Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


DENGAN NYERI SENDI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Indivdu Praktek Profesi Ners


Departemen Gerontik
Di ruang Anggrek UPT PSTW Blitar

Oleh :
WINA SRIANDINI
1906.14901.278

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN NYERI SENDI


Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi Ners
Departemen Gerontik
Di ruang Anggrek UPT PSTW Blitar

DISUSUN OLEH
WINA SRIANDINI
1906.14901.278

Disetujui Oleh:

Pembimbing Institusi Pembimbing Wahana Praktik

Mizam Ari K S.Kep., Ners., M.Kep Anis, S.Sos


LAPORAN PENDAHULUAN NYERI SENDI

A. Definisi
Nyeri sendi adalah suatu keadaan yang sering dialami oleh lansia yang
disebabkan oleh penyakit degeneratif yang menyebabkan berkurangnya
cairan sinoval sendi sehingga menyebabkan nyeri dan kakuan sendi
(Rahmiati, 2017).
Nyeri musculoskeletal yaitu nyeri yang berasal dari sistem
musculoskeletal, yang terdiri dari tulang, sendi dan jaringan lunak pendukung
yaitu otot, ligamen, tendo dan bursa. Sejumlah penelitian menunjukkan
penyebab nyeri yang sering terjadi pada lansia, mulai dari yang paling sering
terjadi, yaitu fibromyalgia, gout, neuropati (diabetik, postherpetik), osteoartritis,
osteoporosis dan fraktur, serta polimialgia rematik (Handono, 2013).
Nyeri Sendi merupakan suatu keadaan yang tidak nyaman dari sistem
muskuloskeletal yang sering dirasakan oleh lansia akibat terjadi penurunan
cairan sinoval sendi yang dapat disertai dengan atau tanpa penyakit
penyerta.

B. Faktor Risiko
Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang rentang
terserang nyeri sendi:
 Obesitas. Kelebihan berat badan bisa memberi tekanan dan stres pada
sendi, terutama lutut.
 Merokok. Kebiasaan ini berbahaya bagi tubuh dan berpengaruh terhadap
nyeri kronis, termasuk nyeri sendi.
 Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko nyeri sendi semakin meningkat.
 Cedera yang bisa terjadi karena bekerja atau berolahraga bisa membuat
kamu berisiko mengalami nyeri sendi.

C. Etiologi
Penyebab utama penyakit nyeri sendi masih belum diketahui secara
pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan,
hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar
adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus. Ada beberapa
teori yang dikemukakan sebagai penyebab nyeri sendi yaitu:
a. Mekanisme imunitas.
Penderita nyeri sendi mempunyai auto anti body di dalam serumnya
yang di kenal sebagai faktor rematoid anti bodynya adalah suatu faktor
antigama globulin (IgM) yang bereaksi terhadap perubahan IgG titer yang
lebih besar 1:100, Biasanaya di kaitkan dengan vaskulitis dan prognosis
yang buruk.
b. Faktor metabolik.
Faktor metabolik dalam tubuh erat hubungannya dengan proses
autoimun.
c. Faktor genetik dan faktor pemicu lingkungan.
Penyakit nyeri sendi terdapat kaitannya dengan pertanda genetik.
Juga dengan masalah lingkungan, Persoalan perumahan dan penataan
yang buruk dan lembab juga memicu penyebab nyeri sendi
d. Faktor Usia
Degenerasi dari organ tubuh menyebabkan usia lanjut rentan
terhadap penyakit baik yang bersifat akut maupun kronik.

D. Tanda dan Gejala


Adapun beberapa gejalanyeri sendi adalah:
 Merah dan bengkak pada daerah sendi
 Sensasi hangat saat disentuh
 Nyeri
 Gangguan gerak

E. Klasifikasi
Rematik artikular atau arthritis (radang sendi) merupakan gangguan
rematik yang berlokasi pada persendian diantarannya meliputi arthritis
rheumatoid, osteoarthritis dan gout arthritis. Rematik non artikular atau ekstra
artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar
persendian diantaranya bursitis, fibrositis dan sciatica.
F. Patofisiologi

Faktor metabolik Mekanisme Imunitas Penyakit degeneratif Usia

Auto imun antigama


globulin (IgM)

Perubahan komponen sendi:


1. Kolagen
Kerusakan matrik 2. Progteogtikasi
kartilago 3. Jaringan sub kondrial

Pelepasan substansi Kerusakan matrik


(histamin, bradikinin,kalium) kartilago
bergabung dengan reseptor
nyeri di nosireseptor
Penurunan Hambatan
kekuatan sendi mobilitas fisik
Peningkatan
prostaglandin
Kesulitan saat Hambatan
bergerak dan pemenuhan ADL
berjalan secara mandiri
Nyeri dipersepsikan
saat bergerak
Hambatan berjalan Intoleransi aktifitas

NYERI SENDI

Nyeri akut Takut terasa nyeri saat


sendi digerakan dan
berjalan

Resiko jatuh
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam urat dalam darah
2. Pemeriksaan mikroskopis cairan sendi
3. Foto rontgen sendi
4. Rheumatoid factor (FR), Anti-nuclear Antibody (ANA), dan c-reactive
protein (CRP) pada kasus arthritis rheumatoid.

H. Penatalaksanaan
Penanganan medis bergantung pada tahap penyakit saat diagnosis
dibuat dan termasuk kedalam kelompok yang mana sesuai dengan kondisi
tersebut, adapun penatalaksanaannya yaitu:
1. Farmakologis
 OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) diberikan sejak dini untuk
mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai.
 DMARD (Desease Modifying Antirheumatoid Drugs) digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat athritis
reumatoid. Keputusan penggunaannya tergantung pertimbangan risiko
manfaat oleh dokter.
2. Non Farmakologis
 Rehabilitasi
 Teknik distraksi dan relaksasi

I. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Nyeri Sendi


a. Pengkajian
 Biodata meliputi (nama, usia, jenis kelamin, suku dan kebangsaan,
pendidikan, pekerjaaan, alamat, TMR )
 Keluhan utama (Nyeri pada salah satu sendi, kekakuan)
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga (Tanyakan apakah ada anggota keluarga
yang menderita penyakit osteoarthritis?)
Pengkajian data dasar
 Aktivitas/Istirahat
1) Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress
pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara
bilateral dan simetris limitimasi fungsional yang berpengaruh pada
gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.
2) Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan
pada sendi dan otot.
 Kardiovaskuler
Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat
litermiten, sianosis kemudian kemerahan pada jari sebelum
warna kembali normal.
 Integritas Ego
1) Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial
pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.
2) Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi
ketidakmampuan).
3) Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas
pribadi, misalnya ketergantungan pada orang lain.
 Makanan / Cairan
1) Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi
makanan atau cairan adekuat mual, anoreksia.
2) Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan,
kekeringan pada membran mukosa.
 Hygiene: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan diri, ketergantungan pada orang lain.

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ganggguan
muskuloskeletal
3. Hambatan berjalan dengan Nyeri
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Imobilitas
5. Risiko Jatuh
c. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Nyeri akut/kronis Setelah dilakukan tindakan
 Kaji keluhan nyeri;
berhubungan keperawatan selama 2x24
catat lokasi dan
dengan distensi jam diharapkan nyeri dapat
intensitas nyeri
jaringan oleh berkurang dengan kriteria
(skala 0 – 10).
akumulasi hasil :
Catat faktor-faktor
cairan/proses
 Menunjukkan nyeri yang mempercepat
inflamasi,
berkurang atau dan tanda-tanda
distruksi sendi.
terkontrol rasa nyeri non
verbal
 Terlihat rileks, dapat
istirahat, tidur dan  Beri matras/kasur
berpartisipasi dalam keras, bantal kecil.
aktivitas sesuai Tinggikan tempat
kemampuan. tidur sesuai
kebutuhan saat
 Mengikuti program
klien
terapi.
beristirahat/tidur.
 Menggunakan
 Bantu klien
keterampilan
mengambil posisi
relaksasi dan
yang nyaman pada
aktivitas hiburan ke
waktu tidur atau
dalam program
duduk di kursi.
kontrol nyeri.
Tingkatan istirahat
di tempat tidur
sesuai indikasi.

 Pantau
penggunaan
bantal.

 Dorong klien untuk


sering mengubah
posisi.

 Bantu klien untuk


mandi hangat pada
waktu bangun
tidur.

 Bantu klien untuk


mengompres
hangat pada sendi-
sendi yang sakit
beberapa kali
sehari.

 Pantau suhu
kompres.

 Berikan masase
yang lembut.

 Dorong
penggunaan teknik
manajemen stress
misalnya relaksasi
progresif sentuhan
terapeutik bio
feedback,
visualisasi,
pedoman imajinasi
hipnotis diri dan
pengendalian
nafas.

 Libatkan dalam
aktivitas hiburan
yang sesuai untuk
situasi individu.

 Beri obat sebelum


aktivitas/latihan
yang direncanakan
sesuai petunjuk.

 Bantu klien dengan


terapi fisik.

J. Daftar Pustaka
Rahmiati, C., & Yelni, S. (2017). Efektivitas Streching terhadap penurunan
nyeri sendi lutut lansia. Semdi unaya , 379-386.

Anda mungkin juga menyukai