“konsep Seksualitas ”
DOSEN PEMBIMBING:
Disusun Oleh :
Kelompok 3
LINA 191012114201011
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Konsep
seksualitas”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah pisikologi budaya dalam keluarga di Institut Kesehatan Prima
Nusantara Bukittinggi. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang saya miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
KELOMPOK 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG..................................................................... 1
2. RUMUSAN MASALAH................................................................. 1
3. TUJUAN.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SEKSUALITAS.................................................... 3
2. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI............................................. 4
3. FUNGSI SEKSUALITAS............................................................... 5
4. KONSEP KESEHATAN SEKSUAL.............................................. 5
5. RESPON SEKSUALITAS.............................................................. 5
6.PERUBAHAN YANG TERJADI PADA ALAT REPRODUKSI
DISESUAIKAN DENGAN PERKEMBANGAN UMUR........... 7
7. PERMASALAHAN SEKSUALITAS............................................. 9
8. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEKSUALITAS............. 11
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAK............................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.Seksualitas
di defenisikansebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim
dari lubuk hati paling dalam, dapatpula pengakuan, penerimaan dan ekspresi
diri manusia sebagai makhluk seksual. Karenaitu pengertian dari seksualitas
merupakan sesuatu yang lebih luas dari hanya sekedar kataseks yang
merupakan kegiatan fisik hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek
yang seringdi lahir . dari bagian personalitas total manusia, dan berkembang
terus dari mulaisampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait dengan
keseimbangan seks danseksualitas. Unsur-unsur tersebut termasuk unsur
biologi; yang terkait dengan identitas danperan gender berdasarkan ciri seks
sekundernya dilihat dari aspekbiologis. elemensosiokultural, yang terkait
dengan pandangan masyarakat akibat pengaruh budaya terhadap perandan
kegiatan seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen yang
terakhir adalahunsur perkembanganpsikososial laki-laki dan perempuan.
2. RUMUSAN MSASALAH
1. Apa saja pengertian seksualitas ?
2. Apa saja anatomi sistem reproduksi ?
3. Apa saja fungsi seksualitas ?
4. Apa yang dimaksud konsep kesehatan seksual ?
5. Apa saja respon seksualita ?
6. Bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi pada alat reproduksi
disesuaikan dengan perkembangan umur ?
7. Apa saja permasalahan seksualitas ?
8. Apa saja faktor yang mempengaruhi seksualitas ?
1
3. TUJUAN
1. Memahami pengertian seksualitas.
2. Memahami anatomi sistem reproduksi.
3. Mengehatui fungsi seksualitas.
4. Mengetahui konsep kesehatan seksual.
5. Mengetahui respon seksualitas.
6. Mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada alat reproduksi
disesuaikan dengan perkembangan umur.
7. Mengetahui permasalahan seksualitas.
8. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi seksualitas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian seksualitas
Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi
kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. (Stevens: 1999).
Sedangkan menurut WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu
aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan
peran gender, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan
reproduksi.
Seksualitas adalah komponen identitas personal individu yang tidak
terpisahkan dan berkembang dan semakin matang sepanjang kehidupan
individu. Seksualitas tidak sama dengan seks. Seksualitas ialah interaksi
faktor-faktor biologis, psikologi personal, dan lingkungan. Fungsi biologis
mengacu pada kemampuan individu untuk memberi dan menerima
kenikmatan dan untuk bereproduksi. Identitas dan konsep diri seksual
psikologis mengacu pada pemahaman dalam diri individu tentang
seksualitas seperti citra diri, identifikasi sebagai pria atau wanita, dan
pembelajaran peran-peran maskulin atau feminin. Nilai atau aturan sosio
budaya membantu dalam membentuk individu berhubungan dengan dunia
dan bagaimana mereka memilih berhubungan seksual dengan orang lain.
(Bobak: 2004). 2 aspek seksualitas:
1. Seksualitas dalam arti sempit
Dalam arti sempit seks berarti kelamin. Yang termasuk
dalam kelamin adalah sebagai berikut:
Alat kelamin itu sendiri
Kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang
mempengaruhi bekerjanya alat kelamin
Anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah lainnya yang
membedakan laki-laki dan perempuan
3
Hubungan kelamin
2. Seksualitas dalam arti luas
Segala hal yang terjadi akibat dari adanya perbedaan jenis
kelamin antara lain:
Perbedaan tingkah laku: lembut, kasar, genit, dll
Perbedaan atribut: pakaian, nama, dll
Perbedaan peran. (Mardiana: 2012)
C. Fungsi Seksualitas
Kesuburan
Kenikmatan
Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan
Menegaskan maskulinitas atau feminitas
Meningkatkan harga diri
Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan
Mengungkapkan permusuhan
Mengurangi ansietas atau ketegangan
Pengambilan resiko
Keuntungan materi
E. Respon Seksualitas
Siklus respon seksual manusia. Menurut Masters dan Johnson (1966)
siklus respon seksual terdiri dari fase excitement, plateu, orgasmus, dan
resolusi.
Tahap exicetement (peningkatan bertahap dalam rangsangan
(seksual)
Yang terjadi pada wanita pada tahap ini adalah lubrikasi vaginal
yaitu dinding vagina berkeringat, ekspansi 2/3 bagian dalam rongga
5
vagina (lorong vagina membuka), peningkatan sensitivitas dalam
pembesaran klitoris serta labia, kemudian terjadi ereksi puting dan
peningkatan ukuran payudara. Sedangkan pada pria yang terjadi pada
tahap ini yaitu ereksi penis (penambahan besar penis dari yang
sebelumnya), penebalan dan elevasi skrotum, pembesaran skrotum,
ereksi puting susu dan pembengkakan (tumescence).
6
Tahap Resolusi (fisiologis dan psikologis kembali ke dalam
keadaan tidak terangsang).
Pada tahap ini yang terjadi pada wanita adalah relaksasi bertahap
pada dinding vagina, perubahan warna yang cepat pada dinding labia
minora, berkeringat, secara bertahap frekuensi jantung, tekanan darah
dan frekuensi pernapasan kembali normal, wanita mampu kembali
mengalami orgasmus karena tidak mengalami periode refraktori
seperti yang terjadi pada pria (Purnawan, 2004). Sedangkan yang
terjadi pada tahap ini pada pria adalah kehilangan ereksi penis, periode
refraktori ketika dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak, reaksi
berkeringat, penurunan testis, secara bertahap frekuensi jantung,
tekanan darah dan frekuensi pernafasan kembali normal.
Siklus hidup manusia dimulai dari bayi, remaja, dewasa, hingga orang tua
melalui tahapan-tahapan yang spesifik. Pertumbuhan fisik dapat dilihat
secara sederhana dengan cara mengukur tinggi dan berat badan.
Diperlukan gizi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga tercapai
kesehatan fisik serta pertumbuhan yang optimal.
Berdasarkan perkembangan dan pertumbuhan alat reproduksi dapat
digolongkan menjadi tiga tahapan, yaitu Reproduksi Anak, Reproduksi
Remaja dan Masa Dewasa. Pada tahap reproduksi anak, biasanya anak
perempuan dan laki-laki belum ada tanda yang bisa dibedakan kecuali
alat kelaminnya, bagian dada masih rata, bahu dan panggul masih sama
besarnya, pada anak perempuan belum mengalami menarche dan pada
anak laki-laki belum mengalami mimpi basah, berikut dengan ramut
halus pada ketiak dan kemaluan juga belum tumbuh.
Reproduksi Remaja, biasanya masa remaja laki-laki bahu mulai melebar,
mengalami mimpi basah pertama pada usia 13-16 tahun, rambut pada
ketiak dan kelamin mulai tumbuh. Pada remaja perempuan tanda yang
7
terlihat adalah payudara yang mulai berkembang, mengalami menstruasi
yang pertama pada usai 9-14 tahun (menarche), bahu tetap dan panggul
mulai sedikit melebar, rambut ketiak dan pada pubis mulai tumbuh.
Masa awal pubertas biasanya pada laki-laki ada beberapa ciri sekunder
yaitu mulai tumbuhnya jakun, perubahan suara yang mulai menjadi berat,
tubuh mulai lebih berotot, tumbuh rambut di bagian tertentu, dan
kemudian kuliat menjadi lebih tebal. Pada perempuan ada beberapa cirri
khusus yang Nampak yaitu payudara yang lebih berkembang, suara
menjadi lebih bulat, ukuran pinggul bertambah besar, kemudian rambut di
kemaluan dan ketik lebih besar.
Ketika masa dewasa, perkembangan organ reproduksi manusia sudah
tumbuh dengan maksimal, pertumbuhan maksimal ini ditandai dengan
beberapa hal, yaitu: pada wanita payudara tumbuh dengan maksimal,
panggul sudah sudah dalam ukuran maksimal, menstruasi teratur, rambut
pada bagian tubuh tertentu mulai lebat. Pada pria dada tetap rata, bahu
sudah melebar secara maksimal, ritme mimi basah mulai sangat teratur,
mulai tumbuh jakun.
Masa remaja merupakan masa peralihan anak-anak ke masa dewasa,
dimana terjadi perubahan-perubahan somatik, organ-organ reproduksi,
perubahan psikologi dan personaliti. Proses perubahan ini di pengaruhi
oleh faktor-faktor endogen yang bersifat kodrati dan faktor ekstrogen
yang sangat kompleks dan selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan sosio-kulturil yang ada dimasyarakat lingkungannya.
Pengetahuan dan pengenalan faktor endogen adalah sangat perlu bagi
para remaja, agar dapat menerima faktor eksogen tersebut dengan penuh
kewajaran dan tanpa kehilangan arah. Konsep pendidikan remaja yang
meliputi : fertilitas remaja, seksualitas remaja, psikologi remaja,
kehamilan remaja, bahkan kalau perlu “kontrasepsi remaja”, harus
diperhatikan dan sudah saatnya digarap dengan serius dan intensif dan di
tangani oleh para ahli yang berwewenang dari berbagai disiplin ilmu.
Pengenalan dasar-dasar anatomi dan fisiologi alat-alat reproduksi
manusia, baik wanita maupun pria adalah sangat penting bagi remaja,
8
sejalan dengan semakin terbukanya masalah-masalah yang berhubungan
dengan fertilitas dan seksualitas. Alat-alat reproduksi manusia baik
wanita maupun pria terdiri dari alat seks primer maupun seks sekunder,
yang selain berfungsi sebagai alat reproduksi juga mempunyai fungsi
hormonal, yang merupakan faktor endogen dan ikut menentukan
terjadinya perubahan-perubahan somatik dan psikologik terutama saat
remaja.
Secara biologis alat reproduksi remaja sudah mencapai kematangan
(sudah mengalami mimpi basah untuk laki-laki dan sudah menstruasi
untuk perempuan). Artinya mereka sudah mampu aktif secara seksual.
Tetapi norma-norma sosial dan agama membatasi aktualisasi potensi itu
sampai masuk kejenjang pernikahan.
G. Permasalahan Seksualitas
Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara lain:
9
Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks.
Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan
sesuai dengan usia si anak. Karena itulah, orang tua dituntut
membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan tentang seks.
Terlebih lagi, perubahan fisik dan emosi anak akan terjadi pada usia 13
– 15 tahun pada pria dan 12 – 14 tahun pada wanita. Saat itulah yang
dinamakan masa pubertas yaitu masa peralihan dari masa anak-anak
menjadi remaja. Pada saat itu pula, mereka mulai tertarik kepada lawan
jenisnya.
b) Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada
jaman ini dalam melakukan hubungan seks. Apalagi dengan
meningkatnya tuntutan hidup, sang wanita harus ikut bekerja di luar
rumah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada waktu suami istri
pulang dari kerja, mereka akan merasa lelah. Dan pasangan yang
sedang lelah jarang merasakan bahwa hubungan seks menarik minat.
Akhirnya mereka memilih untuk tidur. Kelelahan bisa menyebabkan
bertambahnya usaha yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan
lawan jenis dan merupakan beban yang membuat kesal yang akhirnya
bisa memadamkan gairah seks.
c) Konflik
Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak yang
berwujud sebagai perang terbuka atau tidak mau berbicara sama sekali
satu sama lain. Konflik menjadi kendala hubungan emosional mereka.
Bahkan ini bisa menggeser proses foreplay. Pasangan dapat
mempertajam perselisihan mereka dengan menghindari seks atau
mengeluarkan ungkapan negatif atau membandingkan dengan orang
lain, yang sangat melukai perasaan pasangannya. Kemarahan dan
kecemasan yang tidak terpecahkan bisa menyebabkan sejumlah
masalah seksual antara lain masalah ereksi, hilang gairah atau sengaja
menahan diri untuk tidak bercinta. Perbedaan antara satu orang dan
lainnya biasanya tidak baik dan tidak juga buruk. Jadi haruslah
10
dipandang hanya sebagai perbedaan. Kemarahan, ketegangan atau
perasaan kesal akan selalu menghambat gairah seks.
d) Kebosanan
Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisa
dianggap seperti “kerja malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum
tidur sering menjadi berlebihan sampai ke suatu titik yang
membosankan. Yang mendasari rasa bosan itu adalah kemarahan yang
disadari atau tidak disadari karena harapan anda tidak terpenuhi.
Masalah ini diderita oleh kebanyakan pasangan yang sudah hidup
bersama bertahun-tahun. Sebagian pasangan yang sudah hidup
bersama untuk jangka waktu yang lama merasa kehilangan getaran
kenikmatan yang datang ketika melakukan hubungan seks dengan
pasangan yang baru. Orang demikian melihat rayuan penguat ego,
dibandingkan bila bersenggama dengan mitra baru.
a) Budaya
Seksualitas diatur oleh budaya individu. Sebagai contoh, budaya
memengaruhi cara berpakaian berdasarkan jenis kelamin, harapan prilaku
peran dan tanggung jawab sosial, dan praktik seks tertentu.
b) Nilai keagamaan
Agama mempengaruhi ekspresi seksual. Agama memberikan
pedoman untuk perilaku seksual dan situasi yang dapat diterima untuk
perilaku tersebut, juga perilaku seksual yang dilarang dan konsekuensi
melanggar peraturan seksual. Pedoman atau peraturan tersebut dapat
terperinci. Sebagai contoh contoh beberapa agama memandang bentuk
ekspresi seksual selain hubungan pria – wanita sebagai sesuatu yang tidak
alamiah dan mempertahankan keperawanan sebelum menikah merupakan
keharusan.
c) Etika Personal
11
Contohnya termasuk masturbasi, hubungan seksual oral atau anal
dan pria berpakaian wanita atau wanita berpakai pria. Banyak orang
menerima ekspresi seksual dalam beragam bentuk apabila ekspresi
tersebut dilakukan dengan persetujuan orang dewasa, di praktikan secara
pribadi, dan tidak membahayakan.
d) Status Kesehatan
Pikiran tubuh dan emosi yang sehat sangat penting untuk
kesejahteraan seksual. Banyak faktor kesehatan yang dapat mengganggu
ekspresi seksualitas. Berikut adalah contoh gangguan umum yang dapat
menggangu ekspresi seksual : Penyakit jantung, Kanker Prostat,
Histerektomi, Diabetes Melitus, Prosedur Bedah, Penyakit Sendi, Nyeri
kronik, Penyakit menular Seksual, Gangguan mental dan Medikasi.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/KULIAHISKANDAR/konsep-seksualitas
https://id.scribd.com/document/365035359/makalah-konsep-seksualitas
https://sg.docworkspace.com/d/sADc1_U_51OFK8_T-p6ynFA
Alimul H, A.A. 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: salemba
medika.
Potter dan perry. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan
14
15