Skenario Stasi: Bayi perempuan berusia 2 jam, berat badan 2000 gram dibawa ke IGD karena usus
terburai
Heteroanamnesis:
Ibu Usia muda <21 tahun, riwayat hiperemesiss selama kehamilan, comorbid kehamilan
(hipertensi, penyakit metabolic, trauma di trimester 1. Konsumsi obat-obataan/jamu di
trimester 1. Riwayat adanya kelainan serupa atau kelainan bawaan lain dalam keluarga
PF:
- Ada/tidaknya umbilicus
- Ada/tidaknya selaput yang menutupi usus yang terburai
- Lokasi defek adalah disebelah kanan umbilicus
- Ukuran defek (<4cm)
- Adanya skin bridge
Pemeriksaan penunjang:
- tidak diperlukan pemeriksaan penunjang terkait penegakan diagnosisnya.
Diagnosis : Gastroschisis
Prosedur tambahan
1. melakukan informed consents
2. menggunakan alat pelindung diri
3. melakukan tindakan a dan antiseptic
4. pemberian anti tetanus
5. timing jahitan dicabut.
Komunikasi dan atau edukasi pasien:
1. mampu membina hubungan baik dengan pasein secara verbal dan non vorbal (ramah ,
terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon baik
2. Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
3. Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik
4. Mampu memberikan penyuluhan yang isisnya susai dengan masalah pasien
6. Profesionalisme
1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan
Pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila
diperlukan
Breathing
Look : (buka selimut/baju lihat pengembangan dada) simetris (+), rr 28x/menit, eskar melingkar
(-), (palpasi) krepitasi tulang iga (-), (perkusi) sonor +/+, (auskultasi) vesikuler +/+, pasang pulse
oxymetri 93%
Do : Beri oksigen 100% 15L/m disambungkan ke ET
Circulation
Look : pulse nadi sentral 118x/menit, pulse nadi perifer (keempat ekstremitas) 118x/menit
(lemah angkat, CRT (capillary refill time) sentral 4 detik, CRT perifer (keempat ekstremitas) 4
detik, TD 85/50 mmHg
Kesimpulan : pasien syok hipovolemik
Do : pasang jalur intravena (2 jalur, kanul besar) pada bagian yang tidak terbakar, ambil sampel
darah utk cek lab (baseline), atasu syok hipovolemik dengan cairan kristaloid guyur (20-30
cc/kgBB) sampai syok teratasi (600cc), evaluasi ulang : TD 100/60 mmHg, pulse nadi sentral dan
3 ekstremitas 94x/menit kuat angkat kecuali di radialis kanan lemah angkat, CRT sentral 2 detik
dan 3 ekstremitas, kecuali tangan kanan 4 detik. Elevasi lengan kanan lebih tinggi dari jantung
Disability
Look : Kesadaran alert (AVPU), tanda lateralisasi (-), pupil isokor, reflex cahaya +/+ normal
Exposure
Lepas seluruh pakaian dan aksesoris
Look :
- Melakukan pemeriksaan cepat luas dan kedalaman luka bakar sisi depan
o Wajah leher : CRT 2 detik luas 4,5%
o Lengan kanan : CRT bervariasi 2-4 absen detik, luas 7,5%
o Lengan kiri : CRT bervariasi 2-4 absen detik, luas 7,5%
o Betis kanan : CRT bervariasi 2-4 absen detik, luas 4,5%
o Betis kiri : CRT bervariasi 4 absen detik, luas 7%
- Melakukan maneuver log roll untuk melihat sisi belakang
o Leher belakang : CRT 4 detik luas 1%
- Burn wound assessment : Luka bakar superfisial, mid and deep dermal, luas total 32%
(catatan : Jawaban +/- 2% dianggap benar)
Do : menyelimuti kembali pasien untuk menccegah hipotermia, mengukur temperature (36,5%)
Tatalaksana Awal
F. Fluids
F.1. Jenis cairan kristaloid
(RL/Hartman/NaCl)
F.2. Resusitasi Cairan 24 jam pertama, dengan formula Baxter modifikasi 3 cc x Luas LB % x Berat
Badan Kg
Kebutuhan cairan = 3 x 32 x 60 cc = 5760 cc/24 jam pertama
~ 1/2nya (2880 cc) dalam 8 jam pertama (sisa 5 jam) dikurangi 500 cc dari puskesmas
~ 1/2nya (2880 cc) dalam 16 jam sisanya
|Catatan:
● Bila kandidat belum menyebutkan jenis cairannya, penguji bisa menanyakan.
● Dalam penghitungan formula Baxter modifikasi, pemahaman prinsip/konsep lebih
diutamakan)
A. Analgetic
A.1. Morphine: 0,05 – 0,1 mg/Kg BB atau Fenthanyl : 1 ug/Kg BB
T. Test
T.1. EKG
T.2. Thorax X-ray
T.3. Hitung darah lengkap
T.4. Elektrolit
T.5. Albumin
T.6. Fungsi ginjal
T.7. Fungsi liver
T.8. Gula darah sewaktu
T.9. Analisis gas darah
T. Tube
T.1. Kateter urethra
Target urin minimal 0,5 cc/kg BB ~ 30 cc per jam, dengan kualitas jernih
T.2. NGT
CHECK FIRST AID
(Pertolongan awal pendinginan)
BELUM DILAKUKAN di tempat kejadian, namun sudah lewat 3 jam sehingga tidak efektif untuk
dilakukan.
Profesionalisme
1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
Stasi 4: TKV
Seorang laki laki- 43 tahun tertabrak sepeda motor saat pasien menyeberang jalan dengan dada
kanan terserempet stang sepeda motor 12 jam yang lalu. Pasien datang ke IGD dengan keluhan
sesak napas dan nyeri dada sebelah kanan. Vital sign RR> 32x/menit, SpO2 = 90%, Nadi
110x/menit, TD 10/70mmHg.
Interpretasi pemeriksaan penunjang
Hasil foto toraks harus meliputi:
1. Trakhea di tengah
2. Corakan bronkhovaskular pada kedua lapangan paru sampai batas dinding dada
3. Tidak tampak pleural line
4. Tampak gambaran radioopak pada hemithorak kanan
5. Tidak tampak gambaran hematothoraks dan pneumothoraks
6. Sudut costophrenicus tajam
7. Tampak diskontinuitas tulang multiple pada costae 5,6,7,8 aspek lateral hemithoraks
dekstra
8. Tidak tampak pelebaran mediastinum
9. Tidak tampak cardiomegali
10. Tampak gambaran radiolusen pada dinding dada hemithoraks dekstra (Emfisema
Subkutis)
Diagnosis
1. Fraktur tertutup costae multiple 5,6,7,8 dekstra aspek lateral
2. Emfisema subkutis hemithoraks dekstra
3. Contusio Paru dekstra
4. Trauma tumpul Toraks
Tatalaksana
1. Oksigenasi – Non rebreathing Mask 15 lpm
2. Management pain: ketorolac, rupivacaine intercostal (inj infiltrasi)
3. Mukolitik: bisolvon
4. Methylprednisolone 3 x 125mg IV
5. Clipping costae
Komunikasi dan atau edukasi pasien
1. Mampu membina hubungan baik denan pasien secara verbal dan non verbal (ramah,
terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon baik.
2. Mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
3. Mampu untuk melibatkan pasien dalam membuat keputusan klinik
4. Mampu memberikan penyuluhan yag isinya sesuai dengan masalah pasien; kebersihan
pribadi, kebersihan lingkungan
Profesionalisme
1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
Diagnosis : Hidronefrosis Grade II-III ren dextra e.c. batu pyelum dextra
Penatalaksanaan : 1. PCNL dextra
2. Pyelolithotomy dextra
Profesionalisme : 1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti
sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukkan rasa hirmat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi