DISUSUN OLEH :
MAHARANI SYAFIRA PRATIWI
19078018
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………..…………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………..……………………1
C. Tujuan……………………………………….…………….…………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Gender………………………………………………..………………2
1. Pengertian Gender………………………………………….………………2
2. Pengertian Jenis Kelamin…………………………………………………..2
3. Perbedaan antara Gender dan Jenis Kelamin………………………………2
B. Kesejahteraan Keluarga…………………………………………………...…..3
1. Pengertian Kesejahteraan Keluarga………………………………………..3
2. Pengaruh Gender dalam Kesejahteraan Keluarga…………………………4
DAFTAR KEPUSTAKAAN……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gender merupakan perbedaan jenis kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan
biologis dan bukan kodrat Tuhan, proses sosial budaya yang panjang. Perbedaan perilaku antara
laki-laki dan perempuan, selain disebabkan oleh faktor biologis sebagian besar justru terbentuk
melalu proses sosial dan kultural. Gender bisa dikategorikan sebagai perangkat operasional
dalam melakukan measure (pengukuran) terhadap persoalan laki-laki dan perempuan terutama
yang terkait dengan pembagian peran dalam masyarakat yang dikonstruksi oleh masyarakat itu
sendiri. Istilah gender telah menjadi isu penting dan sering diperbincangkan akhir-akhir ini.
Banyak orang yang mempunyai persepsi bahwa gender selalu berkaitan dengan perempuan,
sehingga setiap kegiatan yang bersifat perjuangan menuju kesetaraan dan keadilan gender hanya
dilakukan dan diikuti oleh perempuan tanpa harus melibatkan laki-laki.
Terwujudnya kesetaran dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi
antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan
berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh manfaat yang setara dan adil
dari pembangunan. Memiliki akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan
untuk menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap
cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki kewenangan
penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil sumber daya. Sehingga
memperoleh manfaat yang sama dari pembangunan. Hak untuk hidup secara terhormat, bebas
dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para laki-
laki, perempuan pun mempunyai hak yang sama pada hakikatnya (buletin uny:2013).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu gender?
2. Apa saja jenisnya ?
3. Apa pengaruh gender dalam kesejahteraan keluarga ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemgertismn gender
2. Untuk mengetahui pengaruh gender dalam kesejahteraan keluarga
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Gender
1. Pengertian Gender
Gender diadopsi dlm bhs Perancis dan Inggris menjadi Gender. Gender berarti perbedaan
antara laki-laki dan perempuan dlm peran,fungsi,hak, tanggung jawab,dan perilaku yang
dibentuk oleh tata nilai sosial budaya dan adat istiadat. Gender dapat diartikan sebagai perbedaan
peran, fungsi status, dan tanggung jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari
konstruksi sosial budaya yang tertanam melalui proses sosialisasi dari suatu generasi ke generasi
berikutnya.
Gender adalah hasil kesepakatan antara manusia yang tidak bersifat kodrati. Oleh karena
itu, gender bervareasi dari suatu tempat dengan tempat lain dari satu waktu ke waktu berikutnya.
Gender menyangkut aturan sosial yang berkaitan dengan jenis kelamin manusia laki-laki dan
perempuan. Perbedaan biologis dalam hal alat reproduksi antara laki-laki dan perempuan
memang membawa konsekuensi fungsi reproduksi yang berbeda (perempuan mengalami
menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui, sedangkan laki-laki membuahi dengan
spermatozoa).
B. Kesejahteraan Keluarga
1. Pengertian Kesejahteraan Keluarga
Menurut Soetjipto (1992), kesejahteraan keluarga adalah terciptanya suatu keadaan yang
harmonis dan terpenuhinya kebutuhan jasmani serta sosial bagi anggota keluarga, tanpa
mengalami hambatan yang serius di dalam keluarga, dan dalam menghadapi masalah-masalah
keluarga akan mudah untuk di atasi secara bersama oleh anggota keluarga, sehingga standar
kehidupan keluarga dapat terwujud.
Jadi kesejahteraan keluarga adalah suatu kondisi di mana kehidupan secara materil,
mental spiritual, dan sosial dapat dipenuhi secara seimbang bagi para anggota keluarga dalam
situasi penuh kebahagiaan dan ketenteraman hidup bersama Kesejahteraan keluarga merupakan
output dari berjalannya sebuah ketahanan keluarga, yaitu kemampuan keluarga mengelola
sumberdaya baik yang miliki maupun yang tidak dimiliki namun dapat diakses keluarga, serta
mengelola masalah yang dihadapi keluarga untuk memenuhi tujuan keluarga (Sunarti 2009).
Kerjasama antara suami dan isteri yang semakin baik akan meningkatkan keseajahteraan
keluarga yang diharapkan.
Indikator kesejahteraan keluarga dapat dibagi menjadi dua cluster, yaitu
kesejahteraanobjektif yangdapat dilihat secara kualitatif, dan kesejahteraan keluarga
subjektifyang dapat dilihat secara kualitatif (Puspitasari 2012).
a. Kesejahteraan keluarga objektif terdiri atas :
1. Kesejahteraan keluarga berdasarkan kriteria Sayogyo (1971) diacu dalam Puspitawati
(2012)
Menggunakan tingkat konsumsi ekuivalen beras perkapita sebagai indikator
kemiskinan (membedakan daerah pedesaan dan perkotaan)
3
b. Untuk daerah pedesaan apabila seorang hanya mampu mengonsumsi ekuivalen
beras kurangdari240 kg/orang per kapita per tahun, yang bersangkutan
digolongkan sangat miskin, sedangkan untuk daerah perkotaan ditentukan
sebesar ekuivalen 360kg beras per kapita per tahun.
2. Kesejahteraan keluarga berdasarkan kriteria kemiskinan dari Badan Pusat Statistik
(BPS)
3. Kesejahteraan keluarga berdasarkan 14 kriteria kemiskinan penerima Bantuan
Langsung Tunai (BLT).
4. Kesejahteraan keluarga berdasarkan ktriteria Badan Koordinasi Keuangan Berencana
Nasional yang didasarkan atas kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis,dan kebutuhan
pengembangan.
5. Kesejahteraan keluarga berdasarkan Uniter Nation Devolopment Program (UNDP)
A. Kesimpulan
1. Gender diadopsi dlm bhs Perancis dan Inggris menjadi Gender. Gender berarti
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dlm peran,fungsi,hak, tanggung jawab,dan perilaku
yang dibentuk oleh tata nilai sosial budaya dan adat istiadat. Gender dapat diartikan sebagai
perbedaan peran, fungsi status, dan tanggung jawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil
dari konstruksi sosial budaya yang tertanam melalui proses sosialisasi dari suatu generasi ke
generasi berikutnya.
2. Seks atau jenis kelamin merupakan karakteristik genetic atau fisiologik atau biologis
seseorang yang menunjukkan apakah dia seorang perempuan laki – laki. Jenis kelamin inilah
merupakan ciptaan Tuhan yang bersifat kodrat, tidak dapat berubah, tidak dapat dipertukarkan,
dan berlaku sepanjang zaman (Puspitawati 2012).
3. Gender adalah karakteristik pria dan wanita yang terbentuk dalam masyarakat.
Sementara itu, seks atau jenis kelamin adalah perbedaan biologis antara pria dan
wanita. Perbedaan biologis tersebut dapat dilihat dari alat kelamin serta perbedaan genetik.
4. Indikator kesejahteraan keluarga dapat dibagi menjadi dua cluster, yaitu
kesejahteraanobjektif yangdapat dilihat secara kualitatif, dan kesejahteraan keluarga
subjektifyang dapat dilihat secara kualitatif (Puspitasari 2012).
B. Kesimpulan
Dapat disimpulksn bahwa gender dan jenis kelamin itu bukanlah hal yang sama. Setiap
gender dan jenis kelamin sangat berpengaruh dalam kesejahteraan keluarga.
5
.DAFTAR KEPUSTAKAAN
https://www.google.com/search?
q=perbedaan+gender+dan+jenis+kelamin+adalah&oq=perbedaan+gender+dan+jenos&aqs=chro
me.1.69i57j0l7.13127j0j7&sourceid=chrome&i
https://www.google.com/search?
q=pengertian+kesejahteraan+keluarga&oq=pengertian+kesejahteraan+keluarga&aqs=chrome..6
9i57j0l7.7716j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/84930/1/I16dna.pdf