CA MAMAE
B. Etiologi
Kanker payudara 85% didiagnosa pada wanita dengan usia lebih dari 45
tahun (Ignatavicius & Workman, 2006), hal ini dikarenakan masa produktif
ada perubahan-perubahan fungsi atau saat menopause. Berikut beberapa
faktor risiko yang menyebabkan kanker payudara (Black, 2009):
1. Usia dan Jenis kelamin
Salah satu faktor penyebab kanker payudara adalah usia, yaitu
meningkat pada usia 50 tahun ke atas terutama setelah menopause. Jenis
kelamin perempuan, sembilan puluh persen kanker payudara terjadi pada
wanita. Hal ini disebabkan karena pada wanita ada produksi hormon
esterogen dan progesteron, hormon estrogen berfungsi merangsang
pertumbuhan sel yang cenderung mendorong terjadinya kanker,
sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel
yang berlebihan. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen
dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker
payudara (American Cancer Society, 2013).
2. Riwayat menstruasi
Menstruasi yang terlalu cepat (menarche dini) (<12 tahun) dan atau
menopause (>50 tahun) yang terlalu lama meningkatkan risiko. Hal ini
disebabkan ada paparan atau keadaan dimana tubuh mengalami pajanan
hormon esterogen lebih lama dalam hidup (American Cancer Society,
2013).
3. Riwayat reproduksi
Nullipara (tidak pernah melahirkan) dan anak pertama lahir pada
usia 30 tahun. Wanita yang memiliki sedikit anak dan melahirkan pada
usia 30 tahun akan meningkatkan risiko kanker payudara. Penelitian telah
menunjukkan bahwa risiko seorang wanita terkena kanker payudara
berhubungan dengan paparan hormon yang diproduksi oleh ovarium
(estrogen endogen dan progesteron). Faktor reproduksi yang
meningkatkan durasi dan/atau tingkat paparan hormone ovarium, yang
merangsang pertumbuhan sel, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
kanker payudara. Faktor-faktor ini termasuk onset awal menstruasi,
terlambat menopause, kemudian usia kehamilan pertama, dan tidak
memiliki anak. Kehamilan dan menyusui dapat menurunkan jumlah
lingkaran menstruasi yang artinya dapat menurunkan paparan terhadap
hormon endogen. Selain itu kehamilan dan menyusui akan membentuk
proses normal pembelahan sel payudara. Peneliti memiliki hipotesa
bahwa sel yang secara normal membelah akan tahan terhadap pemicu
kanker dibanding sel yang belum pernah membelah. (National Cancer
Institute, 2011).
4. Riwayat keluarga
Anak perempuan/saudara perempuan yang memiliki hubungan
langsung risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker
sebelum berusia 60 tahun, risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker
payudara terjadi pada dua saudara langsung. Seseorang yang mengalami
kanker payudara akan terjadi mutasi gen diturunkan dari keluarga.
Terjadi mutasi gen sporadis pada kanker payudara (Warren, S. B. 2003).
Pada kanker payudara gen penekan disebut BRCA1 dan BRCA 2, gen ini
mengidentifikasi kerusakan DNA yang kemudian dapat menahan
perkembangan sel abnormal. Mutasi pada gen ini diturunkan pada
mayoritas penderita kanker payudara. Mutasi BRCA1 berhubungan
dengan 65% hingga 87% risiko kanker, dan mutasi BRCA2 berhubungan
dengan 45% hingga 84% risiko kanker payudara (Brunner & Suddarth,
2010)
5. Diet
Diet tinggi lemak berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker
payudara. Diet tinggi lemak dapat menyebabkan kelebihan berat badan
atau obesitas, yang merupakan faktor risiko kanker payudara. Diet tinggi
lemak juga telah ditunjukkan mempengaruhi risiko memicu beberapa
jenis kanker lainnya, dan asupan jenis lemak tertentu jelas berkaitan
dengan risiko penyakit jantung (American Cancer Society, 2013)
6. Obesitas
Obesitas setelah menopause dilaporkan dapat meningkatkan risiko
kanker payudara hal ini disebabkan setelah menepouse (ketika ovarium
berhenti memproduksi esterogen), pada saat itu estrogen akan dihasilkan
oleh jaringan lemak. Sehingga orang yang obese akan memproduksi
estrogen lebih banyak. Peningkatan BMI, resisten insulin, hiperglikemi
dilaporkan berhubungan dengan kanker payudara dan kanker lainya
(American Cancer Society, 2013)
7. Penyakit payudara jinak
Wanita yang mempunya tumor payudara disertai perubahan epitel
proliferatif mempunyai risiko dua kali lipat untuk mengalami kanker
payudara.
Aliran darah
↓suplai nutrisi
terhambat Mammae Kurang
ke jaringan lain
asimetris pengetahuan
Perfusi jaringan
↓Berat Badan
terganggu
Gangguan citra Cemas
tubuh
Gangguan
integritas kulit
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. CT Scan
Digunakan untuk mendiagnosis metastasis kanker payudara pada organ
lain.
2. Mammografi
Mammografi adalah teknik pencitraan payudara yang dapat mendeteksi
lesi yang tidak terpalpasi. Untuk pandangan ini, payudara secara mekanik
ditekan dari atas ke bawah dan dari sisi ke sisi. Mammografi dapat
mendeteksi tumor sebelum tumor tersebut dapat teraba (< 1 cm).
Mammografi dianjurkan 1 atau 2 tahun bagi wanita antara usia 40-50
tahun.
3. Aspirasi jarum halus
Jarum halus pada ujung spuit diarahkan ke tempat pengambilan sampel.
Kemudian spuit digunakan untuk mengambil jaringan atau cairan ke
dalam jarum. Bahan sitologik ini diusapkan di atas preparat kaca dan
dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
4. Biopsi eksisional
Merupakan prosedur yang dilakukan terhadap segala massa payudara
yang dapat diraba. Untuk melakukan biopsi ini, digunakan jarum khusus
dengan lumen yang besar untuk mengangkat inti jaringan. Prosedur ini
digunakan ketika tumor relatif besar dan dekat dengan permukaan kulit.
Jaringan ini diperiksa terhadap adanya reseptor estrogen dan progesteron.
5. Galaktografi bertujuan untuk mamogram dengan kontras dilakukan
dengan menginjeksikan zat kontras ke aliran duktus
6. Ultrasound bertujuan untuk membantu dan membedakan antara massa
padat dan kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras
7. Xeroradiografi bertujuan untuk menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar
sisi tumor.
8. Termografi bertujuan untuk mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor
sebagai “titik panas” karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian
suhu kulit yang tinggi
9. Diafanografi bertujuan untuk mengidentifikasi tumor atau massa dengan
membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar.
Prosedur masih diteliti dan dipertimbangkan kurang akurat dari
mamografi.
10. Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau specimen
biopsy mengandung reseptor hormon (estrogen dan progesteron). Pada
sel malignan, reseptor kompleks estrogen-plus merangsang pertumbuhan
dan pembagian sel. Kurang lebih dua per tiga semua wanita dengan
kanker payudara reseptor estrogennya positif dan cenderung berespons
baik terhadap terapi hormon menyertai terapi primer untuk memperluas
periode bebas penyakit dan kehidupan.
G. Penatalaksanaan Medis
Penanganan secara medis dari pasien dengan kanker mamae ada dua
macam yaitu kuratif (dengan pembedahan) dan paliatif (non pembedahan)
Penanganan Keterangan
Pembedahan (kuratif)
Mastektomi parsial (eksisi tumor local dan Mulai dari lumpektomi (pengangkatan
penyinaran) jaringan yang luas dengan kulit yang
terkena) sampai kuadranektomi
(pengangkatan seperempat payudara),
pengangkatan atau pengambilan contoh
jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis tinggi
mutlak perlu (5000-6000 rad)
Mastektomi radikal
Kemoterapi
Kanker yang telah menyebar, memakai
estrogen, androgen, progesterone, anti
estrogen, ooforektomi, adrenalektomi,
hipofisektomi