PERIMENOPAUSE OTORISASI
“Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Gender”
Dosen Pengampu Machria Rahman, S.ST., M.Kes.
DI SUSUN OLEH :
ENDANG SETYASTUTI 202107T028
RAHMA NURIL ILMI 202107T036
ERITA PURA APRILIYA 202107T053
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah yang
berjudul "Kesehatan Reproduksi dalam Perspektif Gender " ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk mata kuliah Asuhan Kesehatan
Reproduksi Dan Perimenopause Otorisasi. Keberhasilan penyusun dalam penyusunan
makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penyusun
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki, untuk itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini di
kemudian hari, sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
BAB III PENUTUP............................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
3
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
seseorang dengan perilaku tertentu yang seharusnya dilakukan biasanya disebut dengan
area ” kegiatan wanita” dan ”kegiatan laki-laki”. Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah
ke daerah lain diseluruh dunia, tergantung pada kebiasaan, hukum dan agama yang dianut
oleh masyarakat tersebut. Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu
masyarakat, tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya: di dalam
suatu masyarakat, wanita dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah
tangga, sedang wanita lain mempunyai pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan yang
bisa mereka pegang. Peran gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke
anaknya. Sejak anak berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan
laki-laki berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari.
2.2.1 Diskriminasi Gender
Pada hakikatnya, manusia memiliki kedudukan yang setara antara laki-laki dan
perempuan. Keduanya diciptakan dalam derajat, harkat, dan martabat yang sama.
Namun dalam perjalanan kehidupan manusia, banyak terjadi perubahan peran dan
status atas dan membudaya. Dan berdampak pada terciptanya perlakuan
diskriminatif terhadap salah satu jenis kelamin sehingga muncul istilah gender
yang mengacu pada perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan yang
terbentuk dari proses perubahan peran dan status tadi baik secara sosial ataupun
budaya.
Diskriminasi adalah pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di
mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu
tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam
masyarakatmanusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk
membeda-bedakan yang lain. Inti dari diskriminasi adalah perlakuan berbeda.
Akibat pelekatan sifat-sifat gender tersebut, timbul masalah ketidakadilan
(diskriminasi) gender, yaitu :
1. Marginalisasi (Peminggiran)
Proses marginalisasi (peminggiran/pemiskinan) yang mengakibatkan
kemiskinan, banyak terjadi dalam masyarakat. Marginalisasi perempuan
sebagai salah satu bentuk ketidakadilan gender. Sebagai contoh, banyak
pekerja perempuan tersingkir dan menjadi miskin akibat dari program
pembangunan seperti internsifikasi pertanian yang hanya memfokuskan
petani laki-laki. Perempuan dipinggirkan dari berbagai jenis kegiatan
8
3.1 Kesimpulan
Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung
jawab antara perempuan dan atau laki–laki yang merupakan hasil konstruksi sosial
budaya dan dapat berubah dan atau diubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Seks berarti pria ataupun wanita yang pembedaannya berdasar pada jenis kelamin, sex
lebih merujuk pada pembedaan antara pria dan wanita berdasar pada jenis kelamin yang
ditandai oleh perbedaan anatomi tubuh dan genetiknya.
Budaya yang dapat mempengaruhi gender anatar lain :
1. Marginalisasi
2. Subordinasi
3. Pandangan stereotype
4. Kekerasan
5. Beban ganda
Terdapat beberapa isu gender dalam kesehatan reproduksi diantaranya pada masa
anak-anak pada beberapa suku tertentu, kelahiran bayi laki-laki sangat diharapkan dengan
alasan, misalnya laki-laki adalah penerus atau pewaris nama keluarga. Pada masa remaja
kawin muda dan kehamilan remaja putri dianggap mempercepat pematangan pikiran
dewasa, kekurangan nutrisi dan anemia dianggap sesuatu yang umum terjadi pada remaja
putri. Pada tahap dewasa, laki-laki dan perempuan juga mengalami masalah karena faktor
biologis maupun karena perbedaan gender seperti masalah kesehatan yang berkaitan
dengan fungsi alat reproduksinya serta ketidaksetaraan gender seperti perempuan yang
rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga maupun di lingkungan luar. Di usia tua
baik laki-laki maupun perempuan dengan keadaan biologis semakin menurun, mereka
merasa terabaikan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan mereka secara psikologis
dianggap semakin meningkat dan wanita dengan
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan para bidan dapat memahami tentang apa itu
Kesehatan reprodeuksi dalam perspektif gender, serta dapat melaksanakan pelayanan Asuhan pada
Kesehatan Reproduksi dan Perimenopause. Pengetahuan ini diharapkan dapat menunjang kualitas
pelayanan dan profesionalisme dalam bekerja, hingga mampu meningkatkan kepercayaan
11
masyarakat akan kinerja seorang bidan serta dapat mengatasi permasalahan dari seorang pasien
yang membutuhkan penanganan masalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
Prijatni , I., & Rahayu Sri. (2016). Bahan Ajar Cetak Kebidanan Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Jakarta: Kemenkes RI.
Aristiana Prihatining Rahayu dan Waode Hamsia, 2018; International Centre for Research
on Women and Girls Not Brides, 2015