Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK 2
“WILM’S TUMOR”

Dosen Pembimbing : Linda Ishariani, S.Kep.Ns., M.Kep

Disusun oleh kelompok 7 :

1. Melinda Fitri Wulan Sari (201801064)


2. Mia Fitria Anggraeni (201801066)
3. M. Ilham Ardiansyah (201801067)
4. M. Guntur Dwi Prakoso (201801068)
5. Nadya Zalsabela (201801069)
6. Nanda Viana Artharisma (201801070)
7. Ni Luh Sri Widiantini (201801071)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-nya kami dapat menyelesaikan MAKALAH WILM’S TUMOR. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak 2.
  Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
 
Kediri, 4 April 2020

Penulis
 
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….............
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………...
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….............
1.3 TUJUAN PENULISAN…………………………………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………..
2.1 ANATOMI DAN FISIOOGIS GINJAL……………………………………………….
2.2 DEFINISI WILM’S TUMOR……………………………………………………………
2.3 KONSEP TUMBUH KEMBANG PADA ANAK……………………………………….
2.4 ETIOLOGI WILM’S TUMOR ………………………………………………………….
2.5 KLASIFIKASI WILM’S TUMOR PADA ANAK………………………………………
2.6 MANIFESTASI KLINIS…………………………………………………………………
2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………………………
2.8 PATOFISIOLOGI ………………………………………………………………..............
2.9 PENATALAKSANAAN WILMS TUMOR PADA ANAK……………………………..
2.10 PENCEGAHAN WILMS TUMOR PADA ANAK……………………………………..
BAB III TEORI DAN ASKEP ANAK DENGAN WILM’S TUMOR ………………...
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………
4.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………...
4.2 SARAN………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan
eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh. Pengkajian keperawatan pada system
perkemihan adalah salah satu dari komponen dari proses keperawatan yang merupakan
suatau usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari klien meliputi
usaha pengumpulan data, membuktikan data tentang status kesehatan seorang klien. Keahlian
dalam melakukan observasi komunikasi, wawancara, dan pemeriksaan fisik sangat penting
untuk mewujudkan fase proses keperawatan.
Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol dan
progresif. Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika atau diwariskan
kecenderungan genetika untuk karsinogen mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen
regulator, kerentanan terhadap inisiator dan promotor, kesalahan enzim pengoreksi atau
gagalnya sistem imun. Kecenderungan genetik kita dapat positif atau negatif  terhadap tumor
dipengaruhi oleh berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan (kamus kedokteran dorland)
Salah satu contoh tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms, tumor wilms adalah
tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional,
biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun. Wilms tumor atau nephroblastoma
adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang
ditemukan pada orang dewasa.
Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan pada
anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi dengan kelainan pertumbuhan pada anak. Tumor ini
responsive dalam terapinya, 90% pasien bertahan hidup hingga 5 tahun.
Di Amerika Serikat kanker ginjal meliputi 3% dari semua kanker, dengan rata-rata kematian
12.000 akibat kanker ginjal pertahun. Kanker ginjal sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibanding wanita (2:1) dan umumnya terdiagnosa pada usia antara 50 – 70 tahun, tapi dapat
terjadi pada usia berapa saja juga. Tumor Wilms merupakan sekitar 10% keganasan pada
anak. Paling sering dijumpai pada usia 3 tahun dan 10% nya merupakan lesi bilateral.
Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi
dengan frekuensi hampir sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan indikasi
tahunan 7,8 per juta anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran tumor Wilms yang
paling penting adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang paling umum adalah
anomaly urogenotal (4,4%), hemihipertrofi (2,9%), dan aniridia sporadic (91,1%).
Oleh karena itu solusi terbaik mencegah penyakit ini adalah dengan Rutin melakukan
imunisasi. , menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada bayi neonatal
sampai berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada anak, menghindari dari paparan asap
rokok

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana anatomi dari ginjal?
2. Apa pengertian tumor wilms?
3. Bagaimana konsep tumbuh kembang pada anak?
4. Bagaimana etiologi tumor wilms?
5. Bagaimana klasifikasi tumor Wilm’s?
6. Bagaimana patofisiologi tumor wilms?
7. Bagaimana mani'estasi klinis tumor wilms?
8. Bagaimana pemeriksaan diagnostik tumor wilms?
9. Bagaimana pencegahan tumor wilms?
10. Bagaimana asuhan keperawatan tumor wilms?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan Penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dapat
memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan pada
klien anak yang menderita Wilm’s Tumor.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Dan Fisiologi Ginjal


A. Review Anatomi dan Fisiologi Ginjal
Anatomi

Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding abdomen di
kanan dan kiri columna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan terletak
lebih rendah dari yang kiri karena besarnya lobus hepar. Ginjal dibungkus oleh tiga lapis
jaringan. Jaringan yang terdalam adalah kapsula renalis, jaringan pada lapisan kedua adalah
adiposa dan jaringan terluar adalah fascia renal. Ketiga lapisan jaringan ini berfungsi sebagai
pelindung dari trauma dan memfiksasi ginjal ( Tortora dan Derrickson., 2011).

Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat gelap. Korteks
ginjal mengandung jutaan alat penyaring disebut nefron. Setiap nefron terdiri dari glomerulus
dan tubulus. Medula ginjal terdiri dari beberapa massa – massa triangular disebut piramida
ginjal dengan basis menghadap korteks dan bagian apeks yang menonjol ke medial. Piramida
ginjal berguna untuk mengumpulkan hasil eksresi kemudian disalurkan ke tubulus kolektivus
menuju pelvis ginjal (Tortora dan Derrickson., 2011).
Fisiologi

Ginjal adalah organ penting yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan
kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal yaitu sebagai pengatur air,
pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam basa darah dan
pengatur eksresi bahan buangan atau kelebihan garam . Proses pengaturan kebutuhan
keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian glomerulus sebagai penyaring cairan.
Cairan yang tersaring kemudian mengalir melalui tubulus renalis yang sel – selnya menyerap
semua bahan yang dibutuhkan (Damayanti, dkk., 2015).

Ginjal yang tidak dirawat dengan baik dapat mengakibatkan penyakit gagal ginjal.
Gagal ginjal (renal atau kidney failure ) adalah kasus penurunan fungsi ginjal yang terjadi
secara akut (kambuhan) maupun kronik (menahun). Gagal ginjal akut apabila terjadi
penurunan fungsi ginjal berlangsung secara tiba- tiba, tetapi kemudian dapat kembali normal
setelah penyebabnya dapat segera diatasi. Sedangkan gagal ginjal kronik gejalanya muncul
secara bertahap, biasanya tidak menimbulkan gejala awal yang jelas, sehingga penurunan
fungsi ginjal tersebut tidak dirasakan dan berlanjut hingga tahap parah (Alam dan Hadibroto.,
2008). Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi kimia
darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengeksresi zat terlarut dan air secara selektif.
Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomerulus dengan reabsorpsi
sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal. Kelebihan
zat terlarut dan air di eksresikan keluar tubuh dalam urin melalui sistem pengumpulan urin
(Price dan Wilson., 2012).

Ginjal mendapatkan darah yang harus disaring dari arteri. Ginjal kemudian akan
mengambil zat - zat yang berbahaya dari dari darah. Zat – zat yang diambil dari darah pun
diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan dialirkan ke ureter. Setelah ureter, urin
akan ditampung terlebih dahulu di kandung kemih. Bila orang tersebut merasakan keinginan
berkemih dan keadaan memungkinkan, maka urin yang ditampung di kandung kemih akan
dikeluarkan lewat uretra (Sherwood., 2011).

Tiga proses utama akan terjadi di nefron dalam pembentukan urin, yaitu filtrasi,
reabsorpsi dan sekresi. Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang
hampir bebas protein dari kapiler glomerulus ke kapsula bowman. Kebanyakan zat dalam
plasma protein, difiltrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrat glomerulus dalam
kapsula bowman hampir sama dengan plasma. Awalnya zat akan difiltrasi secara bebas oleh
kapiler glomerulus tetapi tidak difiltrasi kemudian direabsorpsi parsial, reabsorpsi lengkap
dan kemudian akan dieksresi (Sherwood., 2011).

2.2 Definisi Wilm’s Tumor


Tumor Wilms adalah jenis kanker ginjal yang langka. Walaupun demikian,
penyakit ini cukup banyak terjadi pada anak-anak.  Penyakit yang dikenal juga dengan
istilah nefroblastoma ini paling sering menyerang anak usia 3-4   tahun, dan seringkali
muncul pada salah satu ginjal. Namun tidak menutup kemungkinan untuk ditemukan
pada kedua ginjal sekaligus. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, anak
dengan tumor Wilms memiliki harapan hidup yang cukup tinggi.

Tumor Wilms, juga dikenal sebagai nephroblastoma, adalah kanker ginjal yang biasanya


terjadi pada anak-anak, jarang pada orang dewasa.  Nama ini diambil dari nama Max Wilms,
ahli bedah Jerman (1867–1918) yang pertama kali menggambarkannya.  Sekitar 650 kasus
didiagnosis di AS setiap tahun. Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak tanpa sindrom
genetik yang terkait; Namun, sebagian kecil anak-anak dengan tumor Wilms memiliki
kelainan bawaan.  Ia sangat responsif terhadap pengobatan, dengan sekitar 9/10 anak
disembuhkan.

2.3 Konsep Tumbuh Kembang Anak


Secara alamiah, setiap individu hidup akan melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu sejak embrio sampai akhir hayatnya mengalami perubahan ke arah
peningkatan baik secara ukuran maupun secara perkembangan. Istilah tumbuh kembang
mencakup dua peristiwa yang sifatnya saling berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit
dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pengertian mengenai pertumbuhan dan
perkembangan adalah sebagai berikut
- Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel organ,
maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh) (Adriana, 2013).
- Perkembangan (development) adalah bertambahnya skill (kemampuan) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih,
2012).
Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat berupa perubahan ukuran besar
kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan
perkembangan kognitif anak dapat dilihat dari kemampuan secara simbolik maupun abstrak,
seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain.

2.4 Etiologi Wilm’s Tumor


Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.  Tumor wilms
berasal dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang
normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi
baik. Perkembangan blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur
kehamilan 8-34 minggu. Sehinga diperkirakan bahwa kemampuan blastema primitif untuk
merintis jalan ke arah pembentukan  Tumor wilms, apakah sebagai mutasi germinal atau
somatik, itu terjadi pada usia kehamilan 8-34 minggu. Sekitar 1,5% penderita mempunyai
saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms. Hampir semua kasus
unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus Tumor bilateral. Sekitar 7-10%
kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal dominan.

Penyebab tumor Wilms belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang
dapat meningkatkan risiko seorang anak untuk mengalami kondisi ini, yaitu:

1. Faktor genetik. Jika seorang anggota keluarga memiliki riwayat tumor Wilms, maka
risiko seorang anak juga menderita tumor Wilms makin tinggi.
2. Kelainan bawaan (kongenital). Tumor Wilms berisiko tinggi dialami oleh bayi atau
anak yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir, seperti ;
a. Aniridia, yaitu kondisi ketika bagian mata yang berwarna (iris) hilang sebagian atau
seluruhnya.
b. Hipospadia, yaitu kondisi ketika lubang saluran kemih pada penis tidak berada posisi
yang seharusnya.
c. Kriptorkismus, yaitu kondisi ketika testis tidak turun ke dalam skrotum saat lahir.
d. Hemihypertrophy, yaitu kondisi ketika salah satu bagian tubuh lebih besar
dibandingkan bagian tubuh lainnya.
3. Memiliki penyakit tertentu. Beberapa jenis penyakit juga dapat membuat anak berisiko
mengalami tumor Wilms, meskipun penyakitnya juga jarang terjadi. Di antaranya:
a. Sindrom WAGR, gabungan dari gejala anirida, kelainan pada kelamin dan sistem
kemih, serta retardasi mental.
b. Sindrom Beckwith-Wiedemann, ditandai dengan berat bayi lahir di atas rata-rata
(>4 kg) dan pertumbuhan yang abnormal.
c. Sindrom Denys-Drash, meliputi gabungan penyakit ginjal dan kelainan pada testis.

2.5 Klasifikasi Wilm’s Tumor


1. Penyebaran tumor wilm’s menurut TNM sebagai berikut :
T : Tumor primer
a. T1 : Unilateral permukaan (termasuk ginjal) >80cm
b. T2 : Unilateral permukaan >80cm
c. T3 : Unilateral rupture sebelum penanganan
d. T4 : Bilateral
N : Metastasia Limfa
a. No : Tidak ditemukan metastasis
b. N1 : Ada metastasis limfa
M : Metastasis Jauh
a. Mo : Tidak ditemukan
b. M+ : Ada metastasis jauh

2. The National Wilm;S Tumor Study (NWTS) membagi stadium tumor willm’s :
a. Stadium I
Tumor terbatas didalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini dapat
direseksi dengan lengkap.
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk kedalam jaringan ginjal dan sekitar
ginjal. Yaitu, jaringan perineal, hilus renalis, vena renalis, dan kelenjar limfa
paortal. Tumor ini masih bisa direseksi dengan lengkap.
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen, misalnya ke hepar, peritoneum
d. Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru, otak, tulang.
2.6 Manifestasi Klinis
Kebanyakan anak tidak menunjukkan gejala meski mengalami tumor Wilms.
Tumor ini umumnya pertama kali diketahui ketika orangtua meraba dan menemukan
adanya benjolan kecil dengan permukaan halus di perut anak. Rata-rata ukuran tumor
Wilms saat pertama terdeteksi adalah sekitar 0,45 kg.

Pada beberapa kasus, anak dapat menunjukkan gejala awal tumor Wilms yang
meliputi:

a. Demam.
b. Rasa lelah dan lemas yang berlebihan.
c. Nafsu makan menurun.
d. Mual dan muntah.
e. Konstipasi.
f. Sesak napas.
g. Peningkatan tekanan darah.
h. Hematuria atau urine berdarah.
i. Pertumbuhan tubuh yang tidak seimbang.

Tumor Wilms bisa menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Gambaran klinis
lainnya berupa demam, penurunan berat badan, anemia, varikokel kiri (akibat obstruksi vena
renalis kiri), dan hipertensi. Trombus tumor dapat meluas ke vena cava inferior dan jantung
sehingga menimbulkan malfungsi jantung. Kadang-kadang, terjadi gejala akut abdomen
akibat ruptur tumor setelah suatu trauma minor.

2.7 Pemeriksaan Penunjang


Ada beberapa pemeriksaan yang dapat digunakan dalam pemeriksaan Wilm’s Tumor:
a. IVP
Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan bentuk
sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui fungsi
ginjal.
b. Foto Thoraks
Merupakan pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
Arteriografi khusu hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor wilms bilateral
atau termasuk horseshoe kidney.
c. Ultrasonografi
USG merupakan pemeriksaan non invasive yang dapat membedakan tumor solid
dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor wilms
nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai
pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor
akan tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa
hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
d. CT-Scan
CT-Scan memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor wilms, ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multiple; penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain.
e. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI dapat menunjukkan informasi penting untuk menentukan perluasan tumor di
dalam vena cava inferior termasuk perluasan ke darah intarkardial. Pada MRI tumor
wilms akan memperlihatkan hipointensitas (low density intersity) dan hiperintensitas
(high density intensity).
f. Laboratorium
Hasil pemeriksaan laoratorium yang penting yang menunjang untuk tumor wilms
adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan vinyl mandelic acid (VMA)
dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED
meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan
subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada
analis serum.

2.8 Patofisiologi Wilm’s Tumor


Wilm’s tumor ini terjadi pada parenchyema renal, tumor tersebut tumbuh dengan cepat
dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral, pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau
menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomerolus dan tubulus yang
primitif atau abortif, dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubolus abortif
dikelilingi stroma sel kumparan, pertama tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,
tetapi kemudian diinvasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang
putih atau keabuabuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan otak). Tumor
tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai suatu massa
abdomen, akan teraba pada abdomenal saat dilakukan palpasi. Munculnya tumor wilmm
sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan
tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain, tumor
yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan pendarahan, terjadinya
hipertensi biasanya terkait dengan iskemik pada renal. Metastase tumor secara hematogen
dan limfogen: paru, hati, otak dan bone marrow. ( Suriadi & Rita Yulianni, 2006).
WOC
Kelainan genetika

Poliferasi patolgik blastema

Tubuli dan glomerulus tidak berdisfusi


dengan baik saat kehamilan

Blastema renalis dijanin

TUMOR WILMS

Tumor belum Tindakan operasi


menembus
kapsul ginjal
Pre operasi Post operasi

Berdiferensiaisi Kurang pengetahuan Infoinkotuinitas


keluarga dan anak jaringan
Tumor menembus
kapsul Ginjal, NYERI
AKUT ANSIETAS Nyeri Laserasi
Perrineal, Hilus, Vena
Renal.
GANGGUAN RESIKO
RASA IINFEKSI
Disfungsi ginjal Hematoma NYAMAN

Abdomen Paru-paru Otak


Gangguan Gangguan
glomerulus keseimbangan asam
dan basa Kakeksia Sesak nafas Gangguan
fungsi
Gangguan Asidosis metabolik syaraf
Gangguan
filtrasi Hemi hipertrofi metabolism
Mual muntah (Pembesaran
Perut)
Hematuria Cairan banyak
keluar GANGGUAN
Nafsu makan
TUMBUH
berkurang
KEMBANG

DEFISIT NUTRISI
RESIKO
KETIDAKSEIMBANGAN
CAIRAN
2.9 Penatalaksaan Wilm’s Tumor
Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan
komplikasi dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan,
radioterapi dan kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang
memuaskan. Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontra lateral normal, dilakukan nefrektomi radikal.

Ukuran tumor pada saat dating menentukan cara pengobatan masing-masing jenis
ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan memberikan
kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka pembedahan definitive
mungkin harus ditunda sampai kemoterapi atau radiasi selesai. Kemoterapi dappat
memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih akurat dan aman.

a. Farmakologi
1. Kemoterapi
Tumor wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi.
Prinsip dasar kemoterapi adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang
berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang
rendah terhadap sel yang normal.
Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan
penelitian sekitar 16-32% dari tumor yang mudah rupture. Biasanya jika diberikan
prabedah selama 4-8 minggu. Jadi tujuan pemberian terap adalah untuk
menurunkan resiko rupture intraoperatif dan mengecilkan massa tumor sehingga
lebih mudah direseksi total.
Ada lima macam obat sitotiska yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor
wilms, yaitu Aktinomisin D, Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan siklofosfamid.
Mekanisme kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga
pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di
sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi.
2. Aktinomisin D
Golongan antibiotic yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan lima
hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena. Dosis total
tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama dengan vinkristin selalu
digunakan sebagai terapi prabedah.
3. Vinkristin
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan dalam
satu dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih dari 2 mg/m2).
Bila melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis, bersifat iritatif, hindarkan
agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu pemberian secara intravena. Vinkristin
dapat dikombinasi dengan obat lain karena jarang menyebabkan depresi
hematologi, sedangkan bila digunakan sebagai obat tunggal dapat menyebabkan
relaps.
4. Adriamisin
Golongan antibiotik antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,
diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2. Obat ini tidak dapat melewati
sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila melebihi dosis. Dapat
dikombinasi dengan Aktinomisin D.
5. Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20 mg/m2/hari
selama lima hari berturut-turut.
6. Siklofosfamid
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250-1800 mg/m2/hari secara
intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-300 mg/m2/hari.
b. Non Farmakologi
1. Pembedahan
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat kemoterapi
kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi dan di izinkan
untuk menjalani operasi. Mereka perlu menjalani pemeriksaan jantung yang
menyeluruh untuk menentukan status fungsi jantung. Tumor wilms jangan
dipalpasi untuk menghindari rupture dan pecahnya sel-sel tumor. Pasien d
letakkan dalam posisi terlentang dengan sebuah gulungan di bawah sisi yang
terkena. Seluruh abdomen dan dada di bersihkan.
Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang sesuai
dengan lesi. Gambaran histologik lesi merupaka suatu indikator penting untuk
prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat anaplasia. Anak yang
histologiknya relative baik maka memiliki prognosis baik. Sedangkan anak yang
gambaran histologiknya buruk, maka memiliki prognosis buruk. Terapi dibuat
sepesifik mungkin untuk masing-masing anak, karena terapi yang lebih sedikit
menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik dengan lebih sedikit efek
sampingnya.
Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan
belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneal total
tidak perlu dilakukan terap biopsy kelenjar di daerah hilus dan paraorta sebaiknya
dilakukan. Pada pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena
kemungkinan lesi bilateral cukup tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke
vena kava, tumor tersebut harus diangkat.
2. Radioterapi
Tumor wilms dikenal sebagai tumor yang radiosensitive, tapi radioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru.
Karena itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang
termasuk golongan patologi prognosis buruk atau stadum III dan IV. Jika ada sisa
tumor pasca bedah juga diberikan radioterapi. Radioterapi dapat juga digunakan
untuk metastase ke paru, otak, hepar serta tulang

2.10 Pencegahan Wilm’s Tumor


a. Pencegahan primer
Pencegahan primer ini merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang
sehat agar tetap sehat dan mencegah agar tidak sakit. Pencegahan primer bertujuan
untuk menghilangkan factor resiko terhadap kejadia tumor Wilm’s.
Upaya yang dilakukan adalah :
- Rutin melakukan imunisasi. Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah penyakit tertentu.
- Menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada bayi neonatal
sampai berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada anak.
- Hindari dari paparan asap rokok.
b. Pencegahan skunder
Pencegahan skunder adalah pencegahan yang mana sasarn utamanya adalah
mereka yang baru terkena penyakit/yang terancam akan menderita penyakit
tertentumelalui diagnosi dini. Upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit
sudah berlangsung namun belum timbul gejala/tanda penyakit.
Tujuan pencegahan skunder adalah menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan
pemberian pengobatan yang tepat. Oengobatan cukup untuk menghentikan proses
penyakit.
Pemberian obat sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor wilm’s
adalah Aktinomisin D, Vikristin, Adriamisin, Cispiatin, Siklofosfamid.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko keparahan kecacatan dan rehabilitasi.
Upaya yang dapat dilakukan adalah
- Pengobatan secara intensif sampai tuntas
- Mematuhi setiap advis dari dokter
- Rutin melakukan medical check up
BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada (Pengantar Konsep Dasar Keperawatan). Meliputi:
a.    Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa
dihubungi
b.    Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut.
Tidak nafsu  makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari pertama
sakit.
c.       Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala
tumor wilms
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya
e.       Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too dan yang harus
di perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah
pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau menyebabkan
kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi yang rinci
mengenai kelainan traktus urinarius dan adanya aniridia atau hemihipertrofi juga
perlu dicari.
f.       Pemeriksaan penunjang
-   Pemeriksaan laboratorium tidak banyak membantu, hanya dapat ditemukan laju
endap darah yang meninggi dan kadang kadang ditemukan hematuria. Bila kedua
kelainan labolatorium ini ditemukan, maka prognosis diagnosa buruk
-   Pada foto polos abdomen akan tampak masa jaringan lunak dan jarang ditemukan
klasifikasi didalamnya
-   Pemeriksaan pielografi intravena dapat memperlihatkan gambaran distori,
penekanan dan pemanjangan susunan pelvis dan kalises.
-   Dari pemeriksaan renoarteriogram didaptkan gambaran arteri yang memasuki masa
tumor. Foto thoraks dibuat untuk mencari metastasi kedalam paru-paru.
g.      Pola aktivitas
-   Pola nutrisi dan metabolic
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat terjadi kelebihan
beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada sekitar mata dan
seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun.
Adanya mual , muntah dan  anoreksia  menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi
karena uremia.
-   Pola eliminasi
Eliminasi alvi tidak ada gangguan, eliminasi uri : gangguan pada glumerulus
menyebakan sisa-sisa metabolisme tidak dapat diekskresi dan terjadi penyerapan
kembali air dan natrium pada tubulus yang tidak mengalami gangguan yang
menyebabkan oliguria sampai anuria ,proteinuri, hematuria.
-   Pola Aktifitas dan latihan :
Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan klien perlu istirahat karena adanya
kelainan jantung dan dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi
duduk dimulai bila tekanan ddarah sudah normal selama 1 minggu. Adanya edema
paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada, pengggunaan otot bantu napas, teraba
, auskultasi terdengar rales dan krekels , pasien mengeluh sesak, frekuensi napas.
Kelebihan beban sirkulasi dapat menyebabkan pemmbesaran jantung (Dispnea,
ortopnea dan pasien terlihat lemah), anemia dan hipertensi yang juga disebabkan
oleh spasme pembuluh darah. Hipertensi yang menetap dapat menyebabkan gagal
jantung. Hipertensi ensefalopati merupakan gejala serebrum karena hipertensi
dengan gejala penglihatan kabur, pusing, muntah, dan kejang-kejang.
-   Pola  tidur dan istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya
uremia. keletihan, kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
-   Kognitif & perseptual
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi. Hipertemi
terjadi pada hari pertama sakit dan ditemukan bila ada infeksi karena inumnitas yang
menurun.
-   Persepsi diri
Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan edema dan
perawatan yang lama. Anak berharap dapat sembuh kembali seperti semula
-   Hubungan peran
Anak  tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh dan lingkungan
perawatan yang baru serta kondisi kritis menyebabkan anak banyak diam

B. Diagnosa Keperawatan
Adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Hal ini merupakan
suatu komponen dari langkah-langkah analisa, dimana perawat mengidentifikasi
respon-respon individu terhadap masalah-masalah kesehatan yang aktual dan
potensial. Di beberapa negara mendiagnosa diidentifikasikan dalam tindakan praktik
keperawatan sebagai suatu tanggung jawab legal dari seorang perawat profesional.
Diagnosa keperawatan yang muncul dari anak dengan wilms Tumor
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut bd agen pencedera fisiologis
2. Defisit Nutrisi bd Asidosis metabolic
3. Gangguan tumbuh kembang bd angguan metabolic
4. Gangguan eleminasi urin bd disfungi ginjal
5. Ansietas bd kurangnya pengeahuan terkain prosedur oprasi
6. Gangguan rasa nyaman bd efek samping medikasi (operasi)
7. Resiko infeksi bd adanya luka lesersi bekas oprasi

C. Perencanaan Keperawatan
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa
keoerawatan yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan
prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 1997). Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki
kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yang muncul dikemudian hari.

E. Pengertian Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya,
merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah
tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan
lain.

F. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan menggambarkan keadaan perkembangan pasien,
mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan dan
mendokumentasikan asuhan keperawatan untuk masa yang akan datang.
Pendokumentasian menjadi media komunikasi yang efektif antara profesi dalam
satu tim pelayanan kesehatan. Pendokumentasian asuhan keperawatan bukan hanya
sekedar menuliskan sesuatu dalam lembar dokumentasi, tetapi sebelum
didokumentasikan harus dianalisis apa yang akan didokumentasikan, bagaimana
penyusunan kalimatnya dan dimana tulisan tersebut diletakkan (Rubbenfels &
Scheffer,1999 dalam Hariyati, 2007).

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Seorang anak laki-laki, An H beragama Islam umur 4 tahun , datang ke RSUD Pare
dengan keluhan yang disampaikan orang tuanaya yaitu pembengkakan pada daerah perut
sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya tidak diketahui oleh orang tuanya tapi sejak 1 minggu
yang lalu berat badan tidak bertambah, anak menjadi makin kurus , perut semakin besar dan
teraba massa didaerah abdomen dengan lokasi didaerah hipikondrium kanan.Sejak 4 hari
yang lalu muncul demam. Perut membesar dan distensi. Anak tidak mau makan, lemah dan
kesakitan di area abdomen. An. H didiagnosa penyakit tumor wilms dan dilakukan tindakan
oprasi. Setalah dilakukan oprasi An. H gelisah dan sulit tidur.

PENGKAJIAN

A. Identitas

Identitas Pasien

Nama : An

Umur : 4 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Suku/Bangsa : Jawa

Agama :Islam

Alamat : Pare Kediri

Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn Malik

Umur : 37 Tahun

Jeni s Kelamin: Laki-laki

Suku/Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : SD

Alamat : Pare Kediri

B. Riwayat Kesehatan

- Keluarga mengeluhkan anaknya menglamai pembekakan pada area perut sejak 2


minggu yang lalu

- Keluarga mengatakan anak nya tidak nafsu makan dan terlihat kurus
- Keluarga mengatakan anak tidak aktif

- Keluarga menyampaikan saat anaknya kencing keluar darah

- Keluarga mengatakan anaknya demam sudah 3 hari belum turun

C. Riwayat Kesehatan Dulu

- Tidak pernah mengeluh kesakitan diarea perut dan disertai bengkak, hanya demam
dan batuk pilek biasa

D. Riwayat Kesehatan Orangtua

- Ibunya saat muda pernah ada tumor jinak di payudara

E. Pemeriksaan Fisik

- Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Bengkak dan tidak simetris

Ausultasi : Terdengar bising usus 6x/menit

Palpasi : Nyeri saat ditekan area abdomen

Pengkajian nyeri menurut ekspresi (Wong Baker Pain Rating Scale)


Adalah 10 (meringis tak tertahan)

Perkusi : Timpani karena berisi cairan

- TTV: Tekanan Darah : 125/70 mmhg

Nadi : 115 x/menit

Suhu : 38 c

RR : 28 x/menit

- Data Nutrisi : Antopometri

Berat Badan : 10,5 kg

Tinggi Badan : 90 cm

Lila : 13 cm

BMI : 12,1
Biokimia

Haemoglobin : 10 gr/dl

Hematokrit : 30 %

Albumine : 2.1 gr/dl

Elektrolit : 75%

Clinis

Badan nampak urus

Abdomen bengkak

Lemah

Mukosa Kering

Diet

Makanan tinggi pati kurang protein

F, Pemeriksaan Penunjang

- Laju Endap Darah : 15 mm/jam

- Pada foto polos abdomen tampak masa jaringan lunak

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah Keperawatan

1 Ds : Agen pencedera Nyeri Akut


Keluarga Mengatakan anaknya Fisiologis
mengeluh kesakitan di area perut dan
Tumor sudah
ada bengkak diarea perut
menembus
Do : kapsul renal

- Saat dilakukan pemeriksaan


abdomen ditemukan bengkak dan
suara timpani serta nyeri tekan area
abdomen skala 10 (skala ekpresi)

- Anak meringis sambal memegangi


perutnya

- TTV

Tekanan Darah : 125/70 mmhg

Nadi : 115 x/menit

Suhu : 38 c

RR : 28 x/menit

2 Ds : Asidosis Defisit Nutrisi


Keluarga mengatakan tidak nafsu Metabolik
makan dan cenderung menolak Menyebabkan
Anoreksia
Do :

Pemeriksaan Nutrisi :

Antropometri

- BB : 10,5 kg

Biokimia
-Haemoglobin: 10 gr/dl
-Hematokrit : 30 %
- Albumine : 2.1 gr/dl
- Elektrolit : 75%

Clinis
- Mukosa kering
- Terlihat tulang tulangnya menonjol
- Lemah

Diet
- Saat ditanyai keluarga mengatakan
makanan utama adalah pati/
karbohidrad dan rendah protein

3 Ds : Kakeksia Gangguan Tumbuh


Keluarga mengatakan tidak nafsu menyebabkan Kembang
makan dan cenderung menolak gangguan
metabolisme
Do :

Pemeriksaan Nutrisi :

Antropometri
Berat Badan : 10,5 kg

Tinggi Badan : 90 cm

Lila : 13 cm

BMI : 12,1

Biokimia
-Haemoglobin: 10 gr/dl
-Hematokrit : 30 %
- Albumine : 2.1 gr/dl
- Elektrolit : 75%

Clinis
- Mukosa kering
- Terlihat tulang tulangnya menonjol
- Lemah

Diet
- Saat ditanyai keluarga mengatakan
makanan utama adalah pati/
karbohidrad dan rendah protein
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut bd efek agen fisioligis dari neoplasma

2. Defisit nutrisi bd disfungsi ginjal menyebabkan asidosis metabolic dd anoreksia

3. Gangguan Tumbuh kembang bd gangguan metabolism dd pertumbuhan fisik terganggu

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1. Nyeri Akut Tingkat Nyeri Managemen Nyeri


- Keluhan nyeri (Menurun)
Observasi
- Kesulitan Tidur (Menurun)
-Identifikasi Skala Nyeri
- Frekuensi Nadi (Membaik)
- Identifikasi Respon nyeri non
verbal
- Monitor efek samping pemberian
Analgetik

Terapeutik
- Berikan Teknik nonfarmakologi
untuk mngurangi rasa nyeri
- Kontrol lingungan yang
memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
- Jelaskan penyebab,period,dan
pemicu nyeri
- Jelaskan stategi meredakan nyeri
- Ajarkan Teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik

2. Defisit Status Nutrisi Managemen Nutrisi


Nutrisi - Porsi makan dihabiskan
Observasi
(Meningkat)
- Identifiksasi status nutrisi
- Berat badan (Membaik)
- Identifikasi kebutuhan kalori dan
- Membran mukosa
jenis nutrient
(Membaik)
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan

Terapeutik
- Sajikan makanan ang menarik dan
suhu yang sesuai
- Berika maknan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan maknan tinggi kalori dan
tinggi protein

Edukasi
- Anjurkan posisi duduk

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumalh kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

3. Gangguan Status Pertumbuhan Pemantauan Nutrisi


Tumbuh - Berat badan sesuai usia
Observasi
Kembang (Meningkat)
- Identifikasi faktor yang
- Panjang dan tinggi badan
mempengaruhi asupan gizi
sesuai usia (Meningkat)
- Identifikasi perubahan berat badan
- Asupan nutrisi (Meningkat)
- Identifikasi kelainan pada rambut
(kering,rontok)
- Monitor asupan oral
- Monitor hasil laboratorium
(albumin,Hb,eritrosit,leukosit)

Terapeutik
- Ukur antopometri
- Hitung perubahan berat badan
- Dokumentasi hasil pemantauan

Edukasi
- Jelaskam tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan

IMPLEMENTASI

No Pukul , Tindakan Paraf


Diagnosa Hari/Tanggal

1. - Mengidentifikasi skala nyeri


- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
- Menjelaskan penyebab,period,dan pemicu
nyeri
- Menjelaskan stategi meredakan nyeri
- Memberikan Teknik nonfarmakologi
untuk mngurangi rasa nyeri (kompres
hangat/ dingin, terapi bermain)
- Mengajarkan Teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
- Melakukan Kolaborasi dengan pemberian
analgetik

2. - Mengidentifiksasi status nutrisi


- Memonitor asupan makanan
- Memonitor berat badan
- Terapeutik
- Sajikan makanan ang menarik dan suhu
yang sesuai
- Memberi makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
- Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumalh kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

3. - Mengdentifikasi faktor yang


mempengaruhi asupan gizi
- Mengidentifikasi perubahan berat badan
- Mengidentifikasi kelainan pada rambut
(kering,rontok)
- Memonitor hasil laboratorium
(albumin,Hb,eritrosit,leukosit)
- Mengukur antopometri
- Menghitung perubahan berat badan
- Mendokumentasi hasil pemantauan
- Menjelaskam tujuan dan prosedur
pemantauan pada keluarga
- Menginformasikan hasil pemantauan pada
keluarga

EVALUASI

No Pukul , Catatan Perkembangan Paraf


Diagnosa Hari/Tanggal

1. S : Anak tidak meringis berat dan bisa


tidur

O : Skala nyeri 6 ( skala ekspresi)


tidak menangis
TTV

Tekanan Darah : 110/70 mmhg

Nadi : 90 x/menit

Suhu : 37.6 c

RR : 25 x/menit

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

2. S : Px mau memakan makanan yang


disediakan

O : Berat badan naik


pemantauan pertama : 10,8 kg

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

3. S : Ibu mengatakan anaknya sedikit aktif

O : Pengamatan BB Meningkat : 10.8 kg

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Tumor Wilms, juga dikenal sebagai nephroblastoma, adalah kanker ginjal yang


biasanya terjadi pada anak-anak, jarang pada orang dewasa.  Nama ini diambil dari
nama Max Wilms, ahli bedah Jerman (1867–1918) yang pertama kali menggambarkannya.
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik.  Tumor wilms berasal
dari proliferasi patologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari
duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik.

The National Wilm;S Tumor Study (NWTS) membagi stadium tumor willm’s :
Stadium I, Stadium II, Stadium III, Stadium IV. Gejala awal tumor Wilms yang meliputi:
demam, rasa lelah dan lemas yang berlebihan, nafsu makan menurun, mual dan muntah,
konstipasi, sesak napas, peningkatan tekanan darah, hematuria atau urine berdarah,
pertumbuhan tubuh yang tidak seimbang.

Pencegahan terhadap ancaman Penyakit ini adalah dengan Rrtin melakukan imunisasi.
, menjaga daya tahan tubuh anak dengan cara pemberian ASI pada bayi neonatal sampai
berumur 2 tahun dan makanan yang bergizi pada anak, menghindari dari paparan asap rokok

4.2 SARAN

Untuk menjadikan makalah ini menjadi makalah yang sempurna maka harus disertai
saran-saran yang bersifat mendorong dan membangun, saran - saran itu antara lain :

1. Kita hendaknya lebih memahami Tumor Wilms dalam meningkatkan pelayanan


pada penderita/ anak khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
2. Kita hendaknya mampu dan mau mempelajari makalah “Asuhan Keperawatan Anak
Dengan Tumor Wlims”, untuk menambah pengetahuan dibidang ilmu keperawatan
khususnya, dan dibidang pelayanan pemberian asuhan keperawatan pada umumnya.
3. Demikian saran dari kami semoga apa yang kami suguhkan dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya
Daftar pustaka

R.Anisa. 2018.ginjal. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/638/4/Chapter2.pdf ( diakses 01 april


2020 )

The American Cancer Society medical and editorial content team. 2018. What Are Wilms
Tumors? https://www.cancer.org/cancer/wilms-tumor/about/what-is-wilms-tumor.html
( diakses 01 april 2020)

Dr. Joni indah sari. 2019. Tumor wilms. https://www.sehatq.com/penyakit/tumor-wilms


( diakses 01 april 2020)

 Dr. Tjin Willy. 2019. Tumor wilms https://www.alodokter.com/tumor-wilms (diakses 01


april 2020)

Helda Upik, 2012. https://heldaupik.blogspot.com/2012/02/askep-tumor-ginjal.html?m=1


(diakses 04 april 2020)

Mariatul, 2016. http://mariatul280794.blogspot.com/2016/03/asuhan-keperawatan-klien-


dengan-tumor.html (diakses 04 april 2020)

Agustina, dkk, 2016.


https://www.academia.edu/31943558/MAKALAH_WEB_OF_CAUTION_TUMOR_WILM
S (diakses 04 april 2020)

Dorland, W A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland ed 29. Jakarta : EGC. 2000

Sharer Patrics D, Yudith WA. Neoplasma Ginjal dalam Behram, Klegman dan Arvin Ilmu
Kesehatan Anak Nelson volume 3 edisi 15. Jakarta : EGC. 2000

Anda mungkin juga menyukai