Anda di halaman 1dari 16

Makalah

Keperawatan Medikal Bedah

“Masalah Keperawatan Neoplasma Sistem


Perkemihan”

Disusun Oleh :
Kelompok 6

1. Kardina Ali
2. Sri Ewin Rahman
3. Sandi Lutfi Humolungo
4. Rifki Ademulya Pou

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


T.A 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Medikal Bedah yang berjudul
“Masalah keperawatan neoplasma sistem perkemihan” dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan, rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi dunia
pendidikan.

Gorontalo, 5 Oktober 2020

Kelompok 6
Daftar Isi

Kata Pengantar ….................................................................................................................. II


Daftar Isi ............................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar belakang …............................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3
A. Definisi Neoplasma pada sistem perkemihan.................................................................... 3
B. Anatomi Fisiologi.................................................................................................. ............ 3
C. Etiologi …………………………………………………...………………………………3
D. Patofisiologi…………………………………………………………............................... 3
E. Manifestasi Klinis……………… ..................................................................................... 4
F. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................... 4
G. Penatalaksanaan..................................................................................................................5
H. Komplikasi..........................................................................................................................5
I. Asuhan Keperawatan……………………………………………………..……………….6
BAB III Penutup ................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan
eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme dalam tubuh. Kanker merupakan salah satu masalah
kesehatan yang dapat terjadi pada organ sistem perkemihan, misalnya kanker kandung
kemih. Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung kemih.
Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan dengan pada
wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% pasien mempunyai
lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa. Tumor atau karsinoma ini lebih sering
mengenai laki-laki dengan perbandingan 2,7 : 1. Biasanya dijumpai sebagai tumor
superficial dan pada umumnya belum disertai metastasis, namun rekurensinya tinggi.
Merupakan tumor maligna kedua pada system genitourinary. Pada tiga dasawarsa terakhir,
kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih dari 20 % sedangkan kasus pada wanita
berkurang 25%. Faktor predisposisi yang diketahui dari kanker kandung kemih adalah
karena bahan kimia betanaphytilamine dan xenylamine, infeksi schistosoma haematobium
dan merokok. Tumor dari kandung kemih berurutan dari papiloma benigna sampai ke
carcinoma maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah jenis sel-sel transisi,
karena saluran kemih dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula seperti papiloma,
karena itu setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi dan diangkat bila
diketahui. Karsinoma sel-sel squamosa jarang timbul dan prognosanya lebih buruk.
Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Definisi neoplasma pada system perkemihan?


2. Bagaimana anatomi fisiologi kandung kemih?
3. Bagaimana Etiologi kanker kandung kemih?
4. Bagaimana patofisiolog kankeri kandung kemih?
5. Bagaimana Manifestasi Klinis kanker kandung kemih?
6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang pada kanker kandung kemih?
7. Bagaimana penatalaksanaan kanker kandung kemih?
8. Bagaimana komplikasi pada kanker kandung kemih?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada kanker kandung kemih?

C. Tujuan

Dari latar belakang di atas tujuan dari makalah ini yaitu kita dapat mengetahui :
1. Bagaimana Definisi neoplasma pada system perkemihan
2. Bagaimana anatomi fisiologi kandung kemih
3. Bagaimana Etiologi kanker kandung kemih
4. Bagaimana patofisiolog kankeri kandung kemih
5. Bagaimana Manifestasi Klinis kanker kandung kemih
6. Bagaimana Pemeriksaan Penunjang pada kanker kandung kemih
7. Bagaimana penatalaksanaan kanker kandung kemih
8. Bagaimana komplikasi pada kanker kandung kemih
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada kanker kandung kemih
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi

Neoplasma adalah tumor atau benjolan tidak normal. Neoplasma adalah sekumpulan
sel (massa) abnormal dari jaringan yang terjadi ketika sel-sel membelah lebih dari yang
seharusnya atau tidak mati ketika mereka seharusnya mati, pertumbuhannya berlebihan dan
tidak terkoordinir dengan pertumbuhan jaringan normal, dan tidak berguna bagi tubuh.
Neoplasma pada system perkemihan yakni Renal Karsinoma, Karsinoma Kandung Kemih,
Dan Karsinoma Prostat. Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah
kandung kemih.

Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang berusia di
atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita (3:1). (Brunner &
SUddarth, 2001). Ca kandung kemih merupakan 2% dari seluruh keganasan dan merupakan
keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenital setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua
kali lebih sering menyerang pria daripada wanita. Dan angka kejadiannya meningkat pada
daerah industri. Tumor ganas kandung kemih adalah karsinoma sel transisional dan 10%
adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus.
Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung kemih dapat
kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat
deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar kandung kemih. Epitel
transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi
kandung kemih. Adapun yang berperan dalam maslah ini adalah sel basal, sel intermediate,
sel superficial, inilah yang akan menutupi sel intermediate, bergantung pada apakah kandung
kemih dalam keadaan distensi atau tidak. 

Anatomi Fisiologi
Kandung kemih bagian dari saluran kemih yang berbentuk seperti buah pir. Sebuah
organ yang dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet yang terletak di belakang
simfisis pubis. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang disebut
muskulus destrusor. Di dinding kandung kemih terdapat scratch reseptor yang akan bekerja
memberikan stimulus sensasi berkemih apabila volume kandung kemih telah mencapai 150
cc. Kandung kemih mengumpulkan dan menyimpan urin sampai urin siap untuk dikeluarkan
dari tubuh. Urin diproduksi oleh ginjal dan dialirkan ke kandung kemih melalui dua saluran
yang disebut ureter. Ketika kandung kemih terisi penuh oleh urin akan memaksa dinding
kandung kemih untuk berkontraksi sehingga timbullah keinginan untuk berkemih. Kemudian
urin dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra (sebuah saluran kecil yang membawa
urin dari kandung kemih keluar dari tubuh).
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yang berperan penting dalam
perkembangan, peningkatan, dan pengobatan kanker kandung kemih. Ketika dilihat di bawah
mikroskop dengan penampang yang melintang dari dinding kandung kemih maka akan
terlihat lapisan dari sel, yaitu :
1. Pithelium
Epithelium adalah lapisan dari sel yang berada pada bagian dalam dinding kandung kemih
yang dikenal sebagai urothelium atau transitional epithelium. Kebanyakan kanker kandung
kemih berada pada lapisan ini. Sel-sel ini dapat meregangkan ketika kandung kemih sudah
penuh dan menyusut saat dikosongkan
2. Lamina propria
Lapisan ini adalah lapisan dari jaringan ikat dan pembuluh darah yang lokasinya berada
di bawah lapisan transitional epithelium.
3. Lapisan submukosa
Lapisan antara lamina propria dan muskularis propria.
4. Muskularis propria (destrusor muscle)
Ini adalah lapisan yang terdiri dari sel-sel otot yang membentuk dinding kandung kemih.
5. Jaringan lunak perivesikel
Lapisan ini adalah lapisan terjauh dari dinding kandung kemih yang terdiri dari lemak,
jaringan fibrosa, dan pembuluh darah.

Etiologi
Keganasan kandung kemih terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak
terdapat disekitar kita. Beberapa faktor resiko yang mempermudah seseorang menderita
karsinoma kandung kemih adalah :
1. Pekerjaan. Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), labolatorium, pabrik
korek api, tekstil, pabrik kulit dan pekerja pada salon/ pencukur rambut sering terpapar
oleh karsinogen berupa senyawa amin aromatik (2-naftilamin, bensidin, dan 4-
aminobifamil)
2. Perokok. Resiko untuk mendapatkan karsinoma kandung kemih pada perokok adalah 2-6
kali lebih besar dibandungkan dengan bukan perokok. Rokok mengandung bahan
karsinogen berupa amin aromatik dan nitrosamin.
3. Infeksi saluran kemih. Telah diketahui bahwa kuman – kuman E.coli dan Proteus spp
menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.
4. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan. Kebiasaan mengkonsumsi kopi , pemanis buatan
yang mengandung sakarin dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan siklofosfasmid
yang diberikan intravesika, fenasetin, opium, dan obat antituberkolosa INH dalam jangka
waktu lama dapat meningkatkan resiko timbulnya karsinoma kandung kemih.
5. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan
usia.
6. Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada
orang Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
7. Riwayat keluarga, Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung
kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya karsinoma kandung kemih adalah zat karsinogen,baik
eksoghen dari rokok atau bahan kimia atau endogen dari hasil metabolisme. Penyebab
lain diduga akibat dari pemakaian analgetik,sitostatik,dan iritasi kronik oleh batu,
sistosomiasis (infeksi parasit karena iritasi kandung kemih) atau radiasi.

Patofisiologi
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina propia dan
merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain lainnya. Penyebaran secara
hematogen atau limfatogenous menunjukkan metastasis tumor pada kelenjar limfe regional,
paru, tulang dan hati. Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan
program pengobatan.
Tumor urothelial, lebih dari 90% adalah karsinoma sel transisional. Namun, sampai
dengan 5% dari kandung kemih berasal dari sel skuamosa dan 2% adalah adenokarsinoma.
Nonurothelial tumor kandung kemih primer sangat langka dan mungkin termasuk karsinoma
sel kecil, carcinosarcoma, limfoma primer, dan sarcoma. Faktor-faktor resiko lingkungan dan
merangsang pertumbuhan sel Hematuria, disuria, urgensi, sering buang air kecil Stoma MK:
Perubahan pola eliminasi urine berduka disfungsional disfungsi seksual MK: Kerusakan
integritas jaringan kulit immunotherapy, intraveical chemotherapy, adjuvant Kecemasan
pemenuhan informasi koping maladatif Intervensi medis intravesical chemotherapy
Intervensi radioterapi Terapi endoskopik bedah radikal kistektomi Diversi urine
pengangkatan vagina Respons iritasi lokal MK: Risiko tinggi infeksi Respon sistemik
(anemia, penurunan berat badan, mual muntah) nyeri MK: Ketidak seimbangan nutrisi
gangguan ADL MK: Gangguan pola eliminasi urine Luka pasca bedah fungsional kandung
kemih Kerusakan jaringan local

Manifestasi Klinis
1. Hematuria : hematuria dapat dibagi menjadi hematuria intermiten atau penuh, dan dapat
dinyatakan sebagai hematuria awal atau terminal hematuria, sebagian dari pasien kanker
kandung kemih akan ada pembuangan gumpalan gumpalan darah dan bangkai bangkai
busuk.
2. Iritasi kandung kemih : tumor terbentuk di trigonum kandung kemih, lingkup patologi
meluas atau saat terjadi infeksi dapat menstimulasi sampai ke kandung kemih sehingga
menyebabkan fenomena sering buang air kecil dan urgen.
3. Gejala obstruktif saluran kemih : tumor yang lebih besar, tumor pada leher kandung
kemih dan penyumbatan gumpalan darah akan menyebabkan buang air bahkan sampai
retensi urin. Infiltrasi tumor ke dalam lubang saluran kemih dapat menyebabkan
obstruksi saluran kemih, sehingga menimbulkan nyeri pinggang, hidronefrosis dan
fungsi ginjal terganggu.
4. Gejala metastase : invasi tumor stadium lanjut sampai ke jaringan kandung kemih
sekitarnya, organ lain atau metastasis kelenjar getah panggul simpul, akan menyebabkan
nyeri di daerah kandung kemih, uretra fistula vagina, dan edema ekstremitas bawah,
metastasis sampai organ yang lebih jauh, nyeri tulang dan cachexia.

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan diperut. Jika dicurigai
kanker ginjal, maka dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut:
 Urografi intravena
 CT scan
 USG
 MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.

Prosedur diagnostic yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut


1. Pemeriksaan laboratorium rutin
Biasanya tidak ditemukan kelainan selain hematuria. Anemia dapat dijumpai sebagai
tanda adanya perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasis ke sumsum, sedangkan
uremia dapat dijumpai apabila tumor menyumbat kedua muara ureter baik karena
obstruksi tumornya sendiri ataupun limfadenopati.
2. Pemeriksaan radiologi Dilakukan foto polos abdomen, pielografi intravena, dan foto
torax. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan traktus urinarius yaitu berupa
adanya gangguan fungsi eksresi ginjal, hidronefrosis, hidroureter, dan filling defect pada
buli-buli, menilai infiltrasi tumor ke dinding buli-buli, dan melihat adanya metastasis
regional atau jauh.
3. Sitoskopi dan biopsy Pada persangkaan adanya tumor buli-buli maka pemeriksaan
sitoskopi adalah mutlak dilakukan, bila perlu dapat dilakukan CT-scan. Pada
pemeriksaan sitoskopi, dapat dilihat adanya tumor dan sekaligus dapat dilakukan biopsi
atau reseksi tumor yang juga merupakan tindakan pengobatan pada tumor-tumor
superficial.

Penatalaksanaan
Pengobatan
1. Intervensi imunnotherapy (Bacillus Calmette-Guerin (BCG) immunotherapy)
2. Intervesical kemoterapi
3. Kemoterapi ajuvan
4. Terapi radiasi

Perawatan untuk kanker kandung kemih


Perawatan makanan
1. Pasien kanker kandung kemih dianjurkan untuk memakan buah dan sayuran segar.
2. Harus diberikan diet tinggi protein seperti telur, susu dan ikan
3. Berikan makanan kesukaan pasien kanker kandung kemih yang telah dimodifikasi, tetapi
hindari makanan pedas, keras dan yang sulit dicerna oleh tubuh.

Perawatan setelah Operasi


1. Kondisi ruangan harus tetap bersih, dengan udara yang bersih juga
2. Pasien kanker kandung kemih harus hindari infeksi, harus meningkatkan daya tahan
tubuh
3. Keluarga harus terus memberikan semangat dan membantu pasien menghilangkan sikap
dan pikiran negative.

Komplikasi

Komplikasi pembedahan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari radiasi
dapat menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan dengan
daerah metastase penyakit.
1. Infeksi sekunder bil atau tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi
BAB III

Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan

1. Identitas : Nama, usia, jenis kelamin, agama, alamat, diagnostik medis.


2. Keluhan utama : Nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada benjolan pada abdomen
sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri diseluruh tubuh terutama dipinggang
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Faktor pedisposisi
6. Onset dan durasi
7. Efek gejala lain
8. Tingkat keparahan
9. Observasi tanda-tanda vital

Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut
Gangguan eliminasi Urine

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
Agen pencedera intervensi Observasi
fisiologis (mis. keperawatan selama  identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Inflamasi, 2x24 jam maka : frekuensi, kualitas,intensitas nyeri
iskemia, tingkat nyeri akut  Identifikasi skala nyeri
neoplasma) d.d Keluhan nyeri  Identifikasi respon nyeri non verbal
mengeluh nyeri, menurun (5)  Identifikasi faktor yang meperberat atau
gelisah Gelisah menurun (5) memeringan nyeri
Kesulitan tidur  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
menurun (5) tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri,( mis, TENS,
hipnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi, terbimbing, kompres
hangat/ dingin, terapi bermain).
 Kontrol lingkungan yang memperberat
nyeri ( mis,. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
 Fasilitasi istirahat yang cukup
 Pertimbangan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi merdakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
N0 Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
2 Gangguan Setelah dilakukan Manajemen Eliminasi Urine
Eliminasi Urine b.d intervensi Observasi
Iritasi kandung keperawatan selama  Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
kemih, kelemahan 2x24 jam maka : inkontensia urine
otot pelvis d.d Desakan berkemih  Identifikasi faktor yang menyebabkan
desakan berkemih (urgensi) menurun (5) retensi atau inkontensia urine
(Urgensi), sering Volume residu urine  Monitor eliminasi urine (mis. Frekuensi,
buang air kecil, sedang (3) konsistensi, aroma, volume, dan warna)
volume residu urin Terapeutik
meningkat.  Catat waktu-waktu dan haluan berkemih
 Batasi sampel urine tengah (midstream)
atau kultur
Edukasi
 Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
kemih
 Anjurkan mengukur asupan cairan dan
haluaran urine
 Ajarkan mengambil spesimen urine
midstream
 Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
 Ajarkan terapi modalitas penguatan otot
otot panggul/berkemihan
 Anjurkan minum air yang cukup, jika
tidak ada kontraindikasi
 Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat supositoria
uretra, jika perlu
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Kanker (karsinoma) kandung kemih (buli-buli / vesika urinaria) adalah suatu kondisi
medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor pada kandung
kemih. Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli-buli (kandung kemih).Buli-
buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal. Jika
buli-buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan. Penyebab yang pasti dari kanker
vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini
memiliki beberapa faktor resiko yakni Usia, Merokok, Lingkungan kerja, Infeksi, terutama
infeksi saluran kemih. Ras, Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang
menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.
Gejalanya Bisa Berupa: Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi
kandung kemih (sititis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai
suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.
Penanganan kanker kandung kemih tergantung pada derajat tumornya (yang didasarkan pada
derajat deferiensi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi local serta ada tidaknya
metastase) dan multisentrisitas tumor tersebut (apakah tumor tersebut memiliki banyak
pusat).Usia pasiaen dan status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan dalam
menentukan bentuk terapinya

Saran
Berharap dengan makalah ini, semoga kita sebbagai mahasiswa dapat mengerti
bagaimana asuhan keperawatan kanker kandung kemih, dan paham bagaimana patofisiologi
yang terjadi pada klien kanker kandung kemih. sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan
tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC Guyton, Arthur C & John E. Hall. 2007. Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2014. Asuhan
Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. 20 Jakarta: Salemba Medika Wilkinson, Judith
M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai