OLEH:
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
3. Guru Pendamping 1
a.Nama : Rachmat Cahyono, S.Pd.
Guru Pendamping 2
a.Nama : Anisa Septiyo Ningtias, S.IIP.
Menyetujui,
Kepala SD Al-Irsyad Guru Pembimbing
i
SURAT PENYATAAN
Materai
Rp. 6000
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................v
RINGKASAN KARYA TULIS.....................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................3
1.4 Manfaat...............................................................................................3
2.2 Sampah...............................................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN 10
4.1 Deskripsi Planner “Diary Sampahku”...............................................10
BAB V PENUTUP 14
5.1 Kesimpulan.......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iv
DAFTAR GAMBAR
v
RINGKASAN KARYA TULIS
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
sampah yang mereka hasilkan baik di rumah maupun di lingkungan,
dan membuangnya dengan menjadikan satu antara sampah organik
dan anorganik. Hal ini kemudian membuat TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) membutuhkan waktu lama dalam memilah sampah sebelum
dilakukan langkah selanjutnya. Sehingga pencemaran yang
disebutkan diatas sangat mungkin terjadi.
Pembiasaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang sampah. Seperti
yang telah diketahui, keluarga merupakan pendidikan pertama bagi
anak. Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua untuk
menanamkan pada anak tentang kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya dan memilah sampah sesuai dengan jenisnya dimulai dari
sampah yang ada di rumah. Selain kebiasaan-kebiasaan dalam
pengelolaan sampah yang tentunya harus menjadi perhatian,
kebiasaan-kebiasaan yang terkait dengan lingkungan harus menjadi
perhatian selanjutnya, contohnya saja kebiasaan zero waste. Anak-
anak sejak dini perlu dilakukan pembiasaan mengenai pentingnya
untuk mengurangi penggunaan barang-barang yang terbuat dari
plastik yang kemudian dapat berdampak pada minimalnya sampah
plastik yang terbuang setiap harinya. Sehingga, ke depannya,
diharapkan sampah tidak lagi menjadi masalah yang dapat
menyebabkan kerugian bagi makhluk hidup dan lingkungannya.
Dari masalah yang diuraikan di atas, maka tim karya tulis ilmiah
SD Al-Irsyad membuat karya tulis ilmian yang berjudul “Planner “Diary
Sampahku” Dalam Membangun Kebiasaan Zero Waste”.
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan planner “diary sampahku” dalam membangun
kebiasaan zero waste.
2. Untuk menjelaskan peran planner “diary sampahku” dalam
membangun kebiasaan zero waste.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah :
1. Sebagai sarana informasi kepada pembaca tentang pentingnya
kebiasaan zero waste.
2. Sebagai sarana meningkatkan kesadaran siswa dalam
pengelolaan sampah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
masa”. Istilah ini kemudian dipakai untuk seluruh jenis tumbuhan
dan tanaman.
3. Tanah, Air dan Udara (Angin). Ketiga unsur ini merupakan unsur
yang vital dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
ialah tanah, air dan udara.
Melalui penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa lingkungan
hidup merupakan suatu tempat dimana seluruh makhluk hidup tinggal
yang terdiri dari tanah, air dan udara.
2.2 Sampah
Permasalahan lingkungan saat ini ada di berbagai tempat.
Permasalahan itu menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah,
air, udara dan suara. Pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas
manusia. Pencemaran tanah misalnya, banyaknya sampah yang
tertimbun di tempat sampah, apabila tidak ditangani dengan baik akan
menurunkan tingkat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap
tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk
menyatakan limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang
mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah sudah diambil
bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak
ada manfaatnya yang ditinjau dari segi social ekonimis tidak ada
harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran
atau gangguan terhadap lingkungan hidup[ CITATION Yud00 \l 1033 ].
Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil
aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomi. Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah
mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan
yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak,
5
barang yang cacat dalam pembikinan manufaktur, materi
berkelebihan, atau bahan yang ditolak[ CITATION Yud00 \l 1033 ].
Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga
setengah padat, dari bahan organik atau anorganik, baik benda logam
maupun benda bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak
dapat terbakar. Bentuk fisik benda-benda tersebut dapat berubah
menurut cara pengangkutannya atau cara pengolahannya.
Sampah padat adalah semua barang sisa yang ditimbulkan
dari aktivitas manusia dan binatang yang secara normal padat dan
dibuang ketika tidak dikehendaki atau sia-sia.4 Sedangkan yang
dimaksud dengan sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di
kota (tidak termasuk sampah yang berbahaya dan beracun).
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau
pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur
atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. Sampah
merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampah
sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya dari
pemakai semula, atau sampah adalah sumberdaya yang tidak siap
pakai.
6
Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan
melalui 3 tahan kegiatan, yaitu: pengumpulan, pengangkutan dan
pembuangan akhir. Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan
sampah dari tempat asalnya sampai ke tempat pembuangan
sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada tahapan ini
digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti
kemas sampah, gerobak dorong maupun tempat pembuangan
sementara. Untuk melakukan pengumpulan, umumnya melibatkan
sejumlah tenaga yang mengumpulkan sampah setiap periode waktu
tertentu. Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan
sarana bantuan berupa alat transportasi tertentu menuju ke tempat
pembuangan akhir/ pengolahan. Pada tahapan ini juga melibatkan
tenaga yang pada periode waktu tertentu mengangkut sampah dari
tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir. Pada
tahap pembuangan akhir/ pengolahan, sampah akan mengalami
pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian
hingga tuntas penyelesaian seluruh proses. Pengelolaan sampah,
terutama di kawasan sekolahan, dewasa ini dihadapkan kepada
berbagai permasalahan yang cukup kompleks. Permasalahan-
permasalahan tersebut meliputi tinggi laju timbulan sampah yang
tinggi, kepedulian warga sekolah terutama siswa yang masih sangat
rendah serta masalah pada kegiatan pembuangan akhir sampah yang
selalu menimbulkan permasalahan tersendiri.
7
2.3 Zero Waste
Palmer (dalam Nizar, Munir, Munawar, & Irvan, 2016)
merupakan orang pertama yang menggunakan istilah Zero Waste di
tahun 1973 sebagai istilah untuk memulihkan sumber daya dari
limbah kimia. Sejumlah kota di dunia tahun 1995 menerapkan
undang-undang No Waste untuk mencapai target tahun 2010 dan
Canberra menjadi kota pertama di dunia yang sukses menjalankan
mencapai target Zero Waste (Connett, 2013; Snow et al., 2003 dalam
Nizar, Munir, Munawar, & Irvan, 2016).
Menerapkan Zero Waste berarti akan menghilangkan semua
pembuangan di tanah, air atau udara yang merupakan ancaman bagi
planet, kesehatan manusia, hewan atau tanaman. Zero Waste di
Inggris diartikan sebagai “Sebuah cara yang sederhana yang
merangkum target sejauh mungkin dalam mengurangi dampak
sampah terhadap lingkungan. Ini merupakan tujuan yang mencegah
terjadinya sampah, melestarikan sumber daya dan memulihkan nilai
material.” (Phillips et al., 2011, dalam Nizar, Munir, Munawar, & Irvan,
2016). Zero Waste secara sederhana juga diartikan menghilangkan
sampah yang tidak perlu dan tidak diinginkan dari setiap produk dan
setiap tahap daur hidupnya. Zero Waste terdiri dari banyak konsep
yang dapat dikembangkan untuk sistem pengelolaan sampah
berkelanjutan termasuk menghindari, mengurangi, menggunakan
kembali, mendesain ulang, menghasilkan kembali, daur ulang,
memperbaiki, pabrikasi kembali, menjual kembali dan mendistribusi
ulang sumber daya sampah. Konsep Zero Waste terus berkembang,
tidak terhenti sebatas daur ulang tetapi juga mendesain ulang desain
produk untuk mencegah timbulnya sampah di tahap awal [ CITATION
Muh16 \l 1033 ].
8
BAB III
METODE PENELITIAN
9
BAB IV PEMBAHASAN
10
Gambar 4.2 Contoh Planner “Diary Sampahku” pada Level 1
11
3. Siswa melakukan kegiatan tersebut dimulai dari level 1
dengan jangka waktu 1 (satu) minggu.
4. Sebagai tanda, siswa mencentang kegiatan yang telah
dijadwalkan pada planner.
5. Siswa dapat melanjutkan pada level selanjutnya apabila
siswa melakukan seluruh jadwal yang ada pada level
sebelumnya dalam satu minggu.
6. Apabila siswa belum bisa melakukan seluruh jadwal pada
level tersebut, maka siswa akan melakukan jadwal yang
sama dengan level yang sama pada minggu selanjutnya.
7. Diharapkan hingga pada level 4, siswa terus dapat
melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang telah
dicantumkan pada diary sampahku.
Melalui jadwal yang telah disusun dalam “Diary
Sampahku” ini, siswa dapat dengan mudah melakukan kegiatan
zero waste sebagai aksi mereka terhadap peduli lingkungan dan
menjadikan kegiatan-kegiatan tersebut sebagai kebiasaan
mereka yang akan dilakukan secara berkelanjutan.
12
diharapkan di tahun-tahun mendatang Indonesia akan menjadi lebih
bersih.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Konsep zero waste merupakan konsep yang sudah tidak asing
lagi bagi pegiat lingkungan atau bagi aktivis peduli langkah. Melalui
planner “Diary Sampahku”, diharapkan zero waste juga dapat
diterapkan oleh siswa dan menjadikan mereka terbiasa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas terkait zero
waste.
14
DAFTAR PUSTAKA
I. Ketua kelompok
Nama : Bian Mulia Rahmatullah
TTL : Surabaya, 11 April 2007
Alamat : Jl. Kalimas No. 30 Surabaya
Pendidikan : SD Al-irsyad Surabaya
Kelas : 5D
NISN : 0077622005
II. Anggota I
Nama : Muttohar Alamudi
TTL : Surabaya, 9 Agustus 2006
Alamat : Jl. Kalimas Udik Gg III / No 30 Surabaya
Pendidikan : SD Al-irsyad Surabaya
Kelas : 5C
NISN : 0065889821
III. Anggota II
Nama : Muhammad Rian Fawwaz
TTL : Surabaya, 1 Agustus 2007
Alamat : Bulaksari Gg 2 No.22 Surabaya
Pendidikan : SD Al-irsyad Surabaya
Kelas : 5D
NISN : 0075192012