Anda di halaman 1dari 19

1

KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS


PADA PASIEN DENGAN KANKER PAYUDARA

Dosen Pengampu :
Hasian Leniwita, Ners,M.Kep

Disusun Oleh :
Depi Febri Lutvia Afifa Azharo (2163030003)
Rohany Elysabeth Simanjuntak (2163030008)
Meilanny Margaritha (2163030013)
Ezra (2163030016)
Magdalena Sri Febiolita Tambunan (2163030030)

Fakultas Vokasi Program Studi Diploma III Keperawatan


Universitas Kristen Indonesia
Jakarta
2023/2024
2

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Kanker
payudara adalah pertumbuhan sel abnormal yang berasal dari kelenjar susu pada payudara. Kanker
payudara terjadi karena sel membelah lebih cepat yang di mana sel-sel berasal dari duktus lactiferi
yang lama tidak mati dan sel-sel baru yang berasal dari sel duktus lactiferi terus tumbuh dan
berinvasi sehingga sel tersebut berkembang tidak terkendali dan sel normal mati.

International Agency for Research on Cancer (IARC) 2018 menyatakan terjadi peningkatan penderita
kanker setiap tahunnya. Mulai dari tahun 2008 terdapat 12,7 juta kasus kanker di dunia dan terus
menerus mengalami peningkatan hingga tahun 2018 menjadi 18,1 juta kasus kanker. Kematian yang
disebabkan oleh kanker juga mengalami peningkatan dari 7,6 juta pada tahun 2008 menjadi 9,6 juta
pada tahun 2018. IARC menyatakan bahwa terjadi peningkatan kasus kanker payudara yang
menyerang wanita dengan tingkat kematian sebesar 627.000 di seluruh dunia.

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 jumlah kejadian kanker
payudara yang menyerang wanita adalah sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata
kematian 17 per 100.000 penduduk dan data pada tahun 2012 sebesar 12,1 per 100.000 penduduk
dengan jumlah kematian secara keseluruhan adalah 522.000. Dari data tersebut menunjukkan setiap
tahunnya terjadi peningkatan kejadian kanker payudara di Indonesia

Salah satu faktor yang pemicu peningkatan kejadian kanker payudara adalah dikarenakan
terlambatnya dalam melakukan deteksi dini kanker payudara. Penyebab keterlambatan dalam
melakukan deteksi dini disebabkan rendahnya pengetahuan dan kurangnya edukasi mengenai cara
deteksi dini kanker payudara. Deteksi dini merupakan cara paling efektif dalam mengurangi angka
kematian penderita kanker payudara yaitu sebesar 25-30% dan melalui deteksi dini, keberadaan sel
kanker lebih cepat diketahui, sehingga terapi yang tepat dapat dilakukan pada penderita kanker
payudara. Salah satu cara deteksi dini yang dengan mudah dilakukan sendiri yaitu pemeriksaan
payudara sendiri V (SADARI)
3

Anatomi Fisiologi Payudara

1. Anatomi

Payudara Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini menjadi
fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan dan pada laki-laki biasanya tidak
berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae mencapai perkembangan puncaknya dan berfungsi
untuk produksi susu (laktasi) setelah melahirkan bayi.

a. Struktur Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang
kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800
gram. Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose yang tertutup kulit
pada dinding anterior dada. Payudara terletak di atas otot pektoralis mayor dan melekat pada otot
tersebut melalui selapis jaringan ikat (Verralls, 1997; Farrer, 2014; Syaifuddin, 2017).

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.Korpus terdiri atas alveolus, yaitu unit terkecil yang
memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos
dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.Lobus yaitu beberapa lobulus yang
4

berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran
kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).

2) Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang
besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus
maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

3) Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara. Bentuk puting ada empat,
yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam(inverted).

Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan
pada jumlah glandular aktual.

1) Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap lobus dialiri duktus laktiferusnya
sendiri yang membesar menjadi sinus lakteferus (ampula).

2) Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan oleh ligamen suspensorium cooper
(berkas jaringan ikat fibrosa).

3) Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap lobulus kemudian bercabang
menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli sekretori.

4) Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar sekitar 1 cm sampai 2 cm untuk
membentuk aerola (Verralls, 1997; Farrer, 2014; Syaifuddin, 2015).

Fisiologi Payudara

Payudara wanita mengalami tiga jenis perubahan yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama
dimulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas sampai menopause. Sejak pubertas, estrogen
dan progesteron menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya sinus. Perubahan kedua, sesuai
dengan daur haid. Beberapa hari sebelum haid, payudara akanmengalami pembesaran maksimal,
tegang, dan nyeri. Oleh karena itu pemeriksaan payudara tidak mungkin dilakukan pada saat ini.
Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Saat hamil payudara akan membesar akibat
proliferasi dari epitel duktus lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru. Adanya
sekresi hormon prolakt in memicu terjadinya laktasi, dimana alveolus menghasilkan ASI dan
disalurkan ke sinus kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu (Verralls, 1997; Ferral,
2001; Syaifuddin, 2006; Pearce, 2007).
5

Patofisiologi

Untuk dapat menegakkan diagnosa kanker dengan baik, terutama untuk melakukan

pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya kanker dan

perubahan strukturnya. Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah

dengan ciri proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh

jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu fungsi jaringan

normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar

ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimia

terutama dalam intinya.

Sel kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas kapiler

akan terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan kulit. Sel kanker

tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan merusak pembuluh

darah kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit. Akibatnya jaringan dan lapisan

kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka kanker.

Jaringan nekrosis merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, baik bakteri

aerob atau anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi dasar luka kanker sehingga

menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker dan proses infeksi itu sendiri

akan merusak permeabilitas kapiler kemudian menimbulkan cairan luka (eksudat) yang

banyak. Cairan yang banyak dapat menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-gatal.

Pada jaringan yang rusak dan terjadi infeksi akan merangsang pengeluaran reseptor

nyeri sebagai respon tubuh secara fisiologis, akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat.

Sel kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur Hampir semua tumor ganas tumbuh

dari suatu sel yang mengalami transformasi

yang bersifat rapuh dan merusak pembuluh darah kapiler yang menyebabkan mudah pendarahan.

Adanya luka kanker, bau yang tidak sedap dan cairan yang banyak keluar akan menyebabkan
6
Faktor resiko :
Genetic
Hormonal masalah psikologis pada pasien. Akhirnya, pasien cenderung merasa rendah diri, mudah marah atau
Merokok, alcohol, pola makan
tersinggung, menarik dini dan membatasi
Hyperplasia padakegiatannya.
sel mammae Hal tersebut yang akan menurunkan kualitas

hidup pasien kanker (Astuti, 2013).


CA MAMMAE
Pathway

Mendesak jaringan sekitarnya Mensuplai nutrisi ke jaringan Ca Mendesak pembuluh darah


Pathway Ca Mammae

Faktor resiko : Aliran terhambat hingga terjadi hipoxia


Pembengkakan Mammae
Genetic Pe ↓ hipermetabolisme jaringa lain
Hormonal →BB turun Pertumbuhan sel abnormal
Merokok,
Peningkatan massa tumor alcohol, pola
makan Hyperplasia pada sel mammae Bakteri patogen
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan Tubuh Tumor jinak
Keluar cairan putih di nanah
CA MAMMAE

Mendesak jaringan sekitarnya Tindakan pembedahan


Mensuplai nutrisi ke jaringan Mendesak pembuluh darah
Ca
Aliran terhambat hingga terjadi
Pre OpPembengkakan Mammae Pe ↓ hipermetabolisme hipoxia Post Op
jaringaEfek
lain anestesi
→BB turun
Peningkatan massa tumor
Ketidakefektifan Pola Bakteri patogen
Stress psikologi Massa tumor Ketidakseimbangan Nutrisi
Fisiologi Psikologi
Nafas
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
mendesak jaringan
Keluar cairan putih di nanah

Insisi jaringan
Perubahan bentuk
Tindakan pembedahan mammae
Nyeri akut mammae

Pre Op
Defisit Pengetahuan Post Op
Ansietas Efek anestesi Gangguan Citra
Kerusakan integritas Terputusnya Tubuh
Ketidakefektifan otot/jaringan sekitar
Stress psikologi Massa tumor kulit/jaringan Fisiologi Psikologi
Pola Nafas aksila
Pendidikan kesehatan mendesak
jaringan Resiko Infeksi
Insisi jaringan Perubahan
mammae bentuk
Nyeri akut
mammae

Defisit
Ansietas Gangguan Citra
Pengetahuan
Kerusakan Terputusnya Tubuh
integritas otot/jaringan
Pendidikan kulit/jaringan sekitar aksila
kesehatan
Resiko Infeksi
7

Definisi

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel tidak terkendali di dalam payudara. Kanker payudara
merupakan keganasan penyakit yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan pada
payudara. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (lobulus), saluran susu, dan jaringan penunjang
payudara meliputi jaringan lemak dan jaringan serat konektif

Etiologi

Banyak faktor risiko yang memungkinkan seorang wanita lebih mungkin menderita kanker payudara.
Faktor-faktor risikonya antara lain :

A. Umur

Risiko seorang wanita terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Lebih dari
80% kasus kanker payudara invasif ditemukan pada wanita berusia 50 tahun ke atas khususnya
setelah mengalami masa menopause. Dan umumnya risiko terkena kanker payudara mencapai
puncaknya pada usia lebih dari 60 tahun. Hanya sekitar satu dari delapan kasus kanker payudara
terjadi pada wanita yang usianya di bawah 40 tahun

B. Riwayat Genetika

Sekitar 5-10% kasus kanker payudara terjadi akibat adanya faktor genetik. Seseorang dicurigai
mempunyai faktor predisposisi 8 genetik apabila penderita menderita kanker payudara sewaktu
berusia kurang dari 40 tahun dengan atau tanpa riwayat keluarga serta menderita kanker payudara.
Risiko seseorang meningkat dua kali lipat jika satu anggota keluarga tingkat pertama menderita
kanker payudara dan meningkat lima kali lipat jika dua anggota keluarga tingkat pertama menderita
kanker payudara.

C. Riwayat Tumor

Wanita yang menderita tumor jinak (benign) memiliki risiko tinggi untuk menderita kanker
payudara. Beberapa jenis tumor tersebut adalah atypical ductal hyperplasia atau lobular carcinoma in
situ

G. Hormonal

Kelebihan estrogen endogen berperan penting. Estrogen merangsang pembentukan faktor


pertumbuhan oleh sel epitel payudara normal dan oleh sel kanker. Diperkirakan bahwa reseptor
8

estrogen dan progesteron yang normal di epitel payudara, memungkinkan berinteraksi dengan
promotor pertumbuhan, seperti transforming growth factor, platelet-derived growth-factor, dan faktor
pertumbuhan fibroblas yang dikeluarkan oleh sel kanker payudara, untuk menciptakan suatu
mekanisme autokrin perkembangan tumor. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal seperti estrogen
juga sedikit meningkatkan risiko menderita kanker payudara walaupun sudah ada formulasi baru
berupa dosis rendah seimbang estrogen dan progestin yang akan lenyap setelah sepuluh tahun
penghentian pemakaiannya.

H. Faktor Lingkungan

Wanita yang semasa kecil atau remajanya pernah menjalani terapi penyinaran pada daerah dada,
biasanya keganasan limfoma Hodgkin maupun nonHodgkin, berisiko tinggi menderita kanker
payudara. Pajanan eksogen dari lingkungan hidup dan tempat kerja seperti

penata kecantikan kuku, penata radiologi, juga berisiko menginduksi timbulnya kanker. Salah satu
zat kimia pemicu kanker adalah pestisida atau DDT yang sering kali mencemari bahan makanan
sehari-hari

e. Konsumsi Alkohol

Lebih dari 50 penelitian membuktikan bahwa konsumsi alkohol secara berlebihan meningkatkan
kadar estrogen endogen sehingga mempengaruhi responsivitas tumor terhadap hormone

Faktor faktor yang mempengaruhi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian kanker payudara, yaitu:

 Umur

Umur merupakan salah satu faktor penting untuk timbulnya kanker payudara. Secara epidemiologi
tercatat wanita usia lebih dari 50 tahun mempunyai kemungkinan berkembang menderita kanker
payudara lebih besar.

 Hormonal

Faktor hormonal seperti menstrual history (early menarche, late menopause) mempunyai risiko lebih
tinggi. Demikian pula penggunaan hormon banyak dikaitkan dengan meningkatnya kejadian kanker
payudara. 3 Penggunaan hormon estrogen lebih dari 8-10 tahun, telah terbukti dapat meningkatkan
risiko timbulnya kanker payudara. First pregnancy pada usia lebih dari 35 tahun mempunyai risiko
1,5-4 kali lebih besar dibandingkan usia 20-34 tahun, sedangkan nulliparity 1,3-4 kali berisiko
terkena kanker payudara.

 Keturunan (family history)


9

Risiko kejadian kanker payudara meningkat sebesar 3 kali pada wanita yang mempunyai ibu atau
saudarinya (first degree relative) menderita kanker payudara, terutama bila terjadi pada wanita usia
premenopause. Meningkatnya angka kejadian juga terjadi pada lelaki dengan fenotipik Klinefilter
sindrom. Selain itu, pada beberapa sanak keluarga yang mempunyai riwayat pernah menderita
kankerendometrium, ovarium, dan kolorektal, maka juga akan berisiko tinggi memiliki kanker
payudara.

 Gaya hidup

Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu masih merupakan faktor yang kontroversial dalam
memengaruhi kejadian kanker payudara. Pada binatang percobaan, menunjukkan bahwa jumlah dan
macam diet lemak ada hubungannya dengan pertumbuhan kanker payudara. Pada penelitian lain,
terjadi peningkatan risiko timbulnya kanker payudara pada wanita yang mengonsumsi alkohol
daripada wanita nonalkoholik. Hal ini disebabkan karena alkohol dapat meningkatkan sekresi
estrogen dan menurunkan klerens estrogen pada wanita. Aktivitas fisik yang kurang serta obesitas
saat postmenopause juga dapat meningkatkan kejadian kanker payudara

Tanda dan Gejala

Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak,
massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting
eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai
petunjuk adanya metastase . Adapun tanda dan gejala kanker payudara adalah sebagai berikut.

 Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
 Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terusmenerus) atau puting
mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)
 Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk (peaud’orange),
melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
 Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit)
 Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease). . Payudara terasa panas,
memerah dan bengkak.
 Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
 Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-awalnya tidak
terasa sakit.
 Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara
 Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara
10
11

Klasifikasi Kanker Payudara

a. Stadium 0

Dikatakan stadium 0 karena kanker masih berada di pembuluh/saluran payudara sertakelenjar


susu, belum mengalami penyebaran keluar dari area tersebut

b. Stadium 1

Stadium 1 A

Ukurannya masih sangat kecil dan tidak menyebar serta belum ditemukannya pada pembuluh
getah bening

Stadium 1 B

Kanker payudara stadium 1B berarti bahwa sel kanker payudara dalam bentuk yangkecil
ditemukan pada kelenjar getah bening dekat payudara. Tidak ada tumor dalam payudara, atau
umor memiliki ukuran lebih kecil dari 2cm

Stadium 2A

a. Kanker berukuran lebih kecil dari 2cm, mulai ditemukan titik-titik pada getah bening di area
sekitar ketiak.

b. Kanker telah berukuran 2-5 cm, pada pembuluh getah bening belum terjadi penyebaran titik-
titik sel kankerc.

c. Titik-titik di pembuluh getah bening ketiak mulai ditemukan namun tidak adatanda tumor pada
bagian payudara

Stadium 2B

a. Kanker berukuran 2-5 cm b.


12

 b. Titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak telah tersebar sel-sel kanker payudarac.

 c. Tumor telah berukuran 5 cm namun belum terjadi penyebaran

Stadium 3A

Kanker telah berukuran < 5cm dan telah terjadi penyebaran sel-sel kanker pada titik-
titik pembuluh getah bening di ketiak Atau Tumor lebih besar dari 5cm dan bentuk kecil sel
kanker payudara berada di kelenjargetah bening

Stadium 3 B

Terjadinya pembengkakan pada dinding dada yang juga sudah mulai adanya lukayang
menghasilkan nanah pada dada. Penyebarannya bisa sudah mengenai getah bening di ketiak dan
lengan atas

Stadium 3 C

Telah dideteksi bahwa sel-sel kanker telah menyebat ke titik-titik pembuluh


getah bening yaitu sekitar 10 area getah bening telah tersebar sel-sel kanker, tepatnyadibawah
tulang selangka.

Stadium 4

Tidak diketahui telah berapa ukuran pasti sel kanker pada fase ini. Karena sel kankertelah
menyebar ke jaringan lainnya yang sulit untuk diketahui. Sel kanker yangmenyebar telah mulai
menyebar ke berbagai lokasi, seperti tulang, paru-paru, hatidan juga tulang rusuk.
13

Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi nyeri, edema, trauma psikologis, perdarahan minor, dan reaksi
vasovagal, relatif sering di temukan laporan. Kasus perdarahan pasca biopsi care, umumnya
terjadi pada wanita dengan riwayat hipertensi atau payudara yang telah mendapatkan radiasi,
sehingga pembuluh darahnya lebih friable. Penggunaan obat anti koagulan bukan kontraindikasi
mutlak, namun lateranta merekomendasikan penggunaan obat anti koagulan dihentikan 2-5 hari
sebelum biopsy. Harus dipertimbangkan antara risiko trombosis terhadap risiko hematoma pasca
biopsi (Wibisan & Sobri, 2020, hal. 154). Menurut artikel lain juga mengatakan komplikasi
utama pada kanker payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe
dengan pembuluh darah ke organ- organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah
paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur
patologis, nyeri kronik, dan hipercalsemia. Metastase ke otak mengalami gangguan presepsi.

Penatalaksanaan Medis
Ada beberapa tata laksana yaitu (Nugroho, 2018, hal. 233) :

a. Eksisi lokal atau pengambilan benjolan dari payudara merupakan terapi utama. Hal ini dapat
dilakukan dengan bius secara lokal.

b. Apabila biopsi pada benjolan menunjukan hasil atipikal hiperlasia pada papiloma ini, maka
risiko kanker payudara akanmeningkat dibandingkan dengan hasil penyakit proliferatif dengan
atipia.

c. Pada saat Fibroadeneoma Mammae (FAM) diketahui, diagnosis ini dikonfirmasi dengan
biopsi atau analisis sitologi (sel) Biopsi tersebut dapat mengkonfirmasi adanya sel keganasan.

d. Tumor yang besar dan ganas dengan batas inflitratif membutuhkan mastektomi (pengambilan
jaringan payudara)

e. Mastektomi sebaiknya dihindari apabila memungkinkan. Apabila pemeriksaan patologi


memeberikan hasil tumor filodes ganas, maka reeksisi komplit dari seluruh area harus dilakukan
agar tidak ada sel keganasan yang tersisa.
14

a) Mastektomi

Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara. Tipe-tipe


mastektomi manurut Martin dan Griffin (2014) terbagi menjadi 7 yaitu:

1) Mastektomi radial luas

Terdiri prosedur diatas ditambah eksisi kelenjar limfe mammae internal. Beberapa bagian rusuk
harus diangkat untuk mencapai kelenjar mammae internal, operasi ini jarang dilakukan.

2) Mastektommi radikal (haisted klasik)

Melalui insisi vertikal, seluruh payudara diangkat dengan batas kulit yang bermakna disekitar
puting, areola, dan tumor. Otot pektoralis mayor dan minor diangkat, vena aksila dipotong.
Dalam pembedahan kulit yang tipis ditinggalkan.

3) Mastektomi radikal modifikasi

Seluruh payudara dan sebagian besar kelenjar limfe pada aksila diangkat,vena aksila dipotong,
otot pektoralis dipertahankan.

4) Mastektomi sederhana (total)

Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot pektoralis tidak. Apabila kanker telah
menyebar, aksila diradiasi atau dilakukan mastektomi radikal.

5) Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan)

Tumor dan besar segmen di sekitar jaringan payudara, dibawah fasia, dan kulit di atasnya
diangkat biasanya sekitar sepertiga payudara.

6) Lumpektomi, tilektomi atau eksisi lokal

Tumor berukuran 3 cm sampai 5 cm jaringan pada kedua sisi

diangkat, memepertahankan jaringan dan kulit payudara lainnya.


15

7) Mastektomi subkutan

Jaringan payudara, termasuk kedua aksila, diangkat melalui insisi di bawah payudara. Semua
kulit payudara, termasuk puting dan areola serta tonjolan jaringan kecil di bawah puting,
dibiarkan ditempatnya. Implan silikon disisipkan, baik pada saat pembedahan awal atau beberapa
bulan sesudahnya.

f. Radioterapi

Radiotrapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar
X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah
operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit di sekitar payudara menghitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun
sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan bersamaan denganlumpektomi
atau mastektomi (Putra, 2015).

g. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil, kapsul atau
melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada
pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh
obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi (Putra, 2015).

h.Terapi Hormonal

Terapi ini biasa disebut trapi anti-estrogen yang sistem kerjannya memblok kemampuan estrogen
dalam menstimulus perkembangan kanker payudara (Putra, 2015).

i. Lintas metabolisme

Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorbsi tulang yang
sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppression,
hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukan evektivitas untuk menurunkan
metastasis sel kanker payudara menuju tulang. Penggunaan asam bifosfonat dalam jangka
panjang dapat menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal
(Nurarif, 2015).
16

j. Terapi Radiasi

Terapi ini menggunakan sinar berkekuatan tinggi untuk membunuh sel kanker yang hanya
berpengaruh pada bagian tubuh yang terkena sinar saja. Terapi radiasi dapat digunakan setelah
operasi untuk menghancurkan sel kanker yang masih tersisa pada area operasi tersebut.

k. Terapi Hormon

Terapi hormon juga disebut pengobatan anti hormon. Jika hasil laboratorium menunjukkan
bahwa tumor di payudara tersebut memiliki reseptor hormon, maka terapi ini dapat dijadikan
pilihan pengobatan.

Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium meliputi:

1) Morfologi sel darah

Pemeriksaan yang bermanfaat untuk memeriksa bentuk dari bagian padat dari penyusun darah
manusia, yaitu eritrosit, leukosit, hematokrit, dan trombosit.

 Hemoglobin (HB) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam sel darah merah
 Hematokrit : untuk mengetahui presentase dari darah merah didalam seluruh tubuh
 Leukosit : untuk membantu melawan infeksi
 Trombosit : untuk membantu pembekuan darah
 Differential : presentase dari beberapa sel darah putih

2) LED

Laju endap darah /LED adala tes darah yang memeriksa peradangan terhadap penyakit yang
terkait dengan radang , kanker atau infeksi.

3) Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma

Carcinoembryonic antigen /CEA adalah protein yang merupakan jenis penanda tumor. Penanda
tumor adalah zat yang sering di buat oleh sel kanker atau oleh sel normal sebagai respon
terhadap kanker.
17

4) Pemeriksaan sitologis

Mengambil sampel dari jaringan atau sel payudara sehingga dapat menghasilkan diagnosis
berdasarkan keadaan sel.

b. Monografi

Menemukan kanker insito yang kecil yang tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik

c. SCAN (CT, MRI, Galfum, Ultra Sound) : Untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatic,
respon pengobatan

d. Biopsi : Untuk diagnosis banding dan menggambarkan pengobatan.

1) Biopsi ada 2 macam tindakan menggunkan jarum dan 2 macam tindakan pembedahan.

a) Aspirasi biopsi (FNAB) : Dengan aspirasi jarum halus, sifat massa dibedakan antar kistik atau
padat.

b) True cut/care biopsy

Dilakukan dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu jarum pada
massa. Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan pemeriksaan histologik
secara frozen section.

2) Insisi biopsi : Sebagian massa di buang, untuk operable >3 cm sebelum operasi definitive &
inoperable

3) eksisi biopsi : Seluruh massa di angkat jika tumor yang berukuran <3 cm.

e. Tes skrining kimia : elektrolit, tes hepar, hitung sel darah.

f. Foto thoraks : untuk memperlihatkan ada tidaknya metastase kanker yang berada pada paru-
paru.

g. USG : digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan)

dengan benjolan padat. Suatu pemeriksaan ultrasound adala menggunakan gelombang bunyi
dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara. Gelombang
18

bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu masa yang padat, yang kemungkinan kanker, dan
kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

h. Mammografi

Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah untuk menemukan daerah yang abnormal
pada payudara.

i. Termografi

Pada termografi digunakan suhu untuk menemukan kelainan pada payudara.

j. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Jika SADARI dilakukan secara rutin,seseorang wanita akan dapat menemukan benjolan pada
stadium didni. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita
yang masih mengalami menstruasi, waktu yang digunakan untuk melakukan SADARI adalah 7-
10 hari sesudah 1 hari menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan kapan
saja tetapi secara rutin dilakukan setiap bulan (misalnya setiap awal bulan) (Ns.Boby Febri
Krisdianto, 2019, hal. 44).

k. SGOT dan SGPT

tes ini untuk mengevaluasi fungsi hati. Angka yang tinggi dari salah satu tes ini mengindikasikan
adanya kerusakan pada hati, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke hati.
19

Daftar Pustaka

Soekersi, H., & Mahadian, F. (2017). Uji Diagnosis Ultrasonografi Strain Ratio Elastography
Dihubungkan dengan Histopatologi Dr. Hasan Sadikin, Bandung. Indonesian Journal of Cancer,
11(2), 61–70.

Susmini, & Supriayadi. (2020). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN


KEMAMPUAN PEMERIKSAAN DADA SENDIRI ( SADARI ) PADA WANITA USIA
SUBUR DI DESA SUKODADI. Jurnal Kesehatan Mesencephalon, 6(2), 101–106.

Wang, L. (2017). Early Diagnosis of Breast Cancer. Sensors, 17(1572), 1–20.


https://doi.org/10.3390/s17071572

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Panduan Nasional Penanganan Kanker Payudara.


http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKPayudara.pdf

Anda mungkin juga menyukai