Anda di halaman 1dari 30

10

BAB II

TINJAU TUJUAN

A. KONSEP DASAR DEMAM TYPOID

1. Devinisi demam typoid

typoid atau enteric fiver adalah penyakit infeksi akut yang biasanya

mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 2 minggu,

gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. Penyakit typid ini di

sebabkan oleh infeksi salmonella typhi. (Lestari Titik.2016)

Typoid fiver atau demam typoid adalah penyakit infeksi akut paada

usus halus dengan gejala demam lebih dari 1 minggu di sertai gangguan

pada saluran pencernaan dan dengan gangguan kesaadaran.

(Wijayaningsih Kartika sari,2015)

Typoid fifer adalah suatu penyakit infeksi oleh bakteri salmonella

typhi dan bersifat edemik yang termasuk kedalam penyakit menular.

(Cahyono, 2016)

Demam typoid atau typoid fiver ialah suatu sindrom sistemik

terutama di sebabkan oleh salmonella typhi. Demam ini merupakan jenis

terbanyak dari salmonellosis.(Widagdo, 2015)

Dari pengertian di atas deman typoid dapat di simpulkan yakni

penyakit infeksi yg di sebabkan oleh bakteri salmonella typhi dengan di

tandai gejala demam lebih dari 1 minggu dan dapat mengganggu kesadara.
11

2. Anatomi fisiologi sistem pernapasan

Menurut Sodikin, 2016 sistem pencernaan terdiri dari:

Anatomi system pencernaan gambar 3.1


(Sumber :sodikin, 2016)

a. Mulut

Mulut merupakan bagian awal pencernaan. Dinding kapum oris

memiliki setruktur untuk fungsi pengunyahan, dimana makanan yang

masuk dapat di potong, dihancurkan oleh gigi dan di lembekan oleh

saliva
12

b. Lidah

Lidah tersusun atas otoot yang pada bagian atas dan sampingnya

di lapisi oleh mukosa, lidah pada neonates relative pendek dan

lebar.lidah berfungsi untuk membolak-balik makanan dan membantu

menelan makanan

c. Gigi

Gigi mempunyaia ukuran yg berbeda setiap gigi mempunyai tiga

bagian yaitu mahkota yang terlihat di atas gusi, fungsi gigi adalah

untuk menghancurkan dan mengrobek makanan

d. Esfaragus/kerongkongan

Merupakan tuba otot dengan ukuran 8-10cm dari kartialog

krikoid sampai bagian kardia lambung. Panjang nya bertambah

setelh tega tahun pasca lahiran, selanjutnya pertubuhan lebih

melambat mencapai Panjang dewasa 23-30cm kerongkongan

berfungsi untuk menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.

e. Lambung

Lambung berbentuk lebar dan merupakan bagian yang dapat

berdalitasi dari saluran cerna. Memiliki bentuk “J” dan terletak di

kuadran kiri atas abdomen. Fungsi utama jantung ialah menyiapkan

makanan untuk di cerna di usus, memecah makanan, penambahan

cairan stengah cair dan meneruskan nya ked odium, makanan di

simpan di dalam lambung lalu di campur dengan asam, mucus, pepsi.


13

f. Usus halus

Gambar 3.2 (suber Sodikin)

Usus halus terbagi menjadi duodenum, jejunum, dan ileum. Usus

halus memiliki Panjang 300-350 saat lahir, mengalami peningkatan

50% selama satu tahun kehidupan pertama, dan berukuran kurang

lebih 6 meter saat dewasa. Deudeum merupakan yang terpendek dari

udus halus yaitu sekitar 7’5-10 cm dengan diameter 1-1’5cm, dinding

usus terbagi menjadi 4 lapisan yaitu mukosa, sub mukosa, muskuler,

dan serosa.

g. Usus besar

Usus besr terdiri dari

1) Kolan desendes ( kanan )

2) Transversum

3) Kolan desendes ( kiri )

4) Kolan sigmoid ( berhubungan dengan rectum )


14

Usus besar merupakan lanjutan dari usus halus. Sehingga yang

terjadi di usus besar adalah peroses penyerapan makanan yang tidak

bisa di lakukan oleh usus halus.sebagian besar nutrisi di serap di

serap dalm usus halus, sisa makanan yang tidak terserap akan di

peroses lebih lanjut di dalam usus besar untuk selanjutnya di buang

melalui anus.

h. Rektum

Rektum adalah organ terakhir dari usus besar yang berakhir di

anus. Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara feses

manusia. Pada manusia rectum memiliki Panjang sekitar 4-6 inci(10-

15cm) persimpangan antara kolan sigmoid dan rectum., itu

mempunyai keliling sekitar 15cm. lingkar meningkat menjadi sekitar

35cm di dubur ampula, yang merupakan bagian terminal. Ampula ini

terlihat seperti pir atau balon, dan menyadiakan kapasitas yang besar.

Sebuah kondisi yang di sebut prolaf rectum (mick) dapat terjadi

menyebabkan dinding dubur runtuh kedalam anus. Prolaf rectum

terjadi ketika ligamen pendukung dan otot melemah, dan juga bila

penekanan di dalam panggul. Perolaf rectum terjadi dalam hubungan

pada usia tua, sebelit berkepanjangan, diare, dan masalah saraf.


15

3. Etiologi typoid

Menurut (Amin dalam Nanda 2015) Typoid merupakan penyakit

infeksi yang di sebabkan oleh bakteri salmonella typhi, gram negative,

tidak bersepora, motil, berflagel, berkapsul, tumbuh dengan baik pada

suhu 37 derajat Celsius. Bersifat pakultatif anaerob dan hidup subur

dalam empedu. Isolat kuman salmonella typhi memiliki sifat gerak

fositif, reaksi permentasi terhadap mannitol dan sorbitol fositif,

sedangkan hasil negative pada reaksi indol, penilaian deaminase, urease

dan dnase. Bakteri ini memiliki beberapa komponen antigen antaralain

antigen dinding sel O yang merupakan lipopolisakarida dan bersifat

spesifik grup. Antigen H yang merupakan komponen protein berada

dalam plagal dan bersifat spesifik spesies. Antigen virulen Vi

merupakan polisakarida dan berada di kapsul yang melindungi seluruh

permukaan sel. (Amin dalam Nanda 2015)


16

4. Patofisiologi tyopid

Menurut ( Hidayat Suswanto, 2016 : 172) Salmonella typhi dapat

hidup di dalam tubuh manusia. Dan yang terinfeksi dapat mengeksfresikan

nya melalui secret saluran nafas, urin dan tinja dalam jangka waktu yang

befariasi. Patogenesin typoid memiliki 4 peroses mulai dari penempelan

bakteri ke lemen usus, bakteri bermultifikasi di makropag payers patcs

bertahan hidup di aliran darah dan menghasilkan entrotoksin yang

menyebabkan keluarnya elektrolit dan air di lumen intenstinal. Salmonella

Bersama makanan atau minuman masuk ke dalam tubuh melalui mulut.

Pada saat melewati lambung dengan suaasana asam banyak bakteri yang

mati. Bakteri yang masih hidup akan masuk usus halus, melekat paada sel

mukosa kemudian menginfasi dan menembus dinding usus tepat nya di

ileum dan yeyunum. Sel M, sel efitel yang melapisi payers patch

merupakan tempat bertahan hidup dan multplikasi salpmonella typhi.

Penularan salmonella sebagai besar pada jalur pekal oral, yaitu melalui

makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari

penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar dengan feses. Dapaat

juga terjadi tranmisi transplasental dari seorang ibu hamil yang berada

pada keadaan bakterimia kepada bayi nya.


17

PATHWAY

Bakteri salmonella typhi masuk kedalam saluran cerna

Sebagian di musnahkan Sebagian masuk ke usus halus

Asam lambung Di ileum terminalis membentuk

limfad plague peyeri

Sebagian hidup menetap Sebagian menembus laminia

propia

Perdarahan Masuk aliran limfe

Perforasi Masuk ke sel limfe mesetrial

PERITONITIS Menembus dan masuk aliran darah

Masuk bersarang di hati dan limpa

Infeksi salmonella typhi, paratyphi, + endo

Di lepaskannya zat pyrogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

DEMAM TYPHOID

(Mansjoer Arif, 2014 : 722)


18

5.manifestasi kelinis

(Sudoyo Aru, 2009 : 178 dalam Nanda, 2015). Demam typoid usia

sekolah nya lebih beresiko daripda orang dewasa. Masa tunas 10-

20 hari, yang tersingkat 4 hari jika intfeksi terjadi melalui

makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlam yakni 30

hari. Selama masa inkubasi mungkin di temukan gejala

perodromal, kemudian menyusul hejala klinis yang biasa di

temukan yakni :

a. Deman
Pada kasus yang khas, demam berlangsung lebih dari
3 minggu bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali.
Minggu pertama, suhu tubuh mulai berangsur-angsur naik tiap
hari,menurun paada pagi hari, meningkat pada sore dan malam
hari.

b.gangguan pencernaan

terdapat bau mulutserta nafas yang kurang sedap, mukosa bibir


terdapat kering juga pecah-pecah, lidah kotor dan tertutup
selaput putih, di perut teerdapat kembung serta limpa dan hati
besar dan di sertai peradangan juga nyeri.

c.gangguan kesadaran

Pada umumnya sadar klien turun samapi apatis dan


salmonella . tidak sampai koma juga gelisah, ( asalkan penyakit
berat dan telat mendapat kan pengobatan ). Gejala yang juga
dapat di temukan paada punggung dan anggota gerak dapat di
temukan rseol, yaitu bntik kemerahanbkarna emboli hasil
dalam kapiler kulit, yang dapat di temukan pada minggu pertama
demam, kadang juga di temukan takikardi dan eistaksis.
19

d.Releps

Releps ( kambuh ) ialah berulang nya gejala penyakit typoid,


akan teetap berlangsung ringan dan lebih singkat. Terjadinya
pada minggu ke2 setelah suhu badan normal kembali, terjadi nya
sukar di ternagkan. Menurut teori releps terjadi karna terdapat
basil dalam organ-organ yang tidak dapat di masukan oleh obat
maupun oleh zat anti. ( Sudoyo, 2015 dalam Nanda,2015 )

6. Pemeriksaan penunjang

Menurut ( Lestari Titik, 2016 ) Pemeriksaan penunjang pada anak

typoid antara lain :

a. Leukosit

Di dalam beberapa literatur di nyatakan bahwa demam typoid

terdapat leukopenia dan limposistosis relative tetapi kenyataan nya

leukopenia tidaklah sering di jumpai. Paada kebanyakan kasus

demamtypoid.

b. SGOT dan SGPT

Sering sekali meningkat pada kasus typoid setelah sembuhnya

penyakit ini.

c. Vaksinasi dan masa lampau

Hal ini dapat menibulkan antibody dalam darah klien, antibody ini

dapat menekan bakterimia sehingga biakan daarah negative.


20

d. Pengobatan dengan obat anti mikroba

Bila klien sembuh pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti

makroba pertubuhan kuman dalam media biakan trhambat dan hasil

nya mungkin negative.

e. Uji widal

Suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody. Agnlutinin yang

sefesipik terhadap salmonella typhi terdapat pada serum klien

dengan demam typoid juga terdapat pada orang pernah

divaksinasikan.

Tujuan uji widal ini untuk menentukan adanya agglutinin pada

penderita

 Aglutinin O,

 Agglutinin H

 Agglutinin VI

7. Kultur

Kultur urin bisa positif pada minggu pertama, bisa positif pada minggu

ke2, dan juga bisa positif pada minggu ke3

8. Anti salmonella typhi igM

Pemeriksaan ini di lakukan untuk menditeksi secara dini infeksi akut

typoid, karena antibody igM muncul pada hari ke3 dan ke4 pada

terjadinya demam.( Lestari Titik, 2016 )

9. Manajemen pengobatan dan penatalaksanaan


21

Menurut Lestari Titik, 2016

1) Perawatan

Pasien di istirahatkan 7-14 hari untuk mencegah komplikasi

perdarahan usus, mobilisasi beertahap bila tidak ada panas,

sesuai dengan pulih nya transfuse bila ada komplikasi

pendarahan.

2) Diet

- Diet yang sesuai,cukup kalori dan tinggi protein

- Pada penderita yag akut dapat di berikan bubur saring

- Setelah tidak aada panas di berikan bubur kasar dan nasi

tim

- Di lanjut dengan nasi biasa adaa umum nya setelah

pasien bebas dari demam selama 7 hari

3) 0bat-obatan

Antibiotik umum di gunakan untuk mengatasi demam typoid.

Waktu penyebuhan memakn waktu 2minggu hingga 1bulan.

Antibiotik seperti ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim

sufamethokazole dan siprolacin.


22

B. Konep-konsep asuhan keperawatan

Menurut ( Hutahean, 2017 ) konsep-konsep asuhan keperawatan sebagai

berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama di dalam

peroses keerawatan, perwatan harus mengumpulkan data tentang

pasien secara sistematis, akurat, serta menyeluruh dan singkat.

2. Identifikasi

Sering nya di temukan kasus typoid ini pada pasien di atas umur

1th.

3. Keluhan utama

Brupa perasaa pasien yang tidak enak badan, lesu, nyeri kepala,

pusing dan kurang bersemangat, sdrta nafsu makan

berkurang.umum nya kesadaran menurun, jarang terjadi stupor,

koma, atau gelisah. Di samping gejala-gejala tersebut mungkin ada

gejala penunjang lain nya seperti bradikardi dan epitaksis pada

anak besar.

4. Pemeriksaan fisik

1) Kepala

Melihat kebersihan kulit kepala, distribusi rambut, dan

warna rambut

2) Wajah

Melihat kesimetrisan kiri dan kanan


23

3) Mata

Di lihat seklera putih, konjungtiva merah muda, reflek pupil

4) Mulut

Periksa bibir terhadap warna, kesimetrisan, kelembaban,

pembengkakan lesi, periksa gusi, lidah, dan palatum mole

terhadap kelembaban, keutuhan da perdarahan, amati adanya

bau mulut, periksa lidah terhadap gerakan-gerakan dan

bentuk,periksa gigi terhadap jumlah,

5) Leher

Gerakan kepala dan leher klien ROM yang penuh, periksa

leher terhadap pembengkakan kelenjar getah bening, lakukan

palpasi pada trakea dan kelenjar tiroid.

6) Abdomen

Periksa abdomen ketika sedang berbaring terlentang, periksa

warna dan keadaan kulit abdomen, amati turgor kulit.

Lakukan auskultasi terhadap bising usus serta perkusi pada

semua area abdomen.

7) Hati dan limfe membesar di sertai nyeri ketika di raba

8) Ekstermitas, pergerakan baik kiri dan kanan

9) Integument

Akral teraba hangat serta terdapat pada punggung dan

anggota gerak.
24

5. Pemeriksaan laboratorium

1) Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gamabaran leukopenia

2) Darah untuk kultur

3) Biakan empedu basil salmonella typho dapat di temukan

4) Pemerksaan widal

Untuk membuat diagnosan. ( Reka Wati, 2017 )

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah peroses penganalisaan data subjektif

dan objektif yang telah dapat di peroleh pada saat pengkajian awal untuk

menentukan diagnosa keperawaatan melibatkan peroses berpikir kompleks

tentang data yang di kumpulkan dari klien. Keluarga, rekamesdis, serta

pemberi pelayanan kesehatan yang lain ( Hutahaen seri, 1017 )

Berdasarkan Nanda NIC NOC 2016 diagnosa keperawatan yang muncul

adalah…

a. Hipertermi berhubungan dengan gangguan hypothalamus oleh pyrogen

endogen.

b. Diare berhubungan dengan infeksi pada saluran intestinal.

c. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan muntah

dan diare.

d. Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan adanya

salmonella pada tinja dan urine.


25

e. Konstipasi berhubungan dengan invasi salmonella pada mukosa

intestinal.

D. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu data yang di tulis secara manual dalam

menyelesaikan suatu masalah, tujuan, dan intervensi. Di mulai ketika

diagnosa telah di tentukan serta menyipulkan tindakan rencana

dokumentasi ( Nursalam, 2015 :89 )

Kriteria data hasil tersebut mengarah ke SMART antara lain :

a) Fokus kepada pasien,

b) Singkat padat dan jelas pengambilan data agar perawat mudah

mencari tujuan dan intervensi

c) Bisa diobserfasi serta di tukar,

d) Batas waktu

- Janka Panjang

- Jangka pendek

- Realitas

- Di tentukan oleh perawat dan kelayen


26

Table 2.1 Diagnosa Asuhan keperawatan menurut ( Suryadi, 2015)

Diagnosa Perencanaan Keperaawatan


Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Ketidak Tupan : waktunya 1. Kaji status gizi. 1. Mengobservasi

seimbangan ya ingat SMART penyimpangan dari

nutrisi Meningkatkan normal, dan

kurang dari nutrisi, dengan mempengaruhi

kebutuhan kriteria hasil yaitu : pilihan intervensi.

- Nafsu 2. Timbang berat 2. Membuat data dasar

makan badan setiap hari dan membantu

meningkat. pada waktu yang dalam memantau

- Berat badan sama. keefektipan aturan

stabil. terapeutik.

- Porsi makan 3. Rencanakan untuk 3. Membantu untuk

habis. memperbaiki memenuhi

- Tidak kualitas gizi pada kebutuhan gizi yang

menenjukan saat selera makan di butuhkan untuk

tanda-tanda anak meningkat. proses

malnutrisi. penyembuhan.
27

4.Pemberian makanan

yang lebut dan lauk- 4. Merangsang selera

pauk yang di iris kecil makan pasien dan

berikan pas masih mengembalikan

hangat. status nutrisi.

5. beri tahu orang tua

pasien agar pemberian 5. Meminimalkan

makan sedikit tapi anoreksia dan

sering menimbulkan

asupan nutrisi.

6.kebersihan mulut di

pertahankan. 6. Membantu

mengurangi rasa

bau mulut.
Risiko Tupan : 1. Observasi TTV 1. Perubahan tanda-

kurangnya Mencegah pasien tanda vital memicu

volume cairan kurangnya volume menunjukan adanya

b.d kurangnya infus dengan hasil: proses peradangan.

intake cairan, - Turgor kulit

peningkatan teratasi 2. Monitor tanda-

suhu tubuh kebutuhan tanda kekurangan 2. Mencegah

cairan. volume cairan ; kurangnya volume

- kulit elastis. produksi urin cairan.


28

- CRT menurun,

kembali < 2 membran mukosa

detik. kering.

3. Observasi dan

- Mukosa catat cairan yang 3. Memonitor urin

bibir masuk serta intake dan output

lembab. pengeluaran pada yang adekuat.

waktu yang sama.

4. Monitor pemberian 4. Berguna dalam

cairan melalui keefektipan terafi

intravena. medis.
ubah nya Tupan : 1. Kaji status 1. Mengobservasi

persepsi Mencegah neurologis tingkat kesadaran

sensori terjadinya dengan GCS. dan berguna jika

berhubungan penurunan telah terjadi

penurunan kesadaran lebih komplikasi pada

kesadaran lanjut, kesadaran susunan saraf pusat.

klien mencapai

tahap optimum 2. Istirahatkan anak 2. Membantu dalam

(compos mentis) hingga suhu proses

dan tubuh dan tanda- penyembuhan dan

mempertahankan tanda vital mencegah

fungsi persepsi setabil. komplikasi.

sensori, dengan 3. Hindari aktivitas 3. Meminimalkan


29

kriteria hasil yaitu : yang berlebihan. kelelahan dan

- Anak tidak penggunaan energi

terlihat yang berlebih.

tanda-tanda 4. Monitor tanda- 4. Perubahan ini

penurunan tanda vital. menandakan ada

kesadaran perubahan pada

yang lebih intracranial oleh

lanjut. sebab itu penting

intervensi dini
Cemas Tupan : 1. Anjurkan pada 1. Menurunkan rasa

berhubungan Anak dan orang tua orang tua untuk cemas pada orang

dengan tidak mengekpresikan tua.

hospitalisasi memperlihatkan perasaan takut

tanda cemas, orang dan cemas.

tua aktif merawat

anaknya, dengan 2. Gunakan 2. Mengurangi

keriteria hasil komunikasi kecemasan.

yaitu : terapeutik,

- Cemas kontak mata,

berkurang sikap tubuh dan

dan klien sentuhan.

tampak 3. Libatkan orang 3. Berperan nya ibu

tenang. tua dalam dan ayah untuk

perawatan buah memberikan rasa


30

hati nya. yang nyaman pada

pasien..

4. Menjelaskan 4. Kehawatiran

keluhan anak keluarga mengenai

serta pengobatan kondisi anak.

dan penanganan

nya.

5.membuat 5.Suatu objek mainan

rangsangan sensorik dan meningkatkan

dan hiburan yang pertumbuhan dan

tepat. perkembangan yang

optimal.

.
kekurangan Tupan : 1. Berikan 1. Mengantisifasi

pengetahuan Pengetahuan klien informasi menurunnya

orang tua dan keluarga dalam bentuk rentang perhatian

mengenai tentang masalah singkat dan pasien selama

penyakit meningkat, dengan sederhana perawatan.

berhubungan tujun antara lain: (perhatikan

dengan - Pasien serta tentang

sumber orangtua perkembangan

informasi dapat anak)

tidak adekuat mengungkap 2. Diskusikan 2.pengetahuan yang baik

kan mengenai akan membantu klien


31

pemahaman proses dan orangtua dalam

tentang penyembuhan menciptakan

kondisi/ yang lama.

proses

penyakit dan

pengobatan

3. Berikan 3.Meningkatkan proses

penekanan penyembuhan.

agar perawatan

4.menjelaskan 4.terjadiny turun fungsi

tentang sumber- neurologis yg tetap

sumber penyokong membutuhkan klien

yang ada di ,keluarga dan orang

masyarakat. terdekat beradaftasi.

Acep..... Naha bagan diagnosana ada 2 berbeda sumber?? Atau memang di

ummi hrus seperti ini? Klo saya pribadi mah cukup 1 we..... Ga usah bkin

ape 2 bagan
32

Tabel2 bagian 2 Diagnosa keperawatan ( Kartikassari,2015:76 )

Diagnosa perencanaan keperawatan


tujuan Intervensi Rasinal
keperawata

n
hipertermi Suhu tubuh akan 1. Monitor tanda- 1. Infeksi pada

berhubung kembali normal, tanda infeksi umumnya

an kemanan dan menyebabkan

gangguan kenyamanan . peningkatkan

hipotalamu pasien di 2. Monitor tanda- suhu tubuh.

s oleh pertahankan tanda vital tiap 2. Deteksi resiko

pyrogen selama dua jam. peningkatan

endogen pengalaman suhu tubuh yang

demam dengan ekstrim, pola

kriteria suhu yang di

antara: hubungkan

S.36’C-37’C dengan patogen

respirasi serta nadi tertentu menurun

normal,baju dan berhubungan

tempat tidur klien dengan resolusi

bersih dn kering, insfeksi.

bebas dari biang 3. Memfasilitasi

keringat yang 3. Kompres kehilangan panas

banyak dingin di lewat konveksi

daerah yang dan konduksi.


33

besar

pembuluh 4. Kehilangan

darah nya. panas tubuh

4. Berikan suhu melalui konveksi

lingkungan dan evaporasi.

yang nyaman

bagi pasien,

berikan 5.bila suhu meningkat

pakaian tipis febril dan enselopati

pada klien. akan terjadi

5. Monitor

komplikasi

neurologis

akibat demam.

6.Menggantikan

cairan yang hilang

lewat keringat.

6. Pantau dan atur

cairan iv sesuai

kebutuhan 7.pendarahan GI yang

klien. menetaap di sebabkan

7. Atur oleh penggunaan

antipiretik, aspirin.
34

jangan berikan

apirin.
diare Pasien akan 1. Ukur output. 1. Menggantikan

berhubung kembali normal cairan yang

an dengan pola eliminasinya hilang agar

infeksi dengan kriteria seimbang.

pada hasil : 2. Kompres 2. Mengurangi

saluran - Makan tanpa hangat pada kram perut,

infestinal mual muntah abdomen (hindari

- Tidak distensi antispasmodik)

perut 3. Kumpukan 3. Mendeteksi

- Feses lunak, tinja untuk adanya kuman

coklat dan abdomen. patogen.

berbentuk 4. Bersihkan kulit 4. Mencegah iritasi

- Tidak nyeri di sekitar dan kerusakan

atau kram daerah anal kulit.

perut yang terbuka

sesering

mungkin.
Resiko Pasien akan bebas 1. Kumpulkan 1. Pengumpulan

tinggi inteksi dan darah, urin, dan yang salah bisa

infeksi komplikasi dari feses untuk merusak kuman

(kontak infeksi bakteri pemeriksaan. patogen

pasien) salmonella typhi. sehingga


35

berhubung Kriteria hasil : mempengaruhi

an dengan - Tanda-tanda diagnosis dan

adanya vital dalam pengobatan.

bakteri batas normal 2. Atur pemberian 2. Anti infeksi

salmonella - Kultur darah agen antiinfeksi harus segera di

typhi pada urin, feses sesuai order. berikan untuk

tinja dan negatif 3. Pertahankan mencegah

urine - Hitung jenis enteric penyebaran.

darah dalam precation 3x 3. Mencegah

batas normal pemeriksaan tranmisi kuman

- Tidak ada hasil nya patogen.

perdarahan negative dari

bakteri

salmonella

typhi

4.anjurkan sosial

distancing pada 4. Membatasi

klien agar tidak terpaparnya

tertular sama pasien pada

pengunjung yg kuman patogen

terinfeksi serta lainnya.

petugas batasi

penjengukan.
36

5.Terlibat dalam 5.yakinkan klien di

perawatan lanjutan observasi serta di

pasien. obati

6.anjurkan pasien 6.cegah infeksi

agar personal higine berulang.

nya lebih di

perhatikan lagi

contoh mya dengan

mencuci tangan

setelah cebok.

Resiko Tupan : mencegah 1. Observasi 1. Perubahan

tinggi kurangnya volume tanda-tanda tanda-tanda vital

kekuranga cairan dengan vital. dapat

n cairan kriteria hasil : menunjukan

tubuh - Terpenuhinya adanya proses

berhubung kebutuhan peradangan.

an dengan cairan 2. Monitor tanda- 2. Mencegah

muntah - Turgor kulit tanda kurangnya

dan diare. elastis kekurangan volume cairan.

- CRT kembali volume cairan,

>2 detik produksi urin

- Mukosa bibir menurun,


37

lembab membran

mukosa kering,

bibir pecah-

pecah.

3. Observasi dan

catat intake dan 3. Memonitor

output secara intake output

besmamaan. yang adekuat.

4. Pantau cairan

yang masuk ke

IV 4. Berguna dalam

keefektipan

terapi medis.

5. Implementasi

Suatu peroses membantu pasien untuk mencapai tujuan yang telah di

tetapkan. Tahap ini di mulai setelah rencana tindakan di susun,perawat

mengimplentasikan tindakan yang telah di identifikasi dalam rencana

asuhan keperawatan, di mana tujuan implemntasian keperawatan adalah

meningkatkan kesehatan klien, mencegah penyakit, pemulihan dan

memfasilitasi koping klien. ( Htahaean, 2015)

6. Evauasi
38

Evaluasi adalah tahp akhir dari system peroses keperawatan dan

merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi peroses keperawatan

yang menandakan seberapa jauh tentang diagnosa keperawatan, rencana

tindakan dan pelaksanaan nya sudah di capai. Perawat mengevaluasi

perkembangan pasien sebagai tindakan keperawatan dalam mencapai suatu

tujuandan membenarkan data perencanaan ( Hutahaen serri, 2015 )

Tujuan mengevaluasi yaitu sebagai mana agar bisa melihat sejauh

mana pasien mencapai tujuan.

Macam -macam evaluasi :

1) Evaluasi formatif

Hasil observasi dan Analisa perawat terhadap respon pasien

segera pada saat setelah di lakukan peroses tindakan keperawatan,

dan di dekomentasikan di catatan perawat.

2) Evaluasi sumatif SOAP

Kesimpulan dari observasi dan Analisa setatus kesehatan sesuai

pada waktu tujuan, di tulis pada catatan perkembangan.

Hasil yang di harapkan pada anak setalah di lakukan tindakan

keperawatan adalah orang tua nya mengatakan demam nya

berkurang dengan pengecekan suhu 36’C, orang tua mengatakan

nyeri sudah berkurang dan membantu mengontrol nyeri dengan

Teknik non-farmakologi, orang tua mengatakan tidak ada penurunan

Berat badan anak nya secara signifikan.


39

Mana tahap perkmbangan anannya? Ttg pertumbuhan dan

perkembngan anak. Di buku panduan hrus ada itu da. Oke. Oke

tambahin itu trs acep lanjut bab 3

Anda mungkin juga menyukai