Acute Coronary Syndrom merupakan Syndrom klinis yang terdiri dari ST Segmen
Elevation myocardial Infarction ( STEMI ) dan Non ST Segmen Elevation Acute
Coronary Syndrome ( NSTE- ACS ) serta Unstable Angina Pectoris ( UAP ).
B. PATOFISIOLOGI ACS
Mekanisme utama ACS adalah proses Thrombosis akut akibat rupturnya plak
Aterosklerosis, yang menyebabkan sumbatan mendadak aliran darah Coroner.
Jika sumbatan menyebabkan Oklusi Total Arteri Coroner ( sumbatan 100% ), maka
pasien mengalami STEMI. Pada STEMI akan dijumpai gambaran EKG 12 lead berupa
Elevasi Segmen ST di dua atau lebih sandapan yang menghadap arah jantung.
Jika sumbatannya Non Oklusi ( tidak 100% ), maka disebut dengan NSTE-ACS, pada
rekaman EKG 12 Lead tidak ditemukan Segment ST Elevasi.
Oksigenasi NRM 10 L/ menit target SPO2 ≥ 95% pada kasus Trauma, pada
kasus Cardiac Nasal Kanul 4 L/menit Bila SPO2 < 94 %.
Dokumen Hukum Praktik Perawat terdiri dari Surat Tanda Registrasi ( STR ),
Surat Izin Praktik Perawat ( SIPP ), Sertifikat Keahlian.
Perawat adalah tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam upaya kesehatan.
Kewenangan perawat menyelenggarakan praktik sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan dan peningkatan derajat kesehatan diatur dalam peraturan perundang-
undangan ( Kesehatan, RS, Keperawatan ) dan PMK. Pelayanan keperawatan
Gawat Darurat dan Bencana tercantum dalam aspek etis ( kode etik keperawatan )
dan aspek hukum dan disiplin ( peraturan Perundangan).
1. Frostnip
Bentuk paling ringan trauma dingin, ditandai dengan nyeri, pucat, dan
kesemutan pada area yang terkena.
2. Frosbite
Pembekuan jaringan yang diakibatkan oleh pembentukan kristal esintraseluler
dan bendungan mikrovaskuler sehingga terjadi anoksia jaringan.
3. Non Freezing Injury
Udara basah/dingin secara terus menerus yang suhunya masih di atas titik
beku, yaitu antara 1,6 °C sampai 10°C ( 35°F sampai 50°F ).
Penanganan
1. Lepaskan baju yang basah, ganti dengan menggunakan selimut hangat.
2. Berikan minum hangat jika pasien bisa minum.
3. Rendam bagian tubuh yang cidera di dalam air hangat 40°C ( 104 °F ) yang
berputar sampai warna kulit menjadi merah dan perfusinya kembali normal
( biasanya 20-30 menit).
4. Hindari penggunaan udara kering yang panas.
5. Jangan digosok atau di urut.
6. Berikan analgetik karena tindakan pemanasan dapat menimbulkan nyeri hebat
7. Pasang monitor jantung.
Kedalaman Luka Bakar superficial Thickness, Deep Partial Thickness, Full
Thickness
Penatalaksanaan Luka Bakar
1. Stop burning process.
2. Bebaskan jalan nafas ( Identifikasi tanda-tanda cidera inhalaasi).
3. Stabilisasi pernafasan.
4. Resusitasi Cairan.
5. Lakukan perawatan luka.
Perawatan Luka
1. Tutup luka dengan kassa bersih ( << nyeri).
2. Jangan pecahkan vesikel/bula.
3. Antibiotik topikal tidak bermanfaat
4. Jangan kompres dengan air dingin.
XV. TRAUMATHORAKS
Trauma thorax merupakan cedera yang terjadi pada dinding maupun dalam
thorax, keadaan patologis yang menyebabkan kegawatan pada trauma thoraks
adalah hipoksia, hipovolemia, kegagalan miokard. Jenis trauma thoraks ada
1. Fraktur kosta
2. Flail Chest
3. Fraktur Sternum
4. Tension Pneumothorax
5. Open Pneumothorax
6. Hemathorax
7. Tamponade jantung.
XVI. SPGDT
SPGDT (sehari-hari) adalahrangkaian upaya pelayanan gawat darurat