DISUSUN OLEH :
KEPERAWATAN A SEMESTER 4
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
masih memberikan kami kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperwatan Kanker Buli - buli”
Kami pun menyadari bahwa di dalam Asuhan Keperawatan ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan Asuhan Keperawatan yang
akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-
kata yang kurang berkenan bagi pada pembaca.
KELOMPOK VI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..
BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………...
C. Tujuan ……………………………………………………………
BAB II : Tinjauan Teori.............................................................................................
A. Pengertian…………………………………………………...………….
B. Etiologi…………………………………………………………………
C. Tanda dan Gejala……………………………………………………….
D. Anatomi Dan Fisiologi Organ ……………………………………….
E. Patofisiologi……………………………………………………………..
F. Pathway………………………………………………………………….
G. Komplikasi………………………………………………....................
H. Pemeriksaan Penunjang………………………………………………….
I. Penatalaksanaan……………………………………………………….
J. Pencegahan……………………………………………………………
K. Pengkajian Keperawatan………………………………………………
L. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul………………………
M. Intervensi…………………………………………………….............
BAB III : Tinjauan Kasus..........................................................................................
BAB IV : PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor adalah kumpulan sel abdormal dalam tubuh yang berbentuk oleh
sel – sel yang tumbuh secara terus – menerus, tidak terbatas dan tidak
terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya, serta tidak berguna bagi tubuh
( Kusuma, 2011)
Tumor Intra Abdomen adalah pembengkakan atau adanya benjolan yang
disebabkan oleh neoplasma dan infeksi yang berada di abdomen berupa
massa abnormal di sel – sel yang berpoliferasi yang bersifat autonomy
(tidak terkontrol), progresif ( tumbuh tidak beraturan), tidak berguna.
Tumor intra abdomen antara lain tumor hepar, tumor limpa , tumor
lambung atau usus halus, tumor kolon, tumor ginjal (hipernefroma), tumor
pankreas.
Kanker atau tumor merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7 %) di
dunia. Di Indonesia prevalensi tumor atau kanker adalah 4,3 per 1000 jiwa
penduduk. Kejadian tumor abdomen memiliki prevalensi cukup tinggi
pada perawatan di rumah sakit. Berdasarkan prevalensi kejadian tumor
abdomen, yang paling sering terjadi pada pasien yaitu menyerang bagian
usus, (tumor kolon ), kemudian pada limfe dan sedikit terjadi pada
pankreas.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari tumor intra abdomen ?
b. Apa etiologi dari tumor intra abdomen ?
c. Apa saja tanda dan gejala dari tumor intra abdomen ?
d. Apa saja anatomi fisiologi dari tumor intra abdomen ?
e. Bagaimana patofisiologi dari tumor intra abdomen ?
f. Bagaiamana pathway dari tumor intra abdomen ?
g. Apa saja komplikasi dari tumor intra abdomen ?
h. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari tumor intra abdomen ?
i. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor intra abdomen ?
j. Bagaimana pencegahan dari tumor intra abdomen ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengetian dari tumor intra abdomen
b. Untuk mengetahui etiologi dari tumor intra abdomen
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari tumor intra abdomen
d. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari tumor intra abdomen
e. Untuk mengetahui patofisiologi dari tumor intra abdomen
f. Untuk mengetahui pathway dari tumor intra abdomen
g. Untuk mengetahui komplikasi dari tumor intra abdomen
h. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari tumor intra abdomen
i. Untuk mengetahui pentanalaksanaan dari tumor intra abdomen
j. Untuk mengetahui pencegahan dari tumor intra abdomen
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Tumor adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
di sekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh.
Tumor intra abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan
yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan
sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat
meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava
inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur
yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya. Yang termasuk tumor
intra abdomen antara lain, Tumor hepar, Tumor limpa /lien, Tumor
lambung/usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal (hipernefroma), Tumor
pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor wilms (ginjal) (Smelstzer &
Suzanne C, 2001).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang
abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan
dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuan
mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastis.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain
:
1) Karsinogen
2) Hormone
3) Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan
makanan yang kurang berserat
4) Parasite
Parasite schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler
5) Genetic
6) Infeksi , trauma , hipersensitivitas terhadap obat - obatan
C. Tanda dan Gejala
a. Hyperplasia
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
c. Kadang tampak hipervaskulari di sekitar tumor
d. Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi
e. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa
f. Konstipasi
g. Nyeri
h. Anoreksia, mual dan lesu
i. Penurunan berat badan
j. pendarahan
D. Anatomi dan Fisiologi
Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan
meluas dari atas dari diafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen
dilukiskan menjadi dua bagian yaitu upper abdomen dan lower abdomen.
Batas-batas rongga abdomen adalah dibagian atas diafragma, di bagian
bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi
otot abdominal, tulang-tulang iliaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian
belakang tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum.
Bagian dari rongga abdomen beserta daerah-daerah. Pada bagian upper
abdomen terdapat beberapa organ dintaranya: hati, empedu, lambung,
ginjal, limpa, pancreas dan lainnya (Pearce,1999).
1. Liver atau hati
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian
teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma.
Hati secara luar dilindungi oleh iga-iga. Hati terbagi dalam dua
belahan utama, kanan dan kiri. Selanjutnya hati dibagi lagi dalam
empat belahan dan setiap belahan atau lobus terdiri atas lobu lus. Hati
mengeluarkan empedu melalui saluran hepatika (duktus hepatikus)
yang keluar dari lobus kanan dan kiri yang kemudian menyatu
membentuk hepatic common duct dan menuju duktus cystikus
kemudia masuk ke kandung empedu. Hati di suplai oleh dua pembuluh
darah yaitu :
a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang
kaya akan nutrisi seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang
larut dalam air dan mineral.
b. Arteri hepatica cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.
Cabang- cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri
hepatica mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hepatosit menyerap
nutrien, oksigen dan zat racun dari darah sinusoid. Di dalam
hepatosit zat racun akan di netralkan sedangkan nutrien akan
ditimbun atau di bentuk zat baru, dimana zat tersebut akan
disekresikan ke peradaran darah tubuh.
Fungsi hati :
5. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah
lumbal di sebelah kana dan sebelah kiri tuang belakang peritoneum.
Dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebrae
thoracalis sampai vertebrae lumbalis ketiga. Ginjal kanan lebih rendah
dari ginjal kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan.
Panjang ginjal 6 -7,5 cm. pada orang dewasa berat ginjal kira-kira 140
gram. ginjal terbagi menjadi beberapa lobus yaitu : lobus hepatis
dextra, lobus quadratus, lobus caudatus, lobus sinistra.
Fungsi ginjal :
Mengatur keseimbangan air
Mengatur konsentrasi garam darah dan keseimbangan asam
basah darah
Eksresi bahan buangan dan kelebihan garam
6. Limpa
Limpa terletak di region hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen
diantara fundus ventrikuli dan diagfragma
Fungsi limpa :
Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasul eritrosit dan
limposit
Seteah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk
hemoglobin dan zat besi
7. Pancreas
Pancreas adalah kelenjar majemuk bertandan. Panjangnya kira – kira
15cm, mulai dari duodenum sampai limpa. Pancreas dibagi menjadi 3
bagian yaitu kepala pancreas, yang terletak disebelah rongga kanan
abdomen dan didalam lekukan, badan pancreas, yang terletak
dibelakang lambung dan didepan vertebrae lumbalis pertama ekor
pakreas, adalah bagian yang runcing disebelah kiri dan menyentuh
limpa.
Fungsi pancreas :
Fungsi eksokrin, dimana kelenjar eksokrin mengeluarkan
cairan pankreas menuju duktus pakreatikus dan akhirnya ke
duodenum. Sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorsi
protein, lemak dan karbohidrat.
Fungsi endokrin, dimana pancreas bertanggung jawab untuk
produksi serta sekresi glucogan dan insulin, yang terjadi dalam
sel-sel khusus di pulau langerhans.
E. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah
oleh mutasi genetic dari seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan
dalam lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi
terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang,
meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim
sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang
menghasilkan energi dengan jalan katabolisme. Jaringan yang tumbuh
memerlukan bahan-bahan untuk membentuk protioplasma dan energi,
antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel
normal dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan
terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi
jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh
darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain
dalam tubuh untuk membentuk metastase penyebaran tumor pada bagian
tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum
seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal
dengan penyebab tunggal tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit
yang jelas dengan penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang
berbeda.
F. Pathway
G. Komplikasi
a. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.
Tromboplebitis post operasi biasanya timbul 7-14 hari setelah operasi.
Bahaya besar tromboplebitis timbul bila darah tersebut lepas dari
dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah 26 sebagai emboli
ke paru-paru, hati, dan otak. Pencegahan tromboplebitis yaitu latihan
kaki, ambulasi dini post operasi.
b. Infeksi, infeksi luka sering muncul pada 36-46 jam pasca operasi.
Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah
stapilococus aurens, organisme gram positif. Stapilococus
mengakibatkan peranahan. Untuk menghindari infeksi luka yang
paling penting adalah perawatan luka dengan memperhatikan aseptik
dan antiseptik.
c. Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau
eviserasi.
d. Ventilasi paru tidak adekuat.
e. Gangguan kardiovaskuler: hipertensi, aritmia jantung.
f. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
g. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan.
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras
Contoh : X – Foto tengkorak, leher, toraks, abdomen, tulang dan
mammografi
b. Radiografi dengan kontras
Contoh : Foto Upper Gr, bronkografi, colon in loop dan kistografi
c. USG
Pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara. Contoh : USG
abdomen, USG urologi, mammosografi
d. CT – SCAN
Contoh : scan kepala, thoraks, abdomen, whole body scan, dll
e. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )
Merupakan alat scanning yang masih tergolong baru dan pada
umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih
baik dari CT
f. RIA ( Radio Immuno Assay )
Untuk mengetahui pertanda tumor ( tumor marker )
I. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya
gasterektoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan
maupun paliasi.Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak
ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau
seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur
kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan
adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.
(Smeltzer, Suzanne C. 2001)
2. Radioterapi
Penggunaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel – sel
dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA
dan RNA sel. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah
ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spectrum elektromagnetik
3. Kemoterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel
dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA
dan RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi
adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum
elektromagnetik.
4. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat
untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response
modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi
koloni, interferon, interleukin.
J. Pencegahan
Berhenti merokok
Berolahraga secara teratur
Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang
Membatasi konsumsi minuman keras
Meminimalisirkan pajanan senyawa kimia yang mengandung
racun, misalnya dengan menggunakan masker saat berkendara
Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin
K. Pengkajian keperawatan
a. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi dan nyeri pada dada
Kebiasaan : perubahan TD
c. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi, misalnya darah pada feces,
nyeri pada defekasi. perubahan eliminasi ururnaris, misalnya nyeri atau
rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria dan sering berkemih
Tanda : perubahan pada bising usus dan distensi abdomen
e. Makanan / cairan
Gejala : kebiasaan diet yang buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif
bahan pengawet)
Tanda : anoreksia dan mual/muntah
f. Intoleransi makanan
Gejala : perubahan pada berat badan, penurunan berat badan hebat dan
berkurangnya massa otot
Tanda : perubahan pada kelembapan / tugor kulit dan edema
g. Neurosensory
Gejala : pusing dan sinkope
h. Nyeri / kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi, misalnya
ketidaknyamanan ringan sampai berat ( dihubungkan dengan proses
penyakit )
i. Pernafasan
Gejala : merokok ( tembakau, mariyuana, dan hidup dengan seseorang
yang merokok)
Tanda : pemajaman asbes
j. Keamanan
Gejala : pemajanan bahan kimia toksik dan karsinogen, pemajanan
matahari lama / berlebihan
Tanda : demam, ruam di kulit dan ulserasi
k. Seksualitas
Gejala : masalah sekksualitas misalnya dampak pada hubungan
perubahan pada tingkat kepuasan.
l. Interaksi social
Gejala : ketidak adekuatan / kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan
atau bantuan)
L. Diagnosa keperewatan yang mungkin muncul
Pre operasi
a) Ansietas b.d perubahan status kesehatan
b) Nyeri akut b.d proses penyakit
Post Operasi
a) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d tindakan
pembedahan
b) Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan
operasi
c) Resiko infeksi b.d adanya luka operasi
d) Gangguan pemenuhan nutrisi b.d intake yang tidak adekuat
e) Keruskan integritas kulit / jaringan b.d insisi bedah
M. Intervensi
a) Ansietas / cemas b.d perubahan status kesehatan
Kemungkinan dibuktikan oleh : peningkatan ketegangan, gelisah,
mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup
Hal yang diharapkan :
Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurang rasa
takut
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat
dapat diatasi
Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan
partisipasi aktif dalam pengaturan obat
Intervensi :
- Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
- Berikan lingkungan terbuka dimana klien merasa aman untuk
mendiskusikan perasaannya
- Pertahankan kontak sesering mungkin dengan klien
- Bantu klien / keluarga dalam mengenali dan mengklasifikasikan
rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi koping
- Berikan informasi yang akurat
Rasional :
- Memberikan kesempatan untuk memeriksa takut realistis serta
ksalahan konsep tentang diagnosis
- Mebantu klien untuk merasa diterima pada adanya konidisi tanpa
perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat
- Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak
- Dukungan dan konseling sesering ditolak
- Dukungan dan konseling sesering diperlukan untuk memungkinkan
individu mengenal dan menghadapi rasa takut
- Dapat menurunkan ansietas
b) Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
Kemungkinan dibuktikan oleh : keluhan nyeri, respon autonomic
gelisah, perilaku berhati – hati
Hasil yang diharapkan :
Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang
Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
Intervensi :
- Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, durasi dan skala
- Berikan tindakan kenyamanan dasar, misalnya massage punggung
dan aktifitas hiburan misalnya music
- Dorong penggunaan keterampilan manajement nyeri, misalnya
relaksasi napas dalam
- Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi
Rasional :
- Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan /
keefektifan intervensi
- Dapat meningkatkan relaksasi
- Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam
meningkatkan rasa control
- Analgetik dapat menghambat stimulus nyeri
c) Resiko tinggi terhadap diare b.d koping yang tidak adekuat
Tujuan : mempertahankan pola defekasi umum
Intervensi :
- Kaji tingkat usus dan pantau / catat gerakan usus termasuk
frekuensi konsistensi
- Dorong masukan cairan adekuat (2000ml/jam) dan peningkatan
- Berikan makan sedikit tapi sering dengan makanan rendah serat
(bila tidak dikontraindikasi) dan mempertahankan kebutuhan
protein karbohidrat
- Pastikan diet yang tepat hindari makanan tinggi lemak
- Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
- Pelunak feses, laksatif, enema sesuai indikasi
Rasional :
- Mengidentifikasi masalah, misalnya diare dan konstipasi
- Dapat menurunkan potensial terhadap konstipasi dengan
memperbaiki konsistensi feces dan merangsang peristaltic ; dapat
mencegah dehidrasi
- Menurunkan iritasi gaster, penggunaan makanan rendah serat dapat
menurunkan iritabilitas dan memberikan istirahat pada usus bila
ada diare
- Stimulus GI yang dapat meningkatkan
- Ketidakseimbangan prolaktif mencegah komplikasi lanjut pada
klien
d) Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi
Tujuan : dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan
aturan pengobatan
Kriteria : klien mengungkapkan nafsu makan baik, badan tidak lemah
dan HB normal
Intervensi :
- Kaji intake dan output klien
- Timbang berat badan sesaui indikai
- Identifikasi kesukaan / ketidaksukaan diet dari pasien
- Anjurkan pilihan makanan tinggi protein dan vitamin C
- Berikan cairan IV
- Berikan obat – obatan sesuai indikasi
Rasional :
- Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan merupakan asupan dalam
tindakan selanjutnya
- Mengidentifikasi status cairan serta memastikan kebutuhan
metabolic
- Meningkatkan kerja sama pasien dengan aturan diet. Protein /
vitamin C adalah contributor utama gunakan pemeliharaan jaringan
dan perbaikan
- Memperbaiki keseimbangan cairan elektrolit. Kehilangan plasma ;
dapat memperpanjang penyembuhan luka
- Mencegah muntah dan menetralkan atau menurunkan
pembentukan asam untuk mencegah erosi mukosa
ASUHAN KEPERAWATAN
B. Pengkajian
Tanggal Masuk RS : 02 Maret 2019 pukul 07. 29 Wita
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2019 pukul 09. 00 Wita
Unit perawatan : Bedah Digestiv
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 18 thn
Tempat/ Tanggal Lahir : Tongga, 24/10/2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Kristen
Suku : Toraja
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Desa Kalora Toraja
No. Rekam Medik : 00875558
Diagnosa Medis : Tumor Intra Abdomen
2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan utama saat masuk Rumah Sakit
Nyeri perut kiri bawah
b. Keluhan Saat Pengkajian
Keluhan saat ini mengeluh nyeri daerah post operasi laparotomy
eksplorasi dilakukan pada tanggal 5 maret 2019 pukul 20.20 wita
selain itu, sesak nafas dan batuk berkurang serta nyeri juga dirasakan
di arae WSD dextra setelah dilakukan chest tube dextra pada tanggal 3
maret 2019. Adanya luka melepuh mulai tampak kering pada sisi leher
kiri dan kanan yang dirasakan awalnya melepuh seperti luka bakar,
dialami sebelum pasien masuk rumah sakit. Adanya juga luka post
operasi benjolan diatas 3 jari prosesus xivoideu. Luka operasi
lapatomi saat dikaji tampak kering. Chest tube dextra dan sinistra
adanya cairan yang keluar
c. Riwayat Keluhan Utama
Pasien masuk dengan keluhan nyeri perut kiri bawah sejak 6 bulan
yang lalu, nyeri yang dirasakan hilang timbul dan memberat apabila
ditekan. Sehingga pada tanggal 3 Maret 2019 pasien tidak mampu lagi
menahan rasa sakit sehingga dirujuk ke rumah sakit Wahidin
Sudirihusodo. Tidak ada keluhan muntah, tidak ada keluhan BAB
cair, tidak ada keluhan BAK darah, sulit BAK (-), adanya juga
benjolan pada bahu kanan dan kiri seperti melepuh, dan adanya juga
benjolan 3 jari diatas procesus xivoideus dan ketika di sentuh
mengalami nyeri. Terpasang chest tube dextra.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami sakit berarti sejak 6 bulan sebelum
yang membuat pasien masuk RS. Pasien pernah sakit tetapi hanya
rawat jalan atau berobat didokter praktek atau puskesmas setempat.
e. Riwayat Pengobatan
Pasien tidak memiliki riwayat pengobatan sebelumnya yang berarti
f. Riwayat Pembedahan
Pasien tidak memiliki riwayat pembedahan sebelum masuk RS
g. Klien tidak pernah menjalani pembedahan
Sekarang pasien memiliki riwayat pembedahan laparatomi dan chest
tube dextra
h. Riwayat Alergi
Pasien memiliki riwayat alergi sejenis makanan tetapi namun
penyebab pastinya pasien tidak tau karena beberapa hari setelahnya
baru muncul gejala alergi yang timbul di daerah leher kiri dan kanan,
tidak ada riwayat alergi obat-obatan
i. Riwayat Sosial
Pasien saat ini bersekolah di salah satu SMA di Toraja. Dengan
pengaruh interkasi lingkungan sosial pasien riwayat merokok sejak
SMP, riwayat alcohol (-), riwayat narkoba (-).
Eliminasi BAK
1) Frekuensi berkemih : 4-5 kali/hari
2) Jumlah : ....….....cc (tidak ditakar)
3) Warna urin : kuning
4) Bau : Khas urine / Pesing
5) Keluhan : ( - ) Anuria:.......ml/hr ( - ) Dysuria
( - ) Nocturia (- ) Polyuria ( - ) Inkontenensia
( - ) Rasa Panas (- ) Distensi bladder
BAB
Keluhan : ( ) Konstipasi ( ) Diare ( ) Hemoroid
Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : lunak
Warna : Kuning
BAB pasien saat ini tidak teratur karna asupan pasien juga
sangat sedikit.
Masalah keperawatan :-
Aktivitas dan Kaji tingkat nyeri ( skala nyeri numerik) :
istirahat P : Insisi pembedahan
Q : skala sedang 4-5 (NRS)
R : Daerah abdomen
S : Hilang timbul
T : Tidak menentu
Aktivitas waktu luang : Bercerita dengan keluarga
Aktivitas / Hoby : Main futsal
Kesulitan bergerak : ( ) Tidak (√ )Ya
Kekuatan otot :
Lengan kanan : 5
Lengan kiri :5
Tungkai kanan : 4
Tungkai kiri :4
Tonus otot :
Lengan : Kesan menurun
Tungkai : Kesan menurun
Postur : Tidak ada kelainan postur tubuh
Tremor : (-)
Rentang gerak (ROM) :
Lengan : Aktif (pada fleksi, ektensi, abduksi, rotasi)
Tungkai : Pasif (pada fleksi, ektesnsi, abduksi, rotasi)
Keluhan saat ini :
(- ) Nyeri otot (- ) Kaku otot (√ ) Lemah otot
(- ) Nyeri sendi (- ) bengkak sendi ( -) Inkoordinasi
( -) Parese/Paralisis : di bagian : .
(√ ) Kelelahan (- ) Amputasi (-) Deformitas
Kaji waktu tidur :
Siang : 2 jam , Malam : 7 – 8 jam
Tentukan tingkat kebutuhan pasien untuk melakukan
aktivitas (Barthel Index):
( ) mandiri ( ) Ketergantungan ringan
(√) Ketergantungan sedang ( ) Ketergantungan berat
( ) ketergantungan total
Jenis aktivitas yang perlu dibantu :
Personal Hygiene
Makan/minum
Mobilisasi
Psikologis Kognitif
( - )Tidak ada penurunan signifikan
( -) Kerusakan intelektual sedang
( - ) Kerusakan intelektual berat
( - )Kerusakan intelektual total
Masalah keperawatan :-
b. Developmental Self-Care Requisites (Syarat Perawatan Diri
Perkembangan)
5. Terapi
pump
Ceftriaxone 1 Golongan sefalosporin generasi Antibiotik
gram/12 ketiga yang dapat menghentikan
jam/intravena pertumbuhan bakteri yang
sensitive
02/03/2019
11.6 10-14
PT 1.12 -- Detik
INR 29.9 22.0-30.0 --
APTT 69 140 Detik
GDS 17 10-50 mg/dl
Ureum 0.59 L < 1.3, P < 1.1 mg/dl
Kreatinin 22 <38 U/L
SGOT 27 <41 U/L
SGPT 3.6 3.5-5.0 gr/dl
Albumin 139 136-145 mmol/I
Natrium 4.7 3.5-5.1 mmol/I
Kalium 106 97-111 mmol/I
Klorida
7. Analisa Data
8. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b.d terputusnya kontinuitas jaringan
2) Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan otot
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d status
gizi kurang
4) Resiko infeksi b.d kerusakan pada integritas kulit
5) Ketidakseimbangan kadar glukosa darah b.d asupan diet
9. Intervensi Keperawatan
Analgesic Administration
1) Tentukan lokasi,
karateristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
2) Cek instrusi tentang
jenis obat, dosis, dan
frekuensi
3) Cek riwayat alargi
4) Pilih analgesic yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih dari
satu
5) Tentukan pilihan
analgesic tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
6) Tentukan analgesic
pilihan, rute,
pemberian, dan dosis
optimal
7) Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
8) Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
9) Berikan analgesic
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
10) Evaluasi efektifitas
analgesic, tanda dan
gejala
Faktor yang
berhubungan :
1) Intoleransi
aktifitas
2) Perubahan
metabolisme
selular
3) Ansietas
4) Gangguan kognitif
5) Konstraktur
6) Fisik tidak bugar
7) Penurunan
ketahanan tubuh
8) Penurunan kendali
otot
9) Penurunan massa
otot
10) Gangguan
musculoskeletal
11) Gangguan
neoromskuler dan
nyeri
12) Agen obat
13) Penurunan
kekuatan otot
14) Kurang
pengetahuan
tentang aktifitas
fisik
15) Keadaan mood
dan depresif
16) Keterlambatan
perkembangan
17) Ketidaknyamanan
18) Disuse atau kaku
sendi
19) Kurang dukungan
lingkungan
20) Program
pembatasan gerak
21) Keenganan
memulai
pergerakan
22) Gaya hidup
monoton
23) Gangguan
sensorik
perseptual
Analgesic Administration
1) Tentukan lokasi, karateristik, kualitas, dan
derajat nyeri sebelum pemberian obat
2) Cek instrusi tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
3) Cek riwayat alargi
4) Pilih analgesic yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesic ketika pemberian
lebih dari satu
5) Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe
dan beratnya nyeri
6) Tentukan analgesic pilihan, rute, pemberian,
dan dosis optimal
7) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur
8) Monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesic pertama kali
9) Berikan analgesic tepat waktu terutama saat
nyeri hebat
10) Evaluasi efektifitas analgesic, tanda dan
gejala
2 Hambatan mobilitas fisik b.d 1) Monitoring vital sign sebelum atau sesudah
kelemahan otot latihan dan lihat respon pasien saat latihan
2) Konsulasikan dengan terapi fisik tentang
rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
3) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
berjalan dan cegah terhadap cederah
4) Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
tentang teknik ambulasi
5) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
6) Latih pasien dalam pemenuhan kebutuuhan
ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
7) Dampinggi dan bantu pasien saat mobilisasi
dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps
8) Berikan alat bantu jika klien memerlukan
9) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika diperlukan
4 Resiko infeksi b.d kerusakan pada 1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
integritas kulit lain
2) Pertahankan teknik isolasi
3) Batasi pengunjungan bila perlu
4) Gunakan sabun anti microbial untuk
mencuci tangan
5) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan
6) Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
pelindung
7) Pertahankan lingkungsan aseptic selama
pemasangan alat.
8) Berikan terapi antibiotic bila perlu
9) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan local
10) Monitor kerentanan terhadap infeksi
11) Berikan perawtaan kulit pada area epidema
1 Nyeri akut b.d terputusnya S : - klien mengatakan nyeri pada daerah post
kontinuitas jaringan operasi
P : Insiasi pembedahan
Q : skala 4 - 5
R : daerah abdomen
S : hilang timbul
T : tidak menentu
O : pasien tampak meringis
TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 94 x/menit
P : 26 x/menit
S : 36,7 C
BB : 47 kg
TB : 160cm
GCS : 15
E:4,M:6,V:5
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
4 Resiko infeksi b.d kerusakan pada S : klien mengatakan bahwa mempunyai luka
integritas kulit yang awalnya terasa seperti terbakar
O : luka klien tampak mengering
TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 94 x/menit
P : 26 x/menit
S : 36,7 C
BB : 47 kg
TB : 160cm
GCS : 15
E:4,M:6,V:5
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain :
1) Karsinogen
2) Hormone
3) Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan
makanan yang kurang berserat
4) Parasite Parasite schistososma hematobin yang mengakibatkan
karsinoma planoseluler
5) Genetic
6) Infeksi , trauma , hipersensitivitas terhadap obat – obatan
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekeskupang.ac.id/519/1/KTI%20YONATAN%20MIHA
%20DIMU.pdf
http://scholar.unand.ac.id/38238/2/BAB%20I_2.pdf
https://docplayer.info/29673461-Laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-
klien-dengan-tumor-intra-abdomen-di-bangsal-dahlia-rsud-banyumas.html
http://repository.poltekeskupang.ac.id/519/1/KTI%20YONATAN%20MIHA
%20DIMU.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62462/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=25C93ABF048E6B3422634C6A5948F93A?sequence=4
https://www.halodoc.com/kesehatan/tumor