Disaster Nursing
Simulation
Facilitator Manual Hand Book
“Rapid Respons on Disaster Acute Phase”
Bencana merupakan kejadian yang tak pernah diharapkan oleh siapapun dibelahan
dunia ini. Namun kondisi alam yang semakin rapuh akibat perbuatan manusia malah sering
menimbulkan bencana yang datangnya jarang bisa diprediksi. Masih segar dalam ingatan kita
kejadian longsor di Ponorogo awal tahun 2017, disusul kejadian yang saat ini masih berada
dalam fase Recovery, Banjir dan Longsor di Pacitan karena pengaruh Angin Siklon Cempaka
di Area Laut Selatan Pulau Jawa. Banyaknya korban jiwa maupun materil memberikan
indikasi bahwa kesiagaan masyarakat terhadap bencana masih kurang.
Tingkat kesadaran siaga bencana masyarakat perlu mendapat perhatian khusus agar
tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk saat terjadi bencana. Masyarakat harus diupayakan
secara mandiri agar saat bencana terjadi dapat mengevakuasi diri dengan cepat dan tepat.
Selain itu kemampuan dan kesiapsiagaan dari petugas penolong juga dapat mempengaruhi
tingkat keselamatan masyarakat. Sesuai dengan program BNPB tentang Ketangguhan
Masyarakat dalam menghadapi bencana, perlu dilakukan peningkatan kapasitas suatu daerah
dan relawan, salah satunya adalah kluster kesehatan.
Petugas Kesehatan merupakan salah satu profesi yang dituntut kesigapannya dalam
bekerjasama dengan instansi terkait sebelum dan saat terjadinya bencana. Kecekatan dan
ketepatan dalam memberi pertolongan menjadi standar utama dalam situasi bencana. Namun
pada sisi lain sulitnya medan bencana, transportasi yang minim serta ketidakpastian cuaca
sering kali menjadi hambatan di wilayah Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut
petugas kesehatan perlu menerapkan tekhnik pertolongan yang lebih baik, dan mempunyai
wawasan luas tentang Disaster Management.
Penulis
Tujuan dan Target Kompetensi
A. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang Disaster Nursing
terutama peran perawat dalam fase akut bencana.
2. Meningkatkan kemampuan rapid treatment and transportation secara umum.
3. Meningkatkan keterampilan tentang pengobatan Medis dasar, Manajemen
psikologi dalam bencana dan Keperawatan Bencana.
4. Update keilmuan tentang Disaster Nursing.
5. Terbentuknya lulusan tanggap bencana sesuai dengan kurikulum institusi.
B. Target Kompetensi
1. Setelah mengikuti kegiatan workshop diharapkan peserta mampu menjelaskan
Manajemen Bencana secara umum dengan baik dan benar.
2. Setelah mengikuti kegiatan workshop diharapkan peserta mampu menjelaskan
alur kerja dalam manajemen bencana.
3. Setelah mengikuti kegiatan workshop diharapkan peserta mampu melakukan
peran sebagai relawan kluster kesehatan dalam bencana.
Skenario Simulasi Bencana Gempa Bumi Berpotensi Tsunami
Pada hari Rabu 10 Januari 2018, terjadi Gempa Bumi dengan kekuatan 7,4 SR di pesisir
selatan Desa Konoha. BPBD setempat memberikan peringatan dini potensi terjadinya gempa
susulan. Sementara itu dampak dari gempa bumi adalah rusaknya rumah penduduk di sekitar
pantai Kohaku. Kepala desa telah melaporkan kejadian ini kepada kepolisian setempat dan
informasi segera dilanjutkan ke BPBD Kab. Konoha. BPBD Konoha segera berkoordinasi
dengan semua pihak terkait. Sementara itu telah diberangkatkan Tim Pengkajian cepat dan
Tim Evakuasi yang terdiri dari SAR dan Medis.
Berdasarkan hasil pengkajian Tim Reaksi Cepat, ditemukan 10 korban luka-luka, dan 10
lainnya masih histeris dan tertimbun didalam rumah.
A. Korban Luka-luka
1. Laki-laki Dewasa, mengalami Open Fraktur Femur Sinistra karena tertindih
tembok. Frekuensi napas 28 x/menit, CRT 3 detik, kesadaran menurun.
Didapatkan luka lecet dilengan dan kaki kiri.
3. Ibu Hamil (+/- 34 tahun), mengalami perdarahan pervaginam, kaki kanan tertimpa
lemari dan tidak dapat keluar dari rumah saat terjadi gempa. Setelah proses
evakuasi oleh Tim SAR, diamankan di luar rumahnya. Frekuensi napas 26
x/menit, CRT 3 detik, kesadaran menurun.
4. Perempuan Lansia, terlihat lemas dan sesak napas. Frekuensi napas 28 x/menit,
CRT 2 detik, kesadaran menurun. Terjebak dalam rumah dan telah dievakuasi
oleh Tim SAR.
5. Laki-laki Dewasa, mengalami Closed Fraktur Cruris Dextra dan Ibu jari putus
karena terjepit atap rumah saat kejadian. Telah dievakuasi oleh Tim SAR.
Frekuensi napas 26 x/menit, CRT 2 detik, sadar. Terdapat luka lecet disekitar kaki
kiri dan wajah.
8. Laki-laki Dewasa, ditemukan dalam keadaan tidak sadar oleh Tim SAR di dalam
rumah. Frekuensi napas 28 x/menit, CRT 3 detik, tidak sadar. Didapatkan luka
memar di perut sebelah kanan atas.
10. Laki-laki Dewasa, mengalami Open Fraktur Radius Dextra. Ditemukan dalam
kondisi tertimpa Lemari. Pernapasan 26 x/menit, CRT 2 detik, dalam kondisi
sadar namun lemah. Terdapat luka lecet disekitar tangan dan kaki kiri.
B. Korban Histeris
Adapun korban histeris terdiri dari 8 perempuan dan 2 anak-anak.
Lembar Observasi Perkasus
(Bagi Observer)
Kasus 1
Laki-laki Dewasa, mengalami Open Fraktur Femur Sinistra karena tertindih tembok.
Frekuensi napas 28 x/menit, CRT 3 detik, kesadaran menurun. Didapatkan luka lecet
dilengan dan kaki kiri.
Laki-laki Lansia, Mengalami sesak napas setelah dadanya tertindih lemari. Frekuensi
napas 34 x/menit, CRT 3 detik, tidak sadar. Pergerakan dada kiri tertinggal, terdapat
flail chest. Didampingi cucunya yang masih SD yang menangis dan histeris tidak mau
dipisahkan dari kakeknya.
Ibu Hamil (+/- 34 tahun), mengalami perdarahan pervaginam, kaki kanan tertimpa
lemari dan tidak dapat keluar dari rumah saat terjadi gempa. Setelah proses evakuasi
oleh Tim SAR, diamankan di luar rumahnya. Frekuensi napas 26 x/menit, CRT 3 detik,
kesadaran menurun.
Perempuan Lansia, terlihat lemas dan sesak napas. Frekuensi napas 28 x/menit, CRT 2
detik, kesadaran menurun. Terjebak dalam rumah dan telah dievakuasi oleh Tim SAR.
Laki-laki Dewasa, mengalami Closed Fraktur Cruris Dextra dan Ibu jari putus karena
terjepit atap rumah saat kejadian. Telah dievakuasi oleh Tim SAR. Frekuensi napas 26
x/menit, CRT 2 detik, sadar. Terdapat luka lecet disekitar kaki kiri dan wajah.
Laki-laki Dewasa, ditemukan dalam keadaan tidak sadar oleh Tim SAR di dalam
rumah. Frekuensi napas 28 x/menit, CRT 3 detik, tidak sadar. Didapatkan luka memar
di perut sebelah kanan atas.
Laki-laki Dewasa, mengalami Open Fraktur Radius Dextra. Ditemukan dalam kondisi
tertimpa Lemari. Pernapasan 26 x/menit, CRT 2 detik, dalam kondisi sadar namun
lemah. Terdapat luka lecet disekitar tangan dan kaki kiri.
RS Shelter
(Pengungsian)
Lapangan
A B C D E
HOT ZONE
DAFTAR PUSTAKA
Wilson, William C. Et all. 2016.Trauma Critical Care Volume 2. Informa Health Care:
London