Anda di halaman 1dari 23

LOMBA KARYA ILMIAH TAHUN 2019

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA

PLANNER “DIARY SAMPAHKU” DALAM MEMBANGUN KEBIASAAN


GERAKAN ZERO WASTE

OLEH:

…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………

SEKOLAH DASAR AL IRSYAD SURABAYA


JALAN SULTAN ISKANDAR MUDA NO. 46
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Planner “Diary Sampahku” dalam Membangun


Kebiasaan Gerakan Zero Waste
2. Penulis
Nama : Muhammad Beckall Reno Sae
Sekolah : SD Al-irsyad Surabaya
NIS : 0084095395
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Maret 2009

Nama : Akram Ali Ramis Bachmid


Sekolah : SD Al-irsyad Surabaya
NIS : 0092017207
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 20 Juli 2009

Nama : Muhammad Bin Djafar Mahri


Sekolah : SD Al-irsyad Surabaya
NIS : 0094812711
Tempat Tanggal Lahir : Surabaya, 3 April 2008

3. Guru Pendamping 1
a.Nama : Rachmat Cahyono, S.Pd.

Guru Pendamping 2
a.Nama : Anisa Septiyo Ningtias, S.IIP.

Menyetujui,
Kepala SD Al-Irsyad Guru Pembimbing

(Moch. Ridwan, S.Ag.) (Rachmat Cahyono, S.Pd.)

i
SURAT PENYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Moch. Ridwan, S.Ag.


Jabatan : Kepala Sekolah

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah dengan judul :

Planner “Diary Sampahku” dalam Membangun Kebiasaan Gerakan


Zero Waste

Adalah benar belum pernah diikutkan pada lomba-lomba sejenis,


dan merupakan hasil karya asli dari SD Al-Irsyad.

Surabaya, 09 Agustus 2019


Kepala SD Al-Irsyad

Materai

Rp. 6000

( Moch. Ridwan, S.Ag. )

ii
KATA PENGANTAR

Sampah menjadi permasalahan utama di lingkungan kita,


tidak terkecuali di lingkungan sekolah. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, pembiasaan pengurangan penggunaan
plastik menjadi salah satu langkah untuk menangani permasalahan
sampah plastik di lingkungan kita.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian karya tulis ini yaitu:
1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan
untuk membuat karya tulis ini.
2. Keluarga, kepala sekolah, dan guru yang telah mendukung
kegiatan ini.
3. Pak Pak Rahmat S.Pd dan Bu Anisa Septiyo Ningtias, S.IIP.
selaku Pembina Tim Karya Tulis Ilmiah.
4. Teman-teman lain yang telah memberi motivasi, dukungan dan
semangat bagi penulisan karya tulis ini.
Karya ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi
serta wacana yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya.

Surabaya, 9 Agustus 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................v
RINGKASAN KARYA TULIS.....................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................3

1.4 Manfaat...............................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4


2.1 Lingkungan Hidup...............................................................................4

2.2 Sampah...............................................................................................5

2.2 Pengelolaan Sampah di Rumah.........................................................6

2.3 Zero Waste.........................................................................................7

BAB III METODE PENELITIAN 9


3.1 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi..........................................9

3.2 Teknik Analisis Data...........................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN 10
4.1 Deskripsi Planner “Diary Sampahku”...............................................10

4.2 Peran Planner “Diary Sampahku” Dalam Membangun Kebiasan


Zero Waste.............................................................................................12

BAB V PENUTUP 14
5.1 Kesimpulan.......................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Desain Cover Planner “Diary Sampahku”.............................10


Gambar 4.2 Contoh Planner “Diary Sampahku” pada Level 1..................11

v
RINGKASAN KARYA TULIS

Sampah menjadi permasalahan pokok di lingkungan masyarakat


baik itu lingkungan rumah, lingkungan kerja, lingkungan sekolah.
Kepedulian masyarakat terhadap sampah yang masih rendah
menyebabkan berbagai masalah dalam lingkungan, yaitu pencemaran
udara dan pencemaran tanah yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan
masyarakat.
Pembiasaan memilah sampah sejak dini menjadi langkah awal dan
merupakan langkah penting dalam mengelola sampah sehingga sampah
bisa dimanfaatkan dengan lebih baik ke depannya. Pemilahan sampah
yang sebelumnya hanya dilakukan pada tahap TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) dijadikan kebiasaan kepada anak mulai sejak dini
yaitu di rumah. Pendidikan anak yang dimulai dari keluarga menjadi salah
satu faktor pendorong anak agar menjadikan kebiasaan zero waste
sebagai salah satu kesuksesan pengurangan sampah.
Diary sampahku menjadi salah satu sarana yang dapat digunakan
untuk membiasakan anak untuk menjadi salah satu aktivis gerakan zero
waste. Diary sampahku mampu memberikan anak sikap peduli lingkungan
diikuti dengan berbagai kegiatan yang dipaparkan didalamnya.

Kata kunci: Zero Waste, Diary Sampahku, Pengurangan Sampah

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah merupakan benda yang sangat terikat dengan kegiatan
manusia. Berbagai macam kegiatan manusia saat ini, hampir selalu
menghasilkan sampah. Mulai dari saat makan, minum, mengerjakan
tugas, berbelanja, dan sebagainya. Sebagai umat manusia, alam dan
lingkungan sekitar adalah tanggungjawab dari Allah SWT yang harus
kita jaga dan lestarikan. Sebagai bentuk rasa syukur akan manfaat
yang kita dapatkan dari alam dan lingkungan, manusia tentu saja
harus melestarikan, menjaga, dan merawat lingkungan.
Begitupula kaitannya dengan sampah. Masih banyak kebiasaan
masyarakat terkait dengan sampah yang belum bisa dikatakan bahwa
masyarakat menjaga lingkungan, khususnya dari sampah. Masyarakat
masih tergolong sering membuang sampah sembarangan baik
membuang sampah di jalan, di sungai, di selokan, dan masih banyak
lagi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Jenna Jameback diketahui
bahwa Indonesia menempati peringkat ke-dua di dunia dalam
menyumbang sampah plastik yang dibuang ke laut setelah negara
Cina dengan sampah plastik sebesar 64 juta ton/tahun [ CITATION
Tri18 \l 1033 ].
Melihat fakta diatas, dapat dikatakan kepedulian masyarakat
terhadap sampah masih tergolong rendah. Meskipun pemerintah dan
aktivis-aktivis peduli sampah sudah mengadakan berbagai program
yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya
mengelola sampah dengan baik dan benar. Tetapi hal ini belum
mampu menjadikan masyarakat peduli terhadap lingkungan,
khususnya terkait sampah. Padahal dengan penanganan sampah
yang tidak tepat, dapat menimbulkan masalah baru bagi kita, seperti
polusi udara, menurunnya kesuburan tanah, dan terjadinya
pencemaran tanah. Masih banyak masyarakat yang acuh terhadap

1
sampah yang mereka hasilkan baik di rumah maupun di lingkungan,
dan membuangnya dengan menjadikan satu antara sampah organik
dan anorganik. Hal ini kemudian membuat TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) membutuhkan waktu lama dalam memilah sampah sebelum
dilakukan langkah selanjutnya. Sehingga pencemaran yang
disebutkan diatas sangat mungkin terjadi.
Pembiasaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang sampah. Seperti
yang telah diketahui, keluarga merupakan pendidikan pertama bagi
anak. Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua untuk
menanamkan pada anak tentang kebiasaan membuang sampah pada
tempatnya dan memilah sampah sesuai dengan jenisnya dimulai dari
sampah yang ada di rumah. Selain kebiasaan-kebiasaan dalam
pengelolaan sampah yang tentunya harus menjadi perhatian,
kebiasaan-kebiasaan yang terkait dengan lingkungan harus menjadi
perhatian selanjutnya, contohnya saja kebiasaan zero waste. Anak-
anak sejak dini perlu dilakukan pembiasaan mengenai pentingnya
untuk mengurangi penggunaan barang-barang yang terbuat dari
plastik yang kemudian dapat berdampak pada minimalnya sampah
plastik yang terbuang setiap harinya. Sehingga, ke depannya,
diharapkan sampah tidak lagi menjadi masalah yang dapat
menyebabkan kerugian bagi makhluk hidup dan lingkungannya.
Dari masalah yang diuraikan di atas, maka tim karya tulis ilmiah
SD Al-Irsyad membuat karya tulis ilmian yang berjudul “Planner “Diary
Sampahku” Dalam Membangun Kebiasaan Zero Waste”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana deskripsi planner “diary sampahku” dalam membangun
kebiasaan zero waste?
2. Bagaimana peran planner “diary sampahku” dalam membangun
kebiasaan zero waste pada siswa?

2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Untuk menjelaskan planner “diary sampahku” dalam membangun
kebiasaan zero waste.
2. Untuk menjelaskan peran planner “diary sampahku” dalam
membangun kebiasaan zero waste.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah :
1. Sebagai sarana informasi kepada pembaca tentang pentingnya
kebiasaan zero waste.
2. Sebagai sarana meningkatkan kesadaran siswa dalam
pengelolaan sampah.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lingkungan Hidup


Lingkungan hidup berarti; (1) kesatuan ruang dengan semua
benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lainnya [ CITATION Dep08 \l 1033 ]; (2)
lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organisme hidup,
seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia [CITATION Sla98 \l 1033 ].
Lingkungan hidup tidak saja bersifat fisik seperti tanah, udara, air,
cuaca dan sebagainya, namun dapat juga berupa sebagai lingkungan
sosial. Lingkungan sosial meliputi semua faktor atau kondisi di dalam
masyarakat yang dapat menimbulkan pengaruh atau perubahan
sosiologis, misalnya: ekonomi, politik dan sosial budaya.
Lingkungan meliputi yang dinamis (hidup) dan yang statis
(mati). Lingkungan dinamis meliputi wilayah manusia, hewan dan
tumbuhtumbuhan. Lingkungan statis meliputi alam yang diciptakan
Allah swt, dan industri yang diciptakan manusia [CITATION Muj01 \l 1033 ].
Alam yang diciptakan Allah, meliputi lingkungan bumi, luar angkasa
dan langit, matahari, bulan dan tumbuh-tumbuhan. Industri ciptaan
manusia, meliputi segala apa yang digali manusia dari sungai-sungai,
pohon-pohon yang ditanam, rumah yang dibangun, peralatan yang
dibuat, yang dapat menyusut atau membesar, untuk tujuan damai
atau perang.
Lingkungan hidup terdiri dari beberapa komponen yang
menyusunnya, yaitu:
1. Fauna dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai hewan.
2. Flora; flora dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan “segala
tumbuh-tumbuhan yang terdapat dalam suatu daerah atau di

4
masa”. Istilah ini kemudian dipakai untuk seluruh jenis tumbuhan
dan tanaman.
3. Tanah, Air dan Udara (Angin). Ketiga unsur ini merupakan unsur
yang vital dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya
ialah tanah, air dan udara.
Melalui penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa lingkungan
hidup merupakan suatu tempat dimana seluruh makhluk hidup tinggal
yang terdiri dari tanah, air dan udara.

2.2 Sampah
Permasalahan lingkungan saat ini ada di berbagai tempat.
Permasalahan itu menyangkut pencemaran, baik pencemaran tanah,
air, udara dan suara. Pencemaran tersebut diakibatkan oleh aktivitas
manusia. Pencemaran tanah misalnya, banyaknya sampah yang
tertimbun di tempat sampah, apabila tidak ditangani dengan baik akan
menurunkan tingkat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang
bersifat padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap
tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk
menyatakan limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang
mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah sudah diambil
bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak
ada manfaatnya yang ditinjau dari segi social ekonimis tidak ada
harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran
atau gangguan terhadap lingkungan hidup[ CITATION Yud00 \l 1033 ].
Sampah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil
aktifitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomi. Menurut kamus istilah lingkungan hidup, sampah
mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan
yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak,

5
barang yang cacat dalam pembikinan manufaktur, materi
berkelebihan, atau bahan yang ditolak[ CITATION Yud00 \l 1033 ].
Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga
setengah padat, dari bahan organik atau anorganik, baik benda logam
maupun benda bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak
dapat terbakar. Bentuk fisik benda-benda tersebut dapat berubah
menurut cara pengangkutannya atau cara pengolahannya.
Sampah padat adalah semua barang sisa yang ditimbulkan
dari aktivitas manusia dan binatang yang secara normal padat dan
dibuang ketika tidak dikehendaki atau sia-sia.4 Sedangkan yang
dimaksud dengan sampah perkotaan adalah sampah yang timbul di
kota (tidak termasuk sampah yang berbahaya dan beracun).
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak
berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau
pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur
atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. Sampah
merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampah
sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya dari
pemakai semula, atau sampah adalah sumberdaya yang tidak siap
pakai.

2.2 Pengelolaan Sampah di Rumah


Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan
dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan
pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam
pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah,
pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan dan
pembuangan akhir[ CITATION Sri19 \l 1033 ].

6
Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan
melalui 3 tahan kegiatan, yaitu: pengumpulan, pengangkutan dan
pembuangan akhir. Pengumpulan diartikan sebagai pengelolaan
sampah dari tempat asalnya sampai ke tempat pembuangan
sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada tahapan ini
digunakan sarana bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti
kemas sampah, gerobak dorong maupun tempat pembuangan
sementara. Untuk melakukan pengumpulan, umumnya melibatkan
sejumlah tenaga yang mengumpulkan sampah setiap periode waktu
tertentu. Tahapan pengangkutan dilakukan dengan menggunakan
sarana bantuan berupa alat transportasi tertentu menuju ke tempat
pembuangan akhir/ pengolahan. Pada tahapan ini juga melibatkan
tenaga yang pada periode waktu tertentu mengangkut sampah dari
tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir. Pada
tahap pembuangan akhir/ pengolahan, sampah akan mengalami
pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian
hingga tuntas penyelesaian seluruh proses. Pengelolaan sampah,
terutama di kawasan sekolahan, dewasa ini dihadapkan kepada
berbagai permasalahan yang cukup kompleks. Permasalahan-
permasalahan tersebut meliputi tinggi laju timbulan sampah yang
tinggi, kepedulian warga sekolah terutama siswa yang masih sangat
rendah serta masalah pada kegiatan pembuangan akhir sampah yang
selalu menimbulkan permasalahan tersendiri.

7
2.3 Zero Waste
Palmer (dalam Nizar, Munir, Munawar, & Irvan, 2016)
merupakan orang pertama yang menggunakan istilah Zero Waste di
tahun 1973 sebagai istilah untuk memulihkan sumber daya dari
limbah kimia. Sejumlah kota di dunia tahun 1995 menerapkan
undang-undang No Waste untuk mencapai target tahun 2010 dan
Canberra menjadi kota pertama di dunia yang sukses menjalankan
mencapai target Zero Waste (Connett, 2013; Snow et al., 2003 dalam
Nizar, Munir, Munawar, & Irvan, 2016).
Menerapkan Zero Waste berarti akan menghilangkan semua
pembuangan di tanah, air atau udara yang merupakan ancaman bagi
planet, kesehatan manusia, hewan atau tanaman. Zero Waste di
Inggris diartikan sebagai “Sebuah cara yang sederhana yang
merangkum target sejauh mungkin dalam mengurangi dampak
sampah terhadap lingkungan. Ini merupakan tujuan yang mencegah
terjadinya sampah, melestarikan sumber daya dan memulihkan nilai
material.” (Phillips et al., 2011, dalam Nizar, Munir, Munawar, & Irvan,
2016). Zero Waste secara sederhana juga diartikan menghilangkan
sampah yang tidak perlu dan tidak diinginkan dari setiap produk dan
setiap tahap daur hidupnya. Zero Waste terdiri dari banyak konsep
yang dapat dikembangkan untuk sistem pengelolaan sampah
berkelanjutan termasuk menghindari, mengurangi, menggunakan
kembali, mendesain ulang, menghasilkan kembali, daur ulang,
memperbaiki, pabrikasi kembali, menjual kembali dan mendistribusi
ulang sumber daya sampah. Konsep Zero Waste terus berkembang,
tidak terhenti sebatas daur ulang tetapi juga mendesain ulang desain
produk untuk mencegah timbulnya sampah di tahap awal [ CITATION
Muh16 \l 1033 ].

8
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Teknik Pengumpulan Data dan Informasi


Tehknik pengumpulan data dalam penulisan karya ilmiah ini
adalah menggunakan cara studi dokumentasi. Data yang digunakan
sebagai penunjang referensi kepustakaan dan berbagai teori
pendukung didapatkan dari berbagai sumber pustaka yang terdiri dari
buku, media elektronik, dan jurnal ilmiah online. Untuk data berupa
kondisi lapangan, pelaksanaan program planner “diary sampahku”
berupa dokumentasi dan pengamatan lapangan.

3.2 Teknik Analisis Data


Pengolahan data-data yang terdapat dalam karya tulis ilmiah ini
adalah menggunakan teori deskripsi. Data yang diperoleh dari sumber
dokumentasi maupun pengamatan akan dikaitkan dengan tinjauan
pustaka yang menghasilkan gagasan baru. Gagasan baru yang
dihasilkan akan dipaparkan secara jelas dan dideskripsikan secara
rinci sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang telah diuraikan
pada rumusan masalah sebelumnya. Gagasan baru yang akan
diuraikan dapat menjadi bahan referensi dalam aplikasi nyata bagi
seluruh pembaca.

9
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Planner “Diary Sampahku”


4.1.1 Gambaran Planner “Diary Sampahku”
Planner “Diary Sampahku” merupakan salah satu sarana
yang dapat digunakan untuk membiasakan anak-anak
melakukan gerakan zero waste. Planner ini didesain sedemikian
rupa sehingga anak-anak mempunyai jadwal tertentu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan zero
waste. Melalui jadwal tersebut, dapat digunakan untuk
menstimulasi kebiasaan anak-anak dalam melakukan kegiatan
zero waste atau meminimalkan anak-anak untuk menggunakan
plastik yang tidak dapat digunakan berulang kali.
Dibawah ini adalah contoh desain dari Planner “Diary
Sampahku”:

Gambar 4.1 Desain Cover Planner “Diary Sampahku”

10
Gambar 4.2 Contoh Planner “Diary Sampahku” pada Level 1

4.1.2 Prosedur Penggunaan Planner “Diary Sampahku”


Planner “Diary Sampahku” terdiri dari jadwal yang harus
dilakukan siswa setiap harinya. Planner ini akan membantu
siswa untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk turut serta dalam gerakan zero waste / nol sampah.
Planner ini disusun sesuai dengan level tertentu tiap minggunya,
dengan mekanisme apabila siswa dapat melakukan secara
penuh kegiatan per hari dalam satu minggu, maka pada minggu
kedua, siswa dapat mengisi planner tersebut dengan jadwal
pada minggu kedua. Apabila siswa belum dapat memenuhi
jadwal yang ditetapkan pada minggu pertama, maka siswa akan
mengulangi lagi jadwal tersebut pada minggu selanjutnya. Hal ini
untuk lebih membiasakan siswa yaitu dengan pengulangan-
pengulangan pada aktivitas tertentu pada penerapan zero waste.
Berikut adalah langkah-langkah dalam penggunaan Planner
“Diary Sampahku”:
1. Siswa dapat mengisi biodata di halaman awal
2. Siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah
dijadwalkan pada Diary Sampahku

11
3. Siswa melakukan kegiatan tersebut dimulai dari level 1
dengan jangka waktu 1 (satu) minggu.
4. Sebagai tanda, siswa mencentang kegiatan yang telah
dijadwalkan pada planner.
5. Siswa dapat melanjutkan pada level selanjutnya apabila
siswa melakukan seluruh jadwal yang ada pada level
sebelumnya dalam satu minggu.
6. Apabila siswa belum bisa melakukan seluruh jadwal pada
level tersebut, maka siswa akan melakukan jadwal yang
sama dengan level yang sama pada minggu selanjutnya.
7. Diharapkan hingga pada level 4, siswa terus dapat
melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang telah
dicantumkan pada diary sampahku.
Melalui jadwal yang telah disusun dalam “Diary
Sampahku” ini, siswa dapat dengan mudah melakukan kegiatan
zero waste sebagai aksi mereka terhadap peduli lingkungan dan
menjadikan kegiatan-kegiatan tersebut sebagai kebiasaan
mereka yang akan dilakukan secara berkelanjutan.

4.2 Peran Planner “Diary Sampahku” Dalam Membangun Kebiasan


Zero Waste
Sebagai salah satu program kepedulian terhadap pengurangan
sampah, Planner “Diary Sampahku” memiliki peran yang sangat
penting. Program ini secara mempunyai peran secara langsung
maupun tidak langsung. Peran yang langsung dapat dilihat
diantaranya adalah pengurangan sampah di lingkungan dan
pemilahan sampah yang sesuai dengan jenisnya. Sedangkan peran
yang tidak langsung namun sangat bermanfaat di masa depan adalah
perilaku siswa (secara khusus) dan orang lain (secara umum) akan
berubah kearah yang lebih baik. Kepedulian terhadap kebersihan
meningkat, kesadaran untuk membuang dan memilah sampah
semakin tinggi, sehingga dengan mempertahankan kondisi tersebut,

12
diharapkan di tahun-tahun mendatang Indonesia akan menjadi lebih
bersih.

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Konsep zero waste merupakan konsep yang sudah tidak asing
lagi bagi pegiat lingkungan atau bagi aktivis peduli langkah. Melalui
planner “Diary Sampahku”, diharapkan zero waste juga dapat
diterapkan oleh siswa dan menjadikan mereka terbiasa untuk
melakukan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas terkait zero
waste.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Bahasa Indonesia.


Jakarta: Pusat Bahasa.
Fauzy, U. H. (2013, Juli 3). Pengertian Pelestarian Lingkungan Hidup.
Dipetik Agustus 7, 2019, dari Usmadi Hambali:
http://usmadihambali11.blogspot.com/2013/07/pengertian-
pelestarian-lingkungan-hidup_3.html
Kartikawan, Y. (2000). Pengelolaan Persampahan. Jurnal Lingkungan
Hidup.
Mardiana. (2013). Kajian Tafsir Tematik Tentang Pelestarian Lingkungan
Hidup. Al-Fikr, 17(1), 140-151.
Nizar, M., Munir, E., Munawar, E., & Irvan. (2016). Manajemen
Pengelolaan Sampah Kota Berdasarkan Konsep Zero Waste: Studi
iteratur. 93-102.
Subekti, S. (t.thn.). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis
Masyarakat Pendahuluan. Dipetik Agustus 8, 2019, dari
Scribd.com: http://www.scribd.com/doc/19229978/tulisan-
bektihadini
Suherneti, N. (t.thn.). Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Kelas 4 SD/MI.
Jakarta: Grasindo.
Triyasni. (2018, November 28). Indonesia Penyumbang Sampah Plastik
Terbesar Kedua di Dunia. Dipetik Agustus 8, 2019, dari
Liputan6.com: liputan6.com/news/read/377251/headline-sampah-
indonesia-juara-2-dunia-bagaimana-mengatasinya/
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Ketua kelompok
Nama : Bian Mulia Rahmatullah
TTL : Surabaya, 11 April 2007
Alamat : Jl. Kalimas No. 30 Surabaya
Pendidikan : SD Al-irsyad Surabaya
Kelas : 5D
NISN : 0077622005

II. Anggota I
Nama : Muttohar Alamudi
TTL : Surabaya, 9 Agustus 2006
Alamat : Jl. Kalimas Udik Gg III / No 30 Surabaya
Pendidikan : SD Al-irsyad Surabaya
Kelas : 5C
NISN : 0065889821

III. Anggota II
Nama : Muhammad Rian Fawwaz
TTL : Surabaya, 1 Agustus 2007
Alamat : Bulaksari Gg 2 No.22 Surabaya
Pendidikan : SD Al-irsyad Surabaya
Kelas : 5D
NISN : 0075192012

Anda mungkin juga menyukai