Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Jaminan Kesehatan
Nasional”. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh berbagai sumber yang
telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin
memberi sran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang “Jaminan Kesehatan
Nasional” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat berguna bagi semuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
………..2
DAFTAR ISI…………….
………………………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………………………………….4
1.2 Dasar
Hukum………………………………………………………………………………
…….6
…………………………6
1.4 Tujuan…………………………………………..
…………………………………………………6
BAB II PEMBAHASAN
…………………8
Komersial………10
Kesehatan…………………………………………11
2.4 Kendali Mutu dan Kendali Biaya Jaminan Kesehatan
Nasional………………………….12
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………
……………17
3.2 Saran…………………..
…………………………………………………………………………18
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………
…………………19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jaminan sosial di bidang kese hatan, diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero)
dan PT Jamsostek (Persero) yang mela yani antara lain pegawai negeri sipil, penerima
pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat miskin dan tidak mampu,
Namun demikian, skema -skema tersebut masih terfragmentasi, ter bagi - bagi.
Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali. Untuk mengatasi hal
itu, pada 2004, dike luarkan Undang- Undang No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi
seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan
Penyelengg ara Jaminan Sosial (BPJS). Undang -Undang No. 24 Tahun 2011 juga
menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri
antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan
Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan
Kesehatan tengah mengupayakan suatu regulasi berupa Peraturan Menteri, yang akan
menjadi payung hukum untuk mengatur antara lain pelayanan kesehatan, pelayanan
Peraturan Menteri juga akan mengatur jenis dan plafon harga alat bantu kesehatan dan
pelayanan obat dan bahan medis habis pakai untuk Peserta Jaminan Kesehatan
Nasional.
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan pada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Dalam operasionalnya,
Januari 2014 nanti, pemerintah perlu segera berbenah, antara lain dengan
indonesia. Selain itu jaminan tersebut akan dikelola langsung oleh Badan
B. Dasar Hukum
(SJSN)
(BPJS)
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
Kesehatan Komersial
BAB II
PEMBAHASAN
kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat
hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Jaminan Kesehatan Nasional pada dasarnya adalah
suatu sistem yang sangat bermanfaat untuk seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan
Undang-Undang No. 40 tahun 2004. JKN ini sifatnya wajib dan harus diikuti oleh seluruh
rakyat Indonesia. Prinsip JKN itu gotong royong. Orang yang sehat memberikan
kontribusi kepada yang sakit, sedangkan yang sakit mendapat manfaat. Sistem yang
diangkat ini merupakan satu sistem sebuah proses dimana kedepan tidak ada lagi masalah
dalam pengobatan
Peserta JKN adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar
oleh pemerintah, contohnya PNS, TNI dan POLRI nantinya otomatis dipotong dari gaji
2% dan dari subsidi pemerintah 3%, total 5% sudah bisa mencover untuk anggota
keluarga hingga dewasa. Bagi pegawai atau karyawan swasta, juga harus membayarkan
dua persen dari gajinya per bulan, sedangkan tiga persen dibayarkan oleh perusahaan per
bulannya. Untuk skema iuran JKN bagi profesi yang penghasilannya tidak tetap, masih
harus didiskusikan caranya. Sedangkan bagi warga miskin dan tidak mampu yang
termasuk suami atau istrinya, juga tiga anaknya. Ini merupakan pelayanan kesehatan yang
bagus sebab biaya ke rumah sakit itu sangat mahal, tidak semua orang mampu membayar
biaya rumah sakit. Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang
Iuran JKN ini akan dibayarkan kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS).
Badan ini merupakan lembaga nirlaba yang ditunjuk pemerintah. Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan akan mulai beroperasi pada 1 Januari 2014, sedangkan
BPJS Ketenagakerjaan masih dalam proses transformasi. Dengan adanya JKN, maka akan
terjadi transformasi pada perusahaan jaminan sosial, antara lain PT. Askes akan berubah
menjadi BPJS Kesehatan dan PT Jamsostek berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan yang
akan beroperasi mulai 1 Januari 2014. Sedangkan PT Asabri dan PT Taspen masih dalam
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang akan mulai dijalankan pada tahun 2014.
Diharapkan adanya JKN ini pelayanan kesehatan untuk setiap individu/keluarga menjadi
kesehatan.
(1) dan ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 dilakukan secara
praupaya oleh BPJS Kesehatan berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang
berhasil guna. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tidak menjelaskan apa
yang dimaksud dengan “mekanisme lain yang lebih berhasil guna.” BPJS
2. Untuk Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan, Pasal 39 ayat (3) Peraturan
CBG’s).
3. Untuk pelayanan gawat darurat yang dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan yang
tidak menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan menurut Pasal 40 ayat (1)
dimaksud setara dengan tarif yang berlaku di wilayah tersebut. Fasilitas Kesehatan
tersebut diatas tidak diperkenankan menarik biaya pelayanan kesehatan kepada
Peserta.
Dalam JKN ada standar pelayanan dan standar mutu yang ditetapkan.
yang ikut serta harus mengikuti standar. Dalam sistem ada empat pihak terkait, yaitu
kesehatan. Dalam sistem itu ada ikatan kerja/kontrak, siklus kendali mutu,
pemantauan utilisasi dan penanganan keluhan. Dengan demikian ada kendali biaya
dan mutu.
Nantinya tidak boleh lagi ada pemeriksaan, pemberian obat atau tindakan yang
tak boleh kurang dari standar. Peserta berhak mengadu dan keluhan akan ditangani.
pelayanan kesehatan akan terdorong meningkatkan mutu pelayanan, jika tidak ikut
sistem mereka sulit mendapatkan pasien, karena hampir tak ada lagi orang yang
care yaitu suatu teknik yang mengintegrasikan pembiayaan dan pelayanan kesehatan
melalui penerapan kendali biaya dan kendali mutu yang bertujuan untuk mengurangi
biaya pelayanan yang tidak perlu dengan cara meningkatkan kelayakan dan efisiensi
2000). Teknik managed care dimaksudkan untuk meniadakan moral hazard dalam
pelayanan berjenjang, program jaminan mutu dan kesesuaian ganti rugi dengan jasa
Pengendalian biaya layanan kesehatan dengan cara managed care dilakukan dari dua
sisi yaitu dari sisi PPK (supply) dan dari sisi peserta (sisi demand).
Menurut Liu & Mills (2007), metode pembayaran PPK yang ideal
b. Utilization Review.
c. Standarisasi Pelayanan.
ini diperparah dengan kondisi dokter yang kurang peduli dengan harga
medis dengan jenis obat yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien
(Kongstvedt, 2009).
memiliki persepsi yang berbeda tentang layanan kesehatan yang bermutu. Bagi
suatu penjamin biaya layanan kesehatan, layanan kesehatan yang bermutu adalah
layanan yang efisien dan dapat memberikan kepuasan kepada pasien. Sedangkan
pengertian mutu secara luas dan komprehensif dari Cosby (1984), Donabedian
(1980) dan Zeithaml e al (1990) adalah sejauh mana realisasi layanan kesehatan
yang diberikan sesuai dengan kriteria dan standar profesional medis terkini dan
baik yang sekaligus telah memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan dan
komprehensif dan multi faset yang memiliki beberapa dimensi dalam menjaga
peer review, indikator, prosedur tetap, audit medis, clinical pathway, algoritma.
Bagi penjamin biaya layanan kesehatan, aktivitas yang biasa dilakukan untuk
utamanya untuk penggunaan pelayanan di rumah sakit. Beberapa cara kajian jenis
dengan paket manfaat yang disepakati atau apakah ada kekeliruan pada klaim.
Peserta
Dalam rangka penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya, BPJS
Kesehatan membentuk tim kendali mutu dan kendali biaya yang terdiri dari unsur
Turunan Perpres No 12 Tahun 2013. Tim kendali mutu dan kendali biaya dapat
Pada kasus tertentu, tim kendali mutu dan kendali biaya dapat meminta
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sifatnya kumpulan kecil semacam dana sehat, dana sakit, dan sebagainya. Usaha yang
kecil-kecil ini umumnya tidak memadai untuk berkembang karena sifatnya yang
sukarela dan besaran premi/iuran tidak dihitung secara memadai. Untuk mengatasi
kegagalan sistem asuransi kecil dan bersifat lokal terdapat dua modus besar yaitu
pengelolaan secara komersial dengan tingkat profesional yang tinggi dan pengelolaan
secara asuransi sosial yang bersifat wajib diikuti oleh semua orang dalam suatu
golongan.
Model asuransi sosial berkembang pesat di Eropa, dimulai di Jerman, dan
menyebar luas ke seluruh dunia. Sementara sistem asuransi kesehatan komersial lebih
sosial untuk kecelakaan kerja dan asuransi kesehatan bagi orang tua saja.
yaitu asuransi kesehatan pegawai negeri diikuti oleh asuransi sosial kecelakaan kerja,
swasta, asuransi kesehatan sosial bagi pekerja swasta tidak berkembang sampai
Nasional yang diselenggarakan secara konsekuen. Pada saat ini, masih terlalu dini
untuk menilai apakah SJSN akan mampu mewujudkan AKN. Namun demikian,
dan rumah sakit kelas III mulai bulan Juli 2005, AKN sesungguhnya sudah mulai
terwujud di Indonesia.
pihak. Sementara itu, rancangan SJSN maupun AKN dengan jaminan perawatan kelas
III tidak menutup upaya asuransi kesehatan komersial sebagai suplemen atau
tambahan jaminan bagi penduduk yang memiliki pendapatan tinggi atau menghendaki
B. Saran
Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan yang di tanggulangi
efisiensi biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Pembinaan Bapel JPKM: Kumpulan Materi. Jakarta : Depkes RI.
http://www.rodajaman.net/2013/08/menyambut-program-jaminan-kesehatan.html (diakses
tanggal 26 desember 2013).