Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

ANALISIS PEMILIHAN KEPALA DESA

Disusun oleh :

Shilfiena Farha Azkia

Zakiyah Auliya S.H.J

PESANTREN PERSATUAN ISLAM 31 BANJARAN


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamiinn, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi , banyak nikmat yang Allah
berikan, tetapi sedikit sekali yang sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT
atas segala berkat, rahmat, taufik, kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Demokrasi ini makalah Demokrasi ini dengan judul “ dengan judul “Era Pengakuan Kedaulatan Rakyat
Dalam Era Pengakuan Kedaulatan Rakyat Dalam Pemilihan Kepala Desa Langonsari Kecamatan
PameungpeukKabupaten Bandung Pemilihan Kepala Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk
Kabupaten Bandung ””..

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena Dalam
penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepadas emua pihak yang telah membantu .

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada
yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan yang membangu yang membangun agar
makalah ini dapat l n agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Pameungpeuk, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. ii
BAB I LATAR BELAKANG .............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASA………. ............................................................................................................................ 4
A. Pengertian Demokrasi ............................................................................................................................ 4
B. Kedaulatan Rakyat .................................................................................................................................. 9
BAB III TINJAUAN TERHADAP PEMILIHAN KEPALA DESA LANGONSARI KECAMATAN PAMEUNGPEUK
KABUPATEN BANDUNG ........................................................................................................................... . 7
A. Kondisi Geografis dan Demografis ......................................................................................................... 7.
B. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa ...................................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………………………….. 10
Lampiran …………………………………………………………………………………………………………………………………………… 11

ii
BAB I

LATAR BELAKANG

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten. Desa juga memiliki kekuasaan untuk
menyelenggarakan pemerintahannya sendiri dalam Ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan sub sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan,
sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Begitu
pula dalam penyelenggaraan pemerintah desa harus sesuai dengan UU No.32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.

Penyelenggaraan pemerintah desa tidak dapat lepas dari jabatan Kepala Desa. Pemerintah desa dipimpin
oleh seorang Kepala Desa yang dipilih masyarakat desa yang sudah mempunyai hak memilih. Selanjutnya
syarat dan tata cara pemilihan kepala desa di Kabupaten Bandung diatur dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Bandungg No. 05 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pemilihan, Pencalonan, Pengangkatan,
Pemberhentian dan Pelantikan Kepala Desa beserta petunjuk pelaksanaannya yang berpedoman pada
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa. Kepala Desa ditetapkan melalui perolehan suara
terbanyak, kecuali calon tunggal yang harus mendapat suara 50% + 1 dari pemilih yang menggunakan hak
memilih dalam pemilihan yang nantinya dilantik oleh Bupati paling lama 30 hari setelah pemungutan
suara.

Kepala desa mempunyai tugas penyelenggaraan urusan pemerintahan, pembangunan, dan


kemasyarakatan dan dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa Warga Negara Republik Indonesia yang
memenuhi persyaratan, dengan masa jabatan 6 tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali
masa jabatan berikutnya. Kemudian dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa pada dasarnya
bertanggung jawab kepada rakyat, yang prosedur pertanggungjawabannya dilaksanakan kepada Bupati
melalu Camat. Dan kepada BPD, Kepala Desa wajib menyampaikan laporan keterangan
pertanggungjawaban serta desa menyampaikan informasi mengenai pokok-pokok
pertanggungjawabannya.

Kepala Desa mempunya tugas, kewajiban, wewenang, dan berhak atas gaji dan tunjangan, jaminan
kesehatan, bantuan hukum, cuti dan mendapat penghargaan atas prestasi kerjanya, selanjutnya dalam

1
rangka penguatan Pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten, dan Pemerintah Kecamatan wajib
melaksanakan pembinaan kepada Kepala Desa dan penyelenggara pemerintah desa lainnya.

Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat. Pemilihan Kepala
Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui
tahap pencalonan dan tahap pemilihan.

Pemilihan Kepala Desa dalam kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan diakui keberadaannya berlaku ketentuan hukum adat setempat, yang diterapkan dalam
Peraturan Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah yang terdiri atas pemilih dalam
pemilihan di Kecamatan Pameungpeuk, hak pilih dalam pemilihan di Kecamatan Pameungpeuk, adanya
tempat pemungutan suara, kampanye pemilihan kepala desa dimana kampanye ini adalah kegiatan Calon
Kepala Desa dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program,
selanjutnya dalam pemilihan Kepala Desa ini ditunjang dengan adanya Tim Pelaksana Kampanye yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis penyelenggaraan kampanye, kemudian ada pengawas
pemilihan Kepala Desa, penjaringan yang kegiatannya dilakukan oleh panitia pemilihan untuk menjaring
bakal calon dari warga masyarakat desa setempat, setelah adanya penjaringan, selanjutnya adanya
penyaringan, dimana penyaringan ini adalah proses seleksi terhadap Bakal Calon yang dilakukan oleh
panitia pemilihan.

1.1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut.

1) Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?

2) Bagaimana pengertian demokrasi ?

3) Apasajakah ciri-ciri demokrasi ?

4) Tahapan-tahapan pemilihan kepala desa?

1.2. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut.

2
1) Untuk mengetahui yang dimaksud dengan demokrasi.

2) Untuk mengetahui pengertian demokrasi.

3) Untuk mengetahui ciri-ciri demokrasi.

4) Untuk mengetahui proses-proses atau tahapan-tahapan pemilihan kepala desa.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga dapat
memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan yang diberikan dan sebagai sarana media pembelajaran
serta menambah wawasan pengetahuan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya
memegang peranan yang sangat menenentukan.

Kata demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara
dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih melalui pemilu.
Pemerintahan di Negara demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna,
berpendapat, berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan
menghormati hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama
untuk mendapatkan kehidupan yang layak.

Pengertian demokrasi menurut para ahli adalah sebagai berikut.

Abraham Lincoln, Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.

Kranemburg, Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos (rakyat) dan kratos

(pemerintahan). Jadi, demokrasi berarti cara memerintah dari rakyat. Charles Costello, Demokrasi

adalah sistem social dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan emerintah yang dibatasi

hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan warga negara. Koentjoro Poerbopranoto,

Demokrasi adalah negara yang pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana

rakyat diikut sertakan dalam pemerintahan negara. Harris Soche, Demokrasi adalah pemerintahan

rakyat karena itu kekuasaan melekat pada rakyat.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari rakyat,
dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.

1. Manfaat Demokrasi

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:

4
a) Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang adalah sama dan
sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat
dan pilihan setiap warga Negara.

b) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan rakyatnya.


Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu
menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.

c) Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam


masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara. Dalam demokrasi untuk
mengatasi perbedaan perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan
dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.

d) Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang hak-hak sipil dan
politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-
hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-
keputusan kolektif yang lebih baik.

e) Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan kehidupan social.


Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan pergantian para politisi dilakukan
dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.

2. Ciri-Ciri Sistem Demokrasi

Ciri-ciri sistem demokrasi dimaksudkan untuk membedakan penyelenggaraan pemerintahan Negara yang
demokratis, yaitu:

a) Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;

b) Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama menempati kedudukan dalam pemerintahan
untuk masa jabatan tertentu, seperti; presiden, menteri, gubemur dsb;

c) Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokohtokoh yang sah yang berjuang
mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan; sekaligus sebagai tandingan bagi pemerintah yang
sedang berkuasa;

d) Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah tertentu yang diharapkan dapat

5
mewakili kepentingan rakyat tertentu;

e) Agar kehendak masing-masing golongan dapat diketahui oleh pemenntah atau anggota masyarakat
lain, maka harus diakui adanya hak menyatakan pendapat (lisan, tertulis, pertemuan, media elektronik
dan media cetak, dsb);

f) Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam pemilihan umum.

B. KEDAULATAN RAKYAT

Kedaulatan berasal dari bahasa Arab (daulah), yang berarti kekuasaan tertinggi. Menurut Jean Bodin
(tokoh ilmu negara), kedaulatan dalam negara ialah kekuasaan tertinggi dalam negara yang tidak berasal
dari kekuasaan lain.

MACAM – MACAM KEDAULATAN RAKYAT

Kedaulatan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Kedaulatan ke dalam (internal sovereignity), yaitu negara berhak mengatur segala kepentingan rakyat
melalui berbagai lembaga Negara dan perangkat lainnya tanpa campur tangan negara lain.

b. Kedaulatan ke luar (external sovereignity) yaitu negara berhak untuk mengadakan hubungan atau
kerjasama dengan negara-negara lain, untuk kepentingan bangsa dan negara.

6
BAB III

TINJAUAN TERHADAP PEMILIHAN KEPALA DESA LANGONSARI KECAMATAN PAMEUNGPEUK KABUPATEN


BANDUNG

A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Langonsari

a. Bidang Pemerintahan

1. Umum

a. Batas Wilayah

1). Sebelah Utara : Baleendah

2). Sebelah Selatan : Bojongmanggu

3). Sebelah Barat : Sukasari

4). Sebelah Timur : Baleendah

b.. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : + 10 Km

B. Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Di Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten


Bandung.

Desa memiliki pemerintah desa yang terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Menurut Undang-undang
Nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi Daerah, pasal 203, Kepala Desa dipilih langsung oleh dan dari
penduduk desa warga negara Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya
diatur dengan Peraturan Daerah yang berpedoman dengan Peraturan pemerintah. Selain itu juga Kepala
Desa mempunyai wewenang, kewajiban, dan hak kepala desa.

Dalam Peraturan Pemeritah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, menyebutkan
bahwa Pemilihan Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat,
pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil yang dilaksanakan melalui
tahap pencalonan dan tahap pemilihan. Untuk pencalonan dan pemilihan Kepala Desa, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) membentuk panitia pemilihan yang terdiri dari unsur perangkat desa,

7
pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat.

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 05 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan,
Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Desa, dan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Tentang Tata Tertib Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Langonsari Tahun 2019 adalah :

1. Persiapan pemilihan
2. Pembentukan Panitia Pemilihan
3. Menentukan Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Panitia Pemilihan
4. Pendaftaran Pemilih
5. Penyusunan Daftar Pemilih Sementara
6. Penyusunan Daftar Pemilih Tetap
7. Penyusunan Daftar pemilih Tambahan
8. Penjaringan Bakal Calon
9. Persyaratan Calon Kepala Desa
10. Penyaringan dan Penetapan Bakal Calon menjadi Calon Kepala Desa
11. Penetapan Calon Kepala Desa
12. Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Kepala Desa
13. Bentuk Kampanye
14. Larangan Kampanye
15. Pemungutan dan Penghitungan Suara
16. Penetapan calon terpilih, pengesahan pengangkatan dan pelantikan
Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon Kepala Desa yang mendapatkan dukungan suara
terbanyak, Pengesahan pengangkatan calon Kepala Desa terpilih dilakukan oleh Bupati, Untuk Desa
Langonsari sendiri yang mendapatkan suara terbanyak adalah nomor urut 2 Warna hijau atas nama
WIHARSA

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas saya dapat menyimpulkan bahwa : Dalam pemilihan kepala desa (khususnya Desa
Langonsari ). Panitia bertindak secara tegas dalam PILKADES dan berlangsung secara aman.

Partisipasi politik masyarakat desa berjalan dengan lancar

Masyarakat desa yang ikut dalam aktivitas Pilkades, menjadi partisipan dalam Pilkades ada juga yang
menjadi pengamat mengenai jalannya Pilkades baik dari tahap pencalonan sampai pada tahap
pelaksanaan, seperti menghadiri rapat-rapat umum atau diskusi-diskusi mengenai siapa saja yang akan
mencalonkan menjadi kades, mengamati siapa-siapa saja yang menjadi tim sukses dari masing-masing
calon kades, mengikuti perkembangan politik dari masing-masing calon kades, pengamat tersebut juga
memberikan suaranya dalam Pilkades setelah melihat dan mengamati secara langsung dari masing-
masing calon kades.

B. Saran

Dari uraian di atas maka saya sebagai penulis memberikan saran sebagai berikut :

Dalam Pilkades selajutnya agar dilaksanakan lebih tertib dan aman.

Demikian makalah ini penulis buat dengan kemampuan penulis yang ada, dan apabila dalam makalah ini
ada yang kurang dimengerti penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik
lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 05 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan,
Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Desa
2. http://www.google.com
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
LAMPIRAN

Dokumen kegiatan Pilkades

Anda mungkin juga menyukai