Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalahini tentang”ASKEP TUMOR GINJAL”.
Selama menyusun makalah ini, kami mendapat banyak bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak termasuk anggota kelompok 3. Untuk itu perkenankan kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu penyusunan makalah ini.
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi
kami serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang keperawatan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berupa makalah tentang tumor
ginjal.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari tumor ginjal.
2. Untuk mengetahui penyebab dari tumor ginjal.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari tumor ginjal
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari tumor ginjal.
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari tumor ginjal.
6. Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada tumor ginjal.
7. Untuk mengetahhui pencegahan dari tumor ginjal
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi institusi : Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan
2. Bagi pembaca : Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, dan pengobatan untuk penyakit tumor ginjal tersebut
3. Bagi penulis : Terpenuhinya tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berupa
makalahmengenai tumor ginjal.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ
berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu
untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke
kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal. Tumor Ginja
terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan
diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak
kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat
mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.
2.2 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan
faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor
resiko lainnya antara lain :
Kegemukan
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga
pekerja yang terpapar oleh asbes)
Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki
resiko tinggi)
Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor
genetik.
Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi secara
sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan
sel-sel di ginjal.
4
2.3 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam
korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.
Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai
gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama
jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini
pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen
dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di
lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi
nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.
Pathway:
5
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan adanya
nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah:
a. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh
darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d. Anemia
e. Penurunan berat badan
f. Infeksi saluran kencing
g. Demam
h. Malaise
i. Anoreksia
j. Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.
Penyebaran
Setelah melewati kapsul ginjal,tumon akan mengadakan invasi ke organ di
sekitarnya dan menyebar secara limfogen melalui kelenjar limfe para aorta.penyebaran secara
hematogen melalui vena renalis ke vena kava,kemudian mengadakan metastasis keparu
(85%),hepar (10%),dan bahkan pada stadium lanjut menyebar ke ginjal kontralateral.(Basuki,
2011)
The National Wilms Tumor Study Group (NWTSG) membagi 5 stadium tumor Wilms,
yaitu :
a. Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini
dapat di reseksi dengan lengkap.
6
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar limfe
para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,
peritoneum dan lain-lain.
d. Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,otak dan
tulang.
e. Stadium V
Tumor sudah mengenai kedua ginjal (lesi, bilateral). Pada saat diagnosis.
Gambaran klinis
Yang paling sering dikeluhkan oleh pasien adalah hematuria (80%),kadang-kadang
disertai dengan nyeri pinggang,dan terasa massa pada pinggang keadaan tersebut disebabkan
oleh massa tumor atau akibat obtruksi oleh tumor yang menimbulkan hidronefrosis.Pada
pemeriksaan PIV terdapat filling defect yang nampak seolah-olah seperti batu
radiolusen,tuberkuloma,atau hemangioma pada pielum ginjal. Untuk itu bantuan
ultrasonografi atau Ctscan dapat membedakanya.Pemeriksaan sitologi urine dengan
mengambil contoh urine langsung ke dalam pielum melalui kateter ureter.Melalui alat
ureteronoskopi dapat dilihat langsung ke dalama pielum.jika ada massa pada pielum diambil
contoh jaringan untuk pemeriksaan histopatologi
2.5 Klasifikasi
2.5.1 Tumor Jinak
A. Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas
komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan tumor sejati,
tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong
dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi
ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari
hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu
kelainan bawaan (Basuki, 2003).
7
B. Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel
interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan
diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel
spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.
C. Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning
kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks ginjal.
D. Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda
terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak ditemukan.
E. Tumor Jinak Lainnya
Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa
menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan predisposisi kehilangan darah
yang banyak sewaktu terjadi trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel
jukstaglomerulor yang memproduksi renin yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi
(Underwood, 2000). Jenis tumor lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De
Jong, 2000).
8
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel embrional.
Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan
anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).
C. Tumor Pelvis Renalis
Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis histopatologinya tumor
ini dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. karsinoma sel transitional.
b. karsinoma sel skuamosa.
Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal,
pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi
karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis (Basuki, 2003).
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel renalis, dimana sisanya
yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional yang berasal dari urotelium pelvis
renalis, karena pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan
ditandai dengan adanya hematuria atau obstruksi (Underwood, 2000)
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis (Underwood,
2000)
9
2. Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan
tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai
tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada
potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami
pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan
area yang echotekstur heterogenus.
3. CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi
konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma;
deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah
besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal
kiri danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
4. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms
adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam
batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan
anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien
dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
5. Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan mikroskopik.Biopsi
tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.
2.8 Penatalaksanaan
A. Pembedahan
Nefroktomi radikal di lakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan belum
menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneall total tidak perlu
10
dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada
pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral
cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus
diangkat.
B. Radioterapi
Tumor Wilms di kenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru.Karena
itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan
patologi prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga di
berikan radioterapi.Radioterapi dapat juga di gunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar
serta tulang.
C. Kemoterapi
Tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi. Prinsip dasar
kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat sitotoksik tinggi
terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang
normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian
sekitar 16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4
– 8 minggu. Jadi, tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko rupture
intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga lebih mudah di reseksi total.
Ada lima macam obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms,
yaitu : Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan Siklofosfamid. Mekanisme
kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak
terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan
sel-sel kanker tidak terjadi.
Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima hari berturut-
turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total tidak melebihi 500
mikrogram.Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi
prabedah.
Vinkristin
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam satu dosis 1,5
mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat
11
menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada
waktu pemberian secara intravena.Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat lain karena
jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal
dapat menyebab relaps.
Adriamisin
Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari selama lima hari
berturut-turut.
Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari secara intravena
dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.
29. Pencegahaan
pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan gaya hidup
sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang dapat
mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
TUMOR GINJAL
PENGKAJIAN
A. Biodata
1) Identitas klien
Nama : Tn “A”
Umur : 30 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat :
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : PNS
Pendapatan :
B. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
a) Keluhan Utama : Nyeri Pinggang
13
b) Riwayat keluhan utama
P : Penumpukan massa
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Daerah pinggang dan perut
S : Skala nyeri 6
T : Dimulai sejak ± 3 minggu sebelum MRS
c) Kondisi yang memperberat : Aktivitas fisik
d) Kondisi yang meringankan : Tirah baring
e) Keluhan lain yang menyertai
· Klien mengatakan merasakan nyeri pada daerah perut
· Klien mengatakan nafsu makan menurun
· Klien mengatakan sulit melakukan pergerakan karena nyeri
· Klien mengatakan sering BAK disertai nyeri
2) Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien sebelumnya tidak pernah mempunyai riwayat
penyakit apapun dan pasien juga belum pernah dirawat di Rumah Sakit.
3) Riwayat Keperawatan Keluarga : Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada
yang mempunyai penyakit seperti pasien
C. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tingkat Kesadaran : Composmentis
3) Vital Sign :
TD : 110/70 mmHg
RR : 20x /menit
N : 88x /menit
S : 369 C
4) Kepala
a) Inspeksi
· Bentuk mesochepal
· Rambut kurang bersih, hitam tidak mudah rontok, tidakmudah dicabut
b) Palpasi
· Tidak ada nyeri tekan
5) Mata
a) Inspeksi
14
· Simetris
· konjungtiva tidak anemis
· sklera tidak ikterik
· tidak mengalami gangguan penglihatan
b) Palpasi
· Tidak ada nyeri tekan
6) Hidung
a) Inspeksi
· Simetris
· tidak ada polip
b) Palpasi
· Tidak ada nyeri tekan
7) Telinga
a) Inspeksi
· Simetris
· Tidak ada serumen
· Tidak ada gangguan pendengaran
b) Palpasi
· Tidak ada nyeri tekan
8) Muka
a) Inspeksi
· Ekspresi wajah tampak meringis kesakitan
· ekspresi wajah tampak tegang
· bentuk wajah oval
b) Palpasi
· Tidak ada nyeri tekan
9) Leher
a) Inspeksi
· Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
· tidak ada peningkatan JVP
b) Palpasi
· Tidak ada nyeri tekan
15
10) Thorax
a) Inspeksi
· Ictus simetris ka/ki
b) Auskultasi
· Tidak ada wheezing
· Tidak ada ronchi
c) Palpasi
· Ictus cordis teraba pada iga 4 dan 5
d) Perkusi
· Vocal fremitus ka/ki sama
· Sonor ka/ki
11) Abdomen
a) Inspeksi
· Simetris kanan kiri
b) Auskultasi
· Bunyi peristaltik 14 x/menit
c) Palpasi
· Teraba adanya massa pada abdomen kuadran kanan dan kiri bawah
· Terdapat nyeri tekan pada area abdomen
12) Ekstremitas
a) Inspeksi
· Tidak ada oedema
· terpasang infus RL 120 tetes/menit pada tangan kiri
· tidak ada lesi
b) palpasi
· tidak ada nyeri tekan
13) Kulit
a) Inspeksi
· Turgor kulit baik
· Warna coklat
D. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan laboratorium
KIBC : 8.000 H/mm3 (3.500-10.000)
16
PLT : 228.000 H/mm3 (150.000-390.000)
Hb : 11,3 g/dl
2) Pemeriksaan Radiologi
3) Therapy pengobatan
17
9 Pola stress dan a. tidak ada a. tidak ada
koping kecemasan kecemasan
10 Pola keyakinan a. menjalankan a. tidak dapat
dan kepercayaan ibadah 5 waktu menjalankan ibadah 5
waktu
F. Lingkungan
Klien tinggal bersama dengan seorang istri dan dua orang anak, tempat tinggal klien
merupakan sebuah rumah permanent dengan sumber penerangan dari PLN dan sumber air
dari PDAM.
G. Psikososial
Klien mengatakan merasa menyesal dengan penyakit yang dideritanya dan bersedia untuk
bergaya hidup sehat kedepannya
1. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data subjektif : Tumor wilms Nyeri
Klien mengatakan ↓
merasakan nyeri pada daerah Tumor belum
perut menembus kapsul
Klien mengatakan sulit ginjal
melakukan pergerakan karena ↓
nyeri Berdiferensiasi
Klien mengatakan nyeri ↓
seperti ditusuk Tumor menembus
Klien mengatakan sering kapsul ginjal
BAK disertai nyeri (perineal, hilus, vena
Data objektif : renal
Ekspresi klien nampak ↓
meringis Nyeri
Teraba adanya massa di
daerah abdominal kuadran
bawah
18
Nyeri tekan abdomen (+)
Data subjektif : Tumor wilms Perubahan nutrisi:
Klien mengatakan nafsu ↓ kurang dari
makan menurun Tumor belum kebutuhan tubuh.
Data objektif menembus kapsul
Porsi makan tidak di ginjal
habiskan ↓
Klien nampak lemah Berdiferensiasi
↓
Tumor menembus
kapsul ginjal
(perineal, hilus, vena
renal
↓
Disfungsi ginjal
↓
Gangguan
keseimbangan asam
dan basa
↓
Asidosis metabolic
↓
Mual dan muntah
↓
Nafsu makan
berkurang
Data subjektif : Tumor wilms Intoleransi
Klien mengatakan sulit ↓ aktivitas
melakukan pergerakan karena Tumor belum
nyeri menembus kapsul
Data objektif ginjal
Klien nampak melakukan ↓
pergerakan dengan dibantu Berdiferensiasi
oleh keluarga ↓
19
Klien nampak tirah baring Tumor menembus
Klien nampak lemah kapsul ginjal
(perineal, hilus, vena
renal
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
20
berhubungan tubuh dapat perubahan nutrisi : dapat terjadi secara
dengan terpenuhi dengan Anoreksi, Letargi, berlahan
peningkatan kriteria: hipoproteinemia.
kebutuhan § Anak mau makan Beri diet yang bergizi Diare sebagai reaksi
metabolime, § Tidak Terjadi oedema intestine
kehilangan penurunan berat dapat memperburuk
protein dan badan status nutrisi
penurunan § Porsi makan habis Beri makanan dalam Mencegah status
intake porsi keciltapi sering nutrisi menjadi lebih
buruk
Beri suplemen vitamin Membantu dalam
dan besi sesuai instruksi proses metabolisme
Intoleransi Setelah dilakukan Pertahankan tirah baring Mengurangi
aktivitas perawatan selama bila terjadi edema berat pengeluaran energy
berhubungan …x 24 jam, Seimbangkan istrahat dan
dengan pasiendapat aktivitas bila ambulasi Mengurangi
kurangnya istirahat dengan Intrusikan pada anak kelelahan pada
nutrisi tubuh adekuat dengan untuk istrahat bila anak pasien
kriteria: merasa lelah Untuk menghemat
§ Anak tampak energy
segar bersemangat
dalam beraktivita
21
fisiologis dari dapat mempengaruhi Klien mengatakan
neoplasia nyeri nyeri sudah berkurang
Perubahan nutrisi b.d Memenuhui nutrisi klien Klien mengatakan
kurang dari sesuai dengan kebutuhan sudah tidak merasa
kebutuhan lelah
Intoleransi aktifitas Mengurangi aktifitas
b.d kelelahan klien
O:
Ekspresi wajah
tenang
Nutrisi klien
terpenuhi
A:
Masalah sudah
teratasi
P:
Hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah
organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang.
Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat
22
urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh.
Manusiadilahirkandenganduaginjal.
DiagnosaKeperawatan yang Mungkin Muncul
1) PerubahanNutrisi
:KurangdariKebutuhanberhubungandenganpeningkatankebutuhanmeta
bolime, kehilangan protein danpenurunan intake.
2) Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
B. Saran-Saran
Biasakan untuk gaya hidup sehat, karena dengan ini membuat kita terhindar
dari berbagai macam penyakit. Kita bisa hidup sehat sehingga kitapun tidak mudah
untuk terkena tumor ginjal
DAFTAR PUSTAKA
NANDA, 2005/2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa,
Prima Medika, NANDA.
23
Syvia A.Price Marylin : Patofisiologi.Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi 6.Penerbit
buku kedokteran –Jakarta :EGC,2000
Wilkinson, Judith.M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil Noc, EGC, Jakarta.
24