Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh
Kelompok 4 :
Fauzia Herdila
Hafifatul Khairiyah
Nurhayati
Lina
a) Identitas Pasien
b) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada luka bagian paha dan pada tangan kanan post op amputasi, nyeri dirasakan pada saat klien
bergerak dan saat luka dibersihkan.
c) Riwayat Keluhan
Utama Pasien masuk dengan luka bakar karena tersengat listrik saat bekerja memasang baliho riwayat penurunan
kesadaran ada,riwayat mual muntah tidak ada,demam tidak ada, riwayat operasi fasciotomi extremitas atas kanan 7 hari
yang lalu di Rs kendari. Setelah dilakukan perawatan selama 7 x 24 jam di RS kendari, karena alat kurang memadai
akhirnya klien dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo makassar pada tanggal 05 oktober 2019.
Pada saat dikaji tanggal 7 oktober 2019, klien terbaring di tempat tidur, nyeri dirasakan pada saat klien bergerak dan
saat ganti verban. Terdapat nyeri tekan pada area luka bagian paha dan bagian tangan post op. tampak luka bakar pada
lengan kanan grade III dengan luas 2% , tangan kiri grade III dengan luas 2 %, paha kiri grade IIA 1%, kaki kanan
grade III dengan luas 1% dan kaki kanan grade III dengan luas 1%, jadi luas luka bakar 7 %. Luka masih basah dan
berwarna merah muda dan masih terdapat slop. Nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk dan bersifat hilang timbul sekitar
1-3 menit dengan skala nyeri 3 ringan (0-10) NRS.
d) Pengkajian Primer
1. Airway
o Resusitasi : -
o Re evaluasi : -
2. Breathing
Fungsi pernapasan :
3) Respirasi : 20 x/mnt
5) Suara napas :
6) Saturasi 02 : 100 %
3. Circulation
Keadaan sirkulasi :
e. Gambaran kulit :
- Nampak luka bakar pada lengan kanan grade III dengan luas 2%
2) Masalah keperawatan :
4. Disability
5. Exposure
- Penilaian Hipotermia/hipertermia
- Frekuensi pernafasan
(√)10 -25 :4
- Usaha pernafasan
(√)Normal :1
- Tekanan darah
( ) > 89 mmHg : 4
( )70-89 :3
( )50-69 :2
( )1- 49 :1
- Pengisian kapiler
( )14 -15 : 5
( )11- 13 : 4
( )8 – 10 : 3
( )5 - 7 : 2
- Penilaian Nyeri
Pasien mengeluh nyeri pada daerah paha dan luka post op amputasi dan grade III dengan skala 3 (ringan) dengan
menggunakan metode NRS.
o Riwayat Kesehatan
S : Sign/Symtom ( tanda dan gejala) : Pada saat pengkajian pasien mengatakan nyeri pada
saat bergerak dan ganti verban, pasien nampak Memberi respon menarik bagian yg terasa
nyeri saat nyeri nya timbul, ada luka post op amputasi ,luka bakar pada kedua tangan, kaki
kanan dan paha kiri.
E : Kejadian sebelum injury/sakit: Pasien sedang bekerja memasang baliho dan tidak sengaja
memengang besi yang ternyata ada aliran listrik dan terjatuh
O: Onset ( seberapa cepat efek dari suatu interaksi terjadi) : Pada saat kejadian klien mengalami
penurunan kesadaran sehingga dibawa ke Rs kendari
R : Radiation ( paparan) : Pasien mengatakan merasa nyeri pada area luka bakar yaitu paha kiri dan
tangan kanan.
Pernafasan : 20 x/menit
o Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
1) Kulit kepala
Inspeksi : Rambut berwarna hitam, kulit kepala tampak bersih, dan tidak ada ketombe.
Palpasi : Teraba adanya sisa jahitan dan ada nyeri tekan
2) Mata
3) Telinga
Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri tekan
4) Hidung
Inspeksi : Tampak bersih, tidak ada benjolan pada hidung, dan tidak terdapat rinorhea.
Inspeksi : Mukosa mulut tampak lembab, gigi tampak bersih dan tidak terdapat
stomatitis.
6) Wajah
7) Leher
8) Dada/thoraks
1. Paru-paru
Inspeksi : Simetris antar kedua lapang paru, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan,
frekuensi napas : 20 x/menit
Auskultasi: Suara napas teratur (vesicular), dan tidak ada suara napas tambahan
Auskultasi: Suara napas teratur (vesicular), dan tidak ada suara napas tambahan.
2. Jantung
Perkusi : Suara pekak, batas atas intekostal 3 kiri, batas kanan linea paasteral kanan,
batas kiri linea mid clavicularis kiri, batas bawah intercostals 6 kiri
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II murni reguler, bising tidak ada, tidak ada bunyi
jantung tambahan
9) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada ascites, warna kulit sawo matang dan tidak terdapat luka bakar
11) Genitalia :-
12) Ekstremitas :
(d) kaki kanan :Luka bakar grade III dengan luas 1%.
(e) Kaki kiri :Luka bakar grade III dengan luas 1%.
Fungsi sensorik : Pasien dapat merasakan stimulus berupa sentuhan ringan pada
anggota tubuh.
a) Kimia Darah
b) Darah Rutin
a) Infus RL 28 Tpm
o Q : Seperti dicubit
o S : skala 3 (ringan)
DO :
DO :
2 %,
luas 2 % dan
luas 1%
Do:
faktor resiko
4. Resiko infeksi
Edukasi :
Kolaborasi :
Edukasi
Edukasi:
Pelaksanaan rencana keperawatan adalah kegiatan atau tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah ditetapkan tergantung pada situasi dan kondisi klien saat itu.
19) Evaluasi
Suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada
tujuan yang ingin dicapai. Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau belum, dapat juga timbul
masalah baru.
KASUS 2 ARDS
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 60 th
Pekerjaan : Swasta
Agama : Hindu
Initial survey:
A (alertness) :
V(verbal) :√
P (pain):
U (unrespons) :
SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI
Pernafasan : Spontan
BREATHING
Fungsi pernafasan
CIRCULATION
Keadaan sirkulasi
SpO2 : 94%
DISABILITY
Pemeriksaan Neurologis:
GCS : E3V5M6 15
Reflex fisiologis :-
:444 444
444 444
PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER
1. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien mengatakan pasien mengatakan pasien memiliki riwayat DM dan Hipertensi sejak kurang lebih 7 tahun yang
lalu. Pasien rutin minum obat DM dan Hipertensi
Pasien datang ke IGD RSUD Sanjiwani diantar oleh mengeluh dengan keluhan lemas sejak seminggu yang lalu. Pasien
memiliki riwayat demam sejak 3 hari yang lalu dan sudah mengonsumsi obat penurun demam. Pasien mengeluhkan
Batuk dan dahak susah keluar serta pilek. Nafsu makan dan minum berkurang sejak awal sakit, pasien mengeluh mual,
muntah serta nek ulu hati. Pasien mengatakan sesak dirasakan sejak pagi dan memberat sejak sore. Kemudian pasien,
diantar oleh keluarga diajak ke IGD RSUD Sanjiwani Gianyar. Di IGD pasien di lakukan pengukuran TTV dan di
dapatkan hasilTD : 110/80 mmHg, N : 98 x/menit, RR : 28 x/menit, S : 37,8 oC, SpO2 : 94%. Pasien telah di pasang
oksigen two line, nasal canul 4 Lpm dan Non Rebreathing Mask 15 Lpm. Kulit pasien teraba hangat.
Keluarga pasien mengatakan di keluarganya ada yang memiliki penyakit Hipertensi seperti yang di alami pasien.
Sementara untuk penyakit sesak, keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat sesak.
a. Kepala : Normochepal
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks pupil isokor, penglihatan normal.
Telinga : Bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada pengeluaran cairan, tampak bersih.
Hidung : Tidak ada polip, penghidu normal, keadaan bersih, tidak ada pengeluaran cairan
Mulut dan gigi : Mulut bersih, gigi penuh, mukosa bibir kering
Wajah : Bentuk simetris, tidak ada memar, oedem, maupun nyeri tekan
b. Leher : Bentuk normal, tidak ditemukan pembesaran kelenjar tiroid, nadi karotis teraba, tidak ada
benjolan, memar maupun nyeri
Inspeksi : bentuk simetris pengembangan paru simetri, tidak ada retraksi otot bantu nafas
d. Jantung
e. Abdomen
f. Pelvis
i. Ekstremitas
j. Neurologis
Pemeriksaan AGD
SaO2 22 % 94-100
Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Imunologi
Hasil pemeriksaan rongent thorax menunjukkan bahwa pada Cor: Bentuk, letak dan ukuran dalam batas normal,
Pulmo : Tampak perselubungan di kedua lapang paru, Sinus phrenicocostalis,Kanan kiri tajam, Kedua sinus dan
diafragma baik, Tulang-tulang intak
7. TERAPI DOKTER
Sesak, ronkhi
1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan ditandai dengan batuk tidak efektif,
sputum berlebih, terdengar suara napas tambahan (ronkhi) dan pasien tampak lemas.
NO. DIAGNOSIS KEPERAWATAN T INTERVENSI
U
J
U
A
N
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001) Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Nafas Observasi
Definisi : keperawatan selama 1 x 2 jam Monitor
Secret ketidakmampuan membersihkan atau maka bersihan jalan nafas
obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan meningkat dengan kriteria Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
jalan nafas tetap paten hasil : usaha napas)
Produksi sputum menurun Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling,
Penyebab : (5) mengi,wheezing,, ronkhi kering)
Fisiologis Ronkhi menurun (5) Monitor spuntum
Sekresi yang tertahan Dispnea menurun (5) (jumlah,warna,aroma)
Terapeutik
Gelisah menurun (5)
Posisikan semi-fowler atau fowler
Gejala dan Tanda Minor
Berikan minun hangat
Subjektif :
Berikan oksigen, jika perlu
Objektif :
Edukasi
Batuk tidak efektif
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,jika
Sputum berlebih
tidak kontraindikasi
Mengi,wheezing dan/atau ronkhi
Ajarkan teknik batuk efektif
kering
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
81
82