Oleh :
WINA SRIANDINI
1906.14901.278
DISUSUN OLEH
WINA SRIANDINI
1906.14901.278
Disetujui Oleh:
A. Definisi
Nyeri sendi adalah suatu keadaan yang sering dialami oleh lansia yang
disebabkan oleh penyakit degeneratif yang menyebabkan berkurangnya
cairan sinoval sendi sehingga menyebabkan nyeri dan kakuan sendi
(Rahmiati, 2017).
Nyeri musculoskeletal yaitu nyeri yang berasal dari sistem
musculoskeletal, yang terdiri dari tulang, sendi dan jaringan lunak pendukung
yaitu otot, ligamen, tendo dan bursa. Sejumlah penelitian menunjukkan
penyebab nyeri yang sering terjadi pada lansia, mulai dari yang paling sering
terjadi, yaitu fibromyalgia, gout, neuropati (diabetik, postherpetik), osteoartritis,
osteoporosis dan fraktur, serta polimialgia rematik (Handono, 2013).
Nyeri Sendi merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman dari sistem
muskuloskeletal yang sering dirasakan oleh lansia akibat terjadi penurunan
cairan sinoval sendi yang dapat disertai dengan atau tanpa penyakit
penyerta.
B. Faktor Risiko
Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang rentang
terserang nyeri sendi:
Obesitas. Kelebihan berat badan bisa memberi tekanan dan stres pada
sendi, terutama lutut.
Merokok. Kebiasaan ini berbahaya bagi tubuh dan berpengaruh terhadap
nyeri kronis, termasuk nyeri sendi.
Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko nyeri sendi semakin meningkat.
Cedera yang bisa terjadi karena bekerja atau berolahraga bisa membuat
kamu berisiko mengalami nyeri sendi.
C. Etiologi
Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui secara
pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan,
hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar
adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus. Ada beberapa
teori yang dikemukakan sebagai penyebab nyeri sendi yaitu:
a. Mekanisme imunitas.
Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam serumnya
yang di kenal sebagai faktor rematoid anti bodynya adalah suatu faktor
antigama globulin (IgM) yang bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang
lebih besar 1:100, Biasanaya di kaitkan dengan vaskulitis dan prognosis
yang buruk.
b. Faktor metabolik.
Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya dengan proses
autoimun.
c. Faktor genetik dan faktor pemicu lingkungan.
Penyakit nyeri sendi terdapat kaitannya dengan pertanda genetik.
Juga dengan masalah lingkungan, Persoalan perumahan dan penataan
yang buruk dan lembab juga memicu penyebab nyeri sendi
d. Faktor Usia
Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut rentan
terhadap penyakit baik yang bersifat akut maupun kronik.
E. Klasifikasi
Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan
rematik yang berlokasi pada persendian diantarannya meliputi arthritis
rheumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non artikular atau ekstra
artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar
persendian diantaranya bursitis, fibrositis dan sciatica.
F. Patofisiologi
NYERI SENDI
Resiko jatuh
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam urat dalam darah
2. Pemeriksaan mikroskopis cairan sendi
3. Foto rontgen sendi
4. Rheumatoid factor (FR), Anti-nuclear Antibody (ANA), dan c-reactive
protein (CRP) pada kasus arthritis rheumatoid.
H. Penatalaksanaan
Penanganan medis bergantung pada tahap penyakit saat diagnosis
dibuat dan termasuk kedalam kelompok yang mana sesuai dengan kondisi
tersebut, adapun penatalaksanaannya yaitu:
1. Farmakologis
OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) diberikan sejak dini untuk
mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai.
DMARD (Desease Modifying Antirheumatoid Drugs) digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat athritis
reumatoid. Keputusan penggunaannya tergantung pertimbangan risiko
manfaat oleh dokter.
2. Non Farmakologis
Rehabilitasi
Teknik distraksi dan relaksasi
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ganggguan
muskuloskeletal
3. Hambatan berjalan dengan Nyeri
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Imobilitas
5. Risiko Jatuh
c. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Nyeri akut/kronis Setelah dilakukan tindakan
Kaji keluhan nyeri;
berhubungan keperawatan selama 2x24
catat lokasi dan
dengan distensi jam diharapkan nyeri dapat
intensitas nyeri
jaringan oleh berkurang dengan kriteria
(skala 0 – 10).
akumulasi hasil :
Catat faktor-faktor
cairan/proses
Menunjukkan nyeri yang mempercepat
inflamasi,
berkurang atau dan tanda-tanda
distruksi sendi.
terkontrol rasa nyeri non
verbal
Terlihat rileks, dapat
istirahat, tidur dan Beri matras/kasur
berpartisipasi dalam keras, bantal kecil.
aktivitas sesuai Tinggikan tempat
kemampuan. tidur sesuai
kebutuhan saat
Mengikuti program
klien
terapi.
beristirahat/tidur.
Menggunakan
Bantu klien
keterampilan
mengambil posisi
relaksasi dan
yang nyaman pada
aktivitas hiburan ke
waktu tidur atau
dalam program
duduk di kursi.
kontrol nyeri.
Tingkatan istirahat
di tempat tidur
sesuai indikasi.
Pantau
penggunaan
bantal.
Pantau suhu
kompres.
Berikan masase
yang lembut.
Dorong
penggunaan teknik
manajemen stress
misalnya relaksasi
progresif sentuhan
terapeutik bio
feedback,
visualisasi,
pedoman imajinasi
hipnotis diri dan
pengendalian
nafas.
Libatkan dalam
aktivitas hiburan
yang sesuai untuk
situasi individu.
J. Daftar Pustaka
Rahmiati, C., & Yelni, S. (2017). Efektivitas Streching terhadap penurunan
nyeri sendi lutut lansia. Semdi unaya , 379-386.