PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah tumor
prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan ultrasonografi abdomen
sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di klinik-klinik rawat jalan, makin
banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal yang masih dalam stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang dewasa.
Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di
bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa
tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi
dengan kelainan pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien
bertahan hidup hingga 5 tahun.
Di Amerika Serikat kanker ginjal meliputi 3% dari semua kanker, dengan rata-rata
kematian 12.000 akibat kanker ginjal pertahun. Kanker ginjal sedikit lebih banyak terjadi
pada laki-laki dibanding wanita (2:1) dan umumnya terdiagnosa pada usia antara 50 70
tahun, tapi dapat terjadi pada usia berapa saja juga. Tumor Wilms merupakan sekitar 10%
keganasan pada anak. Paling sering dijumpai pada usia 3 tahun dan 10% nya merupakan lesi
bilateral.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, rumusan masalah yang muncul adalah:
1. Bagaimanakah konsep penyakit dari tumor renal?
2. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan pada pasien tumor renal?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Penulis makalah ini daharapkan dapat membuat asuhan keperawatan tenteng
tumor renal.
2. Tujuan khusus
a) Dapat melakukan pengkajian untuk menggali data yang ada pada
pasien tumor renal.
1
D. METODE
Dalam penyusunan makalah ini kami mengangkat metode kajian pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada
dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel
ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang
melapisi tubulus renalis.
Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista
(rongga berisi cairan) biasanya jinak.
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah
organ berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih
seseorang. Ini membantu untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran
darah, membuat urin, yang pindah ke kandung kemih dan keluar dari tubuh.
Manusia dilahirkan dengan dua ginjal. Tumor Ginja terbentuk ketika sel tumbuh
terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan diganti oleh sel
baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal
jinak, tidak kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadangkadang tumor dapat mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat
melalui pembedahan.
Jauh lebih serius adalah tumor ganas ginjal, yang kanker dan dapat menyebar
ke area lain di tubuh seseorang. Jenis tumor ginjal berpotensi mengancam
kehidupan. ginjal sel karsinoma , karsinoma sel transisional , dan 'tumor Wilms
adalah tumor sering didiagnosis kanker ginjal yang paling. Pada orang dewasa,
karsinoma sel ginjal berkembang paling sering. Anak-anak lebih mungkin untuk
mengembangkan 'tumor Wilms kanker .
Bila seseorang memiliki karsinoma sel ginjal, tumor ginjal berkembang dalam
sel unit penyaringan ginjal itu, yang disebut nefron. Sering kali, sel-sel kanker di
daerah ini berkembang sebagai salah satu massa dalam satu ginjal. Namun,
dimungkinkan untuk lebih dari satu tumor ginjal untuk mengembangkan hanya
pada satu ginjal, dan kedua ginjal dapat dipengaruhi oleh tumor pada saat yang
sama.
3
ginjal
terdiri
dari
sekitar
juta
unit
penyaring
(nefron).
sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding
4
distal dari tempat arteria iliaca externa dipercabangkan dari arteria iliaca
communis. Lalu masing-masing ureter menyusuri dinding pelvis lateral untuk
bermuara dalam vesica urinaria (Keith, 2002).
Kedua glandula suprarenalis (adrenalis) masing-masing terletak pada bagian
kraniomedial ren. Masing-masing glandula suprarenalis terbungkus dalam capsula
fibrosa dan diliputi oleh fascia renalis. Bentuk dan topografi masing-masing
glandula suprarenalis berbeda. Glandula suprarenalis dextra yang berbentuk segi
tiga, terletak ventral terhadap diaphragma dan ke arah ventral menyentuh vena cava
inferior di sebelah medial dan hepar di sebelah lateral. Glandula suprarenalis
sinistra yang berbentuk seperti bulan sabit berbatas pada splen, gaster, pancreas dan
crus diaphragma (Keith, 2002).
Arteria renalis dilepaskan setingi discus intervertebralis antara vertebra L1 dan
vertebra L2. Arteria renalis dextra yang lebih panjang melintas dorsal dari vena
cava inferior. Secara khas di dekat hilum renale masing-masing arteri bercabang
menjadi 5 arteria segmentalis yang merupakan arteria akhir-akhir, artinya ialah
bahwa arteri-arteri ini tidak beranostomasis. Arteria segmentalis melintas ke
segmenta renalia. Beberapa vena menyalurkan darah dari ren dan bersatu menurut
pola yang berbeda-beda, untuk membentuk vena renalis. Vena renalis terletak
ventralis terhadap arteria renalis dan vena renalis sinistra yang lebih panjang
melintas ventral terhadap aorta. Masing-masing vena renalis bermuara ke dalam
vena cava inferior (Keith, 2002).
Kedua glandula suprarenalis memiliki vaskularisasi yang amat luas melalui
arteria suprarenalis yakni cabang arteria phrenica inferior, melalui arteria
suprarenalis media (satu atau lebih) dari aorta abdominalis, dan melalui arteria
suprarenalis inferior dari arteria renalis. Darah dari masing-masing glandula
suprarenalis disalurkan keluar oleh vena suprarenalis yang besar dan seringkali
banyak vena kecil. Vena suprarenalis dextra yang pendek bermuara ke dalam vena
cava inferior sedangkan yang lebih panjag di sebelah kiri bersatu dengan vena
renalis sinistra (Keith, 2002).
Arteri untuk pars adominalis ureter biasanya berasal dari tiga sumber: arteria
renalis, arteria testicularis atau arteria ovarica dan aorta. Penyaluran balik darah
dari kedua ureter terjadi melalui vena testicularis atau vena ovarica. Pembuluh
limfe ren mengikuti vena renalis dan ditampung oleh nodi lmphoidei lumbales
6
aortici. Pembuluh limfe dari bagian kranial uereter dapat bersatu dengan yang
berasal dari ren atau langsung ditampung oleh nodi lymphoidei lumbales.
Pembuluh limfe dari bagian tengah ureter biasanya ditampung oleh kelenjar limfe
sepanjang arteria iliaca communis, sedangkan yang berasal dari bagian kaudal
ditampung oleh nodi lymphoidei iliaci interni (Keith, 2002).
Pembuluh limfe dari glandula suprarenalis berasal dari pleksus di sebelah
dalam capsula glandula suprarenalis dan dari pleksus di sebelah dalam medulla
glandula suprarenalis. Banyak pembuluh limfe keluar dari glandula suprarenalis ;
terbanyak pembuluh-pembuluh ini berakhir dalam nodi lymphoidei lumbales
(Keith, 2002).
Saraf-saraf untuk ren dan ureter berasal dari plexus renalis dan terdiri dari
serabut simpatis dan parasimpatis. Serabut aferen plexus renalis berasal dari nervi
sphlanchnici thoracici. Kedua glandula suprarenalis dipersarafi secara luas dari
pleksus coeliacus dan nervi splanchnici thoracici (Keith, 2002).
2. EPIDEMIOLOGI / INSIDEN KASUS
Di rumah sakit, insidens tumor ginjal menempati urutan ke tiga dari tumor
saluran kemih setelah tumor kandung kemih dan prostat. Tumor ginjal padat jinak
lebih jarang ditemukan dibanding tumor ganas (De Jong, 2000). Karsinoma ginjal
terjadi di tubuli proksimal ginjal. Hipotesis Grawitz (1883) bahwa tumor terjadi
dari sisa adrenal di dalam ginjal ternyata tidak betul dan nama hipernefroma yang
didasarkan atas ini tidak berlaku lagi. Tumor ini tiap tahun dijumpai pada 5 dari
tiap 100.000 laki-laki dan 3 tiap 100.000 wanita. Kelainan ini dapat terjadi pada
umur 17 70 tahun. Dengan frekuensi puncak antara 60 dan 70 tahun. Karsinoma
ginjal merupakan 2 3% semua malignitas.
3. PENYEBAB / ETIOLOGI
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah
secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan
menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan
menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang
dikenal sebagai tumor. Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor
yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak
jaringan di sekitarnya.
Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah atau
sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses ini dikenal
sebagai metastase tumor). Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui.
Tetapi penelitian telah menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya
meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal. Resiko terjadinya karsinoma sel
ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering
terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki resiko 2 kali lebih besar dibandingkan
wanita.
Faktor resiko lainnya adalah:
a) Merokok
b) Kegemukan (obesitas)
c) Tekanan darah tinggi (hipertensi).
d) Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko
tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes).
e) Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun
memiliki resiko tinggi).
f) Penyinaran.
g) Penyakit Von Hippel-Lindau.
h) Makanan tinggi lemak.
i) Faktor lingkungan seperti terpapar cadmium, pelarut klorin, asbestos.
j) Faktor lain yang diduga memicu munculnya RCC adalah dialysis jangka
panjang, penggunaan analgesic dalam waktu lama.
4.
PATOFISIOLOGI
Tumor ini berasal dari tubulus proksimal ginjal yang mula-mula berada
didalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Beberapa jenis tumor
bisa berasal dari tubulus distalis maupun duktus kolegentes. Biasanya tumor ini
disertai dengan pseudokapsul yang tediri atas parenkim ginjal yang tertekan oleh
jaringan tumor dan jaringan fibrosa. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi. Fasia gerota
merupakan barier yang menahan penyebaran tumor ke organ sekitarnya.
Pada irisan tampak berwarna kuning sampai oranye, sedangkan pada gambaran
histopatologik terdapat berbagai jenis, yakni clear cell, granular, sarkomatoid,
papiler dan bentuk campuran.
6.
PATHWAY
Sel-sel dalam saluran kemih
membelah diluar kendali
Faktor Resiko:
merokok,kegemukan
, tekanan darah
tinggi,dll
Terbentuk massa
9
Metastase tumor
+
Regangan
fasis ginjal
Batu ginjal
&
kontraksi
Nyeri pada
otot ureter Inflama
sisi ginjal
si
yang
Ureter
Hematuria
Tumor ganas
Menurunny
a
berat badan
Perubahan
warna Urin
Kurang informasi
PK Demam
MK gg
kesimbangan
cairan krg dr
kebutuhan tubuh
MK nyeri
MK Resiko
kekurangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
MK Kurang
pengetahu
an
7. KLASIFIKASI
1. TUMOR JINAK
a. Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang
terdiri atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan
merupakan tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma.
Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya
simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena
pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000).
b. Fibroma Renalis
10
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis
atau tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan secara
tidak sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala
klinis yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal
keras, dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau
papilla. Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi
tubulus di dekatnya.
c. Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus
berwarna kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang
terletak dalam korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi
didapat sekitar 20% dari seluruh autopsi yang dilakukan. Secara histologis
tidak jelas perbedaannya dengan karsinoma tubulus renalis ; keduanya
tersusun atas sel besar jernih dengan inti kecil. Perbedaannya ditentukan hanya
berdasarkan ukurannya ; tumor yang berdiameter kurang dari 30 mm
ditentukan sebagai tumor jinak. Perbedaan ini sepenuhnya tidak dapat
dipegang sebab karsinoma stadium awal juga mempunyai diameter kurang
dari 30 mm. Proses ganas dapat terjadi pada adenoma korteks.
d. Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma
granulernya (tanda terhadap adanya mitokondria yang cukup besar dan
mengalami distorsi) banyak ditemukan. Onkositoma kadang-kadang dapat
begitu besar sehingga mudah dikacaukan dengan karsinoma sel renalis.
e. Tumor Jinak Lainnya
Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal.
Beberapa menyebabkan masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan, sehingga memberikan rasa nyeri atau
merupakan predisposisi kehilangan darah yang banyak sewaktu terjadi
trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang
memproduksi renin yang merupakan penyebab terjadinya
hipertensi
(Underwood, 2000). Jenis tumor lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan
leiomioma (De Jong, 2000).
11
2. TUMOR GANAS
a. Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang
berasal dari tubulus proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh
keganasan pada orang dewasa. Tumor ini paling sering ditemukan pada umur
lebih dari 50 tahun. Penemuan kasus baru meningkat setelah ditemukannya
alat bantu diagnosa USG dan CT scan (Basuki, 2003).
b. Nefroblastoma
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak
berusia kurang dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun.
Tumor ini merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anakanak. Kurang lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan
(Basuki, 2003). Insiden puncaknya antara umur 1- 4 tahun. Anak perempuan
dan laki-laki sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms merupakan
10% dari semua keganasan pada anak. Tumor ini mungkin ditemukan pada
anak dengan kelainan aniridia, keraguan genitalia pada anak dan sindrom
Beckwith-Wiedemann (makroglosi, omfalokel, viseromegah dan hipoglikemia
neonatal). Satu persen dari tumor Wilms ditemukan familial dan diturunkan
secara dominan autosomal. Onkogen tumor Wilms telah dilokasi pada garis p
13 kromosom 11 (De Jong, 2000).
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau
karsinoma sel embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan
berupa: anridia, hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).
c. Tumor Pelvis Renalis
Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis
histopatologinya tumor ini dibedakan dalam dua jenis yaitu (1) karsinoma sel
transitional dan (2) karsinoma sel skuamosa. Seperti halnya mukosa yang
terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal, pielum juga dilapisi oleh
sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi karsinoma
transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis (Basuki,
2003).
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel
renalis, dimana sisanya yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional
12
tidak ditemukan dan sebaliknya ada bulding dari kontur ginjal orang akan
memikirkan karsinoma sel ginjal. Dugaan ini diperkuat oleh adanya bayangan
homogen dengan kalsifikasi yang linier atau terlokalisir pada bagian ginjal
tertentu. Ketepatan diagnostic dengan cara ini hanya sekitar 75% dan karena
itu masih diperlukan pemeriksaan konformasi lainnya.
b.
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi bersifat non-invasif, tidak terlalu mahal
dan hampir tidak mempunyai dampak sampingan. Ultrasonografi dapat juga
digunakan sebagai penuntun dalam melakukan biopsy aspirasi memakai jarum
halus.
Gambaran
radiologis
pertanda
karsinoma
sel
ginjal
adalah
diagnostic dengan cara ini cukup tinggi dan dilaporkan kira-kira 95%.
Pemeriksaan CT-Scanning
Ketepatan diagnosis dengan cara ini lebih tinggi dan dilaporkan
mencapai 98%. Hasil ini lebih tinggi lagi jika CT-Scan dikerjakan bersamaan
dengan media kontras. Walau lebih mahal biaya tindakan diagnostic ini
bebrsifat invasive. Dugaan karsinoma sel ginjal ditandai dengan masa
hipoekoik di dearah tumor. Dengan media kontras masa ini tampak homogeny
d.
dengan area hipoekoik yang lebih jelas dari jaringan ginjal disekitarnya.
Angiografi Ginjal
Merupakan suatu tindakan diagnostic tergolong invasive dan
mempunyai banyak komplikasi seperti perdarahan, timbulnya emboli, terjadi
aneurisme pada tempat suntikan. Komplikasi yang lebih berat timbul apabila
menderita alergi terhadap bahan kontras. Adanya tumor pada pemeriksaan ini
ditunjukan oleh adanya neovaskularisasi dan fistula arteriovenosa. Dengan
arteriografi ginjal dapat diketahui adanya invasi tumor kea rah vena kava dan
vena renalis. Walau agak mahal dan mempunyai beberapa resiko, pemeriksaan
ini masih dipertahankan pada pasien yang mempunyai satu ginjal (setelah
nefrektomi atau satu ginjal atrofi) sebagai pedoman untuk pengobatan atau
e.
penatalaksanaan
pasien. Disamping
nefrektomi
menekan metastasis.
Biopsi Aspirasi Jarum Halus
Perlu dikerjakan untuk mengetahui histopatologis yang terjadi pada
seseorang pasien yang disangka karsinoma sel ginjal, sekaligus untuk
membedakan
dari
tumor
lain.
Untuk
aspirasi
diperlukan
tuntunan
Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam pembuluh
darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor akan
kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya.
Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk mengurangi
nyeri dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan. Embolisasi arteri
bisa menyebabkan mual, muntah atau nyeri yang bersifat sementara. Terapi
penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker yang telah
menyebar ke tulang. Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di tempat
penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.
Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya
interferon atau interleukin-2. Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan
juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit.
11. PENATALAKSANAAN
Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontralateral normal, dilakukan nefrektomi radikal. Pembedahan ini kadang kala
diawali dengan pemberian sitostatika atau radiasi (Basuki, 2003).
1. Sitostatika. Pemberian sitostatika dimulai sebelum pembedahan dan
dilanjutkan beberapas eri setelah pembedahan dengan memberikan hasil
yang cukup memuaskan. Sitostatika yang dipergunakan adalah kombinasi
dari Actinomisin D dengan Vincristine.
2. Radiasi Eksterna. Tumor Wilm memberikan respon yang cukup baik
terhadap radioterapi (bersifat radiosensitif). Radiasi diberikan sebelum atau
setelah operasi dan kadang kala diberikan berselingan dengan sitostatika
sebagai terapi sandwich (Basuki, 2003).
3. Nefrektomi radikal merupakan terapi terpilih apabila tumor belum melewati
garis tengah dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar
limfa retroperitoneal total tidak perlu dilakukan, tetapi biopsi kelenjar di
daerah hilus dan para aorta sebaiknya dilakukan. Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi (sampai 10%). Apabila ditemukan penjalaran tumor ke v. Kava,
tumor tersebut harus diusahakan diangkat. Pada waktu pembedahan harus
diusahakan agar tidak terjadi penyebaran untuk mencegah kenaikan tingkat
16
intravena.
Dosis
total
tidak
melebihi
500
bila
melebihi
dosis.
Dapat
dikombinasi
dengan
Aktinomisin D.
d) Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20
mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.
e) Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 1800
mg/m2/hari secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral
100-300 mg/m2/hari.
mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya
depresi sistem imun. Adanya mual , muntah dan anoreksia menyebabkan intake
nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan
pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2) Pola eliminasi :
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami
gangguan yang menyebabkan oliguria sampai anuria,proteinuri, hematuria.
3) Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena
adanya kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan
mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal selama 1 minggu.
Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan
otot bantu napas, teraba , auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien
mengeluh
sesak,
frekuensi
napas.
Kelebihan
beban
sirkulasi dapat
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi ureter
b. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d katabolisme
protein, pembatasan diet, peningkatan metabolisme, anoreksi, mual, muntah
ditandai dengan penurunan berat badan lebih dari 20 %
c. Resiko tinggi terjadi kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan berlebihan
(fase diuretic) ditandai dengan turgor kulit tidak elastis, mukosa bibir kering.
d. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d
keterbatasan kognitif, kurang terpajannya informasi ditandai dengan sering
bertanya,
menyatakan
masalahnya,
dan
tidak
akurat
dalam
mengikuti
instruksi/pencegahan komplikasi.
3. INTERVENSI
a)
Kriteria hasil :
1) Klien mengatakan nyeri berkurang.
2) Klien tidak meringis.
Intervensi :
No
1
Intervensi
Rasional
Kaji lokasi dan durasi tingkat Memberikan informasi yang diperlukan
nyeri
Ajarkan
relaksasi
Berikan
reposisi
teknik
distraksi
pengalihan
dan
menyenangkan
kenyamanan
TV
Kolaborasi pemberian analgetik
(asam mefenamat)
20
b)
lebih dari 20 %.
Tujuan:
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x
24
jam
pasien
Intervensi
Rasional
Monitor intake makanan setiap Memberikan informasi tentang status
hari, apakah klien makan sesuai gizi klien
dengan kebutuhannya
Anjurkan
klien
adekuat
Kontrol faktor lingkungan seperti Mencegah
mual
muntah,
distensi
yang
terlalu
manis, penurunan
nafsu
makan
serta
No
1
Intervensi
Rasional
Ukur intake dan output cairan, memberikan
2
3
4
informasi
tentang
status
cairan
Untuk mengetahui tingkat dehidrasi
mencegah terjadinya dehidrasi
Na+ berfungsi untuk mengikat cairan
dalam tubuh
menyatakan
masalahnya,
dan
tidak
akurat
dalam
mengikuti
instruksi/pencegahan komplikasi.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
klien mengetahui informasi tentang penakitnya.
Kriteria Hasil:
1) Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti
prosedur tersebut.
2) Bekerjasama dengan pemberi informasi.
Intervensi :
No
1
Intervensi
Rasional
Review pengertian klien dan Menghindari
keluarga
tentang
adanya
duplikasi
dan
dan
menderita kanker
Beri informasi yang akurat dan Membantu klien dalam memahami proses
faktual.
Jawab
secara
spesifik,
pertanyaan penyakit
hindarkan
Anjurkan
klien
untuk Mengetahui
sampai
sejauh
mana
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker. Pada dewasa, jenis
kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma
renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis.
Faktor penebabnya adalah:
a) Merokok
b) Kegemukan (obesitas)
c) Tekanan darah tinggi (hipertensi)
d) Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki
resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes).
e) Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa
menahun memiliki resiko tinggi)
B. SARAN
Diharapkan kepada mahasiswa perawat agar lebih memahami sistem perkemihan
dalam tubuh untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa.
24
DAFTAR PUSTAKA
Brunner
&
Suddart.2002.Buku
Ajar
Keperawatan
Medikal-Bedah
Edisi
http://en.wikipedia.org.wiki/Renal_cell_carcinoma
25
26