Anda di halaman 1dari 18

6.

ASPEK TEKNIS PRODUKSI


6.1 Penentuan Lokasi
Suatu pemikiran yang wajar jika peternak atau pengusaha dan produsen
peternakan ingin memperoleh keuntungan yang maksimal. Namun demikian tidak
selamanya suatu usaha peternakan dapat memberikan keuntungan seperti yang
diharapkan bahkan dapat mengalami suatu kerugian.Untuk itu diperlukan suatu
analisis yang matang tentang kelayakan suatu usaha yang akan dibangun. Usaha
Ternak Ayam Potong (Broiler) ini akan di bangun dengan nama perusahaan
APOKA yang terletak di daerah Desa Onto Sapo, Kecamatan Bontomatene,
Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Lokasi ini sangat strategis karena jauh dari
pemukiman penduduk, dapat dijangkau dengan alat transfortasi, serta sarana dan
prasarana lainnya. Dengan total kapasitas produksi ayam potong (broiler) per
periode 9.000 ekor.
Secara umum, syarat syarat untuk menentukan lokasi usaha budidaya
ayam ras petelur komersial hampir sama dengan syarat syarat untuk usaha
peternakan unggas lainnya. Syarat tersebut meliputi : jarak dengan pemukimsn
penduduk, akses jalan, topografi lahan, sumber air, jarak dengan tempat
pemasaran, dan kondisi lingkungan masyarakat sekitar. Syarat syarat penentuan
lokasi tersebut harus terpenuhi agar ayam terbebas dari berbagai gangguan, seperti
gangguan penyakit maupun gangguan non-penyakit. Selain itu, penentuan lokasi
yang tepat juga dapat membuat ayam petelur yang dipelihara hidup dengan
nyaman sehingga produktivitasnya tinggi sesuai dengan potensi genetiknya
( Fakrhoji dan Fadillah, 2013 )

6.2 Asumsi dan Koefisien Teknis

Koefisien teknis yang digunakan dalam penyusunanan studi kelayakan


usaha ayam petelur ini, dapat dilihat pada Tabel .1 sebagai berikut :
Tabel.1 Koefisien Teknis
ZOOTEKNIS
Pembelian DOC
Pengafkiran Ayam
Jumlah Ayam Afkir
Fase Starter
Mortalitas Fase Starter
Fase Finisher
Mortalitas Fase Finisher
BB ayam afkir
Konsumsi Pakan :

KOEFISIEN
9000
35
8550
14
3
21
2
1,8

SATUAN
Ekor
Hari
Ekor/periode
Hari
%
Hari
%
kg
gram/ekor/hari

a. Fase Starter
b. Fase Finisher

gram/ekor/hari

Pembelian Obat :
Vital/Periode
a. ND
b. Vit. proxycigr
Manure

Botol/Periode
Kg/kandang/bulan

Asumsi harga yang digunakan dalam penyusunanan studi kelayakan usaha


ayam petelur ini, dapat dilihat pada Tabel .2 sebagai berikut :
Tabel.2 Asumsi Harga
No
Asumsi Harga
.
1.
2.

DOC
Kandang

Jumlah
9000

Satuan
Ekor
Unit

3.

Peralatan :

Harga
5000

Satuan
Rp/ekor
Rp/M2

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

4.

Tempat Pakan
Nampang
Gantung
Tempat Minum
Sekop
Gerobak
Egg Tray
Debeaker
Mesin Pompa Air
Gasolek
Tabung Gas
Sprayer
Penampungan Air
Timbangan
Ember
Instalasi Listrik

70

Buah

14500

Rp/Buah

154

Buah

19.000

Rp/Buah

70

Buah

19.000

Rp/Buah

Buah

40000

Rp/Buah

Buah

325000

Rp/Buah

500

Buah

84000

Rp/Buah

Buah

1000000

Rp/Buah

Unit

440000

Rp/Unit

Unit

1100000

Rp/Unit

Buah

100000

Rp/Buah

Buah

350000

Rp/Buah

Unit

850000

Rp/Unit

Unit

300000

Rp/Unit

10

Buah

25000

Rp/Buah

Unit

1000000

Rp/Unit

Orang

1000000

Bulan

Tenaga Kerja :
a. Anak Kandang
b. Menejer

5.

1
Gudang ( Pakan dan 150

Orang
M2

5000000
150000

Bulan
Rp/M2

6.

Perlatan )
Luas Lahan Keseluruhan

M2

80000

Rp/M2

12.800

6.3 produk
Dinamika Populasi Dinamika perkembangan populasi perusahaan ayam
broiler yang akan dibangun, dapat dilihat pada Tabel.3 berikut :

Tabel 3. Dinamika Populasi Untuk Ayam Broiler


Uraian
Fase Starter
Fase Finisher
Total populasi ayam
Jumlah Produksi
Daging ( Kg )
Ayam Afkir

6.4.
1.

Januari
5820
5704
5694
10267

Maret
5760
5700
5680
10260

Mei
5850
5704
5688
10267

Bulan
Juli
5910
5704
5674
10267

10

15

September
5760
5700
5680
10260

November
5850
5704
5688
10267

10

Produk

Dimensi Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminta, dicari dan dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai
pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Secara konseptual
produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensidan kapasitas
organisasi serta daya beli pasar (Tjiptono, 2007).
Produk yang dihasilkan dalam usaha ayam petelur ini dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
a. Daging
Daging ayam merupakan salah satu bahan pemenuh kebutuhan protein hewani selain
telur yang digemari konsumen karena harganya yang relatif murah dibandingkan daging

kambing/domba dan sapi sehingga, dapat dijangkau oleh semua kalangan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Tjiptono, (2007) Daging ayam merupakan pilihan yang
lezat sebagai alternatif daging merah. Warna daging umumnya putih pucat,serat
daging halus, konsistensi kurang padat,diantara serat daging tidak terdapat
lemak,warna lemak ke kuning-kuningan dengan konsistensi lunak dan bau agak
amis sampai tidak berbau.
b. feses
Feses merupakan limbah hasil ikutan ternak ayam pedaging yang dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk kandang yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi,
pupuk kandang dapat digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman
sehingga dapat memperbaiki kualitas dan kesuburan tanah serta diperlukan
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Kosworo et al (2013) yang menyatakan
bahwa pupuk Dntibio dapat memperbaiki kualitas dan kesuburan tanah serta
diperlukan tanaman.
2.

Nilai/Manfaat Produk
Merencanakan tawaran pasarnya, pemasar perlu memikirkan secara
mendalam lima tingkat produk. Masing masing produk menambahkan lebih
banyak nilai pelanggan, dan kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan
(Customer Value Hierarchy) (Rizki, 2014).
Usaha ayam pedaging CV. Apoka menghasilkan beberapa produk seperti
produk daging itu sendiri, feses dari ternak. Manfaat yang dapat ditawarkan oleh
produk usaha ayam pedaging dapat dibagi dalam 5 tingkatan, yaitu:
a.

Manfaat inti (core benefit)

Manfaat dari produk dari usaha ayam pedaging ini yaitu daging
bermanfaat memebuhi protein hewani bagi konsumen sehingga memenuhi nilai
gizi yang dibutuhkan, kemudian feses ternak yang dihasilkan digunakan sebagai
pupuk organik atau kompos sehingga berguna bagi masyarakat petani. Dalam 100
gram ayam sudah terkandung 60 persen dari nilai kecukupan harian untuk protein.
b.

Manfaat dasar (basic benefit)


Produk daging yang dihasilkan bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan

gizi yang diperlukan konsumen atau sebagai pelengkap kebutuhan konsumen dan
bisa dijadikan pengganti makanan lainnya. Tinggi niasin (vitamin B3) dan vitamin
B6. Niasin penting untuk menjaga kesehatan kulit dan sistem saraf. Niasin dan
vitamin B6 juga diperlukan dalam metabolisme lemak, karbohidrat dan protein
dalam tubuh Sumber mineral dan selenium yang sangat baik. Selenium
merupakan komponen penting dari beberapa jalur metabolisme, termasuk
metabolisme hormon tiroid, sistem pertahanan antioksidan, dan kekebalan tubuh.
c.

Manfaat yang diharapkan (expected benefit)


Produk daging yang dihasilkan diharapkan dapat dibentuk atau diolah

menjadi produk yang disajikan dalam berbagai jenis hidangan seperti


bakso,nagget dan sebagainya.
e. Manfaat di atas harapan (augmented benefit)
Produk yang dihasilkan di CV. Apoka diharapkan mampu memberikan
keuntungan yang besar dari hasil pemasarannya.
d.

Manfaat potensial (potential benefit)


Produk yang dihasilkan sangat diharapkan memberikan manfaat potensial

bagi CV. Apoka terutama dalam pemasarannya semakin meningkat, banyak


pelanggan dan memberikan profit yang besar bagi perusahaan.
3. Kegunaan/Fungsi Produk

Produk yang dihasilkan dari suatu usaha memilki banyak fungsi dan
berbeda.
a. Produk konsumsi yang dihasilkan yaitu daging dan feses. Dalam hal ini daging
dapat dikonsumsi lansung oleh konsumen. Kemudian feses yang dipasarkan
untuk kebutuhan sebagai pupuk tanaman atau kesuburan tanaman.
b. Produk industri dari usaha ayam petelur ini yaitu daging . Dalam hal ini produk
tersebut merupakan bahan baku mentah yang dibutuhkan oleh perusahaan lain
untuk diproduksi lebih lanjut untuk membuat produk lain seperti membuat
bakso,nugget dan sebagainya.

6.5 Proses Produksi


Proses produksi adalah kegiatan perusahaan sejenis yang mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi dengan melibatkan bahan bahan
pembantu, tenaga kerja dan mesin mesin serta alat alat perlengkapan sehingga
memiliki nilai tambah yang lebih besar. Pengaturan terhadap segala interaksi dari
berbagai faktor produksi dapat meningkatkan efektifitas serta efisiensi dari proses
produksi (Nadap, 2012).
Adapun skema tahapan proses produksi ayam pedaging CV. Apoka yaitu
sebagai berikut :
Program
pembinaan

Penerapan
Biosecurity

Manajemen
Perkandangan

Manajemen
Pengelolaa

Pengadaan Bibit

Manajemen
Pemeliharaan
Penanganan Pakan
Minum

Penanganan
Kesehatan

Manajemen
Pemasaran

Gambar 1. Diagram Alir Proses Produksi Ayam pedaging CV. Apoka


1) Program Pembinaan Tenaga Kerja
Program pembinaan yang dilakukan di CV. Apoka yaitu terkhusus kepada
tenaga kerja yang diperkerjakan dengan tujuan supaya lebih memiliki keahlian
dalam melakukan proses produksi ayam petelur di perusahaan.
Program pembinaan yang diberikan yaitu tata cara pemeliharaan ayam
pedaging dimulai dari fase starter,dan finsher. Kemudian tata cara penerapan
biosecurity, penanganan kesehatan ternak dan pembinaan pemberian nutrisi
kepada ternak dapat dilakukan dengan melalui pakan dan minumannya.
2) Penerapan Biosecurity
Menurut Kesumawati (2010) biosekuritas merupakan suatu antibiotic
untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti antibiotik
untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan

bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare).Biosecurity dilakukan


denga mengontrol lalu lintas kendaraan yang masuk keperusahaan dan
dimonitoring secara ketat, melakukan vaksinansi, pencatatan riwayat flok ayam
atau memeriksakan kesehatannya, dan melakukan pencucian kandang sebelum
memasukkan DOC dan setelah pengafkiran ayam petelur. Hal ini sesuai dengan
pendapat Kesumawati (2010) Biosekuritas (biosecurity) adalah perlindungan dari
penyebaran penyakit infeksius, parasit, dan hama ke unit produksi. Biosekuriti
(biosecurity) dapat juga diartikan sebagai beberapa prosedur atau usaha yang
dilakukan untuk dapat mencegah kontak antara ayam dalam peternakan dengan
agen atau sumber penyakit sehingga dapat menekan resiko dan konsekuensi
penularan penyakit.

3) Pengadaan Bibit
CV. Apoka melakukan kerja sama dengan perusahaan Japfa Confeed, dan
pengadaan bibit dari perusahaan tersebut. Pengadaan bibit harus memilih strain
yang bagus. Pengadaan bibit di CV. Apoka dilakukan secara berangsur ansur
dalam setiap periode dalam jangka waktu pemeliharaan 5 tahun dari tahun 2016
2020.
4) Manajemen Perkandangan
Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha pemeliharaan ayam broiler
meliputi; persyaratan temperatur berkisar antara 32,2 - 35C, kelembaban berkisar
antara 60 - 70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada,
tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah
mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk

anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam
remaja 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan
dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray.
Dalam manajemen perkandangan, yang perlu dilakukan yang paling utama
yaitu menyiapkan litter atau alas bagi ayam untuk fase starter. Ketebalan litter
yang digunakan sekitar 10 cm. Litter yang digunakan harus kering dan bahan litter
yang digunakan yaitu sekam. Hal ini sesuai dengan pendapat Zulfikar (2014)
yang menyatakan bahwa alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak
ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang.
Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam
dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan
panjang antara 35 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
5) Manajemen Pemeliharaan
Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki
sebelum mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya
sarana yang lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan
sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau
kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang
pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks,
termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada kandang
(Murtidjo,1987).
Menurut Priwanti (2014), tahapan proses produksi ayam
pedaging adalah sebagai berikut :
1. Tahapan DOC ( Day Old Chicken ),

Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan


selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran
kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC beristirahat
kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya diberi
tambahan gula jawa sebagai suplay energi. Pemberian air harus ad libitum dan
ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi
pemanas karena pada umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam
fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum di tambah suplemen / vitamin
(Ginsono, 1986). Ginsono (1986) menambahkan ransum pakan yang diberikan
untuk DOC harus mengandung kadar protein 23% dan metabolisme energi (ME)
2000-3000 kcal.

2. Tahapan finisher
Setelah ayam broiler berumur di ats 4 minggu, maka dikatakan ayam
tersebut sudah memasuki periode akhir dari pertumbuhannya atau memasuki fase
finisher. Pemberian pakan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi ayam agar
dapat berproduksi tinggi. Jenis pakan yang baik adalah pakan yang paling sesuai
dengan nilai gizi yang dibutuhkan oleh ayam. Pakan yang diperlukan oleh satu
ekor ayam pada umur produktif yang berbobot 2 kg adalah sekitar 100 g/hari
dengan kandungan protein sekitar 16-17%. Seiring bertambahnya umur ayam,
maka baik bobot maupun ukuran tubuhnya pun akn mengalami peningkatan.
Untuk itulah, pengaturan tingkat kepadatan pada fase finisher ini juga harus
diperhatikan, yakni 10 ekor/m. (Sujionohadi dan Setiawan, 1993).
6) Penanganan Kesehatan

Penanganan kesehatan ternak dilakukan dengan vaksinasi dan pemberian


obat lainnya. Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah terserangnya penyakit
menular ataupun tidak menular pada ternak. Karena ternak yang sakit akan
mempengaruhi turunnya produksi telur.
Manajemen kesehatan fase starter dengan memperhatikan suhu lingkungan
brooder dan kelembapan brooder dengan mencatat suhu dan kelembapan kandang
setiap hari. Suhu brooder rata rata berkisar antara 280 C 330 C dan
kelembaban 75 80 %. Koran yang kotor selalu Dntibiot dengan Dntib pengganti
untuk mengguranggi kadar antibiotic di dalam kandang. Pemberian vitamin dan
antibiotic selalu di lakukan untuk menjaga kesehatan ayam adapun vitamin yang
di berikan yaitu Pirivat, Protek all dan Nutri stress (Sumarno, 2009).
Manajemen kesehatan yang di lakukan pada ayam grower yaitu selalu
mengadakan pergantian vitamin dan antibiotik sesuai dengan situasi dan selalu
mengadakan penimbangan ayam seminggu sekali. Penambahan kipas angin agar
sirkulasi udara dapat berjalanantibiotik . Program vaksinasi di lakukan sebanyak
tiga kali yaitu pada umur 45 xxviii hari vaksin coriza, umur 54 hari vaksin ND
clone + IB dan umur 60 hari vaksin cacing (Sumarno, 2009).
Manajemen kesehatan ayam finisher yang di lakukan setiap hari yaitu
selalu mengadakan antibitik terhadap kandang. Pengontrolan kandang di lakukan
dengan cara mengelilingi kandang dan mengecek feses ayam, feses yang encer
dan berwarna kehijauan di beri antibiotic dengan dosis pengobatan. Penyemprotan
kandang dengan desinfektan di lakukan berkala tiga hari sekali. Selain dari pada
itu untuk menjaga ayam agar selalu dalam keadaan sehat pemberian vitamin dan
antibiotic dosis pencegahan selalu di berikan secara bergantian (Sumarno, 2009).

7) Manajemen pengelolaan
Manajemen pengelolaan berkaitan dengan semua aspek tahapan proses
produksi ayam pedaging, ketentuan hukum dan perkantoran CV.Apoka. Dalam hal
ini yang mencakup hal pengelolaan daging , dan pemisahan ayam Finisher dan
feses.
8) Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran mencakup proses pemasaran atau penjualan produk
yang dihasilkan dari CV.Apoka. Produk produk tersebut antara lain daging, dan
feses sebagai pupuk kompos. Saluran pemasaran yang dilakukan dalam penjualan
telur oleh CV. Apoaka ada 2 yaitu melakukan pemasaran melalui distributor atau
agen perantara, kemudian distributror tersebut menjual ke konsumen dan dari
produsen lansung ke konsumen. Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat
penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara
mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Strategi adalah serangkaian rancangan
besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk
mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya
diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada
saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan
terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran dimulai dari menemukan apa yang
diinginkan oleh konsumen Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :
a. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan
dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk
yang dihasilkan.
b. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang
berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai

kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi


produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai
pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
c. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk
cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.
Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik
dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga
dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

6.6 Kapasitas Produksi


Kapasitas produksi berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang dapat dihasilkan. Apabila
kapasitas produksi tinggi, maka biaya tetap yang dikeluarkan juga besar, apabila
pemanfaatannya sedikit, maka biaya produksi akan mahal, sehingga untuk
menentukan kapasitas produksi harus dilakukan perencanaan dan penelitian terlebih
dahulu.
Berikut ini merupakan kapasitas produksi yang digunakan oleh CV. Gusna
Farm selama 5 tahun periode pemeliharaan ayam petelur.
Asumsi
DOC Betina
Kandang
a. Kandang
Starter layer
b. Kandang
c. Kandang
Bateray
Peralatan
a. Tempat pakan
- Nampan
- Gantung

Jumla
9000
h
648
36
1125
19
50

Satuan
Ekor
M2
Lontan
gS
PC
Unit
Unit

Harga
5000
240000
290000
150000
14000
20000

T. Harga
45000000
155520000
10440000
168750000
266000
1000000

Satuan
Rp/Ekor
Rp/m2
Rp/lontan
g
Rp/PCS
Rp/Unit
Rp/Unit

b. Tempat Minum
114
Buah
c. Sekop
12
Unit
d. Gerobak
6
Unit
e. Tangki air
6
Unit
f. Mesin Pompa
6
Unit
Air
g. Tabung
Gas
12
Unit
h. Ember
18
Buah
i. Penampungan
6
Unit
j. Air
Rak telur
3000
Buah
k. Mesin
1
Unit
TabelPencampur
5. Kapasitas Produksi CV. Gusna Farm

20000
40000
325000
450000
350000
120000
21000
650000
700
600000
0

2280000
480000
1950000
2700000
2100000
1440000
378000
3900000
2100000
6000000

Rp/buah
Rp/unit
Rp/unit
Rp/unit
Rp/unit
Rp/unit
Rp/buah
Rp/unit
Rp/buah
Rp/unit

6.7 Perkandangan dan Bangunan Pendukung


Kandang untuk skala usaha 9000 kami bangun 6 unit kandang dengan luas
lahan secara keseluruhan 8200 m2, masing masing kandang starter berkuran 18
m x 8 m yaitu 108 m2 setiap 1 unit kandang. Kemudian kandang layer terdiri dari
6 lontang dengan skala usaha 9000 ekor, dengan ukuran 24 m x 8 m setiap
lontang. Kemudian terdapat kantor usaha dengan luas 30 m2 gudang penyimpanan
tempat pakan dengan luas 60 m2. Gudang pakan sebagai tempat pakan untuk
menjaga pakan agar tetaap sehat, tidak rusak dan tetap terjamin kualitasnya.
Kemudian semua bangunan harus memiliki kontruksi bangunan yang baik, serta
posisi atau tata letak kandang berada ditempat yang bagus. Kemudian jarak tiap
tiap kandang atau bangunan lainnya minimal 25 m sehingga aliran udara lancar
dan tidak tercemar penyakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Dian (2013)
konstruksi bangunan gudang penyimpanan pakan harus dibuat agar pakan tetap
sehat, tidak rusak,dan hygienis; bahan dan kontruksi kandang menjamin ternak
terhindar dari kecelakaan dan kerusakan fisik. Jarak antara tiap-tiap kandang
minimal 1 kali lebar kandang dihitung dari tepi atap kandang; jarak terdekat
antara kandang dengan bangunan lain bukan kandang minimal 25 m; bangunan-

bangunan kandang, kandang isolasi, dan bangunan lainnya harus ditata supaya
aliran air, saluran pembuangan limbah, udara dan penghantar lain tidak
menimbulkan pencemaran penyakit.
6.8 Pemasangan Sarana Penunjang
Tabel 6. Sarana Penunjang Usaha Ayam Petelur
Jenis Biaya
1. Pemasangan instalasi listrik
2. Pemasangan instalasi air (PAM)
3. Pemasangan instalasi telepon
4. Pemasangan instalasi internet
Total Biaya Pemasangan Sarana
Penunjang

Jumlah Biaya (Rp)


3.000.000
5.000.000
500.000
500.000
9.000.000

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa sarana penunjang yang


dibutuhkan dalam usaha ayam petelur CV. Gusna Farm yaitu instalasi listrik, air
(PAM), telepon, dan internet. Sarana penunjang ini bertujuan untuk membantu
memperlancar kegiatan produksi usaha dan pemasaran produk.
6.9 Mesin dan Peralatan
Tabel 7. Mesin dan peralatan
Nama
Mesin/Peralatan
1.
Me
sin pencampur pakan
Mesin Pompa Air
Tangki air
Penampungan Air
Sekop
Gerobak
Tabung gas
Ember
Tempat pakan
- Nampan
- Gantung
Tempat minum
- Gantung
- Nipple

Merk

Jumlah
Unit
1

6000000

Jumlah
Harga
6000000

350000

2100000

6
6
12
6
12
18

450000
1000000
40000
325000
120000
21000

2700000
6000000
480000
1950000
1440000
378000

Vitamax
Vitamax

19
50

14000
20000

266000
1000000

Vitamax
Impex

114
108

20000
30000

2280000
3240000

Panasoni
c
Panasoni
c
Solo
Solo
Japanes
Japanes
LPG

Harga

11. Gasolec
12. Timbangan
13. Alat Potong Paruh

Gasolec
Nagata
Debeake
r

12
3
1

990000
150000
5115000

Total Pembelian
Mesin/Peralatan

11880000
450000
5115000
45279000

6.10 Bahan Baku dan Bahan Pembantu


Tabel 8. Bahan Baku dan Bahan Pembantu Usaha CV. Gusna Farm selama 5
tahun.
Nama Bahan
Baku
Pakan Starter
Pakan grower
Pakan layer
Obat obatan

Merk

Jumlah
Unit
BP-11
63
SLC-22
1386
SLC-36
1382
ND Starter
18
Vit. CBV
30
Vaksin AI
30
Obat Cacing
72
Prefexol
20
Total Pembelian Baha Baku

Harga
360000
375000
375000
184000
185000
450000
54000
80000

Jumlah
Harga
22680000
519750000
518250000
3312000
5550000
13500000
3888000
1600000
1.088.530.000

Berdasarkan tabel 8 dapat dijelaskan bahwa bahan baku yang dipakai


dalam usaha ayam petelur untuk mendukung produksi telur yaitu pakan yang
diberikan dalam tiga fase pemeliharaan masing masing berbeda. Kebutuhan
ternak pada fase layer lebih banyak karena membutuhkan energi untuk
memproduksi telur lebih banyak. Semakin tinggi produksi yangdihasilkan maka
pakan yang diberikan harus maksimal pula.
6.11

Tenaga Produksi (Tenaga Kerja Langsung)

Tabel 9. Sistem Bulanan


Jenis Kegiatan

Monitoring aspek
manajemen produk

Tarif/Upa
h per
bulan
1500000

Jumlah
Tenaga
Kerja
1 orang

Jumlah Hari
Kerja/Tahun

Jumlah
(Rp.)

12x5

90.000.0
00

Menjalankan segala
700000
12 orang
12x5
aspek manajemen
Total Upah Tenaga Produksi Sistem Bulanan

504.000.
000
594.000.

000

6.12

Biaya Umum Usaha/Pabrik

Tabel 10. Biaya Umum/Pabrik CV. Gusna Farm


Jenis Biaya Umum Usaha/Pabrik
Pemeliharaan mesin dan peralatan
Suku cadang, bahan bakar, oli mesin.
Rekening listrik, air, telepon.
Pemeliharaan bangunan
Total Biaya Umum Usaha/Pabrik per
tahun:

Jumlah Biaya/Tahun
2000000
2500000
5500000
1500000
11500000

Anda mungkin juga menyukai