Anda di halaman 1dari 7

Analisis Pendapatan Dan Biaya Peternak Ayam

Broiler Dengan Sistem Kemitraan Dan Pola Mandiri


Yuliana Vidia Nengrum1
1
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis , Universitas Narotama
Surabaya, Indonesia
441risal@gmail.com

Abstrak

Budidaya peternakan broiler di Indonesia tidak lepas dari permasalahan yaitu aspek
pasar dan penyediaan sarana produksi yang tidak seimbang dengan harga jual produksi,
sehingga membuat peternak takut mengambil resiko untuk mengembangkan usaha
peternakan ayam broiler dengan skala produksi lebih besar. Analisis pola kemitraan
yang terjalin antara peternak yang mengusahakan peternakan ayam broiler dengan pola
kemitraan dan pola mandiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
usaha ternak ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri ditinjau dari perbandingan
pendapatan usaha, perbandingan biaya produksi usaha, dan perbandingan laba usaha.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
Pendapatan pada pola kemitraan masing masing peternak adalah Rp. 26.886.036,00
(Suyono), Rp. 46.034.600,00 (Mashuri), Rp. 139.608.201 (Nur Wahid), dan pendapatan
pada pola mandiri adalah Rp. 1.298.600,00 (Rozak). Total Laba yang di terima pada
pola kemitraan masing masing peternak adalah Rp. 20.521.015,00 (Suyono), Rp.
23.184.64900 (Mashuri), Rp. 89.437.344 (Nur Wahid), dan total laba yang di terima
pada pola mandiri adalah Rp. 1.298.600,00 (Rozak). Biaya produksi peternak Suyono
sebesar Rp. 6.365.021,00 dan biaya produksi mitra sebesar Rp. 210.560.130,00, Biaya
produksi peternak Mashuri sebesar Rp. 22.849.952,00 dan biaya produksi mitra sebesar
Rp. 512.593.730,00, Biaya produksi peternak Nur Wahid sebesar Rp. 50.170.857,00
dan biaya produksi mitra sebesar Rp. 1.034.264.930,00, Biaya produksi peternak
Mandiri Rozak sebesar Rp. 6.051.400,00. Kelebihan peternak sistem kemitraan yaitu
pemasaran hasil yang sudah terjamin dan kekurangan nya yaitu terikat oleh kontrak
dengan inti, sehingga peternak tidak dapat berinovasi dalam melaksanakan sistem
produksi. Kelebihan peternak sistem mandiri yaitu tidak terikat oleh kontrak sehingga
bebas untuk berinivasi dan kekurangan nya yaitu tingkat resiko kegagalan lebih besar
dan kerugian ditanggung sendiri oleh peternak mandiri.

Kata kunci : Peternakan Ayam Broiler, pendapatan usaha, biaya produksi, laba usaha

TINJAUAN TEORI
Analisa ekonomi adalah gambaran mengenai perputaran keuangan dalam suatu
kegiatan usaha. Dengan analisa ekonomi, dapat diketahui besarnya modal yang harus
dikeluarkan dan besarnya pemasukan serta keuntungan yang dapat diharapkan dari
suatu proses produksi.
Biaya bagi perusahaan adalah nilai faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan output, biaya produksi merupakan pengeluaran yang digunakan untuk
suatu proses produksi tanaman atau ternak dalam usaha.
Kemitraan adalah pola kerjasama antara perusahaan peternakan selaku mitra usaha
inti dengan peternak rakyat selaku mitra usaha plasma, yang dituangkan dalam bentuk
ikatan kerjasama. Melalui kemitraan diharapkan terjadi kesetaraan hubungan antara
peternak dengan mitra usaha inti sehingga memperkuat posisi tawar peternak,
berkurangnya risiko usaha dan terjaminnya pasar yang pada akhirnya meningkatkan
pendapatan peternak.keberhasilan dari usaha kemitraan ayam ras pedaging dapat diukur
melalui beberapa indicator, yaitu Bobot badan Ayam peternak, FCR (jumlah pakan),
Presentase Deplesi Populasi (D), rata – rata umur panen (A/U), dan IP (Indeks
Prestasi).
Sistem mandiri adalah sistem usaha beternak broiler dengan modal sepenuhnya
ditanggung peternak. Peternak menyediakan kandang, peralatan, tenaga kerja, dan
sarana produksi ternak (DOC, Pakan, serta OVK/obat, vitamin, dan vaksin) serta
memasarkan sendiri ternaknya baik peternak hidup maupun bentuk daging potong.
Keunggulan dari sistem ini adalah keuntungan bisa lebih maksimal karena harga
sapronak bisa lebih murah, peternak bebas memilih jenis sapronak yang diinginkan
seperti strain DOC, merek pakan, dan OVK sehingga kualitasnya juga lebih bisa
terjamin (tergantung kondisi permodalan). Harga jual ayam juga bisa lebih tinggi
karena biaya pemasaran lebih rendah.
Hubungan kemitraan peternak ayam dengan PT. Ciomas Adi Satwa terdapat
kontrak/perjanjian sebagai berikut: PT. Ciomas Adi Satwa memberikan berupa DOC
(Day Old Chick), OVK (Obat dan Vaksin Kimia), FCR (Feed Conversional Ratio), dan
PPL (Petugas Penyuluh Lapangan). Sedangkan peternak mandiri membeli segala
sesuatunya mula dari DOC, OVK, dan FCR-nya tanpa bantuan modal dari perusahaan
manapun. Dengan modal sendiri, peternak yang tidak melakukan mitra juga merupakan
kualitas produksi yang baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. Tingkat
pendapatan sangat dipengaruhi oleh biaya produksi yang dikeluarkan dalam usaha
ternak ayam broiler dan harga.

METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penelitian yang akan penulis gunakan adalah
metode kualitatif, metode kualitatif adalah metode yang menggambarkan karakteristik
objek penelitian secara deskriptif atau penelitian yang di lakukan secara langsung terjun
ke lapangan, penelitian ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat tentang fakta-fakta di lapangan.
Populasi dan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah peternak ayam broiler
yang bekerja sama dengan kemitraan PT. Ciomas Adi Satwa Kabupaten Bojonegoro,
dan peternak sistem mandiri. Metode pengambilan sampel dari penelitian ini adalah
dengan cara purposive sampling yang diartikan pengambilan dari sampel berdasarkan
kesengajaan, serta mendapatkan responden suatu metode untuk mengidentifikasi suatu
pemilihan sekelompok subjek menggunakan metode sensus didasarkan atas ciri atau
sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri atau sifat
populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Peternak ayam yang dipilih sebagai sampel
adalah peternak ayam yang bermitra dan sistem mandiri.
Penelitian ini dilaksanakan di tiga peternak ayam broiler yang bermitra di PT. Ciomas
Adi Satwa Kabupaten Bojonegoro, dan satu peternak dengan pola mandiri. Penelitian
ini dilaksanakan selama 3 bulan dimulai dari tanggal 03 Mei 2021 sampai 16 Agustus
2021. PT. Ciomas Adi Satwa dan satu peternak pola mandiri di Kecamatan.
Kedungadem dipilih sebagai lokasi penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, sumber data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data yang penulis
lakukan adalah dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, data yang
dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis pendapatan , analisis biaya seperti biaya pemeliharaan, dan
analisis laba.

PEMBAHASAN DAN TEMUAN


Responden pada penelitian ini berjumlah empat orang peternak ayam broiler, tiga
orang bermitra dengan PT. Ciomas Adi Satwa dan satu orang peternak mandiri.
Sistem yang berlaku dari bentuk kemitraan dengan PT. Ciomas Adi Satwa yaitu
dengan sistem kontrak sebagai berikut:
1. Pihak Peternak
a. Menyediakan kandang ayam beserta perlengkapannya (kandang).
b. Menyediakan tenaga kerja yang diperlukan untuk pemeliharaan ayam pedaging.
c. Memberitahukan kepada pihak perusahaan selambat-lambatnya 12 (dua belas)
jam apabila ayam terjangkit wabah atau penyakit, terjadi bencana, kandang
roboh, terjadi kebakaran, pencurian dan kejadian lainnya yang dapat merugikan
kerjasama antara peternak dan perusahaan.
d. Menerima sarana produksi peternakan dari perusahaan.
e. Menerima pembinaan dari perusahaan dalam bentuk penyuluhan atau bila perlu
memberikan kursus-kursus yang di perlukan.
f. Kandang merupakan milik peternak yang tidak sedang di jaminkan, tidak
sedang sengketa, atau dibebani atas suatu hutang dan tidak ada pihak lain yang
turut memiliki, baik sebagian maupun seluruhnya.
g. Demi kualitas hasil budidaya ayam yang ditentukan perusahaan, peternak
memelihara ayam dengan menggunakan sarana produksi peternakan yang
disediakan oleh perusahaan.
h. Memberi kuasa kepada pihak perusahaan untuk menjual ayam pedaging hidup
dan sehat dengan harga yang terbaik, termasuk untuk melakukan penagihan dan
menerima pembayaran atas penjualan ayam pedaging tersebut dari pihak
pembeli yang disepakati kedua belah pihak.
i. Kandang beserta fasilitasnya merupakan resiko dan tanggung jawab pihak
peternak.
2. Pihak Perusahaan PT. Ciomas Adi Satwa
a. Pihak perusahaan bersedia bekerjasama dan memberikan bimbingan serta
pembinaan kepada peternak, dan peternak bersedia bekerjasama dan menerima
pembinaan serta bimbingan dari perusahaan dalam hal pemeliharaan ayam
pedaging.
b. Menyediakan sarana produksi peternakan kepada peternak, dengan nilai yang
akan ditentukan oleh perusahaandan disetujui oleh peternak, untuk setiap
periode pemeliharaan ayam pedaging.
c. Memberikan pembinaan dalam bentuk penyuluhan atau bila perlu memberikan
kursus-kursus yang diperlukan.
d. Menentukan jadwal chick-in sekaligus menentukan jumlah saran produksi
peternakan yang diperlukan untuk 1 kali periode.
e. Memberikan petunjuk atau pengarahan kepada peternak dalam melaksanakan
pemeliharaan ayam pedaging, sepanjang tindakan-tindakan tersebut menurut
pertimbangan pihak perusahaan diperlukan untuk pengoptimalan keberhasilan
pemeliharaan.
f. Membantu menjualkan hasil produksi berupa ayam pedaging hidup, pada waktu
yang telah ditentukan untuk dipasarkan.
g. Untuk pelaksanakn perjanjian, peternak setuju menitipkan dana jaminan atau
jaminan dalam bentuk lainnya kepada pihak perusahaan, dengan nilai yang telah
disepakati oleh kedua pihak.

- Biaya Usaha, Pendapatan Usaha, dan Laba Usaha

Tabel 4.10 Biaya, pendapatan, dan laba peternak


No. Jenis biaya Suyono Mashuri Nur wahid Rozak
Bermitra Bermitra Bermitra Mandiri
(Rp/Periode) (Rp/Periode) (Rp/Periode) (Rp/Periode)
1. Biaya penyusutan kandang 428.571 2.380.952 7.142.857 125.000
2. Biaya penyusutan peralatan 83.000 139.000 208.000 12.500
3. Biaya bibit (DOC) 50.490.000 150.570.000 250.950.000 1.400.000
4. Biaya pakan 158.675.000 358.237.750 778.193.000 3.600.000
5. Biaya obat-obatan 1.395.130 3.785.980 5.121.930 350.000
6. Biaya tenaga kerja 4.000.000 9.000.000 12.000.000 -
7. Biaya listrik 453.450 8.230.000 25.670.000 93.900
8. Biaya gas pemanas 650.000 1.800.000 3.300.000 170.000
9. Biaya bahan bakar, dll 750.000 1.300.000 1.850.000 300.000
Biaya Produksi Peternak 6.365.021 22.849.952 50.170.857 6.051.400
Total Biaya Produksi 210.560.130 512.593.730 1.034.264.930 -
Mitra
Total Penerimaan 237.446.166 558.628.331 1.173.873.131 7.350.000
Pendapatan 26.886.036 46.034.600 139.608.201 1.298.600
Laba 20.521.015 23.184.649 89.437.344 1.298.600
Sumber: Hasil Pengolahan Data
- Kelebihan dan Kekurangan Peternak Sistem Mandiri
Kelebiahn Peternak Mandiri
1. Bebas melaksanakan produksi dengan inovasi manajemen sendiri (pembelian,
produksi, dan pemasaran), dikarenkan tidak terikat oleh kontrak.
2. Harga DOC, pakan, obat-obatan, dan hasil panen tidak terikat oleh kontrak.
3. Meningkatkan sistem manajemen (perencanaan, produksi dan pemasaran) sehingga
dapat meningkatkan tingkat pendapatan.
4. Peternak mandiri bebas menjual hasil panen kepada siapa saja, yaitu harga jual
tidak terikat kontrak (berdasarkan harga pasar).
5. Meningkatkan teknik pemeliharaan.
6. Meningkatkan kemampuan tenaga kerja.
7. Pertumbuhan jumlah konsumen.
Kelemahan Peternak Mandiri
1. Seluruh biaya operasional dibiayai dengan modal sendiri, maka resiko kegagalan
cukup besar.
2. Pengembalian modal yang mempunyai resiko, karena sistem pemasaran yang
kurang menentu diakibatkan adanya perbedaan konsumen yang membeli hasil
budidaya.
3. Harga pasar yang tidak menentu (Fluktuasi).
4. Resiko kegagalan ditanggung sendiri.
5. Penyakit unggas yang sering menyerang sehingga membuat peternak harus selalu
waspada dengan adanya penyakit yang timbul.
6. Menekan biaya pakan dengan memperbaiki sistem pemberian pakan.
- Kelebihan dan Kekurangan Peternak Sistem Mitra
Kelebihan Peternak Mitra
1. Adanya pinjaman modal (biaya produksi) dari inti.
2. Pemberian bantuan teknis yang terencana dari inti.
3. Resiko ditanggung bersama perusahaan inti dan plasma.
4. Peternak dapat melakukan produktivitas tanpa harus mempunyai modal yang
terlalu besar.
5. Terjaminnya hasil pemasaran pada perusahaan inti.
6. Meningkatkan hasil panen dengan meningkatkan teknik pemeliharaan.
7. Menjaga hubungan baik dan kepercayaan dari perusahaan inti.
8. Menjalin kerjasama dan informasi dengan peternak lain dalam suatu wadah
organisasi.
9. Melakukan kerjasama dengan mitra usaha yang bermutu baik.
Kelemahan Peternak Mitra
1. Terikat oleh kontrak dengan inti, sehingga peternak tidak dapat berinovasi dalam
melaksanakan sistem produksi.
2. Keterikatan kontrak yang telah mamatok harga pembelian DOC, pakan, obat-
obatan dan harga jual.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka, dapat ditarik kesimpulan
adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan pada pola kemitraan masing masing peternak adalah Rp. 26.886.036,00
(Suyono), Rp. 46.034.600,00 (Mashuri), Rp. 139.608.201 (Nur Wahid), dan
pendapatan pada pola mandiri adalah Rp. 1.298.600,00 (Rozak).
2. Total Laba yang di terima pada pola kemitraan masing masing peternak adalah Rp.
20.521.015,00 (Suyono), Rp. 23.184.64900 (Mashuri), Rp. 89.437.344 (Nur Wahid),
dan total laba yang di terima pada pola mandiri adalah Rp. 1.298.600,00 (Rozak).
3. Biaya produksi peternak Suyono sebesar Rp. 6.365.021,00 dan biaya produksi mitra
sebesar Rp. 210.560.130,00, Biaya produksi peternak Mashuri sebesar Rp.
22.849.952,00 dan biaya produksi mitra sebesar Rp. 512.593.730,00, Biaya produksi
peternak Nur Wahid sebesar Rp. 50.170.857,00 dan biaya produksi mitra sebesar
Rp. 1.034.264.930,00, Biaya produksi peternak Mandiri Rozak sebesar Rp.
6.051.400,00.
4. Kelebihan peternak sistem kemitraan yaitu pemasaran hasil yang sudah terjamin dan
kekurangan nya yaitu terikat oleh kontrak dengan inti, sehingga peternak tidak dapat
berinovasi dalam melaksanakan sistem produksi. Kelebihan peternak sistem mandiri
yaitu tidak terikat oleh kontrak sehingga bebas untuk berinivasi dan kekurangan nya
yaitu tingkat resiko kegagalan lebih besar dan kerugian ditanggung sendiri oleh
peternak mandiri.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang diambil, saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya peternak dengan sistem mandiri lebih teliti dalam merawat ayam broiler
tersebut agar menurunkan tingkat kematian sehingga penerimaan dan pendapatan
mandiri bisa lebih meningkat.
2. Kepada peternak mandiri alangkah baiknya beralih ke pola sistem kemitraan, karena
lebih menguntungkan dari sisi pemasaran maupun hasil penjualan.

DAFTAR PUSTAKA
Affan, Jasuli. 2014. Analisis Pola Kemitraan Petani Kapas dengan PT. Nusafarm
Terhadap Pendapatan Usahatani Kapas di Kabupaten Situbondo. Fakultas Pertanan.
Universitas Jember. Jember
Andel. 2018. Analisis Pendapatan Pedagang Ayam Broiler (Bakul) Yang Bermitra
Dengan Perusahaan Peternakan di Kota Kendari. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Badan Pusat Statistik. 2017. Profil Pangan dan Pertanian. diakses 4 Oktober 2018.
Cepriadi. 2010. Analisis Perbandingan Pola Kerjasama Kemitraan Peternak Ayam
Broiler di Kota Pekanbaru. Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Riau.
David, M. 2013. Analisis Resiko Produksi pada Peternakan Ayam Brolier di Kampung
Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi.
Departemen Agrbisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Danang, Prasetyo. 2006. Komperasi Pendapatan Peternak Broiler Pada Kemitraan CV.
Intan Sukses Abadi dan PT. Karya Mitra Kendari di Kabupaten Konawe
Selatan.Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo. Kendari.
Fadhli. 2014. Perbedaan Pendapatan Peternak Ayam Broiler Yang Bermitra Dengan
PT. PKP (Prima Karya Persada) dan UD Harco di Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Iskayani. 2016. Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan di Desa
Bontomatene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros. Fakultas Peternakan. Universitas
Hasanuddin. Makasar.
Nizam, M. 2013. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler Pada Pola Kemitraan
Yang Berbeda Di Kecamatan Tellusiattinge Kabupaten Bone. Fakultas Peternakan.
Unversitas Hasanuddin. Makasar.
Nofianti, S. 2014. Analisis Pelaksanaan Program Kemitraan Pemeliharaan Ayam
Broiler di Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh. 1. (3) : 1-16.
Pakiding. W, Iskayani dan V. S. Lestari. 2016. Analisis Pendapatan Peternak Ayam
Broiler Pola Kemitraan di Desa Bontomatene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros.
Jiip. 2 (2) : 122-132.
Rahma, U. I. L. 2014. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging pada
Pola Usaha yang berbeda di Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka. Jurnal Ilmu
Pertanian dan Peternakan.
Ramadhani, P. F. 2014. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Potong (Studi Kasus pada
Peternak Mitra PT. Ciomas Adisatwa di Jawa Tengah dan DIY). Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Rasyaf, M. 2011. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penerbit PT Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sani, L.A. Nuraini dan M, Diwan. 2014. Potensi Agribisnis Usaha Ternak Ayam
Broiler di Kota Kendari. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis. 1. (1) : 88-98.
Setiadi, A. R. Ratnasari Dan W. Sarengat. 2015. Analisis Pendapatan Peternak Ayam
Broiler pada Sistem Kemitraan di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang. Animal
Agriculture Journal. 4(1): 47-53.
Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Tamalluddin, Ferry.2016. Panduan Lengkap Ayam Broiler. Penerbit Penebar Swadaya.
Jakarta.
Wardhani, P. K. 2012. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan pada Usaha
Peternakan Ayam Ras Pedaging (Studi Kasus: Kecamatan Limbangan, Kabupaten
Kendal). Skripsi. Jurusan Ekonomi/ Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Windarsari, L. D. 2012. Kajian Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging di Kabupaten
Karanganyar membandingkan antara pola kemitraan dan pola mandiri. Tesis. Ilmu
Ekonomi Pertanian. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Zakwaan. 2013. Pengertian Harga Menurut Para Ahli.blogspot.com. Di akses Pada
Tanggal 27 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai