putih
3. Pola Eliminasi a. BAB 1 x Sehari a. BAB 1 x Sehari
b. BAK 3 x Sehari b. BAK 6 9 x
Sehari
4. Pola tidur dan istirahat a. Lamnya tidur 5-6 a. Lamanya tidur 2
Jam sehari 3 Jam sehari
b. Kualitas tidur baik b. Kualitas tidur
kurang baik
5. Pola aktivitas dan a. Klien berkerja a. Klien tifak Berkerja
Latihan sebagai PNS b. Melakukan
b. Melakukakan aktivitas dengan
Aktivitas secara dibantu oleh
mandiri keluaga
6. Pola Persepsi terhadap a. Klien adalah a. Klien adalah
Diri seorang Ayah pasien
b. Ideal Diri Pekerja b. Lemah, tidak
Keras mampu berkerja
7. Pola Hubungan Peran a. Interaksi baik a. Interaksi BAik
8. Pola Sensori Kognitif a. Baik a. Reflek daerah
pinggang menurun
9. Pola Stress dan koping A. Tidak ada a.. tidak ada kecemasan
kecemasan
10. Pola Keyakinan dan a. Menjalankan A. Tidak dapat

Stikes Widyagama Husada Page 20


Sistem Urinary

Kepercayaan ibadah 5 waktu menjalankan


ibdah 5 waktu

d. Lingkungan
Klien tinggal bersama dengan seorang istri dan dua orang anak, tempat tinggal klien
merupakan sebuah rumah permanent dengan sumber penerangan dari PLN dan
sumber air dari PDAM.
e. Psikososial
Klien mengatakan merasa menyesal dengan penyakit yang dideritanya dan bersedia
untuk bergaya hidup sehat kedepannya
f. Klasifikasi Data
Data Subjektif
Klien mengatakan merasakan nyeri pada daerah perut
Klien mengatakan nafsu makan menurun
Klien mengatakan sulit melakukan pergerakan karena nyeri
Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk
Klien mengatakan sering BAK disertai nyeri
Data objektif
Ekspresi klien nampak meringis
Porsi makan tidak di habiskan
Nyeri tekan daerah abdomen (+)
Klien nampak melakukan pergerakan dengan dibantu oleh keluarga
Klien nampak tirah baring
Teraba adanya massa pada daerah abdominal kuadran bawah
Klien nampak lemah

4.2 Analisa Data


Data Etiologi Masalah
Data Subjektif : Tumor Ginjal Nyeri
a. Klien Mengatakan
merasa nyeri pada Tumor Belum menembus
daerah perut kapsul ginjal
b. Klien mengatakan
sulit melakukan Berdiferensisasi
pergerakan karena
nyeri Tumor menembus kapsul

Stikes Widyagama Husada Page 21


Sistem Urinary

c. Klien mengatakan ginjal ( perineal, hilus, vena


nyeri seperti ditusuk renal)
d. Klien mengatakan
sering BAK disertai Nyeri
nyeri
Data Objektif
a. Teraba adanya
massa didaerah
abdominal kuadran
bawah
b. Nyeri tekan
abdomen (+)

Data Subjektif : Tumor Ginjal Perubahan nutrisi kurang


a. Klien mengatakan dari kebutuhan tubuh
nafsu makan Tumor Belum menembus
menurun kapsul ginjal
Data Objektif
a. Porsi makan tidak Berdiferensisasi
dihabiskan
b. Klien tampak lemah Tumor menembus kapsul
ginjal ( perineal, hilus, vena
renal)

Disfungsi ginjal
Commented [u9]: Etilogi jangan sama semuanya,,, jika
diagnosanya ttg ntrisi maka yang hubungan anatara tumor ginjal
dengan sistem pencernaan...
Data Subjektif : Tumor Ginjal Gangguan Mobilitas fisik Commented [u10]: Dengan DS n DO sperti itu apakah termasuk
gangguan mobilitas fisik?? Tolong dibaca definisi hambatan
a. Klien mengatakan monilitas fisik..

sulit melakukan Tumor Belum menembus


pergerakan karena kapsul ginjal
nyeri
Data Objektif : Berdiferensisasi
a. Klien tampak
melakukan Tumor menembus kapsul
pergerakan dengan ginjal ( perineal, hilus, vena
dibantu oleh renal)

Stikes Widyagama Husada Page 22


Sistem Urinary

keluarga
b. Klien Nampak tirah
baring
c. Klien tampak lemah

4.3 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri Akut b/d efek fisiologis dari neoplasia Commented [u11]: Tidak sesuai dengankolom etilogy di analisa
data...
2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake. Commented [u12]: Tidak sesuai dengan kolom analisa data,,

3. Gangguan Mobilitas berhubungan dengan kelelahan Commented [u13]: Iini juga...

4.4 Rencana Keperawatan


No Dx Intervensi Rasional
1. Nyeri Akut b/d efek fisiologis dari neoplasia a. Kaji tingkat nyeri a. Menentukan
Tujuan : b. Lakukan tehnik tindakan
selanjutnya Commented [u14]: Rasional tidak sama dengan tuuan.. jadi
Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri pengurangan aional=mu itu salah.. contohnya.. point kaji tingkat nyeri
nyeri b. Sebagai rasionalnya adalah peningkatan skala nyeri menunjukkan
menurun sampai tingkat yang dapat diterima ketidakefektifan terapi yang d=telah diberikan,,,
analgesik Tolong semua rasional diperbaiki karena tidak benar...
anak. nonfarmakologis
tambahan
c. Berikan analgesik
c. Mengurangi rasa
sesuai ketentuan sakit
d. berikan obat d. Untuk mencegah
dengan jadwal kambuhnya
preventif nyeri
e. Karena aspirin
e. hindari aspirin
meningkatkan
atau senyawanya
kecenderungan
pendarahan

2. Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan a. Catat intake dan a. Monitoring


berhubungan dengan peningkatan kebutuhan output makanan asupan nutrisi
metabolime, kehilangan protein dan secara akurat bagi tubuh
penurunan intake b. Kaji adanya b. Gangguan
Tujiuan : tanda-tanda nutrisi dapat
Kebutuhan Nutrisi tubuh terpenuhi perubahannutrisi terjadi secara

Stikes Widyagama Husada Page 23


Sistem Urinary

:Anoreksi, berlahan.
Letargi, c. Diare sebagai
hipoproteinemia. reaksi oedema
c. Beri diet yang intestine dapat
bergizi memperburuk
d. Beri makanan status nutris
dalam porsi kecil d. Mencegah
tapi sering status nutrisi
e. Beri suplemen menjadi lebih
vitamin dan besi buruk
sesuai instruksi e. Membantu
dalam proses
metabolisme.
3. angguan Imobilitas berhubungan dengan a. Pertahangkan a. Mengurangi
kelelahan tirah baring bilah pengeluaran
Tujuan : terjadi edema energi
berat b. Mengurangi
Pasien mendapat istrahat yang adekut
b. seimbangkan kelelahan pada
istrahat dan pasien
aktivitas bila c. Untuk
ambulasi mmenghemat
c. intrusikan pada energi
anak
untuk istrahat
bila ia merasa
lelah

Stikes Widyagama Husada Page 24


Sistem Urinary

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kanker Ginjal adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan
pertumbuhan dari sel-sel kanker pada ginjal. Biasanya, hanya satu ginjal yang
terkena kanker.

Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) dan
jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal
(adeno karsinoma renalis / hipernefroma).
factor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker
ginjal diantaranya :
1. Merokok
2. Kegemukan / obesitas.
3. Dialysis jangka panjang.
Dialysis adalah perawatan untuk orang orang yang ginjalnya tidak bekerja
dengan baik.
4. Hipertensi.
5. Jenis kelamin.
Laki laki dimungkinkan lebih banyak menderita kanker ginjal daripada
perempuan.
6. Makanan tinggi lemak.
7. Faktor lingkungan
seperti terpapar cadmium, pelarut klorin, asbestos.

5.2 Saran
Asuhan Keperawatan kami masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan kami. Besar harapan kami agar pembaca memberikan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca agar Asuhan Keperawatan ini
menjadi sempurna.

Stikes Widyagama Husada Page 25


Sistem Urinary

DAFTAR PUSTAKA

Syvia A.Price Marylin : Patofisiologi.Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi


6.Penerbit buku kedokteran Jakarta :EGC,2000
Wilkinson, Judith.M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil Noc, EGC, Jakarta. Commented [u15]: Cara menulis daftar pustaka tolong lihat
contoh yang benar benar...

Stikes Widyagama Husada Page 26

Anda mungkin juga menyukai