Anda di halaman 1dari 2

Fauzan Jarqi

Pendidikan Kimia C
Kelompok 1
Mengurangi Sampah Plastik, Sudah Tepatkah ?

Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduknya yang banyak.


Berdasarkan data Worldometers, Indonesia saat ini memiliki penduduk yang berjumlah sebanyak
269 juta jiwa atau 3,49% dari total populasi dunia. Indonesia menempati peringkat keempat negara
dengan penduduk terbanyak setelah Tiongkok (1,42 miliar jiwa), India (1,37 miliar jiwa), dan
Amerika Serikat (328 juta jiwa). Dengan jumlah penduduk yang banyak tersebut, tentunya timbul
berbagai permasalahan kehidupan di Indonesia. Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia saat
ini adalah sampah. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Berdasarkan asalnya, sampah
dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah anorganik adalah
sampah yang susah dan membutuhkan waktu lama agar bisa terurai. Salah satu contoh sampah
anorganik adalah sampah plastik. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum mempunyai
kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Banyak dari masyarakat Indonesia
yang masih terbiasa membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastik. Sungai-sungai
tercemar, perkarangan taman juga tercemar, dan lain sebagainnya. Menanggapi permasalahan
sampah plastik tersebut membuat pemerintah putar otak untuk mencari solusinya.
Dewasa ini pemerintah Indonesia menggalakan kampanye untuk mengurangi sampah
plastik. Kampanye ini kemudian di respon positif oleh sebagian besar masyarakat. Mini market di
sebagian daerah mulai mewajibkan pembelinya untuk membawa kantong yang tidak sekali pakai
dari rumah. Instansi-instansi pemerintahan pun juga mewajibkan pegawainya untuk membawa
botol yang tidak sekali pakai. Tetapi, timbul permasalahan lagi yang berkaitan dengan kampanye
tersebut. Para pemulung yang bekerja mencari sampah mulai mengalami kesusahan dalam mencari
sampah, terutama sampah plastik yang memiliki nilai jual tinggi dibanding sampah lainnya. Para
pemulung mengaku mengalami kerugian yang cukup besar, pasalnya sebelum adanya kampanye
tersebut pendapatan pemulung cenderung tinggi. Tetapi kini pendapatan yang di dapat pemulung
bisa dibilang rendah dan terkadang masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebenarnya cara pemerintah untuk mencegah pencemaran lingkungan dengan mengurangi
sampah plastik itu sudah tepat. Tetapi yang kita lihat disini bukan sampahnya yang salah,
melainkan konsumen/masyarakatnya. Jika masyarakat mempunyai kebiasaan baik untuk menjaga
lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, tentu permasalahan pencemaran
lingkungan tidak akan terjadi. Jika ditinjau, konsumsi plastik di Indonesia saat ini sekitar 14-16
kilo per kapita per tahun. Dibandingkan dengan negara maju, mereka mengonsumsi 80-100 kilo
per kapita per tahun. Namun negara-negara maju tidak menghadapi permasalahan sampah karena
negara-negara maju mampu mengelola sampahnya dengan baik. Indonesia harusnya banyak
belajar dari negara-negara maju tersebut. Bukan pemerintahannya saja yang belajar membuat
kebijakan mengenai permasalahan sampah, tetapi masyarakatnya pun juga harus ikut belajar dari
kebiasaan baik yang ditunjukkan oleh masyarakat negara-negara maju tersebut. Jika kita mau
belajar, maka permasalahan sampah bukanlah hal yang sulit untuk dihadapi oleh Indonesia.
Fauzan Jarqi
Pendidikan Kimia C
Kelompok 1
Sumber :
https://www.wartaekonomi.co.id/read247144/banyak-sampah-plastik-jangan-salahkah-plastiknya-
tapi.html

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/29/jumlah-penduduk-indonesia-269-juta-jiwa-
terbesar-keempat-dunia

Anda mungkin juga menyukai