Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Ovarium mempunyai Iungsi yang sangat krusial pada reproduksi dan menstruasi. Gangguan pada
ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan, perkembangan dan kematangan sel
telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik, dan
kanker ovarium.

Kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal
dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain.
Sedangkan kista ovarium adalah suatu kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang
tumbuh dalam indung telur (ovarium).

Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan sebagian kecil
berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua
kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya
bersiIat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah berada dalam stadium akhir.
Kista dermoid yang merupakan bagian dari kista ovarium 80 didapati pada penderita yang
berusia antara 20-30 tahun.

Pada wanita usia muda (biasanya kurang dari 40 tahun) resiko tumor menjadi ganas berkurang,
oleh karena itu kista dapat dikontrol dengan USG pelvic. Ada beberapa yang menjadi ganas,
dengan risiko terjadinya karsinoma terutama pada wanita wanita yang mulai menopause.
Pada usia rata-rata 30 tahun, tumor rata-rata berukuran 6 cm dan teratoma bilateral kira-kira 10
. Sebagian besar wanita dengan teratoma matur bersiIat asimptomatik. Pada kista dermoid
yang simptomatik,sebagian besar timbul nyeri perut dan perasan yang tidak menyenangkan.
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian
oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-
rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).
Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada
tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista Iungsional dan jinak. Di Amerika ,
karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah deIinisi dari Kista Ovari?
2. Apa saja etiologi Kista Ovari?
3. Bagaimana maniIestasi klinis Kista Ovari?
4. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada Kista Ovari?
5. Bagaimana patiIisiologi Kista Ovari?
6. Bagaimana penatalaksaan pada klien dengan Kista Ovari?
7. Bagaimanakah prognosis dari Kista Ovari?
8. Apa saja komplikasi dari penyakit Kista Ovari?

1.3 Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum
Memahami konsep teori, patoIisiologi dan asuhan keperawatan pada kista ovari.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui anatomi dan Iisiologi pada sistem reproduksi wanita
2. Mengetahui deIinisi dari kista ovary
3. Mengetahui klasiIikasi kista ovary
4. Mengetahui etiologi kista ovary
5. Mengetahui Iaktor resiko kista ovary
6. Mengetahui maniIestasi klinis dari kista ovary
7. Mengetahui patoIisiologi terjadinya kista ovary
8. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada kista ovary
9. Mengetahui diagnostik banding dari kista ovary
10. Mengetahui penatalaksanaan pada kista ovary
11. Mengetahui komplikasi yang ditimbulkan kista ovary
12. Mengetahui prognosis dari kista ovary

1.4 ManIaat

1. Memudahkan dan membantu mahasiswa untuk memahami konsep teori, patoIisiologi dan
asuhan keperawatan pada kista ovari agar dapat diterapkan dalam praktik keperawatan.
2. Mendapatkan pengetahuan tentang penyakit Diabetes Insipidus
3. Memahami dan memenuhi kebutuhan penderita Diabetes Insipidus
4. Meningkatkan soIt skill sebagai perawat proIesional untuk memenuhi kebutuhan dasar
penderita Diabetes Insipidus dalam proses penyembuhan.

















BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Anatomi dan Fisiologi

Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan mesovarium
menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang
lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5
cm.

Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya
pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraI untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas.
Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang , sedangkan permukaan depannya ke
bawah dan depan.Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat
pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa Iimbria dari inIundibulum.
Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii
proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di ligamentum
rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum.


Struktur ovarium terdiri atas:
a. korteks disebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik dan di
dalam terdiri dari stroma serta Iolikel-Iolikel primordial
b. medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh
darah, serabut-serabut saraI dan sedikit otot polos.

Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 Iolikel primer. Tiap bulan satu Iolikel akan
keluar, kadang-kadang dua Iolikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi Iolikel de GraII.
Folikel-Iolikel ini merupakan badian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii
dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel
telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi Iolikel de GraII yang matang terisi
dengan likuor Iolikulli, mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.
Folikel de GraII yang matang terdiri atas :

a. ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nukleus dengan
anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula
b. stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti
yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada perkembangan lebih lanjut terdapat
ditengahnya suatu rongga terisi likuor Iollikuli
c. teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel yang lebih
kecildaripada sel granulose

d. teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada ovulasi, Iolikel yang yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium pecah dan
melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan yang
membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai
mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliIerasi dan masuk ke
ruangan bekas tempat ovum dan likuor Iollikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-
pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan
bekas Iolikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-
selnya timbul pigmen kuning, dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar
dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya.
Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan ovum, sel-sel yang
besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atroIik, sedangkan jaringan ikatnya
bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi , korpus
luteum tetap ada, malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2.5 cm pada
kehamilan 4 bulan.


2.2 DeIinisi

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan
jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur)
disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita di masa
reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormon yang terjadi
selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur (ovarium).
Cairan ini dapat terkumpul dan dibungkus oleh semacam kapsul yang terbentuk dari lapisan
terluar ovarium.


2.3 KlasiIikasi

Kista ovarium biasanya tidak bersiIat kanker, namun walaupun kista tersebut kecil diperlukan
perhatian lebih lanjut untuk memastikan kista tersebut tidak berupa kanker. Berdasarkan tingkat
keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam, yaitu kista non-neoplastik dan kista
neoplastik.
a. Kista ovarium non neoplastik

1. Kista Iolikel
2. Kista korpus lutein
3. Kista teka lutein
4. Kista inklusi germinal
5. Kista endometrium

b. Neoplasti jinak

kistik:
1. Kistoma ovari simpleks
2. Kistadenoma ovarii serosum
3. Kistadenoma ovarii musinosum
4. Kista endometroid
5. Kista dermoid

solid:
1. Fibroma
2. Leimioma
3. Fibroadenoma
4. Papiloma
5. Angioma
6. LimIangioma
7. Tumor Brenner
8. Tumor sisa adrenal


2.4 Etiologi

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Secara normal, satu sel telur akan dihasilkan
setiap bulannya. Sel telur ini berada dalam suatu kantong yang disebut dengan Iolikel dan sekitar
hari ke 14 setelah mens, sel telur akan dilepskan dari indung telur yang dinamakan ovulasi. Pada
keadaan normal, Iolikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat melepaskan sel telur. Namun
pada beberapa kasus, Iolikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang
nantinya akan menjadi kista.

Kista ovarium cukup sering dialami wanita disaat usia reproduksinya. Kista bisa bervariasi
ukurannya serta terdapat berbagai macam jenis kista ovarium. Ada yang berisi cairan jernih yang
biasanya disebut kista Iungsional, kista luteum, kistadenoma, berisi darah seperti kista merah
(rubrum), kista berisi gigi, rambut dan cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan
ikat yang padat seperti Iibroma. Kebanyakan kista jinak, sementara sebagian kecil lainnya bisa
berupa kista yang ganas, sehingga semua bentuk kista harus diperiksakan ke dokter.
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada
hipotalamus, hipoIise, atau indung telur itu sendiri. Kista indung telur timbul dari Iolikel yang
tidak berIungsi selama siklus menstruasi.

Kista Iolikuler secara tipikal kecil dan timbul dari Iolikel yang tidak sampai saat menopause,
sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi
Iolikel stimulation hormon (FSH) dan luteinizing hormon (LH) normalnya ditemui saat
menopause berdiameter 1 -10 cm (Iolikel normal berukuran maximum 2,5 cm); berasal dari
Iolikel ovarium yang gagal mengalami involusi atau gagal meresorpsi cairan. Dapat multipel dan
bilateral. Biasanya asimtomatik.

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur yang Iungsional dan
membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang berlebihan saat Iase
pendarahan dari siklus menstruasi.

Kista theka-lutein biasanya bersiIat bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami;
biasanya berhubungan dengan tipe lain dari tumor indung telur, serta terapi hormone.
2.5 Faktor resiko terjadinya kista ovarium

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini (usia 11 tahun atau lebih muda)
e. Tingkat kesuburan
I. Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
g. Terapi tamosiIen pada kanker mamma


2.6 ManiIestasi Klinis

1. Nyeri perut
2. Tumor adneksa pada periksa dalam
3. Massa tumor di perut bawah
4. Perdarahan vaginal ringan

Kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala seperti:

1. Rasa sakit pada panggul
2. Sakit pinggang
3. Sakit saat berhubungan seksual
4. Pendarahan rahim yang abnormal.


Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista. Gejala yang dapat
ditimbulkan biasanya adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini
timbul akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista sehingga terjadi penekanan organ
disekitarnya, perdarahan yang terjadi di dalam kista dan tangkai kista yang terpeluntir. Pada
kasus kista ovarium yang ganas, nyeri dapat terjadi jika sudah terdapat penyebaran anak sel
ganas di sekitar rongga perut.







2.7 PatoIisiologi

Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan perbesaran sederhana
konstituen ovarium normal, Iolikel graIt, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul
akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium.

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan
salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi Iungsi ovarium. Ovarium tidak akan berIungsi
secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipoIisa dalam jumlah yang tepat.
Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan Iolikel yang terbentuk secara
tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium karena itu terbentuk
kista di dalam ovarium.
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de GraII.
Pada pertengahan siklus, Iolikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan
oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah.
Bila tidak terjadi Iertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami Iibrosis dan pengerutan
secara progresiI. Namun bila terjadi Iertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar
kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista Iungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa kista Iolikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista theca-lutein. Kista
tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.
Kista Iungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas
terhadap gonadotropin yang berlebih. Kista Iolikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini
berasal dari Iolikel graaI yang tidak pecah atau Iolikel yang sudah pecah dan segera menutup
kembali.
Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang
menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang
bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm,
sehingga teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.
Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiIorm mole dan choriocarcinoma) dan kadang-
kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut
hiperreaktiI lutein. Pasien dalam terapi inIertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom
hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliIerasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersiIat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua
jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan
keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel
granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari
tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal,
dan mesodermal.
2.8 Pemeriksaan Diagnostik

Pertanyaan-pertanyaan besar yang perlu dijawab setelah ditemukannya suatu massa di panggul
adalah :

1. Apa jenis massa itu dan apakah ganas?
2. Apakah ada kemungkinan besar bahwa massa akan mengecil dengan sendirinya?
3. Apakah massa akan menyebabkan distosia dan/atau mengalami torsio serta mungkin ruptur?
Hanya waktu, surveilans ultrasonograIi serial, dan persalinan yang akan menjawab dua
pertanyaan terakhir. Mengenai pertanyaan pertama, Kier dkk. (1990) melaporkan bahwa MRI
dengan tepat mengidentiIikasi asal dari massa panggul yang tidak diketahui pada 17 dari 17
kasus versus 12 dari 17 kasus (70) dengan sonograIi. Mereka menyimpulkan bahwa MRI
merupakan pelengkap yang bermanIaat bagi sonograIi dalam evaluasi praoperasi. Kurjak dan
Zalud (1990) mengklaim bahwa pemeriksaan Doppler berwarna transvagina terhadap
vaskularitas tumor dapat digunakan untuk lebih mengetahui karakteritik tumor dapat digunakan
untuk lebih mengetahui karakteristik tumor adneksa dan mungkin bermanIaat sebagai penapis
untuk keganasan ovarium. Sebagian besar dokter menganjurkan laparotomi eksplorasi apabila
ada keraguan tentang kemungkian keganasan.
Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista. MRI juga dapat
dilakukan untuk melihat beberapa kista tertentu seperti kista endometriosis. Ada beberapa
kriteria pemeriksaan untuk memprediksi apakah kista tersebut ganas/jinak. Akan tetapi ketepatan
pemeriksaan hanya dapat dilakukan oleh pemeriksaan patologi anatomi setelah kista tersebut
telah diangkat.

Gambaran radiologis kista ovarium dapat dilihat pada pemeriksaan Ioto polos pelvis,
ultrasonograIi, nuclear medicine, CT-Scan, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Foto Polos Pelvis

UltrasonograIi Kista Ovarium
a. Dapat membantu untuk mengetahui karakteristik dari kista ovarium
b. Kista unilokuler dan memiliki dinding tipis yang mengelilingi suatu kavitas yang terdiri
dari terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang
berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista . Kista ini tidak mungkin menjadi suatu
kanker. Sebagian besar kista tersebut adalah Iolikular Iungsional atau kista luteal
kistadenoma serosa atau kista inklusi.
c. Kista kompleks memiliki lebih dari satu ruangan/septa (multiokular) , dinding tebal,
proyeksi ke dalam lumen atau pada permukaan atau kondisi abnormal dalam isi kista.
Kista maligna biasanya termasuk dalam kategori ini.
d. Kista hemoragik, endometrioma dan dermoid pada pemeriksaan sonogram memiliki
karakteristik yang dapat membantu untuk membedakannya dari kista maligna kompleks.
e. Sonogram tidak dapat membantu untuk membedakan hidrosalpin, paraovarian, dan kista
tuba dari kista ovarium.
I. UltrasonograIi endovaginal dapat menguraikan secara rinci struktur morIologi pelvis.
g. UltrasonograIi transabdominal lebih baik daripada endovaginal ultrasonograIi untuk
evaluasi besarnya massa dan menilai struktur intraabdominal lain seperti ginjal, hati, dan
asites. Syarat pemeriksaan transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan vesica
urinaria terisi/penuh.

2.9 Diagnosa

Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi adanya kista. MRI
juga dapat dilakukan untuk melihat beberapa kista tertentu seperti kista endometriosis.
Ada beberapa kriteria pemeriksaan untuk memprediksi apakah kista tersebut ganas/jinak.
Akan tetapi ketepatan pemeriksaan hanya dapat dilakukan oleh pemeriksaan patologi
anatomi setelah kista tersebut telah diangkat.

2.10 Diagnosis Banding

Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit dengan
gejala yang sama pada kista ovarium, adalah :
a. Endometriosis
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang diIus, echo yang
rendah sehingga memberikan kesan yang padat.
b. Kehamilan Ektopik
Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba,
dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada
pembuahan intrauterine. Pada awal kehamilan, ovarium mungkin membesar,
menimbulkan kecurigaan adanya neoplasma. Ovariumyang diameternya kurang dari
6 cm biasanya disebabkan oleh terbentuknya korpus luteum.
c. Kanker Ovarium
Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan ireguler.

2.11 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan Medis

Thronton dan Wells (1987) melaporkan bahwa dengan dikembangkannya sonograIi
beresolusi tinggi, dapat dilakukan pendekatan konservatiI terhadap kista ovarium
berdasarkan karakteristik sonograIiknya. Mereka menganjurkan reseksi semua kista
yang dicurigai mengalami rupture, torsio, atau menghambat persalinan, dan yang
diameternya lebih dari 10 cm karena meningkatnya resiko kanker pada kista besar.
Kista yang ukurannya kurang dari 5 cm bias dibiarkan. Pada kista dengan diameter 5
sampai 10 cm kita dapat menungu apabila gambarannya berupa kista simpleks.
Whitecar dkk. (1999) menentang pendekatan ini karena separuh dari 41 wanita
dengan kista simpleks pada sonograIi ternyata mengidap neoplasma. Dari 20 ini,
terdapat dua yang mengidap tumor serosa dengan potensi keganasan rendah.
Sebagian besar sependapat bahwa apabila kista berukuran 5 sampai 10 cm memiliki
septa atau nodulus, atau apabila terdapat komponen padat, maka kista harus direseksi.
Fleischer dkk. (1990) menganjurkan observasi untuk wanita asimtomatik dengan
massa kurang dari 5 cm. Apabila massa membesar, menimbulkan gejala, atau
memperlihatkan gambaran sonograIik yang mencurigakan, adanya keganasan sangat
perlu dipikirkan. Beberapa dari gambaran tersebut adalah septum ireguler,
pertumbuhan papiler berlebihan, atau daerah padat yang luas. Caspi dkk. (2000)
mendukung anjuran ini. Mereka melaporkan 49 wanita dengan teratoma kistik
ovarium berukuran kurang dari 6 cm yang didiagnosis secara sonograIis. Selain
abortus, terjadi 63 kehamilan tanpa penyulit torsio, rupture, atau obstruksi persalinan.
Hess dkk. (1988) menganjurkan reseksi elektiI setiap massa ovarium berukuran 6 cm
atau lebih yang menetap setelah 16 minggu. Mereka melaporkan perbaikan hasil akhir
kehamilan pada wanita yang menjalani tindakan ini dibandingkan dengan yang
terpaksa menjalani tindakan darurat karena kista mengalami rupture, terpuntir, atau
inIark. Platek dkk. (1995) melaporkan penatalaksanaan semacam ini pada massa
adneksa persisten yang ukurannya 6 cm atau lebih termasuk yang bersiIat simpleks
atau kompleks. Mereka menyebut insiden penyulit ini sebesar 1 per 1400 pada lebih
dari 43.000 wanita setelah minggu ke-16. Penelitian mereka bersiIat retrospektiI dan
multi-institusi; karenanya penanganan bervariasi. Dari 31 wanita dengan massa
persisten, 60 persen menjalani intervensi operatiI. Sebagian besar dari massa ini (13
dari 19) adalah kista jinak, dan 6 dari 19 adalah teratoma kistik jinak. Dari 12 wanita
yang ditangani secara konservatiI, lima mengalami gejala dan dilakukan drainase
kista ovarium jinak dengan gambaran sitologi negative. Dalam studi retrospektiI
lainnya, Parker dkk. (1996) melaporkan laparoskopi pada usia gestasi antara 9 dan 17
minggu untuk mengangkat teratoma kistik jinak pada 12 wanita. Walaupun 10 dari 12
tumor ini-5 sampai 13 cm-mengalami ruptur saat dioperasi, tidak timbul tanda-tanda
peritonitis.

Pengobatan
Kista biasa ditemukan secara kebetulan saat dokter melakukan pemeriksaan USG.
Umumnya kista Iungsional pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan tanpa pengobatan. Beberapa diantaranya pecah
spontan, namun tidak menimbulkan gejala yang berarti. Akan tetapi jika kista pecah
dan menimbulkan perdarahan didalam rongga perut dan nyeri hebat. Dalam situasi ini
diperlukan tindakan operasi segera, karena jika tidak dilakukan penghentian
perdarahan melalui operasi, maka penderita akan banyak kehilangan darah. Ini yang
disebut sebagai kista perdarahan.
Meskipun demikian, kista ovarium yang ditemukan memerlukan pengawasan ketat
terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila
ternyata tidak bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan menghilang sendiri.
Pemeriksaan USG sangat berperanan dalam pengawasan kista ovarium. Dengan USG
dapat dilihat perkembangan besarnya kista, perubahan bentuk dan isi kista.
Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan keluhan maka perlu
dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista dan memeriksakan
jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk mengetahui kemungkinan kista
tersebut berkembang menjadi kanker.
Metode pengobatan kista ovarium sangat tergantung dari tipe, ukuran kista, dan usia
penderita. Misalnya kista Iolikel, biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam
waktu 1-3 bulan. Demikian pula kista granulosa lutein, yang sering terjadi pada ibu
hamil, bisa sembuh perlahan-lahan pada masa-masa akhir kehamilan, sehingga jarang
dilakukan operasi. Sedangkan kista techa lutein menghilang sendiri jika Iaktor
penyebabnya telah dihilangkan.
Yang rumit adalah kista polisistik, atau kista yang sudah menetap di indung telur
yang menetap. Biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat kista tersebut agar
tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit. Pada kista Iungsional bisa menggunakan
pil kontrasepsi untuk mengecilkan ukuran kista, sekaligus mengurangi potensi
pertumbuhan kista.
Dalam keadaan kronis, di mana jika kista cepat sekali membesar dan tidak bisa hilang
setelah dilakukan beberapa terapi, maka dokter akan melakukan pembedahan yang
dapat mengangkat seluruh peranakan (histerectomy). Hal ini biasanya terjadi pada
perempuan yang sudah memasuki masa menopause. Beberapa pilihan pengobatan
yang mungkin disarankan:
1. Pendekatan accewait and seeac
Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur, tanpa gejala,
dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan
apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodik (selang 2-
3 siklus haid) untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga
menjadi pilihan bagi wanita pascamenopause jika kista berisi cairan dan diameternya
kurang dari 5 cm.
2. Pil kontrasepsi
Jika terdapat kista Iungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan
ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
3. Pembedahan
Jika kista besar (diameter ~ 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus haid,
atau kista yang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat, maka
kista dapat dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker, dapat
dilakukan tindakan miomektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih
pada tempatnya. Jika kista tersebut merupakan kanker, dokter akan menyarankan
tindakan histerektomi untuk pengangkatan ovarium.
4. Terapi Herbal
Berikut ini beberapa contoh resep/ramuan tumbuhan obat untuk mengatasi kista
ovarium menurut ProI. H.M. Hembing Wijayakusuma:
a. 60 gram temu putih segar 15 gram sambiloto kering atau 30 gram yang segar,
direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum dua kali
sehari, setiap kali minum 150 cc.
b. 30 gram daun dewa segar 50 gram temu mangga 5 gram daging buah mahkota
dewa kering, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya
diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
c. 60 gram benalu yang hidup di pohon teh 30 gram rumput mutiara atau rumput
lidah ular kembang putih, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc,
disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
Pencegahan
Yang terbaik adalah berusaha mencegah kehadiran kista ovarium. Tindak
pencegahan ini dapat dilakukan dengan rutin melakukan pemeriksaan yang
meliputi empat hal. Pertama, pemeriksaan ginekologi untuk mendeteksi adanya
kista atau pembesaran ovarium lainnya.

Kedua, pemeriksaan USG, kalau perlu menggunakan alat doppler untuk
mendeteksi aliran darah. Ketiga, pemeriksaan penanda tumor (tumor marker).
Keempat, pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu.
Pemeriksaan ini terutama dianjurkan kepada perempuan dengan risiko mengalami
kanker ovarium. Dalam hal ini, ada empat kelompok berisiko, yaitu perempuan
yang haid pertamanya lebih awal dan menopause lebih lambat.
Kemudian perempuan yang tak pernah atau sulit hamil, perempuan dengan
riwayat keluarga menderita kanker ovarium, serta perempuan penderita kanker
payudara dan kanker usus (kolon).


2.12 Komplikasi

Mekanisme terjadinya kanker indung telur masih belum jelas. Wanita yang
berusia diatas 40 tahun dan wanita dengan riwayat keluarga inti menderita kanker
payudara dianjurkan melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya
kanker ovarium dan kanker payudara.


2.13 Prognosis

Kelangsungan Hidup
Prognosis untuk baik jinak baik. Namun untuk kista yang dapat berkembang
untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun ('5 Years
survival rate) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30,
sedangkan sebagian besar penderita 60-70 ditemukan dalm keadaan stadium
lanjut.
Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan
prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum
sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker
terkemuka di dunia sekalipun.


Kelangsungan Organ

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan
sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun
tidak akan menimbulkan gejala yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan
tidak memerlukan penanganan medis.
Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan
pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan
terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila
memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan
mengecil sendiri.


BAB 3
ANALISA KASUS


3.1 Kasus

Nn D usia 22 tahun kiriman poli kebidanan tanggal 30 September jam 10.00
dengan keluhan sakit pada perut bagian bawah, termasuk pinggang dan panggul,
juga bengkak yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu .Makin lama makin besar
sampai sebesar tinju .pasien juga menyatakan riwayat perdarahan vaginal ringan
yang abnormal. Pasien belum menikah Pada tahun 2002 pernah menjalani operasi
Apendiks di RS M Djamil.

Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa terdapat massa di ovarium
berupa kantong berisi cairan (kista). Kista tersebut berukuran lebih dari 6 cm.
Oleh karena itu, operasi pengangkatan kista direncanakan sebagai
penatalaksanaan bagi pasien.


3.2 Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN

A. Identitas/Biodata
Nama Klien : Nn. D.
Umur : 22 tahun
Suku : Minang
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat rumah : Jln Muara Panyalinan PS Nan 3 BSD 1 Blok 5 No 8 Lbk Buaya

B. Keluhan Utama
Sakit pada perut bagian bawah dan bengka

C. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien adalah rujukan dari puskesmas Lubuk Buaya lalu klien dirujuk ke RS M
Djamil dan masuk ke bangsal Ginekologi pada tanggal 2 september 2008 pukul
12.00 wib.Pada saat pengkajian klien sudah selesai dioperasi apendiks.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya klien tidak pernah menderita penyakit tumor.Pada tahun 2004 klien
pernah operasi apendik di RS M Djamil padang.

Riwayat Obstetri.
Riwayat Menstruasi:
Menarche : 14 th.
Siklus haid : 1x 30 hari.
Lama Haid : 4-5 hari.
Banyaknya : 2-3 x ganti.
Bau : Amis.
Warna : Merah kecoklatan.
Keluhan : Nyeri haid.

D. ROS: Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Tanda vital:
1. TD : 110/70 mmHg.
2. Nadi : 84 x/menit
3. PernaIasan : 22 x/menit
4. Suhu : 370SC
5. o Rambut
Hitam dan bersih
o Konjungtiva
Merah muda
o Wajah
Ekspresi wajah menampakkan ekspresi gelisah dan kesakitan
o Abdomen
Inspeksi : bengkak dan membesar. Palpasi : nyeri tekan. Perkusi : redup.
Auskultasi : -
Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola persepsi : -
b. Pola nutrisi dan metabolic: -
c. Pola elimnasi
BAB 1x dalam 3 hari
d. Pola aktivitas dan latihan
Klien beresiko kista atau tangkai kistanya terpluntir bila aktivitas atau
mobilisasi berlebih.
e.Pola istirahat dan tidur
Klien gelisah dan sukar tidur
I. Persepsi diri dan konsep diri
Klien merasacemas dengan penyakitnya serta tindakan pembedahan yang
akan dilakukan
g.Pola reproduksi dan seksual
Nyeri saat menstruasi




Analisa Data Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional Evaluasi
DO : perut bengkak
Skala nyeri 8
DS : pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah Gangguan rasa nyaman ( Nyeri )
berhubungan dengan putaran tangkai tumor/ inIeksi pada tumor
Mengurangi rasa nyeri Setelah diberi tindakan keperawatan, nyeri berkurang (skala nyeri
berkurang) sampai hilang sama sekali
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
b. Atur posisi senyaman mungkin.
c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi. mengidentiIikasi lingkup masalah
Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri

menghilangkan rasa nyeri

Merelaksasi otot otot tubuh S : klien menyatakan rasa nyeri sudah berkurang
O : skala nyeri berkurang
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi poin D
DO : pasien tampak gelisah
DS : pasien mengeluhkan susah tidur dan beraktivitas Gangguan rasa nyaman ( cemas )
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya
Mengatasi rasa kecemasan Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman
(cemas) berkurang a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien.
b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan penyakitnya.

c. Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.
mengidentiIikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya
InIormasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang keadaan
dirinya
Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan klien. S : cemas sudah
teratasi, tidur nyenyak dan teratur
O : gelisah tidak tampak
A : masalah teratasi
P : akhiri intervensi
DO : perut membesar
DS : pasien mengatakan BAB 1x dalam 3 hari Resiko gangguan BAB / BAK
berhubungan dengan penekanan daerah sekitar tumor. Menghindari resiko gangguan
BAB/BAK Gangguan BAB / BAK tidak terjadi a. Kaji dan pantau Irekuensi BAB
maupun BAK setiap hari
b. Berikan obat pencahar jika di perlukan



c. Pemasangan alat bantu kateter jika di perlukan
mengidentiIikasi masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan selanjutnya
kolaborasikan pemberian laksatiI dengan dokter
pemasangan kateter dapat digunakan selama praoperasi S : BAB lancar dan teratur
O : keluhan konstipasi tidak ada
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi poin A
DO :-
DS : klien menyatakan riwayat perdarahan Resiko deIisit volume cairan tubuh
berhubungan dengan perdarahan Mencegah atau memperkecil kemungkinan perdarahan
TTV normal dan perdarahan tidak terjadi o Batasi aktivitas dan mobilisasi klien
o Siapkan tampon, alat dan bahan lain yang diperlukan
Pembatasan tersebut mengurangi resiko kista atau tangkai kista terpluntir
Alat dan bahan tersebut disiapkan sebagai antisipasi bila terjadi perdarahan S : tidak ada
keluhan perdarahan
O : -
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi poin A

BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah meninjau tinjauan teori yang telah diuraikan dapat kita lihat pada kasus diatas
termasuk kasus yang terjadi dalam :
Kista Follikel
Kista ini berasal dari Iollikel yang menjadi besar semasa proses atresia Iolliculi. Setiap
bulan sejumlah besar Iollikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan
degenerasi dari epitel Iollikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak
jarang ruangan Iollikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang
besar, yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi
sebuah jeruk. Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Pasien mengalami gejala berupa sakit yang dirasakan pada bagian bawah panggul yang
diakibatkan oleh penekan daerah bawah panggul karena pembesaran kista.

Diagnosa
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut. Tetapi kita tidak
akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah kista ini neoplastik atau non
neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kista ovarium merupakan suatu kantung yang berisi cairan yang terbentuk dari Iolikel
Iolikel yang gagal mematang dan menghasilkan sel telur sehingga menjadi gumpalan dan
mengendap. ManiIestasi klinis dari kista ovarium adalah nyeri perut, adanya massa di
perut bagian bawah dan timbulnya perdarahan ringan pada vaginal. Kista ovarium ini
tidak ganas karena pada kista ovarium ini tidak dapat bermetastasis.
5.2 Saran
Sebagai perawat proIessional kita harus mampu memberikan asuhan keperawatan yang
benar pada klien dengan kista ovarium baik patologis maupun Iisiologis.
DAFTAR PUSTAKA

Kapita Selekta Kedokteran/ editor : Mansjoer AriI (et all). Ed.3 cet 1. Jakarta :
Aesculapius. 2000
Anonym. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002
F. Gary Cunningham . (et all). Obstetri Williams. Jakarta : EGC. 2005
Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Jakarta : EGC. 2002
www.scribd.com tgl 26 September 2010 pukul 09.45
www.Astaqauliyah.com
www.Laparoskopiginekologi.com

Anda mungkin juga menyukai