Anda di halaman 1dari 11

hatiku bukan milikku

oleh Relna 22 April 2008

ya allah, knp begitu mudah Kau bolak balikkan hati ini? knp begitu mudah hati ini berubah rasa... dalam sekejab... benar2 hati ini adalah milikMu.. atas kekuasaanMu

sama sekali ku tak memilikinya karena itu aku hanya bisa merasa apa yang sedang ada.. tak berani berkata apapun... karena Kau maha pembuat segalanya penggenggam segala hati... hatiku ada dalam genggamanMu

hingga ku tak mampu mengontrol hati ini

ya allah... aku benar2 merasa bahwa aku tak memiliki hatiku sedikitpun... aku benar2 merasa bahwa hidupku adalah milikMu apalagi hanya sebuah hati yang begitu kecil bagiMu...

ya allah... aku benar2 tak mengerti kehendakMu Mau Kau bawa ke mana aku...

maaf, aku menolakmu karena Dia menginginkanmu

Nashwaaaaa, banguuun, dah jam 7 ne!! Suara Nisa meleking keras dengan kekuatan 7,5 skala ricter nya. What!!!!jam 7???? sontak aku terbangun, dan layaknya orang linglung segera melompat dari tempat tidur menyambar handuk truss melesat ke kamar mandi. Terdengar suara Nisa tertawa cekikikan mirip model hantu jembatan ancol, hmm ada yang nggak beres ne. Pikiran detektifku mulai beraksi. Selesai mandi, segera ku lihat jam di HP ku, hhaah jam 4??? Niisaaaaaaaa. *** Kepalaku sedikit pusing. Yeeahh, apalagi penyebabnya selain teriakan supersonik milik teman sekos ku bernama Nisa. Di tambah rumus-rumus Kalkulus bermain-main di pelupuk mata meminta-minta untuk dipahami. Uuuuggghhh.... sabar..sabar.. Napa Nas?? Kok lesu nian?? teman sekelas membuyarkan konsentrasiku. Idak apo-apo! jawabku seraya tersenyum. Santai be Nas, ujian Kalkulus inilah hahhaaa Wwew, SANTAI????? Tapi sifat sok jaim ku mengantarkan pada sebuah senyuman saja, hiiaaah dasar! Jam 10.30 WIB Ujian dimulai. Kulihat soal. Hmm, Cuma 5 soal yang bertengger di kertas A4 itu. Kucoba lihat lagi, soal pertama meminta 2 jawaban yang berbeda, tak ada bedanya denga soal 2-5. Haduuuh, sama aja ngerjain 10 soal dumz . Oooppss, nggak boleh mengeluh!! Adzan dhuhur berkumandang bersamaan selesainya ujian kalkulus. Ku kumpulkan hasil jawaban ku dan cepat-cepat menghilang dari sumpeknya peradapan kelas. Tiba di luar, jantung ku berdegup kencang tak karuan, kaki ku tiba-tiba kelu untuk berjalan, tampak hampir dua puluh meter dari tempat ku berdiri, ada seseorang yang tampaknya sedang asyik berdiskusi dengan teman di sebelahnya, seseorang yang sungguh subhanallah aku menilainya. Seorang aktivis kampus yang menawan wajah serta akhlaknya, nilai IPKnya pun tak pernah bergeser dari predikat cumlaude.... aah, ingin rasa nya lama-lama melihat dan memperhatikannya. Ooppss,, astaghfirullah. Jaga hati.. jaga mata.. hahaha.. Nampaknya diskusi mereka telah selesai. Dia berjalan ke arah kelas ku. Tak dielakkan lagi, jantung ku semakin meningkat saja kecepatan degupnya apalagi ketika dia lewat di depan ku, hampir-hampir bisa di dengar. Ya Allah... begitu sempurnanya Engkau menciptakannya. Assalamualaikum Subhanallah... Subhanallah... Tuhan, mimpi apa ku semalam. Seorang pujaan hati (boleh nggak yaa bilang gitu?? Hihihi) menyapa dan tersenyum kepadaku. Waalaikumussalam Dengan muka memerah yang tak dapat kusembunyikan lagi ku jawab salamnya. Setelahnya dia pun berlalu, tapi dadaku masih saja berdegup tak karuan. Ooh Tuhan, inikah namanya cinta??? *** Seharian ini ku rasakan begitu indah, ujian Kalkulus yang menegangkan berlalu begitu saja, rasanya terbayar oleh sapanya. Sampai di kosan, terlihat Nisa

memandangku penuh tanda tanya, wajar saja, tak biasanya mood ku bagus setelah ujian. Nas, nggak apa-apa kan?? tanyanya sejurus kemudian. Mmmm, hari ini Nas bahagia banget jawab ku memeluk Nisa, sahabat ku. Tumben?? Biasanya habis ujian gini bad mood nya kambuh. Ada apa? Hehee... penatnya ujian kalkulus terbayar sudah Maksudnya? Nisa sayang, tadi kakak cakep nyapa Nashwa jawabku dengan sumringah. Oalaaah, pantes aja senyam senyum dari tadi Nisa pun akhirnya ikut tertawa. Terus.. Terus.. gimana lagi? Udah, gitu aja jawabku polos. Huuuw, baru gitu aja udah senangnya minta ampun ledek Nisa sambil menyentil hidungku. Yeee, biarin... yang pastinya aku senang hari ini teriak ku sambil memeluk sahabat ku itu. Iyaa dah tahu yang lagi jatuh cinta Hehee... *** Kuliah dibatalkan, dosennya ada rapat mendadak begitu ketua tingkat memberikan kabar. Hari masih pagi, mau pulang ke kos pun tak ada orang di sana, Nisa kuliah sampai sore hari ini. Akhirnya, ku putuskan untuk duduk-duduk di beranda mushala kampusku. Assalamualaikum sapa seorang akhwat, ku taksir dia kuliah semester akhir. waalakumussalam mbak balasku sambil tersenyum. Mau ikut daurah ya De? Dauroh?? Dahi ku mengeryit tanda tak mengerti. Hoaallllaaah mbak, aku mana pernah ikut yang begituan, dengar namanya saja baru dengar sekarang. Ku menggerutu dalam hati. Tapi, ku tak mau terlihat bodoh di hadapan mbak itu. Nggak mbak. jawab ku singkat, seakan-akan tahu maksudnya. Ada-ada saja diriku, hihihi... Kenapa? Hehe, nggak apa-apa mbak Haduuh Mbak, jangan nanya lebih detil lagi dung, aku nggak tahu mau jawab apa. Ikut aja De. Baru mau mulai kok. Yaa pintanya sambil tersenyum, aku TERPAKSA mengangguk, dibanding ditanya macem-macem lagi, padahal dalam hati males banget lagipula senyum dan kelembutan sifatnya meluluhkan hati. Sungguh berkharisma dan itu membuat ku sulit untuk menolak. Ku di ajaknya masuk ke masjid setelah ajang taaruf singkat yang akhirnya ku tahu namanya mbak Hasna, dia bilang Hasna artinya cantik, hmmm, sesuai dengan wajahnya yang memang menawan dan menenangkan. Di dalam masjid, ku agak risih, di sana semuanya akhwat berjilbab panjang, lain denganku yang hanya pas-pasan menutupi dada. Haiyyaah... Tapi lama-kelamaan nyaman juga. Mbak-mbaknya sangat ramah dan santun. Sebelum dauroh di mulai, kami saling memperkenalkan diri. Hmmm, akhirnya ku tahu apa itu dauroh. Dan semenjak saat itu aku jadi sering ikut kegiatan masjid di kampus ku, pertemananku dengan mbak Hasna pun semakin akrab, dia mengenalkan semua tentang islam yang aku belum tahu, ku anggap dia sudah seperti saudara perempuanku sendiri. Sedikit-sedikit mulai kubenahi cara berpakaian ku,dan juga sifatku. Susah sungguh. Beruntung sekali mbak Hasna sabar mengajariku. Hampir dua bulan ku menggeluti dunia baru ku. terasa sekali bedanya. Aku lebih bisa mengendalikan diri. Sang kakak ganteng pun hampir luput dari ingatan ku seandainya saja tak ada SMS itu. Assalamualakum... Ukh, afwan mengganggu. Ana mau ngomong sesuatu Begitulah bunyi SMSnya. Ku bingung, nomornya tak ada di list friend ku. Siapa dia. Ku balas, Waalaikumussalam. Afwan ini siapa? Mau ngomong apa ya? Lama tak ada balasan. Dan aku pun tak mau ambil pusing. Keesokan harinya, HP ku berdering kembali. SMS dari nomor yang kemarin. Afwan Ukh baru bales, Ana Rifqy. Ana mau mengkhitbah ukhti. Anti mau menikah dengan Ana? Bunyi SMS nya to the point banget, geli juga hehe. Eh, tapi bentar dulu. Rifqy??? Itukan nama kakak cakep. Hampir tak percaya diriku. Benarkah dia? Setelah kuselidiki dengan mencari tahu pemilik nomor HP itu, bisa ku pastikan benar dia si kakak cakep yang mampu menyiratkan hal yang berbeda di dalam hati ku. Tubuhku bergetar, pikiran ku blank sesaat. Shock bercampur bahagia, tak bisa berkata-kata lagi. Akhirnya, ku SMS mbak Hasna untuk meminta saran, Assalamualaikum, Mbak ada yang mau khitbah Nashwa. Nurut mbak gimana? Lima menit kemudian SMS balasan terkirim, Waalaikumussalam. Subhanallah ade ku barokallah. Hmm, nurut mbak ada baiknya ade istikharah dulu. Minta penangguhan waktu

sampai ade benar-benar mantap hati untuk memilihnya. Ku ikuti saran mbak Hasna, iyaa itu lebih baik karena yang baik menurutku belum tentu menjadi yang terbaik untukku. Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.(Q.S Al-Baqarah:216)

Akhirnya, SMS minta penangguhan waktu ku kirim, dia pun menyetujuinya.

Allah.. Engkau Maha Tahu, cintaku karena-Mu. Ketika dia menginginkan aku menjadi yang halal baginya, sungguh tak terkira senangnya hatiku. Tapi Allah, Aku pun Tahu. Yang baik menurutku, belum tentu menjadi yang terbaik buatku. Allah.. Jika aku bisa menjadikan dia bahagia bersamaku, jadikanlah aku makmum baginya. Izinkanlah aku, Menemani kesendiriannya. Menghibur kesedihannya. Menjadi sandaran saat lelahnya. Menjadi penenang saat resahnya. Namun Allah... Jika aku bukanlah yang terbaik untuknya. Kirimkan akhwat terbaik-Mu untuknya. Tak ingin ku berharap selain-Mu. Ku titipkan cintaku kepada-Mu. Ku pasrahkan takdir ku di tangan-Mu.

Begitulah doa disetiap akhir sholat ku. Komunikasi ku dengan Kak Rifqy semakin jarang. Kami ingin istikharah kami tak terusik oleh nafsu.

*** Assalamualaikum. De, mbak mau curhat. Boleh? suara Mbak Hasna di seberang sana via HP malam sehari sebelum keputusan ku untuk menjawab khitbahan kak Rifqy. Waalaikumussalam. Boleh kok Mbak. Ada apa? jawab ku Mbak sebenarnya sedang bingung Bingung kenapa mbak? Mbak suka sama ikhwan. Mbak bingung harus gimana Kenapa nggak bilang saja sama ikhwannya mbak? Mbak malu De Nggak usah malu mbak, Ummirul mukminun pun melamar Kekasihnya duluan. Iya kan? iya juga sii. Hehe.. yaudah, tunggu apalagi? Mbak juga sudah cukup matang untuk menikah Hehehe, makasih ya De. Tapi Mbak mau istikharah dulu sebelum bilang sama ikhwan itu Iyaa, itu lebih baik mbak. Mmm, siapa sii calon kakak ipar Nashwa tanyaku sedikit menggoda. Hehehe... mbak jadi malu nii, dia ikhwan yang udah lama mbak sukai. Akhlak dan agamanya yang melatarinya. Dia aktivis di kampus kita Hati ku was-was juga mendengar sedikit ciri-ciri ikhwan yang mbak hasna maksud. Tapi ku tepis prasangka ku. wah, subhanallah sekali ikhwan itu ya Mbak. Boleh tau siapa namanya? tanyaku menyelidik. Namanya Rifqy Tubuhku lunglai seketika saat nama itu di sebutkan. Ternyata ikhwan itu?? Ku terisak dalam diam. Ya Allah, Apa yang harus ku

lakukan? De, kok diem? Eh, nggak kok mbak hehehe.. mbak kan lagi cerita jadi erra nyimak aja jawab ku berbohong. Oooo... hehee, ashif jiddan ya De, mbak jadi curhat sama Ade Nggak apa-apa kok mbak. Nashwa senang kok. Yang penting mbak juga senang balas ku. makasih ya ade ku sayang. Udah dulu yaa mbak udah ngantuk. Makasih yaa udah dengerin mbak iyaa mbak. Oiya, gimana dengan kabar ikhwan yang mau khitbah ade? Udah ada kemantapan hati? Alhamdulillah mbak, Allah memberitahu semuanya lebih awal. insyaAllah yang Nashwa putuskan adalah yang terbaik buat semua. Iyaa, semoga yang Ade dapatkan adalah ikhwan terbaik pilihan Allah Amiin. yaudah yaa, assalamualaikum Waalaikumussalam Tangis ku semakin menjadi. Tapi ku tahu, tak perlu menyalahkan apapun dan siapa pun. Apalagi sampai kecewa dan benci. Aku harusnya bersyukur karena tahu lebih awal, Mbak Hasna lebih cocok mendampingi dia di banding aku, dia akhwat yang nyaris sempurna. Allah, jangan tutup mata ku dengan hanya melihat keburukan atas peristiwa ini. Bantu aku mengambil hikmah dari semuanya karena ku yakin setiap takdir adalah baik untuk ku.

Maka bersabarlah kamu untuk melaksanakan ketetapan Tuhan mu(Q.S Al-Insan:24)

Aku harus sabar. Mungkin ini ujian cintaku pada-Nya. Tapi Allah, izinkanlah aku menangis sekedar menangisi rapuhnya hatiku, hiks...

Ya Allah, Aku cinta dia yang ketakwaannya menjadikan dia luar biasa. Aku cinta dia, dengan kesederhanaannya. Aku cinta dia dengan keindahan akhlaknya. Aku cinta dia dengan tutur santun bahasanya. Tapi, aku juga tahu lain dari hambamu yang Sholehah pun mencintainya. Akhwat sholehah yang dengannya lah aku mendekat kepada-Mu. Dan aku sadari, dia lebih sepadan bila bersanding dengannya. Ikhlaskan aku, Tuhan ku. Sungguh ku pasrah terhadap keputusan Mu.

*** Hari dimana aku memberikan keputusan ku. Aku tercenung sesaat. Menimbangnimbang sesuatu. Akhirnya, jempol ku menekan tombol pilihan kirim di HP ku, ku menolak ketika dia meminta izin ke rumah untuk menanyakan keputusan ku. Akan ku jawab saja via HP begitu jawab ku. Assalamualaikum, akh. Afwan jiddan. Ana menolak khitbahan antum. Semoga Allah memberikan Akhwat pengganti Ana yang lebih baik dari ana Rasanya sakit sekali ketika aku harus kirimkan jawaban itu kepadanya. Engkau masih mencintainya, begitulah kata hati ku. tapi ku tepis. TIDAK.....

Tiba-tiba HP ku berbunyi, kak Rifqy calling, begitu yang tertera di layar HP. Ku diamkan saja. Air mata ku menetes perlahan. Maafkan aku kakak...

Bunyi dering SMS, ternyata darinya. Dia meng-SMS ku setelah tujuh kali misscall yang ku abaikan. Afwan, Ukh. Kenapa ukhti menolak ana? Apa yang anti tidak suka dari ana? Jika itu berhubungan dengan sifat ana. Ana akan berusaha untuk memperbaikinya.

Tidak.. tak ada yang salah dengan sifat mu kakak. Engkau terlalu sempurna untuk ku. aku tak sekufu dengan mu. Tangis ku semakin menjadi. Ku matikan HP ku, SMSnya tak ku balas. Waktu dhuhur tiba. Ku beranjak shalat.

Ya Allah.. Jika memang dia bukan milik ku, jangan beri aku harapan dalam hati. Jika memang dia tak akan kembali, jangan dia Engkau hampirkan ke sini lagi. Sudah cukup cintaku sebagai ujian bagi ku. Sekarang ku ingin melupakannya, karena itu bantulah aku.

***

Tiga bulan berlalu, aku kembali kuliah seperti biasanya. Ku berusaha menyibukkan diri dengan mengisi les privat dan ikut pengajian agar pikiran ku tak selalu berfokus kepadanya. Nomor HP ku ganti dan aku pun pindah kosan. Untunglah kami beda Fakultas, sehingga peluang untuk bertemu pun sulit.

Kemarin, Mbak Hasna mengabarkan jika dia akan menikah minggu depan. Ada perasaan lain ketika ku tahu kabar itu. Ku ucapkan selamat kepadanya. Wajar mereka berjodoh, mereka memang cocok, begitulah hati ku menenangkan ku.

Mengenai cinta.. Akhirnya aku mengerti sedikit tentang arti sebuah cinta. Cinta bukanlah nafsu untuk memiliki. Cinta tidak juga lahir dari kecemburuan. Tapi cinta itu ada ketika aku harus melepasmu, walau tangis merentas sesak. Pergilah bersamanya karena aku tahu engkau lebih bahagia jika dia yang memilikimu

Untuk Tuhan ku... Sampaikan salam terakhirku untuknya. Engkau Maha tahu apa yang

ada dalam hati ku, tapi ku ridho dengan keputusan-Mu Biarkanlah, ku gantikan cinta ini dengan cinta-Mu, sebuncah rindu yang melebur menjadi rindu kepada-Mu.

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.(Q.S Al-Baqarah:207)

JODOH..._

Kau bilang ana akan taaruf dengan ukhti beberapa tahun lagi ketika ukhti sudah lulus Buat apa kau katakan itu skrg akhi... Jika belum siap adalah jawabannya,, lalu kenapa harus kau katakan rencanamu itu padaku.. Tidak taukah engkau,, kata2mu itu bisa menggoyahkan kekokohan iman yang sedang susah payah ku bangun..

Lalu ketika kau bilang ana ingin jaga hati ana untuk taaruf dengan ukhti nanti Lantas, apakah dgn kau bilang begitu dan sering menelfonku itu artinya tidak mengotori hatimu? Kau memang sudah seharusnya menjaga hatimu sampai tiba waktunya nanti untuk kau berikan seutuhnya kepada wanita yang berhak.. tapi kan belum tentu wanita itu aku...

Ketika kau bilang ati2 ya di sana.. jaga diri baik2.. Bukannya aku ga suka diperhatiin dan dijagain.. Tp cukuplah Allah yg menjagaku.. Dan tanpa kau bilang begitu pun aku akan berhati2 di sini dan menjaga diriku dengan baik untuk suamiku nanti.. dan itu belum tentu kau..

Ketika kau bilang ana harap ukhti tidak taaruf dengan org lain sebelum ana" Kurang jelaskah jawabanku,, aku tidak bisa menjanjikan apa pun.. karena aku tak tau apa yang akan terjadi padaku nanti...

Sebuah kutipan yang perlu kau ketahui:

Wahai akhwat, jika datang kepadamu laki-laki baik-baik yang melamarmu, maka bisa jadi dialah pangeranmu. Wahai ikhwan, jika gadis pujaanmu telah dilamar orang, maka lupakanlah. Karena bisa jadi dia bukan permaisurimu.

Aku yakin kau tau janji Allah.. laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik.. Maka kalau memang nantinya kita tak berjodoh,, ya itu artinya barangkali aku tak cukup baik untukmu.. pastinya ada wanita lain yang baik untukmu.. Dan yakinlah... kalau memang aku bukan tulang rusukmu,, maka apa yang kau rencanakan itu tak akan pernah terjadi...

Dan jika aku ini tulang rusukmu, maka tanpa kau minta aku untuk tidak taaruf dengan orang lain pun, aku akan tetap jadi pendampingmu..

Anda mungkin juga menyukai