Anda di halaman 1dari 12

ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

KELELAHAN DAN RECOVERY DALAM OLAHRAGA

I Made Yoga Parwata, S.Pd., M.Kes.

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali


Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

1. PENDAHULUAN dan sistematis untuk meningkatkan


Pembinaan olahraga kemampuan fungsional raga
prestasi khususnya menuntut (Giriwijoyo, 2010).
penampilan atlet yang selalu prima Program latihan khususnya
dan selalu terjadi peningkatan program latihan fisik yang
prestasi. Dengan sendirinya dilaksanakan secara kuntinyu dan
memerlukan latihan peningkatan melewati batas- batas pembebanan
kemampuan fisik dan latihan teknik ini akan menimbulkan kelelahan.
secara bersama dalam jangka waktu Kelelahan bisa diistilahkan dengan
panjang dan pembebanan yang banyak sebutan seperti: kepayahan
progresif. Kedua macam latihan itu, kecapekan, kepenatan,atau dengan
terutama latihan fisik akan sebutan lainnya . Tidak ada hal yang
menyebabkan terjadinya kelelahan . signifikan yang membedakan istilah-
kelelahan sebagaimana diketahui istilah itu. Semua istilah tersebut,
akan mempengaruhi penampilan secara umum, mengacu pada kondisi
teknik dari atlet tersebut. tubuh yang tidak bertenaga lagi
Seorang atlet menjalani karena aktivitas yang begitu tinggi.
latihan yang keras melebihi batas- Selain itu, ada rasa yang tidak
batas kemampuan fisiologi dan nyaman secara psiologis dan rasa
psikologis mereka. Di samping itu sakit pada otot-otot tubuh ketika
atlet mendapatkan tekanan baik akan melakukan aktivitas yang
secara professional dan dari berkaitan dengan otot. Dengan uraian
lingkunggan sekitarnya, menjadikan ini maka dapat suatu gambaran
tekanan yang kompelek , dan dalam aktivitas pelatihan dampak
mengarah menjadi stress. negatip dari pelatihan yang berkaitan
Atlet harus dapat untuk dengan timbulnya kelelahan tersebut
cepat bisa beradaptasi dengan harus mendapat suatu perhatisn dari
program pelatihan yang sedang pelatih dan atlet yang bersangkutan .
dilaksanakan atau program yang Hal yang sangat penting bagi
sedang diprogramkan. Dari aktivitas seorang atlet yaitu untuk mencapai
kerja maupun aktivitas berolahraga. keseimbangan antara program
Dengan pembebanan yang maksimal pelatihan dan masa pertandinggan.
dalam jangka waktu yang lama Ketika seorang atlet melakukan
maka otot-otot tubuh pada titik pelatihan dalam volume besar atau
tertentu tidak bisa merespon atau otot pada intensitas sangat tinggi,
tidak mampu berkontraksi otot kebugaran akan meningkat tetapi
mengalami kelelahan saat program kelelahan juga akan meningkat
pelatihan . Latihan ialah upaya sadar ( Bompa, 2009).
yang dilakukan secara berkelanjutan

2
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

Maka diperlukan usaha untuk Kelelahan biasanya


mengurangi tingkat kelelahan dengan dihubungkan dengan lemahnya atau
melaksanakan program recovery mengilangnya kemampuan orang
pada atlet yang bersangkutan. Teknik untuk mengadakan reaksi terhadap
recovery pada dasarnya bertujuan suatu rangsangan . dengan demikian
untuk meningkatkan adaptasi atlet pula muscular fatigue atau lelah otot
terhadap stress fisik maupun mental adalah lemahnya atau mengilangnya
baik pada fase kompetisi maupun kemampuan otot untuk mengadakan
latihan Murray,2007., Rajan, dkk, reaksi terhadap rangsangan (
2011 dalam Alim, dkk (2012). Harsono, 1988).
Pengembangan teknik recovery pada Dalam hubungan dengan
dasarnya bertujuan untuk menurutnya kualitas reflex bersyarat
meningkatkan adaptasi atlet terhadap oleh pengaruh kelelahan, karpovich
stress fisik maupun mental( Alim, dan Sinning(19710 dalam bukunya
dkk., 2012). mengemukakan bahwa: kelelahan
2. Pengertian Kelelahan akan menghapus reflex bersyarat
Beragam pengertian atau yang baru diperoleh dan menurunkan
istilah yang dipahami dimasyarakat sebanyak 50% reflex bersyarat yang
dan khususnya pada dunia olahraga telah lama dikuasainya( Giriwijoyo,
yang berkaitan dengan pengertian 2010).
kelelahan kelelahan , kelelahan bisa Apa yang sebenarnya
diistilahkan dengan kecapekan, dimaksud dengan kelelahan ,
kepenatan, atau kepayahan. Tidak kelelahan sebenarnya mempunyai
ada hal yang signifikan yang fungsi positif terhadap perlindungan
membedakan istilah-istilah itu. sel- sel tubuh , tetapi kelelahan
Semua istilah tersebut, secara umum, menjadi hal penyebab terhadap
mengacu pada kondisi tubuh yang penurunan kemampuan kontraksi
tidak bertenaga lagi karena aktivitas otot dan penurunan prestasi pada
yang begitu tinggi. Selain itu, ada aktivitas olahraga. Menurut
rasa yang tidak nyaman dan sakit Kroemer dan Grandjean 2000 dalam
ketika akan melakukan aktivitas Adiputra (2013). Kelelahan pada
yang berkaitan dengan otot. Dengan dasarnya adalah kehilangan
demikian, semua istilah tersebut efisiensi, penurunan kapasitas kerja
sama pengartiannya. dan ketahanan tubuh. Dalam
Kelelahan (fisik) ialah kondisi lelah perasaan subjektif
menurunya kapasitas kerja (fisik) mengenai kelelahan menjadi
yang disebabkan oleh karena dominan. Perasaan lelah sebenarnya
melakukan pekerjaan itu. merupakan perlindungan dari
Menurunnya kapasitas kerja berarti keterbatasan kemampuan fisik
menurunya kualitas dan kuantitas untuk menhindari kerusakan fisik ,
kerja/gerak fisik itu. Bila lingkupnya ketegangan, dan gangguan –
dipersempit pada kualitas gerakan, gangguan psikologis lebih lanjut ,
maka kelelahan ditujukan oleh dan sekaligus memberikan
menurunya kualitas gerak peringatan untuk istirahat, agar fisik
(Giriwijoyo, 2010). mempunyai kesempatan untuk
memulihkan energinya kembali.

3
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

Kelelahan umumnya dapat menghantarkan impuls dari


didefinisikan sebagai berkurangnya saraf motor ke otot.
kinerja otot dibarengi sensasi rasa 3. Mekanisme kontraksi yang tidak
lelah . Definisi lain dari kelelahan dapat mengeluarkan tenaga.
adalah ketidak mampuan untuk 4. Sistem saraf pusat yaitu otot dan
mempertahankan power output otot. sumsum tulang belakang untuk
Kelelahan dapat pulih asal dengan menimbulkan rangsangan
istirahat. Kelelahan adalah maupun mengahantar rangsangan
fenomena yang kompleks. (Soekarman, 1987).
Penyebabnya dapat dikeranakan Kelelahan akan
oleh : berpengaruh pada penampilan dan
a. Adanya masalah dengan kualitas mutu dari gerak dan teknik
penyedian energy, ATP + PC, yang ditampilkan, Kualitas atau mutu
glikolisa anaerobic. gerakan disebut tinggi bila pada
b. Akumulasi hasil produk seperti H penampilannya menunjukkan
+, asam laktat. ketepatan dan kecermatan yang
c. Kegagalan mekanik otot untuk tinggi sebagaimana telah
melakukan konsentrasi. dikemukakan. Ketepatan dan
d. Perubahan sistem saraf kecermatan berkaitan dengan
(Kusnanik, dkk., 2011). kemampuan mengkoordinasikan
Aktivitas olahraga yang fungsi neuromuscular secara tepat
bertipe anaerobi akan meningkatkan dan telah mencapai tingkat reflex
konsentrasi asam laktat dalam sel bersyarat. Dengan demikian maka
otot. Peningkatan jumlah asam kelelahan akan menyebabkan
laktat menyebabkan menurunya pH menurunya kualitas reflek bersyrat
dari sel , penurunan pH (Giriwijoyo, 2010).
menyebabkan penurunan kecepatan Kelelahan otot lokal (lokal
reaksi dan menyebabkan penurunan muscular fatigue) mengikuti latihan
kemampuan metabolisme dan fisik disebabkan oleh akumulasi
produksi ATP. produksi asam laktat di dalam otot
Kelelahan otot membatasi dan darah. Hal ini berhubungan
kinerja otot. Kelelahan otot dapat dengan mekanisme resintesa energi
bersifat lokal maupun menyeluruh. (ATP) selama proses kontraksi otot
Dapat menyertai olahraga enduran di dalam serabut otot FT (fast-twitch)
maupun olahraga yang berintensitas yang lebih banyak berperan pada
tinggi yang berlangsung singkat aktivitas fisik atau olahraga yang
(Sarifin, 2010).Otot yang lelah berintensitas tinggi. Sebagaimana
adalah otot tidak bias berkontraksi kita telah ketahui bahwa serabut otot
(Saryono, 2011). Ketidak mampuan FT lebih cepat mengalami kelelahan
otot untuk berkontraksi disebabkan disbanding dengan serabutotot ST
oleh ganguan : (slow-twitch) karena serabut otot FT
1. Sistem saraf, yaitu saraf tidak mempunyai kemampuan sistem
dapat mengirimkan impuls ke otot anaerobic yang tinggi dengan sistem
–otot yang bersangakuatan. aerobic yang rendah, sehingga cepat
2. Tempat bertemu saraf dan otot terbentuknya asam laktat otot lebih
(neuromuscular junction ) tidak cepat terjadi (Sarifin, 2010).

4
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

Kelelahan yang menyertai 4. Menghambat pelepasan ion Ca++


olahraga , kelelahan yang mengikuti pada troponin C mengalami
olahraga atau latihan daya tahan penurunan dan mengakibatkan
tidak disebabkan oleh karena gangguan atau terhentinya
akumulasi produksi asam laktat. kontraksi serabut otot.
Kelelahan ini disebabkan selain oleh 5. Menghambat aktivitas ATP pada
karena terjadinya kelelahan pada serabut otot cepat , karena ATP
otot lokal , juga karena faktor diluar pada serabut otot cepat peka
otot. Kelelahan karena faktor , terhadap asam
disebabkan terkurasnya cadangan Asam laktat yang tinggi
glikogen otot. Kelelahan yang dapat timbul sebagai akibat beban
bersifat menyeluruh. kerja yang berat, hal ini karena
3. Penyebab Kelelahan Otot ketidak mampuan system pemasok
Pada umumnya yang energi aerobik, sehingga suplai
terjadi pada para olahragawan ialah energi dari sumber anaerobic
kepayahan karena neuromuscular mendominasi (Widianto,2007).
junction, kepayahan mekanisme Terbentuknya asam laktat
kontraksi otot, dan kepayahan dalam darah menjadi masalah
susunan saraf pusat. Sedangakan ke mendasar dalam kerja fisik, karena
payahan dari saraf, yaitu tidak dapat menimbulkan kelelahan yang kronis
mengirimkan impuls, hampir tidak dan menurunkan kinerja fisik .
pernah terjadi, oleh karenanya tidak Kelelahan otot terjadi karena otot
memegang peranan yang penting. berkontraksi lama dan kuat .
Kelelahan dapat dibagi Kelelahan diakibatkan dari
dalam dua tipe, yaitu lelah mental ketidakmampuan proses kontraksi
dan lelah fisik. Lelah mental dan metabolisme serabut – serabut
biasanya disebabkan karena kerja otot untuk terus memberikan hasil
mental sedangakan lelah fisik karena kerja yang sama (Wiarto, 2012).
pekerjaan otot (Harsono, 1988). Kelelahan otot juga dapat
Kelelahan juga bisa disebabkan karena terjadinya
ditimbulkan akibat dari sistem hambatan aliran darah yang menuju
metabolisme energi dalam tubuh ke otot yang sedang berkontraksi
dengan terjadinya penumpukan, yang membawa makan dan oksigen
asam laktat di dalam otot akan untuk di jadikan bahan bakar .
mengganggu mekanisma sel otot faktor – faktor yang berperan dalam
yaitu : kelelahan otot adalah penimbunan
1. Menghambat enzim aerobik dan asam laktat dan habisnya cadangan
anaerobik, sehingga menurunkan energy pada otot (Wiarto, 2013).
kapasitas ketahanan aerobik dan Removing lactic acid,
kapasitas ketahanan anaerobic. mengeluarkan LA membutuhkan
2. Menghambat terbentuknya creatin dua fase dari dalam otot dan dari
phospat (CP) dan akan darah. Aktivitas yang dilakukan
mengganggu koordinasi gerak. selama istirahat akan merupakan
3. Menghambat enzim factor yang sangat mempengaruhi.
fosfofruktokinase. Secara durasi membutuhkan waktu 2
jam untuk mengilangakan LA dari

5
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

otot dan darah apabila atlet betis,kuadriseps, hamstring,


melakuakannya dengan istirahat pinggang bawah.
dan recovery pasif ini mengacu Kejang otot terjadi pada
kepad berhentinya secara tiba-tiba otot yang telah lama atau
setelah melakuakan aktivitas latihan berkontraksi maksimal dalam jangka
anaerobic yang intensif. Metode waktu lama dan berat dan dipicu
istirahat aktif atau recovery aktif hanya oleh kontraksi yang ringan
seperti jalan, jogging ringan akan saja pada otot yang telah lelah maka
menurunkan derajat LA pada otot kejang otot terjadi. Kadang dapat
dan darah lebih cepat. disengaja melalui kontraksi yang
Tingkat kelelahan yang kuat pada otot yang masih segar ,
ditunjukan oleh pelari 100 meter hal ini bisa terjadi pada otot-otot
pada akhir larinya sangat nyata sekali telapak kaki.
kelihatan , dengan gerakan atau Untuk mengatasi kejang
pernafasan yang cepat dan berat otot yang terjadi tanpa tanda-tanda
untuk melakukan usaha pemulihan . atau penyebab yang jelas, cara yang
4. Gangguan Fungsi Otot paling baik ialah dengan
4.1. Kejang Otot (Muscle cramps) meregangkan( stretching) otot yang
Dalam aktivitas mengalami kejang otot itu, yang
berolahraga atau bergerak, maka dapat dilakukan dengan cara
peranan otot rangka atau otot skeletal mengkontraksikan otot antagonis
dengan fungsinya adalah atau dengan meregangkan otot-otot
berkontraksi dalam rangka rangka yang bersangkutan secara pasif
mengerakan anggota tubuh dan dengan berbagai cara (Giriwijoyo,
fungsi yang lain. Berkaitan gerak dan 2010).
aktifitas maka otot harus dapat Penyebab pasti dari
berkontraksi terus menerus, tetapi kejang otot bersumber dari saraf
otot memiliki suatu batasan sehingga maupun unsure saraf otot (neuro-
timbul gangguan terhadap proses muscular). Apabila kejang otot
kontraksi otot yang disebut kejang didahului oleh tanda peringatan,
otot. Kejang otot ialah kontraksi mungkin sekali kejang otot itu
pada satu atau beberapa otot yang disebabkan oleh menurunya ambang
terjadi dengan tiba-tiba(spontan) rangsangan saraf-saraf motorik:
kuat, berlangsung lama, dan terasa akibatnya secara tiba-tiba frekuensi
sakit. Mekanisme yang pasti tentang impuls saraf ke otot meningkat, yang
kejadian kejang- otot belum menyebabkan terjadinya kejang otot
diketahui (Giriwijoyo, 2010). (Giriwijoyo, 2010). Kram atau
Kram ialah suatu kontraksi kejang otot dapat terjadi karena
otot yang berlangsung lama dan keletihan, dapat pula karena dingin
tidak dipengaruhi kemauna ( Giam., atau karena panas( Junaidi, 2011).
The, 1993). Otot yang mengalami 4.2. Pegal Otot Sesudah Latihan
kram akan memendek, keras dan Atau DOM (Delayed Onset
nyeri hal ini dapat diakibatkan Muscle Sorenes)
kontusio atau strain dari otot. Otot – Rasa sakit atau nyeri, ngilu
otot yang sering terkena : yang terjadi dan kita rasakan pada
otot-otot tubuh sesudah berolahraga

6
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

merupakan suatu keadaan yang gejala ini disebut delayed onset


sering dikeluhkan oleh masyarakat muscle soreness (Ulvie,. dkk, 2011).
yang baru memulaia aktivitas Berlari selama 30 menit
olahraga. Ataupun oleh orang yang menghasilkan DOMS ( delayed onset
sudah sering berolahraga namun muscle soreness ) setelah latihan,
takaran dan pembebanan yang meningkatnya kadar serum
dilakuakna pada saat aktivitas mioglobin dan enzim ck pada otot
olahragaberlebih. tertentu, penanda umum dari cedera
Melakukan aktivitas fisik otot (Setiawan, 2011).
yang berlebih dapat menyebabkan Delayed onset muscle
terjadinya cedera, kerusakan otot soreness adalah suatu rasa sakit
atau jaringan ikat pada otot. Apabila atau nyeri pada otot yang dirasakan
otot mengalami kerusakan jaringan 24-48 jam setelah melakukan
maka secara otomatis tubuh akan aktivitas fisik atau olahraga.
merespon dengan memperbaiki Gejala khas saat DOMS
kerusakan. Kerusakan jaringan yaitu nyeri, bengkak, kaku dan
menimbulkan rasa nyeri pada otot. kehilangan kekuatan otot. Reaksi
Teori mengenai rasa sakit inflamasi merupakan mekanisme
yang datangnya perlahan di yang mendasari timbulnya gejala-
antaranya: gejala tersebut. Saat berolahraga
1. Adanya kerusakan serabut otot. terjadi kerusakan pada sarkomer
2. Adanya senyawa yang (unit fungsional otot rangka) yang
merangsang sakit beredar. menyebabkan mikrotrauma dan
3. Adanya kerusakan dari selanjutnya berkembang menjadi
jaringaikat, tendon dan ligament reaksi inflamasi. Berbagai mediator
(Soekaeman, 1987). seperti prostaglandin E2 (PGE2) dan
Lelah dan nyeri otot leukotrien dilepaskan selama reaksi
merupakan hal yang dapat kita inflamasi berlangsung PGE2
rasakan setelah atau selama mensensitasi nosiseptor tipe III dan
berolahraga. Ada kalanya lelah dan IV yang menimbulkan sensasi
nyeri otot tersebut muncul esok atau nyeri. Leukotrin meningkatkan
dua hari setelahnya yang kita kenal permeabilitas vaskuler dan member
sebagai fenomena DOMS (delayed sinyal kepada neutrofil untuk
onset muscle soreness) atau muscle bermigrasi ke lokasi radang.
fever. Rasa nyeri mencapai Kebocoran protein intraseluler dan
puncaknya dalam waktu 24- 48 jam perpindahan cairan dalam
dan hilang dalam 5-7 hari pembuluh darah karena peningkatan
(Harlinda, 2014). permeabilitas vaskuler
DOMS tergolong respon mengakibatkan pembengkakan
fisiologis tubuh terhadap aktivitas (Harlinda, 2014).
fisik. Latihan fisik yang dilakukan Penyebab terjadinya
secara berlebih, tidak sesuia delayed onset muscle soreness terjadi
takarannya dan pada orang yang setelah adanya latihan eksentrik dan
tidak terlatih dapat menyebabkan konsentrik yang berat atau intens
nyeri otot , sendi nyeri digerakan, yang menimbulkan adanya kondisi
kerusakan yang nyata pada jaringan

7
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

otot, peradangan,dan diikuti oleh timbulnya nyeri pada jaringan otot


pengeluaran enzim. Kerusakan ini dan arteri. Kapiler darah serta
akan menyebabkan adanya tendon CK (creatin kinase)
peningkatan terjadinya tegangan merupakan salah satu indikator
yang mengakibatkan menurunya terjadinya permeabilitas enzim pada
aktif motor unit selama kontraksi membrane yang terjadi pada otot
eksentrik. Terjadinya kerusakan skeletal dan otot jantung (Cheung,
bagian struktur sel otot terutama dkk., 2003).
pada tipe otot II (Fast twitch) Untuk lebih memperjelas
menjadi lebih kecil dan melemahnya terjadinya DOMS maka dapat dilihat
pada Zline. Rangsangan nyeri dalam gambar bagan sebagai
kemudian akan mengsktifasi berikut:

Kerusakan otot pada 2. Pemanasan.


latihan fisik atau berolahraga ini 3. Peningkatan beban yang teratur
disebabkan oleh trauma mekanik (Soekaeman, 1987).
dari otot pada saat otot Maka untuk mengatasi
berkontraksi baik memanjang pegal otot, dapat dilakukan dengan
maupun memendek. Oleh karena itu cara melakukan gerakan ringan(
bila ada rasa sakit di otot jangan senam) yang merupakan istirahat
berlatih dulu. Timbulnya rasa sakit aktif dengan tujuan meningkatkan
karena kerusakan jaringan ikat mekanisme pompa vena, atau dengan
dapat di atasi dengan : cara mengistirahatkan otot yang
1. Latihan regangan. mengalami pegal otot sambil

8
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

dilakukan massage (Giriwijoyo, Pengembangan teknik


2010). recovery pada dasarnya bertujuan
Timbulnya rasa sakit atau untuk meningkatkan adaptasi atlet
nyeri akhirnya dianggap sebagai terhadap stress fisik maupun mental
akibat dari microtrauma kerusakan baik pada fase kompetisi maupun
mekanis pada sel-sel jaringan otot. latihan Murray, 2007. Rajan, dkk,
Yang didipinisikan sebagai DOMS 2011. Dalam Alim, dkk, 2012.
(delayed onset muscle soreness ) Loading – recovery
5. Fungsi Recovery Dalam merupakan titik kunci dari proses
Olahraga. latihan. Selain istirahat murni dengan
Ketika kita melakukan pemuliahan pasif, beberapa strategi
program latihan fisik yang berat, dan metode telah diusulkan bagi
hal yang perlu diperhatikan selain olahragawan untuk meningkatkan
trus menerus menggenjot latihan pemulihan fungsi otot setelah latihan
fisik adalah fase recovery (istirahat) maupun kompetisi (Hartono, 2012).
bagi atlet. Hal yang kadang tidak Optimalisasi masa
diketahui adalah pendapat bahwa recovery sejalan dengan kajian
dengan terus menerus menggenjot teoritik yang menyatakan bahwa
fisik tanpa memperhitungkan pengkondisian fisiologis atlet tidak
istirahat dengan tujuan untuk hanya dilakukan pada masa latihan
mendapat kualitas fisik yang tinggi tapi juga pada masa recovery latihan,
adalah hal yang salah besar. Tubuh masa pertandingan, dan masa
manusia itu memiliki batas recovery antara pertandingan.
kemampuan maksimal dan Optimalisasi teknik recovery penting
membutuhkan waktu untuk untuk dilakukan mengingat kualitas
beristirahat, selain untuk recovery yang baik dapat
mengembalikan kekuatan otot, juga menurunkan kelelahan baik secara
untuk meregenerasi otot-otot yang obyektif indeks kelelahan ) maupun
telah dirusak selama latihan, subyektif (rating of perceived
sehingga terbentuk otot baru yang exertion), meningkatkan adaptasi
memiliki kualitas yang lebih bagus fisiologis tubuh terhadap latihan fisik
dari sebelumnya. serta mengurangi resiko cedera
Berlatih merupakan depont, dkk.,2004 dalam (Hartono,
kewajiban bagi seorang, setidaknya 2012).
dua kali sehari. Runinitas ini Pada akhirnya, tantangan
berdampak kepada atlet baik kurang optimalnya masa recovery
fisiologis maupun psiologis. Disini pada saat pertandingan harus
dituntut suatu pengaturan dijawab dengan menemukan
keseimbangan antara latihan , gaya formulasi strategi recovery yang
hidup dan istirahat dari seorang atlet. paling optimal.
Faktor pemulihan sangat penting Pelatihan yang efektiv
terhadap keberhasilan atlet. Karena memerlukan penanganan yang terus
pemulihan berkaitan dengan menerus, makna yang permanaen
pembentukan cadangan energi dan dari recovery. Recovery
kesegaran otot untuk mengadapi mempercepat proses. Recovery
suatu pertandingan. setelah latihan dan pertandingan

9
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

untuk mempertahankan kondisi fisik melalui metabolism energi yang akan


dan psikologis dalam status tertinggi. melibatkan beberapa reaksi kimia
Maka recovery harus mengikuti yang kompleks. Pengunaan
kaidah – kaidah sebagai berikut : simpanan-simpanan energi tersebut
1. Pertukaran yang rasional antara beserta jalur metabolism energi yang
kerja dengan fase regenerasi. akan digunakan menghasilkan
2. Kesempatan untuk molekul ATP ini juga akan
mengilangakan tekanan social. bergantung terhadap jenis aktivitas
3. Membuat suasana tim yang serta intensitas yang dilakukan saat
menyenangkan tentang. Percaya berolahraga (Irawan, 2007).
, dan pemain yang penuh ATP merupakan satu-
optimistic. satunya sumber energi yang
4. Diet yang rasional dan bervariasi digunakan secara langsung untuk
sesuia dengan cabang olahraga aktivitas kontraksi otot. Di jaringan
dan fase latihan. otot, ATP yang tersedia untuk dapat
5. Istirahat aktif dalam suasana segera digunakan terbatas dan ATP
yang menyenangkan aktivitas tidak dapat disimpan. Oleh karena itu
social yang ringan. ATP harus terus menerus diproduksi
6. Pemantauan yang terus menerus (Ervana, 2010).
terhadap kondisi kesehatan atlet. Penyedian energi dalam
Proses recovery adalah tubuh bergantung pada sistem
proses multidimensi yang metabolisme yang terjadi di dalam
tergantung pada factor intrinsic dan sel otot. Dan energi sebagai
ekstrinsik. Dalam latihan atau masa penunjang utama untuk bergerak
pertandingan factor pemulihan dihasilkan lewat proses
memegang peranan yang sanagat metabolisme yang terjadi di otot
penting. Dalam hal pengisian atau Sistem energi tubuh sangat penting
pemulihan energi memerlukan untuk diketahui , agar kita dapat
waktu. Pemulihan atau recovery mengerti batasan- batasan aktivitas
adalah mengembalikan kondisi fisik. Ada tiga macam energi tubuh:
tubuh untuk siap untuk melakukan (1) sistem phosphagen atau ATP –
suatu aktivitas berikutnya. Phosphocreatin, (2) sistem glikogen
Pemulihan dapat dibagi menjadi tiga asam laktat atau sistem glikolisis dan
yang terdiri dari : (3) sistem aerobik atau sistem
1. Pemulihan cadangan energi oksidatif (fosforilasi oksidatif).
Pemulihan cadangan Sistem phosphagen dan sistem
energi dalam tubuh dapat dilakukan glikogen asam laktat dapat berjalan
dengan adanya fase pemulihan maka dengan tanpa adanya oksigen, karena
sistem energi dapat melakukan itu dikatakan juga sebagai
pengisian cadangan energi dengan metabolism anaerobik atau sistem
proses metabolisme. untuk bergerak anaerobik (Rismayanthi, 2013).
ini tersedia melalui simpanan energi Zat adenosine trifosfat
yang terdapat di dalam tubuh yaitu (ATP) memainkan peranan kunci
simpanan phosphocreatine dalam membuat energi. ATP
(PCr),karbohidrat,lemak dan protein, merupakan senyawa kimia labil
molekul ATP ini akan dihasilkan yang terdapat di dalam semua sel

10
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

(Guyton, 2013). Struktur ATP terdiri melakukan apapun. Pengaruh


dari tiga bagian utama: (a) adenine, pemulihan pasif. Terhadap otot
(b) ribose, (c) tiga buah phosphat, (kelelahan otot) agar dapat pulih
yang ketiganya berikatan bersama- kembali seperti semula. Prinsip dari
sama. Pembentukan ATP terjadi pemulihan pasif hampir sama dengan
dengan mengkombinasikan pemulihan aktif. Mengembalikan
adenosine diphospha (ADP) dan lagi kondisi fisik semula (Setiawan,
phosphate inorganic (Pi). Reaksi ini 2011). Tidur adalah teknik utama
membutuhkan sejumlah dalam pemulihan pasif, tidur
energi(Rismayanthi, 2013) memiliki peranan sentral dalam
2. Recovery aktif. membantu pemulihan atlet (Bompa,
Recovery aktif adalah 2009).
latihan dengan intensitas rendah atau 4. Teknik teknik recovery .
ringan . pemulihan aktif ( recovery) Ada berapa cara atau
mengacu pada pemulihan dari latihan macam teknik recovery yang dapat
menggunakan intensitas kegiatan dilaksanakan dilapangan pada atlet
rendah dengan tujuan untuk untuk membantu proses pemulihan
pemulihan. Pemulihan aktif dengan teknik Recovery
membantu membersihkan otot-otot Physiotherapeutic diantaranya
dari asam laktat yang menyebabkan adalah sebagai berikut :
rasa sakit dan kelelahan. Dapat 4.1. Massege
dilakukan dengan aktivitas jogging. Adalah manifulasi
Pemulihan aktif dapat sistematis dari jaringan tubuh yang
membantu : lembut dan memberikan kemudahan
a. Rasa nyeri otot dapat hilang lebih dalam menghilangkan racun sisa
cepat. proses metabolisme dan sampah
b. Membantu otot memperbaiki yang tersisa akibat kerusakan
jaringan yang rusak. jaringan. Bisa dilakukan 15 – 20
c. Meningkatkan pemulihan menit sebelum latihan, setelah
psikologis / mental. pemanasan umum 8 – 10 menit
d. Meningkatkan relaksasi mental setelah mandi seusai latihan dan 20 –
dan fisik (Setiawan, 2011). 30 menit atau lebih setelah mandi air
Pemulihan aktif atau panas atau sauna.
penurunan panas dengan latihan 4.2. Heat atau thertherapy.
ringan lebih efisien dalam Sauna memberikan efek
menambah pemulihan setelah latihan pada sistem saraf dan endoktrin serta
(Bompa, 2009). member pengaruh pada organ dan
3. Recovery Pasif. jaringan otot local. Pemanasan
Recovery pasif yaitu langsung mandi air panas atau steam
latihan yang tidak melibatkan bath pada suhu 36 derajat celcius
aktifitas atau dilakukan duduk diam selama 8 – 10 menit akan
atau aktifitas istirahat total. Jadi menyebabkan otot lebih rilek.
recovery pasif yaitu suatu aktivitas 4.3. Cold atau cryotherapy.
fisik tanpa adanya aktifitas fisik, Adalah teknik di mana
yaitu diam, istirahat total (duduk, peredaman air dingin atau mandi es
terlentang atau tidur). Atau tidak

11
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

digunakan untuk mengobati trauma DAFTAR PUSTAKA


akut dan teknik pemulihan . Adiputra.I. S. H., 2013. Ergo
Psikofisiologi
6. SIMPULAN DAN SARAN Menurunkan Respon
6.1. Simpulan Fisiologis Meningkatkan
Kelelahan terjadi pada Kesigapan kemampuan
setiap orang yang melakukan kerja dan work
aktivitas olahraga dengan intensitas Engagement Karyawan
tinggi. Kelelahan tidak bisa diatasi Bagian Akuntansi Hotel
hanya dengan istirahat, sebab Bali Hyatt di Denpasar(
kelelahan bisa terjadi karena sistem disertasi). Denpasar:
metabolisme energi. Dalam Universitas Udayana.
penyedian energi saat beraktivitas Afriwardi, 2008. Pengaruh
olahraga yang kurang sempurna. Pemuliahan Aktif Dan
Kelelahan dapat dibagi Pemulihan Pasif Terhadap
dalam dua tipe, yaitu lelah mental Lamanya Perubahan
dan lelah fisik. Lelah mental Kadar laktat Darah Pada
biasanya disebabkan karena kerja Mahasiswa fakulatas
mental sedangakan lelah fisik karena Kedokteran Universitas
pekerjaan otot. Andalas. Majalah
Kelelahan bisa berdampak Kedokteran Andalas. Vol.
patal bagi atlet fatal. Baik terhadap 32. No. 2
perkembagan prestasi ataupun Alim, Arovah, Indra, Rismayanthi.
kualitas fisik atlet. kelelahan yang 2011. Penerapan teknik
kronis, membutuhkan waktu yang Recovery Terintegrasi
sangat lama untuk terapi pemulihan untuk Peningkatan
bagi atlet. Stabilitas Performa Fisik
6.2. Saran Mental dan Teknik atlet
Pemulihan sangat penting Tenis. Jurnal IPTEK
setelah melaksanakan program Olahraga. Vol.14. No. 2.
latihan atau pertandingan. Pemulihan Bompa, T. O., Harf, G.G. 2009.
(recovery) adalah mengembalikan Periodization Theory and
kondisi tubuh sebelum pertandingan, Methodology of Training.
pemahaman ini sangat penting bagi Fifh Edition. United stste
atlet dan pelatih dalam melakukan of America: Human
program pelatihan . untuk kinetics.
mendapatkan hasil atau prestasi yang Ervana, A. 2010. Efektivitas
terbaik Pemberian ATP dari Luar
Pentingnya penyusunan Terhadap Pemulihan
program latihan dan istirahat yang Kelelahan Otot
seimbang bagi seorang atlet. Gastrocnemius Rana SP,
Pemulihan juga harus menjadi Bogor : FKH IPB.
bagian dari program latihan. Program Giam,C.K., The. 1993. Ilmu
recovery dapat dilakuk dengan Kedokteran Olahraga.
recovery aktif atau recovery pasif. Jakarta: Binarupa Aksara.

12
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 1 : Hal. 2 – 13, Juni 2015

Giriwijoyo, Sidik, 2010. Ilmu Faal Sarifin , 2010. Kontraksi otot dan
Olahraga. Fungsi tubuh Kelelahan. Jurnal Ilara.
Manusia pada Olahraga Vol. I. No. 2.
untuk Kesehatan dan Sayono, 2011. Biokimia Otot.
Prestasi. Bandung: FPOK Yogyakarta: Nuha
UPI. Medika.
Guyton, 2013. Fisiologi Manusia Setiawan , 2011. Pengaruh recovery
Dan Mekanisme Penyakit. aktif dan recovery pasif
Jakarta: EGC. terhadap Penurunan
Harlinda, 2014. Delayed onset Kadar CK pada cabag
Muscle Soreness. Jakarta : Atletik Nomor Lari jarak
LPP FKUI. Jauh DKI. Jakarta: UNJ.
Harsono, 1988. Coaching Dan Soekarman, 1987. Dasar Olahraga
Aspek- Aspek Psikologis Jakarta : Inti Idayu Press.
Dalam Coaching. Jakarta: Wiarto, G. 2013. Fisiologi Dan
Depertemen P Dan K. Olahraga. Yogyakarta :
Hartono, Widiyanto, Suprijanto. Graha Ilmu
2012. Perubahan Kadar Widiyanto, 2007. Latihan Fisik dan
Asam Laktat Darah dan Laktat. Jurnal Midikora
Performa Anaerobik FIK UNY.
Setelah recovery Oksigen
hiperbarik dan Recovery
Aktif. Jurnal IPTEK
Olahraga. Vol. 14. No. 2.
Hernawati, 2013. Produksi Asam
Laktat Pada Exercise
Aerobik Dan Anaerobik.
Bandung : FPMIPA UPI.
Irawan, A. 2007. Metabolisme
Energi Tubuh dan
Olahraga.Sports scinence
Brif. Vol 02. No 07.
Junaidi, 2011. Pedoman pertolongan
pertama yang harus
dilakukan saat gawat dan
darurat medis.
Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Kusnanik, N.W., Nasution,J.,
Hartono, S. 2011. Dasar –
Dasar Fisiologi Olahraga .
Surabaya : Unesa
Universty Press.
Rismayanthi, 2013. Bahan Ajar
Biokimia. FIK Universitas
Negeri Yogjakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai