1. KESIMPULAN................................................................................................................ 3
2. SARAN..............................................................................................................................3
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji tersebut antara lain berisi
“sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai
berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai
Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh
badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa
jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir.
Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11
orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku,
dan Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan maklumat gunseikan nomor
Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi
Indonesia merdeka, yang kemudian dikenal dengan nama UUD’1945. Para tokoh perumus itu
adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata,
Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prof. Dr. Mr. Soepomo,
Abdul Kadir, Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul Abbas (Sumatra),
Dr. Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr. Latuharhary, Mr. Pudja (Bali), AH.
Hamidan (Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul Wachid hasyim dan Mr. Mohammad Hasan
(Sumatra).
BAB II
PEMBAHASAN
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada
tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun dan merumuskan rancangan UUD 1945. Pada
masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir
soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Pada
tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang
untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah
dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-
pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan
UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada
tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang
Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan ini tanpa kata
"Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk
Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia.
Indonesia (PPKI) yang menggantikan BPUPKI melaksanakan sidang, yakni pada tanggal 18
Agustus 1945. Ir. Soekarno, sebagai Ketua PPKI, dalam sambutan pembukaan sidang dengan
”Saya minta lagi kepada Tuan-tuan sekalian, supaya misalnya mengenai hal Undang-Undang
Dasar, sedapat mungkin kita mengikuti garisgaris besar yang telah dirancangkan oleh
Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dalam sidangnya yang kedua. Perobahan yang penting-penting saja
kita adakan dalam sidang kita sekarang ini. Urusan yang kecil-kecil hendaknya kita ke
sampingkan, agar supaya kita sedapat mungkin pada hari ini pula telah selesai dengan
pekerjaan menyusun Undang-Undang Dasar dan memilih Presiden dan Wakil Presiden.”
Harapan Soekarno di atas mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari para anggota
PPKI. Moh. Hatta yang memimpin jalannya pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar dapat
menjalankan tugasnya dengan cepat. Proses pembahasan berlangsung dalam suasana yang penuh
rasa kekeluargaan, tanggung jawab, cermat dan teliti, dan saling menghargai antaranggota.
Tubuh. Undang-Undang Dasar ini, dikenal dengan sebutan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Melalui Berita Republik Indonesia tanggal 15 Februari 1946,
Dalam persidangan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, di hasilkan keputusan sebagai berikut ;
b. Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden
Republik Indonesia.
sepenuhnya dijalankan karena dari tahun 1945 sampai 1450. Pemerintah dalam kurun waktu 18
Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 masih dihadapkan dengan pekerjaan untuk
mempertahankan kemerdekaan.
Pada tanggal 16 Oktober 1945, Wakil Presiden Moh. Hatta memberikan mandat berupa
Maklumat Wakil Presiden Nomor X. Isinya memberitahukan bahwa KNIP diberi kewenangan
sebagai Badan Legislatif sampai terbentuknya sebuah badan mengurusi hal tersebut. Inilah cikal
Parlementer yang pertama. Hal ini dibuat berdasarkan pemikiran Presiden agar pemerintahan
UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis dan sumber tertib hukum yang tertinggi
negara.
Sebagai peraturan negara yang tertinggi, UUD 1945 menjadi acuan dan parameter dalam
pembuatan peraturan-peraturan yang ada di bawahnya. Oleh sebab itu, peraturan perundang-
undangan yang ada tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Undang-Undang Dasar 1945
perkembangan jaman. Namun demikian pada awal masa reformasi, pada sidang umum MPR tahun
1999 UUD 1945 mengalami suatu perubahan dengan adanya amandemen UUD 1945.
peraturan negara yang paling tinggi kedudukannya dibandingkan dengan peraturan lainnya. Proses
pembuatan UUD 1945 tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Pada masa itu Rancangan
UUD diajukan dan dibahas dalam sidang BPUPKI. Setelah Indonesia merdeka rancangan tersebut
dibahas kembali dalam sidang PPKI dan akhirnya ditetapkan sebagai UUD 1945 pada tanggal 18
Agustus 1945. Sejak itulah UUD 1945 mewarnai kehidupan ketatanegaraan bangsa Indonesia
dengan segala pasang surutnya sampai sekarang. UUD 1945 bukanlah suatu peraturan yang tidak
dapat diubah, tetapi berdasarkan Pasal 37 UUD 1945 sangat dimungkinkan untuk mengalami
perubahan (amandemen). Oleh sebab itu, sejak tahun 1999-2002 UUD 1945 telah mengalami
amandemen sampai empat tahap. Prosedur untuk mengadakan perubahan UUD sesuai dengan
a. Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh
b. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan. ditunjukkan dengan jelas
anggota MPR.
d. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima
UUD 1945 dinyatakan sebagai hukum dasar yang sah dan berlaku di Indonesia sejak ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Rumusan
UUD 1945 sebenarnya menggunakan rumusan hasil sidang BPUPKI yang sudah mengalami
b. Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, IV Aturan Peralihan dan II Aturan Tambahan.
c. Penjelasan.
Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alinea itu, juga mempunyai pokok-pokok pikiran
1) Pokok Pikiran Pertama, yaitu: “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini merupakan pokok pikiran
keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban
yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian
3) Pokok Pikiran Ketiga yaitu: “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan
dan permusyawaratan/perwakilan”. Hal ini menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk
4) Pokok Pikiran Keempat yaitu: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
konsekuensi logis bahwa Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
Di dalam Pembukaan UUD 1945 Aline ke-4 terkandung pula dasar negara adalah Pancasila, yaitu:
3) Persatuan Indonesia
b. Sistem kostitusional, yaitu pemerintah berdasar atas konstitusi (hokum dasar), jadi tidak bersifat
c. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara menurut Undang-Undang Dasar (Pasal 4).
d. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara, yang diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden(Pasal 17).
e. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas, kepala negara harus tunduk pada Konsitusi (Pasal 4).
Adapun sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 dapat dikembangkan dengan cara
a. menghormati dan melaksanakan aturan-aturan lain di bawah UUD 1945 temasuk tata tertib sekolah
e. berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam melaksanakan UUD 1945
g. menghargai upaya yang dilakukan oleh para mahasiswa dan para politisi yang dengan gigih
memperjuangkan reformasi tatanan kehidupan bernegara yang sesuai dengan UUD 1945.
1.4 Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia 1945
Perumusan UUD 1945 dilakukan melalui musyarawarah beberapa tokoh pendiri Negara
Indonesia pada sidang BPUPKI dan PPKI. Adapun tokoh yang berperan dalam perumusan dasar
1. Ir. Soekarno
Berperan sebagai anggota BPUPKI dan ketua PPKI. Ir. Soekarno turut ikut menyusulkan rumusan
dasar Negara Indonesia bersama dengan tokoh lainnya yaitu pancasila yang disahkan pada sidang
BPUPKI pada tahun 1 Juni 1945. Selain itu Soekarno bersama dengan panitia sembilan
menyusulkan Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian disahkan oleh BPUPKI
2. Moh Yamin
Sebagai anggota BPUPKI yang turut ikut berkontribusi memberikan pendapat bersama tokoh
lainya mengenai perumusan dasar Negara yang akhirnya di sahkan menjadi pancasila.
- Soepomo turut ikut berkontribusi menyumbangkan pendapatnya sebagai anggota BPUPKI dalam
perumusan dasar Negara yaitu pancasila. Setelah BPUPKI dibubarkan Prof. Dr. R. Soepomo turut
ikut menjadi anggota PPKI yang aktif dan menjadi ketua panitia kecil perancangan Undang –
Undang Dasar.
Turut ikut sebagai anggota BPUPKI dan ketua panitia perancangan keuangan dan perekonomian
Indonesia. Mohammad Hatta juga turut berperan sebagai anggota panitia sembilan yang
merumuskan piagam Jakarta yang akhirnya di sahkan oleh BPUPKI sebagai pembukaan UUD
1945.
Berperan sebagai ketua badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Turut aktif sebagai anggota BPUPKI dan termasuk kedalam anggota sembilan yang merumuskan
piagam Jakarta yang kemudian disahkan BPUPKI menjadi pembukaan UUD 1945. Turut ikut
memberikan kontribusi dalam perumusan teks proklamasi kemerdekaan yaitu pada kata “kami
bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” sehingga Ahmad Soebardjo
dikenal sebagai konseptor naskah proklamasi kemerdekaan dan pembukaan UUD 1945.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perumusan UUD 1945 oleh BPUPKI dilaksanakan dalam sidang kedua tanggal 10 sampai
dengan 16 Juli 1945. BPUPKI membentuk 3 (tiga) Panitia Kecil untuk membahas dan
mempersiapkan perumusan Undang- Undang Dasar, lalu untuk pengesahanya dilakukan melalui
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 : (1) Mengesahkan UUD 1945; (2) Memilih Ir Soekarno
sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden; (3) Membentuk Komite Nasional
Indonesia Pusat.
Sistematika UUD 1945 sebelum perubahan adalah : (1) Pembukaan, terdiri dari 4 alinea;
(2) Batang Tubuh, terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan;
(3) Penjelasan, terdiri dari penjelasan umum dan pasal demi pasal Sedangkan sistematika setelah
perubahan UUD NRI 1945 adalah : (a) Pembukaan, terdiri dari 4 alinea. (b) Pasal-pasal, terdiri
Semangat dan komitmen pendiri negara pada perumusan dan pengesahan UUD 1945 antara
lain mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, persatuan dan kesatuan, rela berkorban, cinta
Saran
Sudah seharusnya kita sebagai siswa SMP Negeri 1 Kuta selalu dalam semangat
perjuangan dan kemerdekaan, serta meneladani nilai-nilai penting sejarah perumusan dan
pengesahan UUD 1945, bersikap rela berkorban demi bela negara dimulai dari hal-hal kecil seperti
menjaga toleransi antar umat beragama dan tidak menyinggung Suku , Agama , atau Ras.