Anda di halaman 1dari 14

Tugas Makalah PPKN

Materi Perumusan dan Pengesahan UUD 1945


Negara Kesatuan Republik Indonesia

SMP NEGERI 1 KUTA


TAHUN PELAJARAN 2021/2022

NAMA : DIMAS ANDRIAN


KELAS : 7.4
ABSEN : 03
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 2
1.1 Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945...................................... 2

1.2 Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945...................................... 2

1.3 Periode Pemberlakuan Undang-Undang Dasar 1945................................................. 2

1.4 Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945..................................... 2

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 3

1. KESIMPULAN................................................................................................................ 3

2. SARAN..............................................................................................................................3
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD’45) bermula dari janji Jepang untuk

memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Janji tersebut antara lain berisi

“sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah mulai

berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda. Tentara Dai

Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara, untuk

mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda”.

Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni 1945 oleh

badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa

jepang dikenal dengan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang beranggotakan 21 orang, diketuai Ir.

Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11

orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku,

dan Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan maklumat gunseikan nomor

23 bersamaan dengan ulang tahun Tenno Heika pada 29 April 1945.

Badan ini kemudian menetapkan tim khusus yang bertugas menyusun konstitusi bagi

Indonesia merdeka, yang kemudian dikenal dengan nama UUD’1945. Para tokoh perumus itu

adalah antara lain Dr. Radjiman Widiodiningrat, Ki Bagus Hadikoesoemo, Oto Iskandardinata,

Pangeran Purboyo, Pangeran Soerjohamidjojo, Soetarjo Kartohamidjojo, Prof. Dr. Mr. Soepomo,

Abdul Kadir, Drs. Yap Tjwan Bing, Dr. Mohammad Amir (Sumatra), Mr. Abdul Abbas (Sumatra),

Dr. Ratulangi, Andi Pangerang (keduanya dari Sulawesi), Mr. Latuharhary, Mr. Pudja (Bali), AH.

Hamidan (Kalimantan), R.P. Soeroso, Abdul Wachid hasyim dan Mr. Mohammad Hasan

(Sumatra).
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk pada

tanggal 29 April 1945 adalah badan yang menyusun dan merumuskan rancangan UUD 1945. Pada

masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei hingga 1 Juni 1945, Ir

soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama Pancasila. Pada

tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang

untuk merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah

dihilangkannya anak kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-

pemeluknya" maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD 1945 yang disahkan

pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan

UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada

tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang

Kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Nama Badan ini tanpa kata

"Indonesia" karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada BPUPKI untuk

Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18

Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia.

1.2 Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia (PPKI) yang menggantikan BPUPKI melaksanakan sidang, yakni pada tanggal 18
Agustus 1945. Ir. Soekarno, sebagai Ketua PPKI, dalam sambutan pembukaan sidang dengan

penuh harapan mengatakan sebagai berikut ;

”Saya minta lagi kepada Tuan-tuan sekalian, supaya misalnya mengenai hal Undang-Undang

Dasar, sedapat mungkin kita mengikuti garisgaris besar yang telah dirancangkan oleh

Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai dalam sidangnya yang kedua. Perobahan yang penting-penting saja

kita adakan dalam sidang kita sekarang ini. Urusan yang kecil-kecil hendaknya kita ke

sampingkan, agar supaya kita sedapat mungkin pada hari ini pula telah selesai dengan

pekerjaan menyusun Undang-Undang Dasar dan memilih Presiden dan Wakil Presiden.”

Harapan Soekarno di atas mendapatkan tanggapan yang sangat baik dari para anggota

PPKI. Moh. Hatta yang memimpin jalannya pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar dapat

menjalankan tugasnya dengan cepat. Proses pembahasan berlangsung dalam suasana yang penuh

rasa kekeluargaan, tanggung jawab, cermat dan teliti, dan saling menghargai antaranggota.

Pembahasan rancangan Undang-Undang Dasar menghasilkan naskah Pembukaan dan Batang

Tubuh. Undang-Undang Dasar ini, dikenal dengan sebutan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Melalui Berita Republik Indonesia tanggal 15 Februari 1946,

Penjelasan Undang-Undang Dasar menjadi bagian dari Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam persidangan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, di hasilkan keputusan sebagai berikut ;

a. Mengesahkan UUD 1945.

b. Menetapkan Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden

Republik Indonesia.

c. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat.


1.3 Periode Pemberlakuan Undang-Undang Dasar 1945

Namun berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 setelah pengukuhan belum bisa

sepenuhnya dijalankan karena dari tahun 1945 sampai 1450. Pemerintah dalam kurun waktu 18

Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 masih dihadapkan dengan pekerjaan untuk

mempertahankan kemerdekaan.

Pada tanggal 16 Oktober 1945, Wakil Presiden Moh. Hatta memberikan mandat berupa

Maklumat Wakil Presiden Nomor X. Isinya memberitahukan bahwa KNIP diberi kewenangan

sebagai Badan Legislatif sampai terbentuknya sebuah badan mengurusi hal tersebut. Inilah cikal

bakal terbentuknya DPR dan MPR saat ini.

Pada tanggal 14 November 1945. Pemerintah pusat membangun Kabinet Semi

Parlementer yang pertama. Hal ini dibuat berdasarkan pemikiran Presiden agar pemerintahan

kedepannya bisa lebih demokratis

1.4 Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis dan sumber tertib hukum yang tertinggi

dalam negara Indonesia yang memuat tentang:

a. hak-hak asasi manusia;

b. hak dan kewajiban warga negara;

c. pelaksanaan dan penegakkan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara;

d. wilayah negara dan pembagian daerah; kewarga-negaraan dan kependudukan; keuangan

negara.
Sebagai peraturan negara yang tertinggi, UUD 1945 menjadi acuan dan parameter dalam

pembuatan peraturan-peraturan yang ada di bawahnya. Oleh sebab itu, peraturan perundang-

undangan yang ada tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945. Undang-Undang Dasar 1945

dapat memuat ketentuan-ketentuan pokok saja sehingga dapat menyesuaikan dengan

perkembangan jaman. Namun demikian pada awal masa reformasi, pada sidang umum MPR tahun

1999 UUD 1945 mengalami suatu perubahan dengan adanya amandemen UUD 1945.

Undang-Undang Dasar 1945 berdasarkan tata urutan perundangundangan RI merupakan

peraturan negara yang paling tinggi kedudukannya dibandingkan dengan peraturan lainnya. Proses

pembuatan UUD 1945 tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia. Pada masa itu Rancangan

UUD diajukan dan dibahas dalam sidang BPUPKI. Setelah Indonesia merdeka rancangan tersebut

dibahas kembali dalam sidang PPKI dan akhirnya ditetapkan sebagai UUD 1945 pada tanggal 18

Agustus 1945. Sejak itulah UUD 1945 mewarnai kehidupan ketatanegaraan bangsa Indonesia

dengan segala pasang surutnya sampai sekarang. UUD 1945 bukanlah suatu peraturan yang tidak

dapat diubah, tetapi berdasarkan Pasal 37 UUD 1945 sangat dimungkinkan untuk mengalami

perubahan (amandemen). Oleh sebab itu, sejak tahun 1999-2002 UUD 1945 telah mengalami

amandemen sampai empat tahap. Prosedur untuk mengadakan perubahan UUD sesuai dengan

Pasal 37 UUD 1945 adalah sebagai berikut.

a. Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh

sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR,

b. Setiap usul perubahan pasal-pasal UUD diajukan secara tertulis dan. ditunjukkan dengan jelas

bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.


c. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah

anggota MPR.

d. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima

puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR.

UUD 1945 dinyatakan sebagai hukum dasar yang sah dan berlaku di Indonesia sejak ditetapkan

pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Rumusan

UUD 1945 sebenarnya menggunakan rumusan hasil sidang BPUPKI yang sudah mengalami

perubahan dan penyempurnaan dan ditetapkan pada sidang PPKI.

UUD 1945 terdiri dari tiga bagian yaitu:

a. Pembukaan terdiri dari empat alinea.

b. Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal, IV Aturan Peralihan dan II Aturan Tambahan.

c. Penjelasan.

Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alinea itu, juga mempunyai pokok-pokok pikiran

yang sangat penting, yaitu:

1) Pokok Pikiran Pertama, yaitu: “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah

darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh

rakyat Indonesia”. Hal ini berarti bahwa negara menghendaki persatuan

dengan menghilangkan faham golongan, mengatasi

segala faham perseorangan. Dengan demikian Pokok

Pikiran Pertama merupakan penjelmaan Sila Ketiga Pancasila.


2) Pokok Pikiran Kedua yaitu: “Negara hendak

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hal ini merupakan pokok pikiran

keadilan sosial yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak dan kewajiban

yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat. Dengan demikian

Pokok Pikiran Kedua merupakan penjelamaan Sila Kelima Pancasila;

3) Pokok Pikiran Ketiga yaitu: “Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan

dan permusyawaratan/perwakilan”. Hal ini menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk

dalam Undang-Undang Dasar haruslah berdasarkan atas kedaulatan

rakyat dan berdasar permusyawaratan/perwakilan. Pokok Pikiran Ketiga merupakan penjelmaan

Sila Keempat Pancasila;

4) Pokok Pikiran Keempat yaitu: “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut

dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal ini menunjukkan

konsekuensi logis bahwa Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang mewajibkan

pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang

luhur, dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Di dalam Pembukaan UUD 1945 Aline ke-4 terkandung pula dasar negara adalah Pancasila, yaitu:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Dalam Batang tubuh UUD 1945 terkandung sistem pemerintahan negara, yaitu:

a. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Pasal 1).

b. Sistem kostitusional, yaitu pemerintah berdasar atas konstitusi (hokum dasar), jadi tidak bersifat

kekuasaan yang tidak terbatas. (Pasal 1)

c. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara menurut Undang-Undang Dasar (Pasal 4).

d. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara, yang diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden(Pasal 17).

e. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas, kepala negara harus tunduk pada Konsitusi (Pasal 4).

f. DPR tidak dapat dibubarkan oleh Presiden (Pasal 7).

Adapun sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 dapat dikembangkan dengan cara

a. menghormati dan melaksanakan aturan-aturan lain di bawah UUD 1945 temasuk tata tertib sekolah

b. menyadari manfaat UUD 1945,

c. mengkritisi penyelenggaraan negara yang tidak sesuai dengan UUD 1945,

d. mematuhi aturan dasar hasil perubahan UUD 1945,

e. berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dalam melaksanakan UUD 1945

g. menghargai upaya yang dilakukan oleh para mahasiswa dan para politisi yang dengan gigih

memperjuangkan reformasi tatanan kehidupan bernegara yang sesuai dengan UUD 1945.
1.4 Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia 1945
Perumusan UUD 1945 dilakukan melalui musyarawarah beberapa tokoh pendiri Negara

Indonesia pada sidang BPUPKI dan PPKI. Adapun tokoh yang berperan dalam perumusan dasar

Negara UUD 1945 adalah sebagai berikut :

1. Ir. Soekarno

Berperan sebagai anggota BPUPKI dan ketua PPKI. Ir. Soekarno turut ikut menyusulkan rumusan

dasar Negara Indonesia bersama dengan tokoh lainnya yaitu pancasila yang disahkan pada sidang

BPUPKI pada tahun 1 Juni 1945. Selain itu Soekarno bersama dengan panitia sembilan

menyusulkan Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian disahkan oleh BPUPKI

manjadi pembukaan UUD 1945.

2. Moh Yamin

Sebagai anggota BPUPKI yang turut ikut berkontribusi memberikan pendapat bersama tokoh

lainya mengenai perumusan dasar Negara yang akhirnya di sahkan menjadi pancasila.

3. Prof. Dr. R. Soepomo

- Soepomo turut ikut berkontribusi menyumbangkan pendapatnya sebagai anggota BPUPKI dalam

perumusan dasar Negara yaitu pancasila. Setelah BPUPKI dibubarkan Prof. Dr. R. Soepomo turut

ikut menjadi anggota PPKI yang aktif dan menjadi ketua panitia kecil perancangan Undang –

Undang Dasar.

4. Drs. Mohammad Hatta

Turut ikut sebagai anggota BPUPKI dan ketua panitia perancangan keuangan dan perekonomian

Indonesia. Mohammad Hatta juga turut berperan sebagai anggota panitia sembilan yang
merumuskan piagam Jakarta yang akhirnya di sahkan oleh BPUPKI sebagai pembukaan UUD

1945.

5. Dr. Rajiman Wediodiningrat

Berperan sebagai ketua badan penyelidik usaha persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

6. Mr. Ahmad Soebardjo

Turut aktif sebagai anggota BPUPKI dan termasuk kedalam anggota sembilan yang merumuskan

piagam Jakarta yang kemudian disahkan BPUPKI menjadi pembukaan UUD 1945. Turut ikut

memberikan kontribusi dalam perumusan teks proklamasi kemerdekaan yaitu pada kata “kami

bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” sehingga Ahmad Soebardjo

dikenal sebagai konseptor naskah proklamasi kemerdekaan dan pembukaan UUD 1945.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Perumusan UUD 1945 oleh BPUPKI dilaksanakan dalam sidang kedua tanggal 10 sampai

dengan 16 Juli 1945. BPUPKI membentuk 3 (tiga) Panitia Kecil untuk membahas dan

mempersiapkan perumusan Undang- Undang Dasar, lalu untuk pengesahanya dilakukan melalui

sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 : (1) Mengesahkan UUD 1945; (2) Memilih Ir Soekarno

sebagai Presiden dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden; (3) Membentuk Komite Nasional

Indonesia Pusat.

Sistematika UUD 1945 sebelum perubahan adalah : (1) Pembukaan, terdiri dari 4 alinea;

(2) Batang Tubuh, terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan;

(3) Penjelasan, terdiri dari penjelasan umum dan pasal demi pasal Sedangkan sistematika setelah

perubahan UUD NRI 1945 adalah : (a) Pembukaan, terdiri dari 4 alinea. (b) Pasal-pasal, terdiri

dari 21 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan.

Semangat dan komitmen pendiri negara pada perumusan dan pengesahan UUD 1945 antara

lain mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, persatuan dan kesatuan, rela berkorban, cinta

tanah air, dan musyawarah mufakat.

Saran
Sudah seharusnya kita sebagai siswa SMP Negeri 1 Kuta selalu dalam semangat

perjuangan dan kemerdekaan, serta meneladani nilai-nilai penting sejarah perumusan dan

pengesahan UUD 1945, bersikap rela berkorban demi bela negara dimulai dari hal-hal kecil seperti

menjaga toleransi antar umat beragama dan tidak menyinggung Suku , Agama , atau Ras.

Anda mungkin juga menyukai