Anda di halaman 1dari 6

RESUME

Perspektif keperawatan gawat darurat Harian dan bencana Dan Konsep


pengkajian gawat darurat airway dan breating

Oleh :
M. Asow Ariansyah
1741111035
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
Perspektif keperawatan gawat darurat

1. Pengertian KGD
o Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat
yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.
2. Proses KGD
o Pengkajian
o Perencanaan
o Pelaksanaan
o Evaluasi
o Dokumentasi

PPGD Pertolongan Penderita Gawat Darurat Suatu pertolongan yang cepat dan tepat
untuk mencegah kematian maupun kecatatan. Berasal dari istilah : Critical ill Patient
Emergency Patient

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (Spgdt)

SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri
dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit.
Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and limb
saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas
medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi.
Konsep dan prinsip gawat darurat
Prinsip-Prinsip Penanggulangan Korban Gawat Darurat
Prinsip utama adalah memberikan pertolongan pertama pada korban. Pertolongan pertama
adalah pertolongan yang diberikan saat kejadian atau bencana terjadi ditempat kejadian.
Tujuan pertolongan pertama :
1. Menyelamatkan kehidupan
2. Mencegah kesakitan makin parah
3. Meningkatkan pemulihan
Tindakan prioritas penolong :
1. Ambil alih situasi
2. Minta bantuan pada orang sekitar
3. Kaji bahaya lingkungan
4. Yakinkan area aman bagi penolong dan korban
5. Kaji korban secara cepat untuk masalah yang mengancam kehidupan
6. Berikan pertolongan pertama untuk kondisi yang mengancam kehidupan
7. Kirim seseorang untu memanggil polisi dan ambulan
Konsep pengkajian gawat darurat airway dan Breathing
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada kasus kegawatdaruratan selalu diawali
dengan melakukan pengkajian. Pengkajian kegawatdaruratan pada umumnya
menggunakan pendekatan A-B-C (Airway= JALAN NAFAS,
Breathing=PERNAFASAN dan Circulation = SIRKULASI). Perlu diingat sebelum
melakukanpengkajian Anda harus memperhatikan proteksi diri (keamanan dan
keselamatan diri) dan keadaan lingkungan sekitar.
1. Pengkajian Airway (Jalan Nafas)
Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten (longgar) atau
mengalami obstruksi total atau partialsambil mempertahankan tulang servikal.
Sebaiknya ada teman Anda (perawat) membantu untuk mempertahankan tulang
servikal. Pada kasus non trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala headtilt
dan chin lift Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen Bencana 4
(hiperekstensi)sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada harus terkontrol atau
mempertahankan tulang servikal posisi kepala. Pengkajian pada jalan nafas dengan
cara membuka mulut korban dan lihat: Apakah ada vokalisasi, muncul suara ngorok;
Apakah ada secret, darah, muntahan; Apakah ada benda asing sepertigigi yang patah;
Apakah ada bunyi stridor (obstruksi dari lidah). Apabila ditemukan jalan nafas tidak
efektif maka lakukan tindakan untuk membebaskan jalan nafas.
2. Pengkajian Breathing (Pernafasan)
Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan setelah penilaian jalan nafas. Pengkajian
pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi. Bila diperlukan auskultasi dan
perkusi. Inspeksidada korban: Jumlah, ritme dan tipepernafasan; Kesimetrisan
pengembangan dada; Jejas/kerusakan kulit; Retraksi intercostalis. Palpasi dada
korban: Adakah nyeri tekan; Adakah penurunan ekspansi paru. Auskultasi:
Bagaimanakah bunyi nafas (normal atau vesikuler menurun); Adakah suara nafas
tambahan seperti ronchi, wheezing, pleural friksionrub. Perkusi, dilakukan di daerah
thorak dengan hati hati, beberapa hasil yang akan diperoleh adalah sebagai berikut:
Sonor (normal); Hipersonor atau timpani bila ada udara di thorak; Pekak atau dullnes
bila ada konsolidasi atau cairan.
3. Pengkajian Circulation (Sirkulasi)
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan jantung dan
pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi
meliputi: Tekanan darah; Jumlah nadi; Keadaan akral: dingin atau hangat; Sianosis;
Bendungan vena jugularis.
Airway manual
(airway) manual
Pada penderita, yg kesadarannya menurun, lidah mengalami prolaksus kebelakang dan
dapat menyebabkan tertutupnya orofaring, mekanisme untuk mengatasinya yaitu dengan
menggunakan alat yaitu dengan menggunakan head thilt chin lift dan jaw thrust. Dan
dengan menggunakan alat yaitu pipa oro pharingeal airway dan naso pharingeal airway.
Buka jalan nafas dengan manuver head thilt chin lift bila tidak ada trauma kepala atau
leher. Bila dicurigai adanya trauma sservikal buka jalan nafas dengan manuver jaw thrust
tanpa ekstensi kepala.

Airway paringeal
Oro pharingeal airway dimasukkan kedalam mulut dan diletakkan dibelakang lidah. Cara
terbaik adalah dengan menekan lidah memakai tongue-spatel dan memasukkan alat
kearah posterior. Alat tidak boleh mendorong lidah kebelakang karena akan menyumbat
farinks. Cara lain adalah dengan memasukkan alat secara terbalik sampai menyentuh
palatum molle, lalu diputar 180˚ dan diletakan dibelakang lidah. Teknik ini tidak boleh
dipakai pada anak kecil karena mungkin akan mematahkan gigi.

Tindakan pengeluaran Benda Asing


Pertolongan pertama pada anak yang tersedak. Usahakan untuk mengeluarkan benda
asing tersebut. Tatalaksana bergantung pada umur anak (lihat bagan 3-1 dan bagan 3-2)
Bayi:

1. Letakkan bayi tengkurap pada lengan atau paha dengan posisi kepala lebih rendah.
2. Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian
belakang bayi (interskapula). Tindakan ini disebut Back blows.
3. Bila obstruksi masih tetap, balikkan bayi menjadi terlentang dan berikan 5 pijatan dada
dengan menggunakan 2 jari, satu jari di bawah garis yang menghubungkan kedua
papila mamae (sama seperti melakukan pijat jantung). Tindakan ini disebut Chest
thrusts.
4. Bila obstruksi masih tetap, evaluasi mulut bayi apakah ada bahan obstruksi yang bisa
dikeluarkan.
5. Bila diperlukan, bisa diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian
belakang bayi.

Anak yang berumur di atas 1 tahun:

1. Letakkan anak dengan posisi tengkurap dengan kepala lebih rendah.


2. Berikan 5 pukulan dengan menggunakan tumit dari telapak tangan pada bagian
belakang anak (interskapula).
3. Bila obstruksi masih tetap, berbaliklah ke belakang anak dan lingkarkan kedua lengan
mengelilingi badan anak. Pertemukan kedua tangan dengan salah satu mengepal dan
letakkan pada perut bagian atas (di bawah sternum) anak, kemudian lakukan hentakan
ke arah belakang atas. Lakukan perasat Heimlich tersebut sebanyak 5 kali.
4. Bila obstruksi masih tetap, evaluasi mulut anak apakah ada bahan obstruksi yang bisa
dikeluarkan.
5. Bila diperlukan bisa diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian
belakang anak.
Penanganan lanjut pasien dengan aspirasi benda asing.
Bila dicurigai adanya aspirasi benda asing, rujuk anak ke sarana yang lebih lengkap untuk
penegakan diagnosis dan untuk mengeluarkan benda asing dengan bronkoskopi. Bila
terdapat pneumonia, mulai terapi dengan ampisilin dan gentamisin, sebelum dilakukan
tindakan untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Airway definitif

Pengelolaan jalan nafas definitif :


● Naso tracheal airway
● Oro tracheal airway
● Cricothyroidotomy
● Tracheostomy

Indikasi pemasangan airway definitif


Pemasangan airway definitif didasarkan pada penemuan bukti-bukti klinis sebagai berikut
:
1. Adanya apnea
2. Ketidakmampuan mempertahankan airway yg bebas dengan cara lain
3. Adanya cedera kepala tertutup yg memerlukan bantuan nafas GCS 8
4. Kebutuhan untuk melindungi airway bagian bawah dari aspirasi darah atau vomitus
5. Ancaman segera atau bahaya potensial sumbatan airway, seperti akibat lanjut dari
cedera inhalasi, patah tulang wajah atau kejang-kejang yg berkepanjangan
6. Ketidakmampuan mempertahankan oksigenasi yg adekuat dengan pemberian oksigen
melalui bag valve mask (BVM).

Ada tiga macam airway definitif, yaitu pipa oro tracheal, pipa naso tracheal, dan airway
surgical (Cricothyroidotomy).

Anda mungkin juga menyukai