PENDAHULUAN
diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, dimana hal ini
sampah baik langsung dari sumbernya ke LPA (Lahan Pembuangan Akhir) atau
akhir sampah di LPA. Secara garis besar, sampah perkotaan mengandung 10%
(berat) bahan yang langsung dapat di daur-ulang (kertas, besi, kaleng,dsb), 50%
bahan organik dan 40% residu. Dengan demikian maka 60% (berat) sampah
dapat di daur ulang : 10% melalui penggunaan kembali, dan 50% melalui
degradabel) adalah sampah organik merupakan sampah yang dapat diurai oleh
1
2
hewan, kotoran hewan, sisa tanaman yang pada umumnya dapat di urai secara
cepat, dan tanpa merusak lingkungan disekitarnya. (2) sampah anorganik (non
degradabel) yaitu sampah anoragnik merupakan sampah yang tidak dapat diurai
oleh bakteri atau hewan mikro organisme. Sampah anorganik dapat berupa
plastik, kaca, dan logam. Pada umumnya sampah anorganik hanya sebagian
maupun berkembang dan hingga saat ini penanganan serta pengelolaan sampah
perhatian lebih seiring laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Tidak
bisa kita pungkiri bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat yang
selokan, di jalan, di sungai, di pasar, di dalam bus, di terminal atau dimana saja,
padahal sudah disediakan tempat sampah akan tetapi tetap saja membuang
perkotaan.
3
pemerintah kita. Banyak cara yang telah dilakukan oleh pemerintah, tapi untuk
negara yang kaya akan sumber daya alamnya, ternyata tidak sedikit penduduk
yang tergolong miskin. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari gabungan
pekerja non formal seperti pemulung, pedagang kaki lima, pengamen jalanan,
dan lain sebagainya, sehingga banyak orang memiliki stigma negatif terhadap
Bojonegoro.
4
eksistensi dan peran yang sangat penting hingga sejauh ini untuk membuat
sampah sebagai berkah. Para pemulung di TPA bahkan rela berpanaspanas dan
terlalu banyak mereka tidak mampu memanfaatkan semua sampah yang ada di
TPA.
Dalam Suryati (2014) timbunan sampah yang selama ini berasal dari
sakit, perkantoran, dan masih banyak lagi, menyebabkan suatu polemik atau
diperparah dengan pola hidup masyarakat yang ingin serba instan, minimnya
perhatian dari semua pihak karena setiap manusia pasti menghasilkan sampah.
banyak pula sampah yang dihasilkan setiap hari, individu menghasilkan sampah
dan jenis sampah yang berbeda. Meningkatnya jumlah sampah hasil konsumsi
(Herwinto, 2013).
di TPA antara lain botol minuman, deterjen, dan kantong plastik. Sampah-
sampah yang kurang menarik tersebut membuat kita enggan melihat bahkan
dapat menjadi peluang usaha. Bahkan jika kita mau mengolahnya dengan benar,
usaha ini dapat menjadi sumber daya. Dalam penelitian ini, sampah yang akan
Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah salah satu
jumlah UMKM di Indonesia terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 55,2 juta
unit pada tahun 2011. setiap UMKM rata-rata bisa menyerap 3-5 tenaga kerja
atau 105 juta orang pada 2011. Hal ini membuktikan bahwa penciptaan lapangan
kerja terbesar berasal dari usaha mikro. Oleh karena itu upaya pengembangan
Usaha mikro adalah sumber utama pendapatan dan kesempatan kerja bagi
memiliki aset maksimum 50 juta dan omzet maksimum sebesar 300 juta
pertahun. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau
adalah suatu bisnis yang dimiliki dan dikelola oleh seorang individu, dimana
sampah yang layak jual seperti, besi, plastik, kertas, dan kardus. Menurut
Saputra & Mulasari pengepul sampah merupakan bagian dari sektor informal
plastik, kerdus dan besi dan pengepul sampah ban-ban bekas. Pengepul
perdagangan sampah plastik, kardus, dan besi saja. Sedangkan pada pengepul
sampah yang tidak berguna dan membuat ruangan tampak kotor, Namun
ternyata tidak banyak yang tahu jika barang bekas memiliki nilai ekonomis,
beberapa jenis barang yang bisa dimanfaatkan lagi atau bisa disaur ulang
tentunya melalui pengolahan barang bekas terlebih dahulu yang siap kirim di
pabrik-pabrik yang mengolah barang bekas atau rongsokan itu didaur ulang.
bekas dan diolah sedemikian rupa agar bisa dikirim di pabrik-pabrik tertentu,
usaha ini bisa di lakukan dirumah dan lingkungan yang jauh dari pemukiman
agar tidak mengganggu pemukiman warga sekitar usaha ini juga dapat
dengan penelitian ini dapat memberikan informasi yang kongkrit bagi masyarakat
Kabupaten Bojonegoro”
Bojonegoro”
1. Bagi peneliti
2. Bagi akademis
Dengan adanya penelitian ini diharap bisa menjadi sumber ilmu dan
3. Bagi masyarakat