Anda di halaman 1dari 33

URGENSI KEBUTUHAN PERUBAHAN UUD 1945

DAN FOR]VIAT BARU PARLEMEN TIGA KAMAR


(TINJAUAN KRITIS TERHADAP AMANDEMEN
uuD 1945)

Oleh:
Budi Handojo
' Dosen pada Akademi Maritim Yogyakarta
Pada Progr'am Studi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga

ABSTRACT

It is a./act !ltat lndonesia declared ist indepentlence.4ugusl, l'


lh 1 915. hov:ever, up to tlotr Indonel;ia does not have perntunenl
cottstilutiort.
It is ulrnosl ,sLrnj fu'o yeers ourc'ounlr.t,, ,\'KRI cloes not ltoye
de.finitive c'ortstitutirtn. Up till rtoty Indonesia uses UL'D l9J5
ct.s tr cr,tttstittttion. Fron, Ihc hcginning il bec,ones a pnn,i.sirtnul

constilution, infact. It is a demand of re.fitrnulictn, lhnt ttc,curretl


in 1998, v,e need to change crtnstitutirtn ({,'L,D 19151.
It is through lv,tPR (people's counsultative c'ouncill in its annvol
neeting in 1999,2000,2001 ond 2002 UUD 15 ha.s heen
amencled.
Finalh, the amamtlernenl brings a chongc und ct implication
lotvards the articles and bodl, ol'constiotution. Besides MPR
People s Consultative Council) and DPR (lndonesian legi,slative
assembley), in tlUD 1945, the resut of antendment, there is
DPRD (assembllt at provincial, regional or municipal level)
as a new state organization that chang regional and group
delegation.

Ke! Worrls:the urgent need to amend UUD lg45


(Constitution)

54
I/oL 30 No. 2, l5 Septembu 2A08: 5t-86

A. PENDAHULUAN
Suatu karunia Allah SWT bahwa Bangsa Indonesia telah
dikaruniai negeri yang di tamsilkan oleh ki dalang dalam
pewayangan " Negeri yang adil malcmur, panjang puniung pasir
wukir gentah ripah loh.iinawi, tota tentrem kerta raharju, tt,cth
. tanpa tinandur". Negeri yang dipersonifikasikan demikian
indah dan sejahtera ini sayangnya nyaris selama kurang lebih
350 tahun terpuruk dalam kangkangan penjajah. pemerintahan
kolonial Belanda dan Jepang
Alhamdulillah dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa
serta perjiangan gigih tanpa mengenal lelah dan putus
asa. bercucuran darah dan air mata. harta benda dan nyawa
dipertaruhkan sebagai pengorbanan. bersatu bahu membahu
dalam rangka merebut kemerdekaan. Semboyan merdeka atau
mati, semua ini berkat dorongan akan cinta tanah air yang
menimbulkan semangat untuk melarvan penindasan Hindia
Belandd. berikut melawan penindasan fbsisme Jepang (Kaelan,
2003). Bangsa Indonesia ingin merdeka dari penjajahan,
untuk berdiri sebagai negara yang berdaulat, menuju negara
yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
Seperti yang dikemukakan Prof'. Mr. R. Kranenburg (1957)
dalam bukunya "Ilmu Negara Urnum" menyatakan ,,Maka
negara adalah memiliki sistem yang ditata dan dikuasai oleh
hukum, mengenai kepentingan-kepentingan yang diusahakan
atas sebidang tanah yang tertentu".
Tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, Hari Jum'at Legi,
Bulan Ramadhan, Pukul 10.00 WIB bertempat yang dikenal
dengan Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta, dwitunggal
proklamator Sokarno-Haffa memproklamirkan kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Secara tersurat

55
Urgensi Kebutuhan Perubahan {/UD 1945...... (Budi Handojo)

dapat ditegaskan disini bunyi teks proklamasi itu lengkapnya


sebagaimana tersebut (Nugroho Notosusanto, 1983) :

" Proklamasi"

"Kami Bungsa Indonesia dengan ini menjatakan


'
kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan dan lqin-lain diselenggaraken dengan tjara
.seksamu dan clalum tempo jang sesingkat-,singkatn1,u".
Djakarta, hari t7 boelan 08 tcthoen 05
Atu:; nama bangsa Indctne.ciu
SoekarnoiHultu

Narnun dernikian meskipun telah rnerdeka saat itu


NKRI belum memiliki suatu Undang Undang Dasar. suatu
negara yang berdiri di atas konstitusi, sebagai hukum dasar.
Negara Indonesia merdeka baru mempunyai konstitusi sehari
setelahnva dengan disahkannya Undang Llndang Dasar.
kemudian lebih dikenal dengan sebutan UUD 1945. Suatu
Undang LJndang Dasar yang sebelumnya dengan susah
payah dipersiapkan naskahnya melalui beberapa kali sidang-
sidangnya oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kernerdekaan Indonesia (BPUPKI) sej ak tanggal 2 8 Apri I 1 945.
Kemudian disempurnakan dan disyahkan sebagai hukurn dasar
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal l8 Agustus 1945, sekaligus menetapkan Dwitunggal
Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia yang pertama. Dalam hal ini Prof. Dr. Moh. Mahfud
MD, SH, SU rnenyebutkan. "Sehingga sahlah Pembukaan dan
Undang Undang Dasar 1945 sebagai Staatsfundamental norm
dan hukum dasar tertulis di Indonesia merdeka (Moh, Mahfud
MD,2000).

56
VoL 30 No. 2, I 5 Septemher 2008 : 54-86

Melihat sejarah dan latar belakang pembentukan UUD


1945 yang dibentuk dalam waktu yang sangat singkat, tanpa
kaj ian yang mendalam baik secara akademik maupun partisipasi
seluruh rakfat. Suatu UUD 1945 dengan materi yang singkat
pula yang dalam keseluruhan naskahnya terdiri dari (Anonim,
' 1981):
1. Pembukaan
2. Batang Tubuh Undang Undang Dasar 1945. yang
berisi pasal 1 sld 37 yang dikelompokkan dalam l6
Bab, Aturan Peralihan, dan Aturan Tambahan, serta
3. Penjelasan Undang Undang Dasar 1945
Sehingga maklum jika IJUD 1945 terdapat beberapa
kelemahan dan juga beberapa kelebihan, akan tetapi sebagai
hukum dasar tertulis UUD 1945 telah memenuhi persyaratan.
Sebagaimana pendapat Prof. Dr. Ismail Sunny, SH, MCL dalam
bukunyp yang berjudul "Pergeseran Kekuasaan Eksekutifl'
menegaskan bahwa "Suatu revolusi yang iaya dengan
sendirinya merupakan suatu kenyataan yang menciptakan
hukum, dan oleh karena itu keabsahan Undang Undang Dasar
Republik Indonesia harus dipertimbangkan dengan menunjuk
kepada berhasilnya revolusi Indonesia" (lsmail Sunny, 1983).
Setelah pengesahan UUD 1945 dalam sidang PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 tersebut Ir. Soekarno sebagai ketua
PPKI menegaskan bahwa yang diputuskan tersebut merupakan
Undang Undang Dasar Sementara. Suatu Undang Undang
Dasar Kilat yang pada saatnya nanti akan didiskusikan lagi,
dan dibicarakan lagi untuk dirubah secara mendalam oleh
lembaga negara yang berwenang setelah terbentuk MPR
untuk menyusun UUD yang tetap. Dikatakan oleh Presiden
Soekarno sewaktu masih memimpin sidang sebagai ketua

57
PPKI menyebutkan (lsmail Sunny, 1983) :
" Ini adalah Undang Undang Dasar Kilat, kemudian beliau

menambahkan, nanti kalau kita telah bernegara di dalam


suasana yang lebih tenteram, kita tentu akan mengumpulkan
kembali Majelis Permusyawarotan Ralryat yqng dapat
membuat Undang Llndang Dasar yang lebih lengkap dan lebih
.9empurne".
Selanjutnya dalam Bab XVI Pasal 37 UUD 1945 telah
mernberikan dasar hukum tentang perubahan Undang Undang
Dasar yang menyebutkan (Anonim, 1980) :
L Untuk mengubah Undang Undang Dasar sekurang-
kurangnya 713 dari pada jumlah anggota Meielis
Permusyawaratan Rakyat harus hadir.
2. Putusan diambil dengan persetu.iuan sekurang-
kurangnya 213 dari pada jumlah anggota yang hadir.
Kemudi4n dalam PasalAturan Tambahan menegaskan :

1. Dalam enam bulan sesudah akhirnya peperangan


Asia Timur Raya, Presiden Indonesia mengatttr dan
menyelenggarakan segala hal ,"-ang ditetapkan dalam
Undang Undang Dasar ini.
2. Dalarn enaln bulan sesudah Mejelis Permusyawararan
Rakyat dibentuk Mejelis itu bersidang untuk
menetapkan Undang Undang Dasar.
Selanjutnya bersamaan dengan lahirnya era retbrmasi
dengan ditandai adanya keinginan para elit politik zaman multi
partai, yang ketika rezim orde baru hanya mengijinkan adanya
2 partaipolitik dan satu Golongan Karya. Saat reformasi dibuka
selebar-lebarnya terjadilah arus perubahan, segala aspek
yang dulunya tabu sekarang diperbolehkan, temasuk adanya
perubahan mendasar dan pembaharuan terhadap UUD 1945.

58
LbL 30 No. 2, lS September 2A08 : 54-86

Dengan melaksanakan amandemen Undang Undang Dasar


1945 maka Majelis PermusyawaratanRakyat menganggap hal
tersebut dibenarkan sebagaimana landasan hukum pada Pasal
3 sebagai legitirnasi kewenangan majelis dan Pasal 37 tentang
perubahan undang-undang dasar.
Amandementelah di lakukan o I eh Maj e lis Permusyawaratan
Rakyat (MPR-RI) hasil pemilihan umum tahun 1999, yaittr
sidang tahunan MPR-zu Tahun 1999, sidang tahunan MPR-
RITahun 2AA0, sidang tahunan MPR-RI Tahun 2001 dan
amandernen terakhir dalam sidang tahunan MPR-RI Tahun
2002.
Perubahan-perubahan itu juga mempengaruhi struktur
dan mekanisme struktural organ-organ negara Republik
Indonesia yang tidak dapat dijelaskan menurut cara berpikir
lama. Banyak pokok-pokok pikiran baru yang diadopsikan
ke dalam kerangka UUD 1945 itu. Empat di antararrya adalah
(Jimly Asshiddiqie.2003) :
l. Penegasan dianutnya cita demokrasi dan nomokrasi
secara sekaligus dan saling melengkapi secara
komplementer.
2. Pemisahan kekuasaan dan prinsip "Checks and
balance",
3. Pemurnian sistem pemerintahan presidensiil, dan
4. Penguatan cita persatuan dan keragaman dalam wadah
negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
Menurut Maswadi Rauf, seorang Guru Besar Ilmu
Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia
menyatakan ada lima permasalahan yang harus dibenahi
dalam Undang Undang Dasar 1945, yaitu masalah kedaulatan
rakyat, hak asasi manusia, kekuasaan pemerintahan, kekuasaan

59
Ilrgensi Kebutuhan Perubahan IIAD 1945...... (Budi f{ondojo)

parlemen. dan kekuasaan kehakiman (Maswadi Rauf, 1999).


Temyata cakupan ini hampir sama bila dibandingkan dengan
rumusan hasil semiloka Kagama pentingnya prinsip-prinsip
konstitusi (Constitutional Principles) sebelum disusun
konstitusi secara lengkap dan utuh. Minimal terdapat lima
lang seharusnya mendasari konstitusi (Anonimous, 2002) :
1. . Rasionalisasi Politik Demokrasi
2. Kedaulatan Rakyat
3. Suprdmasi dan Penegakan Hukurn
4. Mekanisme Checks and balance antar cabang-cabang
pemerintahan
5. Pernisahankekuasaan
Dengan kewenangannya MPR-RI setuj u nrengamandeuten
UUD 1945, dengan membentuk Komisi Konstitusi untuk
melaksanakan tugas membttat rancangan amandemen terhadap
UUD i945. Juga telah disepakati oleh semua fraksi di N{PR-
RI waktu bahrva agenda amandemen tidak akan menyenttth
2 hal yaitu Pembukaan (Preamble) UUD 1945 dan mengenai
Sistem Presidensiil. Sehingga amandemen UUD 1945 hanya
akan merubah tentang Pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD
1 945 dan Penjelasannya.

Atas dasar kesepakatan tersebut maka MPR-RI Periode


1999-2004 telah berhasil mengamandemen UUD 1945 tentang
bentuk dan Kedaulatan.negara, Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Kekuasaan Pemerintahan negara, Kementerian
negara, Pemerintah daerah, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Pemilihan lJmum, Pemilihan Umum, Hal
Keuangan (termasuk Badan Pemeriksa Keuangan), Kekuasaan
Kehakiman (termasuk Mahkamah Konstitusi dan Komisi
Yudisial), Wilayah negara, Warga negara dan penduduk, Hak

60
lbl 30 h'o. 2, l5 Septenther 2008 : 5t-86

Asasi Manusia (HAM), Agama, Pertahanan dan Keamanan


Negara. Pendidikan dan Kebud ay aan, perekonomian Nasional
dan Kesejahteraan Sosial, Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan, Perubahan Undang-undang
Dasar, serta Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan.

B. RUMUSAN MASALAH
Selanjutnya berdasarkan uraian tersebut diatas tentang
dasar hukunl pasal 37 UUD 1945 perlunya perubahan terhadap
undang-undang dasar serta fakta sejarah selama ini se.iak
disahkannya pada tanggal 18 Agustus 1945, saat orde lama,
orde baru dan apalagi setelah memasuki era reformasi tahun
1 998. Semua menunjukkan urgensi kebutuhan perubahan UUD

1945, semua pihak menghendaki adanya UUD negara yang


lengkap dan sempurna yang dapat menjadi konstitusi negara
dan pedoman bagi seluruh lembaga tinggi dan tertingginegara.
semua aparatur negara dan bagi seluruh warga masyarakat.
Demikian pula perubahan yang telah terjadi di era
reformasi, yang berbentuk amandemen UUD 19945
telah melahirkan beberapa lembaga baru dalam struktur
ketatanegaraan Indonesia. Sehingga ke depan akan membawa
konsekuensi yang riil
terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara, diantaranya adalah mengenai terbentuknya Dewan
Perwakilan Daerah (DP.D) yang menggantikan utusan-utusan
dari daerah-daerah dan golongan-golongan (UUD 1945 asli).
Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil amandemen terdiri
dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DpR) yang dipilih
melalui Partai Politik dan Dewan perwakilan daerah (DpD)
yang dipilih langsung mewakili propinsi masing-masing
Selanjutnya atas dasar latar belakang tersebut di atas maka

61
Urgensi Kebutuhan Perubahan UAD 1945...... (Butti Hundojo)

penulis mengajukan 2 (dua) hal sebagai rumusan masalah yang


kami anggap penting yaitu :
I. Bagaimana urgensi kebutuhan perubahan akan
Undang Undang Dasar 1945 selama ini bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara serta seluruh
' rakyat Indonesia ?
2. Bagairnana konsekuensi dan implementasdi adanya
fbrmat baru parlemen tiga kamar (MPR, DPR dan
DPD) clalam struktur ketatanegaraan Indonesia di
masa depan ?

C. URGENSI KEBUTTIHAN PERUBAHAN T]UD I915


Berangkat dari Pasal 37 UUD 1945 sejarah pelaksanaan
UUD 1945 mengalami pasang surut. di samping karena amanat
pasal 37 tersebut akan tetapijuga karena dinamika politik l ang
mengiringi pelaksanaannya. UUD 1945 berlaku dalam kumn
waktu antara 18 Agustus 1945 s/d tanggal 27 Desember 1949
setelah ditetapkan PPKL Kemudian dengan terbentuknva
Republik Indonesia Serikat (RIS) maka berlakulah Konstirusi
RIS sejak tanggal 27 l)esember 1949 s/d 17 Agustus 1950.
sefia UUD 1945 hanya berlaku diNegara Bagian Sumatra dan
Jawa dengan Ibukota Yogyakarta (Tim Penyusunan Bahan
penataran ).
Untunglah Negara .Federal RIS hanya berusia satu
tahun, berkat kesadaran kaum republiken maka pada tanggal
17 Agustus 1950 kembali ke pangkuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dengan menetapkan UUDS 1950 sebagai
hukum dasamya. Berdasarkan UUDS 1950 ini menganut
sistem kabinet Presidensial menurut sistem Pemerintahan
Parlementer itu, maka Presiden dan Wakil Presiden adalah

62
I/oL 30 No. 2, I 5 September 2008 : 5J-t6

sekedar Presiden Konstitusional dan tidak dapat diganggu


gugat. Yang bertanggung jawab adalah para menteri, ialah
bertanggung jawab kepada parlemen" (Tim penyusunan Bahan
penataran ).
Ketika dilaksanakan pemilihan umum yang pertama pada
. tahun 1955 untuk membentuk Badan Konstituante yang akan
rnengusahakan untuk membentuk UUD sebagai yang permanen,
suatu undang undang dasar yang lengkap dan difinitif yang
akan menggantikan UUDS 1950. Akan tetapi usaha Badan
Konstituante inipun gagal oleh karena situasi politik yang
tidak menentu dan tidak kondusif, bersamaan dengan jatuh
bangunnya kabinet akibat mosi tidak percaya. persidangan
Badan Konstituante sering macet (dead lock), oleh karena tidak
terpenuhi kuorum untuk membahas dan mengesahkan UUD.
Hal ini sebagai akibat dari sisa-sisa perseteruan terdahulu
antara kelompok nasionalis dengan kelompok Islam. serta
suasana sistem parlementer yang berlandaskan pada pemikiran
liberal yang mengutamakan pada kebebasan individu,
Akhirnya Badan konstituante yang berdasarkan UUDS
1950 bertugas menyusun Undang Undang Dasar ternyata
mengalami kemacetan total dan bahkan sangat membahayakan
keutuhan bangsa dan negara. Maka dengan dasar yang kuat
dan dengan dukungan sebagian terbesar rakyat Indonesia
maka dikeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 tentang
kembali kepada UUD 1945.
Sedangkan bunyi diktum Dekrit presiden itu adalah (Tim
Penyusunan Bahan penataran ) :

1. Menetapkanpembubaran konstituante
2. Menetapkan Undang Undang Dasar 1945 berlaku
lagi bagi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

63
Ilrgensi Kebutuhan Perubahan UUD 1945...... (Budi Handojo)

turnpah darah Indonesia, terhitung mulai hari tanggal


penetapan dekrit ini, dan tidak berlakunya lagi Undang
Undang Dasar Sementara 1950.
3. Pembentukan Majelis Permusyawarctan Rakyat
Sementara yang terdiri atas anggota-anggota Dewan
' Perwakilan Rakyat ditambah dengan utusan-utusan
dari daerah-daerah dan golongan-golongan. serta
Dewan Pertimbangan Agung Sementara, akan
diselbnggarakan dalarn rvaktu yang sesingkat-
singkatnya.
Selanjutnl'a se.iak kembali ke dalam UUD 1945
pada tanggal 5.Tuli 1959 yang disebut di zaman orde larna.
saat ini dikatakan sebegai berlakunya UUD 1945 banyak
penyimpangan-penyimpangan. Presiden Soekarno dengan
kekuasaann.va tidak terbatas, bahkan telah mengangkatnya
melalui MPRS menyetuiui sebagai Pernimpin Besar Revolusi
dan sekaligus sebagai Presiden seumur hidup. Penyimpangan
ini tidak sa.ia mengakibatkan tidak berjalannya sistem yang
ditetapkan dalam UUD 1945 melainkan ternyata telah
mengakibatkan memburuknya keadaan politik dan keamanan
sefta kemerosotan di bidang ekonomi, yang rnencapai
pr.rncaknya dengan pemberontakan yang gagal oleh G-30 S
PKI (Tim Penyusunan Bahan penataran).
Sebagai puncak dari keadaan ,vang meruncing, kondisi
ekonomi dan keamanan yang tidak terkendalikan maka dengan
dipelopori pemuda dan mahasiswa. rakyat menyampaikan "Tri
Tuntutan Rakyat (TRITURA)" yang berisikan tentang (Tim
Penyusunan Bahan penataran) :
1. Bubarkan PKI
2. Bersihkan Kabinet dari Unsur-unsur PKI
3. Turunkan harga-harga dan perbaikan ekonomi

64
I'bL 30 No. 2, l5 Septenther 2008 : St-86

Gerakan memperj uangkan TRITURA ini makin meningkat


tekanan semakin besar sehingga pemerintah akhirnya melalui
Presiden Soekarno pada tanggal l1 Maret 1966 melahirkan
Surat Perintah Sebelas Maret, yang ditujukan kepada Letnan
Jenderal rNI (AD) soeharto. Surat perintah ini lebih terkenal
. dengan sebutan Supersemar, yang berisi
memberi wervenang
kepadanya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk mengamankan dan menyelarnatkan keadaan negara.
Seiring'berakhirnya rezim orde lama dan lahirny a rezitn
orde baru. suatu rezim dengan semangat untuk intropeksi
atas pelaksanaan UUD 1945 dan kedepan dengan tekat untuk
melaksanakan secara murni dan konsekuen. Menuju suatu
tatanan negara dan pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
Good Governance yang dapat mengantarkan rakyat menuju
cita-citanya, dalam segala bidang kehidupan, berbangsa dan
bernegara.
Seinenjak l l Maret 1966 adalah zaman orcle baru dengan
tampuk pimpinan nasional dipegang Jenderal TNI (AD)
Soeharto sebagai pemegang amanat supersernar atas perintah
dari Pemimpin Besar Revolusi/ panglima Tinggi rNI presiden
Ir.Soekarno waktu itu, yang kemudian dikukuhkan sebagai
Presiden Republik Indonesia yang kedua oleh MpRS. Dengan
kemampuan managerialnya presiden Soeharto diharapkan
mampu mengendalikan le gara, mengemban amanat TRITURA
yang menjadi harapan pemuda, mahasiswa dan seluruh
rakyat. sebagai Presiden diharapkan dapat melaksanakan
pembangunan di semua aspek-aspekryu, bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan hankam dengan meletakkan UUD
1 945 sebagai landasan konstitusionalnya.

Awal Rezirn orde baru berkuasa memiliki tekad

65
Ilrgensi Kebutuhan Perubahan UAD 1945...... (Budi l{andojo)

sebagaimana termuat dalam buku "Pandangan Presiden


Soeharto Tentang Pancasila" menyebutkan .'
"Memang menjadi keyakinan kita semua bahwa
pelalrsanaan Pancasila dan Undang Undang dasqr 1945
secarq mttrni dan konsekuen adalah pokok cita-cita orde baru,
karena sehenarnya hql itu pado hakekatnya nterupakan inti
pokok sejarah bangsa dan negara Indonesia " (Iftissantono
,1976).
Melaksariakan "secara murni dan konsekuen" menjadi
kata-kata kunci yang maknanya cenderung mensakralkan
UIJD 1945. orde baru anti perubahan hukurn dasar dan yang
terjadi rneniadi *,ajib justru "melestarikan'' dalam semua aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Akhirnl'a perubahan UUD 1945 sebagaimana amanat
Pasal 37 justru tabu untuk dilakukan. dan bahkan melalui
ketetapan MPR yang dalam siding-sidangny'a 5 tahunan
peluang perubahan dikunci rapat. .iustm amat sangat sulit
adanya perubahan UUD 1945. Perubahan harus melalui tiga
talrapan. pertama persetujuan rnajelis terlebih dahulu. kedr"ra
dimintakan persetuiuan Rakyat melah"ri referendum dan ketiga
setelah ref-erendum rakyat setuju kemudian majelis rnenggelar
sidang istimewa yang diadakan untuk itu.
Kehendak tersebut sebagaimana termuat dalam Pasal 104
s.d 109 Ketetapan MPR"RI Nomor : I/MPR/1983 Tentang
Peraturan Tata Tertib Majelis Permusyawaratan Rakyat, antara
lain menyebutkan (Krissantono ,1983) ;
Pasal 104 : "Majelis berketetapan untuk mentpertahankan
Undang Undang Dasar I 945, tidak berkehendak dan tidak akan
m e I a ku ka n p e r u b a h an t e r hadap ny o s e r I o aka n m e I a lcs ana ksn
secara murni dan konsekuen"

66
LbL 30 No. 2, l5 Septemher 2008 : 5t-86

Pasal 106 : "Apabila kehendek untuk mengusulken


perubahan Undang Undang Dasar I945 sebagimuna dimaksud
pasal 105 disetuiui oleh Majelis maka Majelis ntenugaskan
P re sidem/Mandat aris unl uk me laksona kan Refere ndum,se,;ua i
de n gan U n dang-u n dan gny,a "
.

Pasal 107 : "Hasil Referendtm sebagaimana dimakEud


pasal 106 dilaporkan oleh Pre,siden/MancJalur.is kepacla
Majeiis dalam s'idang Istirnev'u )tang khusus diarJakan untuk
itu ".
Kekuasaan Presiden Soeharto ternyata tidak sebagaimana
harapan rakyat pada awal-arval berdirinya orde baru. pada
tahun-tahun akhir pemerintahannva justru negara mengalami
krisis multi dimensi. bidang politik, ekonomi. sosial budaya.
Akhir kekuasaannya setetelah 32 tahun berkuasa rakyat jugalah
dengan dimotori mahasiswa menuntut untuk Presiden Soeharto
mundur. Tepatnya pada tanggal l4 Mei 1998 Presiden Soeharto
rnenyatakan berhenti dan seterusnya B.l Habibie selaku Wakil
Presiden waktu itu naik menggantikannya, menjadi presiden
Republik Indonesia.
Realitas inilah yang menjadikan tanggal l4 Mei
1998 sebagai awal lahirnya orde Reformasi, awal ephoria
politik dengan dibukanya pintu demokrasi, kebebasan dan
keterbukaan yang ditandai dengan berdirinya berbagai partai
politik, kebebasan pers, serta dibukanya lagi wacana perubahan
Undang Undang Dasar 1945.
Sebenarnya dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia
merdeka sebagaimana uraian tersebut diatas ternyata telah
tercatat perubahan UUD dengan beberapa upaya (Asshiddiqie,
Jimly; 2004);
1. Pembentukan Undang Undang Dasar

67
Itrgensi Kebutuhan Perubahan UAD :,945...... (Butli Hantlojo)

2. Penggantian Undang Undang Dasar, dan


3. Perubahan dalam arti Pembaruan Undang Undang
Dasar
Pada tahun 1945 melalui BPUPKI dan diteruskan ppKI
te lah dibentuk dan disyahkan uuD 1945 sebagai hukum dasar
bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemudian pacla
tahun 1949 ketika Republik Indonesia serikat (RIS) maka telah
diganti'dengan Konstitusi RIS yang berlaku selama satu tahun
dan pada tahrin 1950 diganti lagi dengan berlakunya IJndang
l)nclang Dasar Sementara (UUDS) 19.15. Selanjutnl,a scrlama
orde baru tidak ada wacana peruhahan apalagi penggantian
oleh karena pemerintah orde Baru berkehendak melaksa.akan
secara murni dan konsekuen, bahkan melestarikanny.a.
Tunrbangnya penguasa orde baru yang ditandai rnundurnva
Presiden Soeharto telah melahirkan orde relbrmasi, suatti
tatanan negara )/ang melnbuka pintu demokrasi, kebebasan
dan keteibukaan. Disinilah permasalahan perlunya perubahan
IJUD 1945 marak kembali. bersamaan dengan semansat dan
euphoria untuk mendapatkarl pcran dalam kehidupan berhangsa
dan bernegara.
Selanjutnya perubahan dalam arti pembaharuan Undang
undang Dasar telah ter.iadi setelah bangsa Indonesia mernasuki
era reformasi tersebut. sebagaimana dikatakan oleh prof-. Dr.
Jimly Asshiddiqie, SH seQagai berikut :
Setelah Presiden Soeharto berhenti dan ia digantikan
oleh B.J.Habibie, barulah pada tahun 1999 dapat
diadakan perubahan terhadap Undang Undang
Dasar 1945 sebagaimana mestinya. perubahan
pertama ditetapkan oleh Sidang Umum Majelis
Permusyawaratan Rakyat pada tahun 1999, disusul

68
I'oL 30 i|o. 2, I5 Septemher 20A8: 54-86

dengan perubahan kedua dalam Sidang 'l-aliunan


Tahun 2000 dan perubahan ketiga dalam Sidang
Tahunan Tahun 2001. Pada Sidang Tahunan Tahun
2002 disyahkan pula naskah perubahan keernpat yang
melengkapi naskah-naskah penrbahan sebelumnya,
sehingga keseluruhan materi perubahan itu dapat
disusun kernbali secara lebih utuh dalam satu naskair
Undang Undang Dasar yang mencakup hukum dasar
yarlg sistematis dan terpadu (Asshiddiqie, Jimly,
2004).
Pasal3T UUD 1945 sebagai dasar hukum perubahan dan
pembaharuan UUD 1945, telah menghasilkan LJndang I Indang
Dasar 1945 Hasil Amandemen dengan pembagian Ferubahan
Pertama disahkan l9 Oktober 1999. Perubahan kedua disahkan
18 Agustus 2000. Perubahan ketiga disahkan l0 November
2001 dan Perubahan keempat disahkan l0 Agustus 2002
(Anoniinous.2005),
Kalau kita lihat dari teori konstitusi dikenat adanya
perubahan konstitusi yang mudah dan yang sulit, seperti
dikatakan oleh Moh. Mahf-ud, lr{D (2001):
"Undang Undang Dasar yang fleksibel biasanya
dapat diubah secara relatif lebih mudah dengan hanya
menggunakan tata cara pembuatan dan perubahan
undang-undang biasa. Di Inggris yang menggunakan
konstitusi tidak tertulis misalnya perubahan undang
undang dasar cukup menggunakan tata cara atall
prosedur untuk undang-undang biasa yakni dilakukan
oleh parlemen. Bahkan berbeda dengan Amerika
Serikat yang Mahkamah Agungnya memiliki
wewenang melakukan judicial review, Di Inggris

69
Ilrgensi Kchutuhan Perubultan IIUD 1945...... (Budi l{andojo)

hak menyatakan sesuai atau tidaknya sebuah undang-


undang dengan konstitusi dapat dinyatakan oleh
parlemen saja. Begitu juga Selandia Baru yang dapat
disebut sebagai contoh tentang negara yang menganut
perubahan undang undang dasar negara secara
' fleksibel. Perubahan bentuk negara atau pembubaran
Majelis Tinggi misalnya cukup dilakukan dengan
undang-undang biasa. Malahan di dalam konstitusi
n.guio Selandia Baru disebutkan bahwa parlemen bisa
dengan leluasa mengubah undang-undang dasar".
Selanjutnva Moh N'lahlird MD menambahkan. tnengenai
pe rLrbahan Undang Undang f)asar secara kaku.vaitu :

"Selain cara perubahan ,vang fleksibel ada .iuga


cara perubahan yang kaku, dalam arti tidak dapat
dilakukan dengan cara pembnatan atau perubahan
r.rndang-undang biasa. Gagasan perubahan se cara
kaku ini adalah perlunya partisipasi masyarakat
dalam perubahan undang-unclang dasar sehingga
tidak dapat diperca.vakan kepada parlemen saja.
Pembuatannyapun biasanya bukan hasil parlemen
melainkan dibuat oleh satu badan I'ang lebih tinggi
dari parlemen dalam hal perundang-undangan seperti
Konstitusnte. Konstituante biasanya dibentuk dengan
tugas khusus untrrk membuat Undang Undang Dasar
yang manakalanya tugasnya telah selesai maka
biasanya konstituante atau badan apapun namanya
yang berfungsi seperti itu menetukan pula pedoman
perubahan bagi dan di dalam undang-undang dasar
yang dibuatnya".
Atas dasar hal tersebut diatas ternyata perubahan
LbL 30 lt'o. 2, 15 Septen.bu 2008: 54-86

berupa amandemen uuD 1945 telah dilakukan oleh lr4ajelis


Permusyawaratan Rakyat, menempuh dengan cara mudah
atau fleksible. Sehinga tidak heran bila UUD 1945 yang telah
diamandemen tersebut telah melahirkan polemik, satu pihak
menyetujui dan pihak lainnya tidak menyetujui. pihak yang
'menyetujui amandemen menyatakan bahwa amandemen
rnutlak dan suatu keharusan atas dasar alasan yuridis pasal
37 UUD 1945 dan alasan sejarah mengingat perubahan dan
pernbaharuah UUD selama ini telah gagal.
Se bagai p ihak yang menyutr"ri ui amandemen Moh. Mahfud,
MD rnenyatakan bahwa : dari sudut akademis sebenarnya
telah lama ditemukan bahwa perubahan atau amandemen
atas UUD 1945 itu perlu dilakukan karena memuat se.jurnlah
kelemahan yang menyebabkan tampilnya pemerintahan yang
tidak demokratis.
Selaniutnya mewakili pihak yang menyetujui amandemen
Prof Di. Bagir Manan seorang ahli hukum tara negara dan
sekaligus Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam
bukuny;r yang berjudul "Teori dan politik Konstitusi,,
.iustrut
rnemandang bahwa amandemen terhadap Undang Undang
Dasar 1945 adalah suatu keharusan, bahwa terdapat berbagai
kelemahan dan kekurangan Lrndang Undang Dasar Ig45
ditambah dengan lemahnya keinginan untuk membangun
kehidupan berkonstitusi yang waj ar, telah melahirkan praktek
bernegara yang jauh dari prinsip-prinsip dasar yang dimuat
dalam undang-undang dasar itu sendiri (Manan, Bagir, 2004).
Sementara yang tidak menyetujui amandemen
mengemukakan alasan bahwa perubahan terhadap UUD
1945 dianggap tidak tepat lagi oleh karena amandemen yang
dilakukan bukan dilandasi persiapan dengan kajian akademik

71
(lrgensi Kebutuhan Peruhahan IIUD 1945....,, (Butli Handojo)

yang mendalam akan tetapi lebih sebagai bentuk euphoria elit


politik era refbrmasi untuk menikmati sekaligus memanfaatkan
kebebasan mutlak.
Pihak yang tidak menyetujui antara lain Prof. Abdulkadir
Besar, SH dalam bukunya "Perubahan UUD 1945 Tanpa
Paradigma, Amandemen Bukan, Konstitusi Baru Setengah
Hati" menyatkan bahwa :
"Pemilu tahun 1999 menghasilkan elit politik anggota
DPR'dan lvlPR yang mengambil alih kepemimpinan
gerakan refbrmasi dari tangan para mahasisw'a.
Bagian besar dari elit politik ini sama sekali ticlak
berusaha mendudukan bandul pendulum ke posisi
di segmen keseimbangan gerakan pendulum di
kanan-kiri dekat garis tengah vertikal, tetapi .iustru
ber-euphoria menikmati sekaligus memanfaatkan
kebebasan rnutlak" (Besar. Abdulkadir. 20AT.
Selanjutnt'a tentang subtansi amandemen menl,atakan :
"Euphoria kebebasan mutlak inilah I'ang diterapkan
oleh para elit politik anggota N,IPR pada proses
amandemen IJUD 1945. Demikian mengasl,ikannl,a
euphoria termaksud, sampai-sampai para elit politik
perancang amandemen LIUD 1945 mengabaikan
sistematik berpikirnya, bahwa untuk melakukan
amandemen suatu konstitusi harus berpangkal tolak
dari desain besar atau paradigma yang dijadikan
dasar pada empiris kasuistik yang belum diorganisasi
menj adi konsep komprehens if, langsung di proyeks ikan
pada pasal UUD 1945 (asli) yang mereka nilai perlu
dikenai amandemen. Akibat langsung dari cara
berpikir seperti itu adalah, terjadinya nir-konsistensi
lbL 30 h'o. 2, 15 September 20()8 : 54-86

antar pasal amandemen, bahkan terdapat banyak


pertentangan antarpasal dalam perubahan UUD
1945. Sungguh mengkhawatirkan. apakah suafu
Undang Undang Dasar yang mengandung banyak
pertentangan antarpasal bisa digunakan untuk
' mengaturpenvelenggaran negara', (Besar,Abdulkadir,
2002).
Kerisauan Abdul Kadir tersebut oleh karena amandemen
UUD 1945 dianggap tidak memuaskan bagi kebutuhan hukum
dasar suatu negara yang besar, bangsa Indonesia yang plural
dan majemuk sebagaimana semboyannya, ,,Bhinneka Tunggal
lka". Melalni amandemen pertama, kedua, ketiga dan keempat
rnenurut analisisnya bahwa sebagai amandemen UUD telah
kebablasan atau melampaui difinisi amandemen akan tetapi
justru ada keinginan MPR untuk mengganti UUD sayangnya
tidak terpenuhi alias setengah hati. Inilah yang rnenjadikan
kaj ian Abdul kadir Besarj udul bukunya berbunyi iA-und.,rr.n
Bukan, Konstitusi Baru Setengah Hati".
Sedangkan Besar, Abdulkadir (2002) memberikan
pengertian, yang dimaksud arnandemen menurut Undang
Undang Dasar 1945 adalah seperti yang tercantum dalam pasal
37, yaitu mengubah pasal yang terdapatbdin dalam batang
tubuh UUD 1945. Mengubah ini merniliki beberapa kategori
arti yaitu selain yang pudah dinyatakan dalam penjelasan
tersebut diatas, secara logic hukurn juga mengandung kategori
lain. secara keseluruhan dapat diinventarisasi beberapa
kategori arti amandemen berikut ini :
1. Membuat, yang artinya mencipta pasal baru,
2. Mengubah, yang artinya mengganti suatu pasal baru,
3. Mencabut, yang artinya menyatakan suatupasal tidak

IJ
Ilrgensi Kehutuhan Peruhahan UaD 1945 ...... (Butli llundojo)

berlaku, tanpa menggantikannya dengan pasal baru,


4. Menyempurnakan, yang artinya menambahkan suatu
subdiktum baru pada diktum bari suatu pasal, serta
5. Memberikan interpretasi baru pada suatu pasal ".
Selanjutnya Moh. Mahfud, MD (2001) menyatakan
tEntang studi yang mendalam menyimpulkan bahwa perlunya
amandemen atas UUD 1945 disebabkan oleh adanya empat
kelemahan UUD tersebut, yaitu :
Pertahra, bahna UUD 1945 membangun sistem
politik yang executive heavy dalarn arti memberi
porsi terbesar kekuasaan kepada Presiden tanpa
mekanismc Checks and balance yang memadai.
Kedua. bahrva UUD 1945 terlalu banl'ak memberi
atribusi dan delegasi kewenangan kepada Presiden
untuk n"rengatur lagi hal-hal penting dengan [Jndang-
undang maupun dengan Peraturan Pemerintah.
Ketiga. bahr.r'a LIUD 1945 memuat beberapa pasal
yang arnbigu atau multitaf-sir sehingga hisa ditafsirkan
dengan bermacam-macm tafsir, tetapitaf'sir yang harLrs
diterima adalah tafsir yang dibuat oleh Presiden.
Keempat, bahrva UUD 1945 lebih mengutamakan
semangat penyelenggara dari pada kekuatan
sistemnya. Didalarn penjelasan yang kernudian
dijadikan pedorpan yang sekuat UUD itu sendiri
disebutkan bahwa yang penting adalah semangat
penyelenggara, jika penyelenggara negara baik maka
negara akan baik".
Semua ini memberikan gambaran Undang Undang Dasar
1945 dalam gerak perjalanannya sejak disyahkan pada tahun
1945 , fakta sejarah dan situasi politik yang melatar belakangi

74
lloL 30 No. 2, l5 Septentbcr 2008 : 51-86

mau atau tidak menumbuhkan kesadaran secara terus menerus


dan simultan betapa penting dan urgennya perubahan UUD
1945. Diperlukan keseriusan semua pihak dari penyelenggara
negara, aparatur negara dan seluruh rakyat Indonesia bahwa
perubahan UUD 1945 merupakan ananat konstitusi dan
suatu keniscayaan sejarah. Perkembangan zaman dan tuntutan
kebutuhan masyarakat memerlukan apresiasi yang dimuat ke
dalam hukum dasar tertulis yang dapat mengawal kernajuan
bangsa dan'negara serta dinamika peran akan datang yang
dapat dirumuskan aturan dasarnya sehingga perjalanan bangsa
ini aka lebih lancar dan mudah dalam perjalanannya.

D. FORMAT BARU SISTEM PARLEMEN TIGA


KAMAR : MPR, DPR DAN DPD
Sebagaimana dikatakan oleh Guru Besar Fakultas Flukum
Univers'itas Gadjah Mada Prof. Dr. F. Soegeng Istanto, SH
(2006) dalam kuliahnya "Politik Hukum" pada program ilmu
Hukum, Sekolah Pasca Sariana UGM menyatakan bahwa
"Ius Constitutum" atau hukum positif yang berlaku sekarang
jika ditimpa terus menerus oleh perubahan kehidupan dalam
masyarakat dan ide-ide baru yang muncul maka akan menjadi
"ius Constifuendum". Selanjutnya Ius Constituendum akan
berubah menjadi ius colstitutum, demikian selanjutnya akan
terus tergantung kepada perubahan kehidupan masyarakat
maka berubahlah hukum positif (lus Constitutum) itu dan
lahirlah hukum yang baru (Ius Constituendum).
Bahwa sistem ketatanegaraan suatu negara dapat
diketahui dari Undang Undang Dasarnya, sepanjang negara
itu mempunyai Undang Undang Dasar. Undang Undang Dasar

75
Ilrgensi Kebutuhan Perubahan UaD l94S ...... (Budi Handojo)

suatu negara merupakan benfu k peraturan perundang-undangan


yang tertinggi, oleh karena dari segala peraturan perundang-
tmdangan yang dapat dikeluarkan menurut Undang-Undang
dasar itu sendiri. Sehingga semua peraturan perundang-
undangan di bawah tingkat Undang Undang Dasar tidak boleh
bertentangan dengan lJndang Undang Dasar. Selanjutnya
sesuai prinsip negara hukum maka setiap peraturan perundang-
undangan harus berdasar dan bersumber dengan tegas pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang lebih tinggi
tingkatanni,a ( Soehino, 2002).
Begitu penting dan mendasarnva l-lndang Llndang Dasar
sebagai hukum dasar tertulis .vang akan meniadi pedoman
perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya maka
struktur kenegaraan harr-rs dibenahi, dikaii kembali rnengingat
perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat
pasca refprmasi.

l. Majelis Permusyawaratan Raky'at (MPR)


Dalam strr"rktur ketatanegaraan Indonesia lvlajelis
Pennusyawaratan Rakyat (MPR) adalah lembaga tertinggi
negara yang diatur ketentuannya dalam Pasal 1,2 dan 3
{JUD 1945 (asli) , Selanjutnya dalam penjelasanuya bahwa
Kedaulatan Rakyat dipegang oleh sr,ratu badan , bernama
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai penjelmaan
seluruh rakyat Indonesia (Vertrettungsorgan des willens des
staatsvolkes) . Anggota MPR terdiri dari anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) berasal dari Parpol dan Golongan
Karya. Wakil TNI-POLzu ditarnbah dari utusan-utusan dari
daerah-daerah (propinsi) serta golongan fungsional. Majelis
inilah yang memegang kekuasaan negara yang tertinggi,

76
I/oL 30 h'o. 2, l5 September 20{)8: 54-86

sedangkan Presiden harus menj alankan hal uan negar amenurut


garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh Majelis. presiden
diangkat oleh Majelis , bertunduk dan bertanggung .iawab
kepada Nlajelis.la adalah rnandataris dari majelis, ia berwajib
menjalankan putusan-putusan Majelis.presiden tidak neben
akan tetapi untergeordnet kepada Majelis. Demikian diuraikan
dalam penjelasan UUD 1945.
Disinilah terjelmanya pokok pikiran kedaulatan rakyat
yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi , MPR mempunyai tugas dan
wewenang yang sangat menetukan, yaitu ;
(a) Menetapkan Undang Undang Dasar
(b) Menetapkan garis-garis daripada haluan negara, dan
(c) Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
Selanjutnya pada HasilAmandemen UUD 1945 terdapat
perbedaan mengenai Majelis Permusyawaratan Rakyat,vaitu
Pasal 2 ayat (l) Majelis Permusyawaratan Rakyal terdiri dari
atas anggota Dewan Perwakilan Rak,vat (DPR) dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang dipilih melalui
pemilihan urnum dan diatur lebih Ianjut dengan undang-undang.
DPR beranggotakan dari wakil Parpol peserta pemilihan umum
sedang DPD perseorangan yang mencalonkan diri sebagai
wakil rakyat mewakili propinsi seluruh Indonesia. Sehingga
dengan demikian Wakil TNI-POLRI. Utusan Daerah dan
Golongan Fungsional di tiadakan keberadaannya
Selanjutnya masalah tugas dan kewenangan MpR terdapat
perbedaan dalam amandemen Majelis berwenang mengubah
dan menetapkan UUD, yang asli mengubah tidak ada. Hasil
amandemen Majelis berwenang melantik presiden dan Wakil
Presiden serta bewenang memberhentikannya tetapi tidak

77
Urgensi Kebutuhon Perubahon IIUD 1945...... (Budi llandojo)

berwenang mengangkat oleh karena pengangkatan Presiden


dilakasanakan secara pemilihan langsung kepada rakyat.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Sesuai ketentuan UUD 1945 hasil amandemen bahrva
Dewan perwakilan Rakyat diatur dalam pasal 19, 20,20 A.2l
dan 22. 22 A. ,Jan 22 B, antara lain menyebutkan bunyinya
sebagai berikut :

Pasal 19:
(l) Anggola Dewan Perwakilan Rakl'at dipilih melalui
pemilihan urrum
(2) Susunan l)er.van Perwakilan Rakvat diatr"rr dengan
undang-undang
(3) Dew,an Peru'akilan Rakl'at bersidang sedikitnl"a
sekali dalam setahun

Pasal 20':
(l) Der,van Perrvakilan Raky'at nremegang kekrrasaan
membentuk undang-undang
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh l)ervan
Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapatkan
persetu.iuan bersama
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat
persetujuan bersama, rancangan undang-undang
itu tidak boleh diajukan dalam persidangan Dewan
perwakilan rakyat masa itu .
(4) Presiden mengesahkan rancangan undang-undang
yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-
undang.
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah
lbL 30 No. 2, l5 Septentber 2008 : 54-86

disetujui bersama tersebut tidak disyahkan oleh


Presiden dalamm waktu tiga puluh hari semenjak
rancangan undang-undang tersebut disetujui,
rancangan undang-nndang tersebut telah sah rnenjadi
undang-undang dan waj ib diundangkan.
' Berdasarkan ketentuan UUD 1945 setelah perubahan
keempat tungsi legislatif berpusat di tangan Dewan perwakilan
Rakyat. Hal ini teramatjelas dalam rumusan Pasal20 ayat I s.d
5 tersebut, afialagi dalam rvaktu 30 hari semenjak rancangan
undang-undang tersebut disetujui maka rancangan undang-
undang secara otomatis sudah sah sebagai undang-undang
dan rvajib diundangkan. Menurut Prof Dr.Jimly Asshiddiqie,
SH (2003) bahrva pasal 20 tersebut harus dipahami sebagai
berikut :
a. Lembaga legislasi atau legislator adalah DPR, bukan
Presiden dan apalagi DPD.
b. 'Presiden adalah lembaga yang mengesahakan
rancangan undang-undang yang telah mendapatkan
persetujuan bersama dalam rapat paripurna DPR
resmi menjadi undang-undang.
c. Rancangan undang-undang yang telah resmi
sah menjadi undang-undang wajib diundangkan
sebagaimana mestinya.
d. Setiap rancang3n undang-undang dibahas bersama
untuk mendapatkan persetujuan bersama antara DPR
dan Presiden dalam persidangan DPR.
e. Dalam hal rancangan undang-undang itu datang dari
Presiden maka seperti terhadap rancangan undang-
undang inisiatif DPR pembahasannya dilakukan
secara bersama-sama unfuk mendapatkan persetuj uan

79
llrgensi Kebutuhan Peruhahan IIUD 1915...... (Budi Hundojo)

bersama.
f. Setelah suatu rancangan undang-undang mendapat
persetu.iuan bersama yang ditandai pengesahannya
dalam rapat paripuma DPR, maka rancangan undang-
undang yang bersangkutan secara substantive atatr
' secara materiil telah menjadi undang-undang. tetapi
belum rnengikat secara umum karena belum disahkan
oleh presiden serta diundangkan sebagaimana
mestin,u-a.
Atas dasar uraian tersebut diatas maka sebenarnya telah
terjadi pergeseran kekuatan, dibanding UUD 1945 (asli)
artiny-a sekarang ini kekuatan DPR lebih kuat dibanding
Presiden. Dalam hal "keputusan bersama" ternyata presiden
tidak merniliki voting righ sama sakali. Tugas dan kewenangan
DPR adalah (a) Fungsi legislasi membuat undang-undang
berstima Plsiden. (b) Fungsi Budgeting menetapkan Anggaran
Pendapatan dan Belan-ia Negara (APBN), (c) iUengauasi
presiden dalam melaksanakan undang-undang dan haluan
negara (d) Menga.ir"rkan hak interpelasi. inisiatif. dan hak
imlrnitet serta (e) Memberikan beberapa pertibangan kepacla
Presiden tentang pengangkatan pejabat-pejabat tertentu
misalnya Panglima fNI. pengangkatan Duta dan Konsul.
Pengangkatan Ketua MA, dan lain sebagainya.

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


Dalam UUD 1945 hasil amandemen merupakan lembaga
baru yang secara riil menggantikan utusan daerah dan golongan
funsgsional dengan memperluas perannya sekaligus dalam
ketatanegaraan. Ketentuan yang mengatur tentang Dewan
Perwakilan daerah (DPD) Pasal22 C dan 22 D yaitu :
lhL 30 h'o. 2, I5 Septemher 2008: 54-86

Pasal 22 C:
(l) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap
propinsi melalui pemilihan umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap
propinsi jumlahnya sama dan jumlah seh,rruh Deu'an
Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga
jumlah anggota Dervan Penvakilan Daerah.
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya
sekhli dalam setahun,
(4) Snsunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah
diatur dengan undang-undang.

Pasal 22D :

(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada


Dewan Perwaki lan Rakyat rancan gan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
' pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnva, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainny4
serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta
memberikan pertimbangan kepada Dervan Perwaki lan
Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran
pendapatan dan belanja negaradan rancangan undang-

81
Ilrgensi Kchutuhan Perubahan IlUD 1945...... (Budi llandojo)

Lrndang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan


agalna.
(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan
pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai: otonomi daerah, pembentukan"
. pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan
pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonorni lainnya, pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanfa negara. pajak, pendidikan.
dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya
itu kepada f)es'an Perr.vakilan Rakyat sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindak laniuti.
(4) Anggota Deu'an Perwakilan Daerah dapat
diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan
tata caranya diatur dalarn undang-r.rndang.
Mencerrnati ketentuan pasal-pasal tersebut n1,-ata benar
bahrva tugas dan \\'e\r'enangnya dalah legislasi terbatas.
bersama-sama dengan DPR membahas rancallgan undang-
undang. ntelaksanakan pengarvasan terhadap Presiden dalam
melaksanakan rrusan berkaitan otionorni daerah. Semula
DPD didesain sebagai kamar kedua parlemen Indonesia
dimasa depan akan tetapi salah satu ciri bikameralisasi 1,ang
dikenal didunia ialah apabila kedua kamar sama kuat dalam
meni alankan fungsi legislasinya.
Sebagaimana dikatakin oleh Ketua Mahkamah Konstitusi
Prof Dr. Jimly Asshiddiqie, SH (2003) sebagai berikut :
Padahal jika diperhatikan Dewan Perwakilan Daerah
sama sekali tidak mempunyai kekuasaan apapun dibidang
ini. Dewan Perwakilan Daerah hanya memberikan
masukan pertimbangan, usul ataupun saran, sedangkan

82
LbL 30 lt'o. 2, I 5 September 2005 : 54-86

yang berhak memutuskan adalah DpR, bukan Dewan


Perwakilan Daerah. Karena itu keberadaan Dewan
Perwakilan Daerah di samping DpR tidak dapat disebut
sebagai Bikameralisme dalam arti yang lazim. Selama ini
dipahami bahwa jika kedudukan kedua kamar itu di bidang
legislative sama kuat maka sifat bikameralisme disebnt "
strong bicameralism" akan tetapijika kedua tidak sama
kuat maka disebut " Sofi bicameralism',. Akan tetapi
dalam pengaturan IJUD 1945 pasca perubahan keempat ,
bukan.saja bahwa srruktur yang dianut tidak dapat disebut
sebagai Strong bicarneralism yang kedudukan keduanya
tidak sama kuatnya. tetapibahkan.iuga tidak dapat disebut
sebagai Soft bicameralism sekalipun.
Selanjutnya kedepan harus ada tbrmulasi bagaimana
Dewan Perwakilan Daerah dalarn struktur ketatanegaraan
menjadi semakin kuat, sementara persyaratan meniadi
anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah lebih berat
dibanding anggota DPR. .telas ini tidak f;rir bagi suatu
demokrasi, harus stara dengan perjuangan dan perannya
alam kelembagaan negara.

E. KESIMPULAN

Setelah seluruh uraifln penulis sajikan di atas maka penulis


dapat mengemukakan suatu kesimpulan sebagai berikut :
l. Bahwa perubahan terhadap Undang Undang Dasar
1945 merupakan suatu keharusan secara yuridis
berdasarkan amanat pasal 37 UUD 1945. secara
historis merupakan tuntutan dari dinamika kebutuhan
dan perkembangan dalam kehidupan berbangsa

83
dan bernegara, serta secara substansi perlu adanya
tafsir resmi mengenai pasal-pasal yang terdapat di
dalamnya yang dapat menjadi pedoman bagi semua
pihak, lembaga negara, aparatur negara dan seluruh
rakyat Indonesia
' 2. Bahwa dengan adanya Amandemen UUD 1945
rnaka telah teriadi perubahan struktur ketatanegaraan
Indonesia. yaitu lahirnya format baru parlemen tiga
karnai'. yaitu MPR, DPR dan DPD. Sebagai negara
demokrasi dan negara hukum maka keberadaan
tiga lembaga tersebut maksudnva menganut sistem
bicameral akan tetapi justru tidak terpenuhi. Pada
akhirny'a peran yang sangat kuat pada DPR. sedang
Dewan Perv,'akilan Daerah kurang kervenangannl'a.
Apalagi MPR bukan supremasi lagi oleh karena bukan
penjehnaan seluruh rakl'at dan tidak tnenjalankan
sepenuhnya kedaulatan rak1,'at.
Sebagai saran perbaikan terhadap kesimpulan tersebut
diatas adalah :

l. Bahwa akibat kelemahan-kelamahan yang terdapat


dalam UUD 1945(asli) maka substansi perubahan
UUD 1945 ke depan harus dilandasai sikap kearit-an
dan kepedulian secara ikhlas untuk melakukan
perubahan, baik. itu berbentuk amandemen atau
UUD yang baru menggantikan UUD 1945, Jauh dari
sikap elit politik yang ego akan kepentingan partai
atau kelompoknya, sehingga akan terdapat perubahan
UUD yang selaras, serasi dan seimbang terhadap
kepentingan bangsa dan negara
2. Sebagaimanaperubahan Undang-Undang Dasar perlu
I'oL 30 l\'o. 2, l5 Septentber 2005 : 54-86

adanya prosedur yang jelas, serta diiringi kualiatas


pembuatannya, perlu suatu persiapan yang lnatang,
kajian akademik yang mendalam dan komprehensif,
serta melibatkan peran serta masyarakat sebagai
wujud partisipasi rnasy'arakat ikut serta membangun
bangsa dan negaranya di masa kini dan akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1983, Himpunun Ketetapan JvlpR IgB3. Badan


Penerbit Sasongko, S urakarta
Anonirnous, 2005, Secarcr Lengkap.sinar Grafika. Jakarta
UUD 1915 Hasil Amandemen & proses Atnantlemen
tJUD t915
Asshiddiqie, Jimly, SH, ProLDr .2003. Struktur Ke Iatsne gar oq n
Indonesia
,getelahPerubahan Keempat UUD Tlthun 1945, perum
Percetakan Negara Republik Indonesia, Jakarta
Asshiddiqie,.Iimly, SH, Prof.Dr .:2004, Kata Sambutan Selaht
Kettra Mahkornah Kontitttsi , Dalam buku Lahirnya
Undang Undang Dasar 1945, pusat Studi Hukum Tata
Negara, FH Universitas Indonesia, penerbit yayasan
Putera Pertiwi, Jakarta.
Besar, Abdulkadir, 2002, Perubahan UUD lgls Thnpa
Paradigma, Amandemen bukan Konstitusi Baru
Setengah Hati, Pusat Studi pancasila Universitas
Pancasila, Jakarta
lsmail Sunny, 19 83, P e r ge s e r a n Ke ku as aa n E lrse kut i f,Akasara
Baru, Jakarta.
Istanto, Sugeng, 2006, Materi Kutiah potitik Hukum, program

85
Ilrgensi Kebutuhan Perubahan tlAD 1945...... (Budi Iluntlojo)

Ilmu Hukum, Sekolah Pasca Sariana, UGM, Yogyakarta


Kaelan, 2003, Pendidikan Panca,sila, Penerbit Paradigrna.
Yogyakarta
Kranenburg, R, 1957, Ilmn Negara (Imum, Terjemahan oleh
Mr.Tk.B.Sabaroedin, Cetakan kedua, Tanpa Penerbit,
' Gravenhage
Krissantono ,1976 . Pandangan Presiclen Soehorto Tentang
Pancasila, Edisi kedua. Penerbit CSIS, Jakarta
Manan, Bagii, 2004, Tcori dan Politik Kontitusi. UII lrress.
Yogyakarta
Mahfid MD.Mochm. 20 0 l . D as u r cl cr n S t r u kt ur Ke t ut a n e ga r u u n
Indone,slq. Cetakan Kedua. Edisi Revisi. Penerbit Rineka
Cipta ,Jakarta
Nugroho Notosusanto. I 983. itiaskah Proklantasi t,ctng Ote nt ik
clun Runutsan Poncusila .r,ctng Otenlik" Balai Pusataka.
Jakarta
Soehino.' 2002^ Husil ltmandernen tlon Pro.scs' ..lntunrlcnen
LtLID 1915 Securu Lengkup. Sinar Grafika. .lakartzr
firn Penl'usun Bahan Penataran. 1981. P-l, (iL'D 1915 rlutt
GBHN, Jakarta
fim Pembinaan Penatar dan Bahan-bahan Penlaran Pesaw'ai
Republik Indonesia,1980, Undang Unclang Da.sar 1915.
P-| dan GBHN BP-7 Pusat. Jakarta

86

Anda mungkin juga menyukai