Anda di halaman 1dari 7

Judul:

IbM Solusi bagi Peternak Ayam Broiler di Wilayah Tasikmalaya dalam meningkatkan pendapatan usaha.

1. Analisis Situasi Bisnis broiler terus menjanjikan karena permintaannya semakin meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Sebagai gambaran, permintaan broiler di DKI Jakarta pada tahun 2010 mencapai lebih dari satu juta ekor per hari. Saat ini diperkirakan mencapai 1,2 juta ekor per hari. Jumlah permintaan di DKI Jakarta ini diperkirakan mencakup 25-30% jumlah permintaan nasional.dari perkiraan tersebut dapat dihitung kebutuhan pasokan broiler secara nasional sekitar 4,8-5 juta ekor per hari. Permintaan semakin meningkat pada saat khusus seperti hari raya. Menjelang hari raya permintaan dapat meningkat hingga 50 %. Beberapa penyebab terus meningkatnya permintaan broiler dari tahun ke tahun sebagai berikut. 1). Jumlah penduduk yang terus bertambah jelas meningkatkan konsumsi bahan pangan protein hewani, termasuk ayam. Ayam merupakan sumber protein hewani yang digermari mayoritas masyarakat Indonesia. Daging ayam juga mudah di dapatkan dan harganya relative terjangkau. Selain itu, pengolahannya relatif mudah. 2). Semakin banyak restoran (rumah makan) yang menyajikan menu ayam. Peluang pasar ayam broiler sangat besar. Berbagai permintaan untuk konsumsi rumah tangga., kebutuhan pasar retail, memenuhi kebutuhan berbagai restoran, rumah makan, dan katering, serta memenuhi kebutuhan berbagai jenis usaha lain semakin meningkat setiap harinya. Secara umum, ada tiga pasar utama penyerap makanan segar(fresh food), termasuk broiler. 1). Pasar modern(supermarket). Supermarket menyerap sekitar 5% dari produksi broiler. Jumlah supermarket semakin bertambah dari waktu ke waktu sehingga memperbesar peluang pemasaran broiler ke saluran pemasaran ini. 2). Pasar tradisional dan jual-beli langsung menyerap sekitar 15% dari produksi broiler.

3). Hotel, restoran,dan katering menyerap sekitar 80% dari produksi broiler. Satu katering yang besar misalnya, bisa meminta pasokan broiler hingga 1,5-2 ton per minggu. Usaha peternakan broiler yang banyak dilaksanakan di Indonesia sekarang ini dilaksanakan dengan sistem inti plasma. Pola Usaha Kemitraan Inti Plasma Sistem Usaha Kemitraan Inti Plasma adalah sistem usaha kerjasama antara peternak dengan sebuah perusahaan penyedia layanan finance yang menyediakan Sapronak dengan kesepakatan/perjanjian kebijakan yang dibuat oleh pihak finance yang disetujui oleh peternak. Dimana Perusahaan penyedia Sapronak disebut Inti sedangkan peternak disebut Plasma. Dengan kata lain dalam pola ini peternak/Plasma sebagai penyedia fasilitas kandang dan peralatan serta biaya operasional dan kerja pemeliharaan sedangkan pihak Inti sebagai pihak penyedia Sapronak dengan harga Sapronak dan Daging yang ditentukan oleh pihak inti yang tertuang dalam perjanjian kontrak. Pola kemitraan Inti Plasma ini menjadi pilihan kebanyakan peternak di wilayah Tasikmalaya dengan pertimbangan besarnya biaya produksi yang tidak tercover oleh modal peternak. Terutama biaya/harga pakan yang mencapai 75% dari total biaya produksi. Dengan sistem Inti Plasma ini peternak/Plasma di Wilayah Tasikmalaya memperoleh pendapatan berupa upah pemeliharaan dan insentif tambahan apabila indeks prestasi kandang mencapai target yang ditetapkan oleh perusahaan/Inti. Namun pola Inti Plasma ini memiliki kelemahan, dengan besarnya upah yang tetap/tidak naik meski harga jual ayam sedang meningkat, sehingga peternak sebagai plasma tidak mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga jual ayam dipasaran. Hal ini tentu akan mengakibatkan distribusi pendapatan menjadi tidak seimbang antara Inti dan Plasma. 2. Permasalahan Mitra Pola Inti Plasma bagi peternak di wilayah Tasikmalaya memberikan keuntungan berupa penyediaan sapronak akan tetapi dengan adanya kelemahan dalam pola ini yaitu besarnya upah yang tetap/tidak naik meski harga jual ayam sedang meningkat, sehingga peternak sebagai plasma tidak mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga jual ayam dipasaran, artinya peternak tersebut hanya menjadi buruh perusahaan.

Pelaksanaan usaha ternak ayam broiler di wilayah Tasikmalaya juga ada yang dilakukan secara mandiri. Jika dilakukan secara mandiri, ketika nilai jual daging ayam meningkat, pendapatan peternakpun ikut meningkat karena pendapatan peternak berasal dari penjualan ayam. Akan tetapi karena alasan permodalan skala usaha yang dilaksanakan lebih kecil daripada yang biasa dilakukan oleh perusahaan (Polutry Shop) sehingga harga jual yang terjadi di pasar banyak dipengaruhi oleh supply dari perusahaan yang berskala lebih besar. Hal ini menyebabkan peternak tidak mampu menjadi price maker tetapi hanya sebagai price taker saja. Kemampuan peternak ayam di wilayah Tasikmalaya untuk melakukan usaha ternak ayam secara mandiri terbentur kepada permasalahan biaya sarana produksi yang besar dan strategi pemasaran hasil ternaknya. Oleh karena itu diperlukan adanya solusi untuk meningkatkan bargaining position peternak sehingga peternak dapat menjalankan usaha dengan efisien dan tentu mampu mendatangkan keuntungan yang besar. 3. Solusi yang ditawarkan Pemanfaatan teknologi M-Bio di bidang peternakan ayam sebagai probiotik telah dicoba di Pusat Inkubator Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya dan mampu menghasilkan daging ayam broiler yang berkualitas lebih tinggi dibandingkan dengan broiler yang tersedia di pasaran. Daging ayam tersebut kemudian dikenal dengan nama daging Ayam Probiotik. Teknologi M-Bio ini pun telah diaplikasikan oleh perusahaan Sukaratu Farm sebagai tenant Pusat Inkubator Agribisnis yang memproduksi daging ayam probiotik. Setelah dilakukan analisis di Lab. BBP Pascapanen Pertanian dihasilkan data bahwa bila ayam biasa mengandung kolesterol sekitar 100 miligram per 100 gram , maka kandungan kolesterol ayam Probiotik hanya 70,58 mg per 100 gram. Kandungan proteinnya justru lebih tinggi, yakni 19,04%. Bandingkan dengan kandungan protein ayam biasa yang hanya 17%. Tidak terdeteksi adanya Salmonella dan E-coli yang biasa ada dalam daging ayam. Kandungan bahan kimia antibiotik samasekali tidak terdeteksi. Cemaran logam dan kimia yang jauh dibawah standar minimum.

Ayam Probiotik adalah ayam berkualitas organik yang dipelihara menggunakan Probotik (M-Bio) dan Herbal, sehingga menggantikan fungsi antibiotik dan bahan-bahan kimia lainnya yang biasa digunakan dalam pemeliharaan dan pembersihan ayam potong. Penggunaan Probiotik secara signifikan dapat meningkatkan produktifitas serta kesehatan ayam tanpa penggunaan bahan kimia samasekali, sehingga Ayam Probiotik dapat dikatagorikan sebagai Ayam Organik. Penggunaan Probiotik(M-Bio) juga dapat mengefisienkan penggunaan pakan. Sedangkan penggunaan herbal mencegah serangan penyakit pada ayam, sehingga ayam lebih sehat dan tidak terserang penyakit sejak dipelihara hingga siap panen. Penggunaan herbal ini pun tentu dapat mereduksi biaya pembelian obat-obatan kimia yang biasa dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Artinya usaha akan lebih efisien. Secara fisik, Ayam Probiotik dengan Ayam Broiler biasa dapat dibedakan dari: 1.Sedikit sekali lapisan lemak terutama dibawah kulit 2.Tidak terdapat lendir di ujung-ujung kulit 3.Sama sekali tidak berbau amis 4.Daging terasa empuk dan berserat kuat bila ditekan. 5.Warna daging merah muda segar. Dengan berbagai kelebihan daging ayam probiotik diatas, nilai jual daging ayam probiotik lebih tinggi di banding ayam broiler biasa. Melalui aplikasi teknologi M-Bio dalam menghasilkan daging ayam probiotik, peternak ayam di Wilayah Tasikmalaya dapat berinovasi dengan melakukan usaha secara mandiri (tidak makloon kepada pihak lain) karena daging ayam probiotik memiliki segmen pasar tersendiri yaitu masyarakat yang peduli terhadap kualitas bahan makanan, termasuk daging ayam. Masyarakat tersebut umumnya terdapat di kota-kota besar misalnya wilayah Bandung dan DKI Jakarta. Dengan nilai input usaha yang lebih efisien dibanding usaha ternak ayam broiler biasa serta nilai jual daging ayam probiotik yang lebih tinggi,

peternak ayam di wilayah Tasikmalaya dapat meraih keuntungan yang lebih besar. 4. Target Luaran Pelaksanaan IbM ini akan menghasilkan luaran program yang berupa inovasi teknologi di bidang produksi daging ayam broiler, yaitu daging broiler sehat berkualitas organik. Diharapkan melalui inovasi tersebut para peternak ayam di wilayah Kota Tasikmalaya dapat memiliki bargaining position yang lebih kuat di pasar dan dapat berusaha secara lebih mandiri. 5. Kelayakan PT Ketua tim untuk penyelenggaraan program Iptek bagi Masyarakat ini merupakan staf pengajar teta pada Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya sejak tahun 1983 dengan jenjang pendidikan S3 dan telah berkualifikasi sebagai guru besar tetap Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi sejak tahun 2004. Teknologi M-Bio yang akan diaplikasikan dalam usaha ternak ayam broiler kualitas organik ini merupakan salah satu karya nyata yang dihasilkannya disamping karya lainnya (pengalaman penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang telah dilaksanakan dapat di lihat pada Riwayat Hidup Ketua Tim pada lampiran 1) Sementara itu Ketua Tim akan dibantu oleh 2 orang anggota yang masingmasing memiliki relevansi dengan program yang dilaksanakan dan telah memiliki berbagai pengalaman riset (riwayat hidup anggota tim terlampir pada lampiran 2). Selanjutnya sebagai upaya untuk membantu kelancaran proses penerapan Ipteks bagi Masyarakat disusun jadwal kegiatan seperti yang tercantum dalam Tabel 1. 6. Biaya Pekerjaan Biaya pekerjaan untuk pelaksanaan Ipteks bagi Masyarakat(IbM) dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 1. Jadwal Kerja program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) No 1 2 3 4 5 6 7 Rencana Kerja Rapat koordinasi pertama diantara Tim IbM Pertemuan dengan dinas/instansi terkait, pihak peternak ayam broiler wilayah Tasikmalaya, dan manajemen Pusat Inkubator Agribisnis FAPERTA UNSIL. Pengenalan usaha ternak ayam probiotik di Unit Peternakan Ayam Probiotik Pusat Inkubator Agribisnis/ tenant kepada peternak. Rapat koordinasi tim IbM tentang penyelenggaraan pelatihan dan pembagian tugas diantara tim IbM Penyusunan materi penyuluhan dan pelatihan budidaya ayam probiotik Penyuluhan tentang usaha ternak ayam probiotik Persiapan alat, bahan, sarana lain untuk pelatihan beternak ayam probiotik. Pelatihan: 1.Beternak/budidaya ayam probiotik 2.Tatacara panen dan pasca panen ayam probiotik 3.Strategi pemasaran ayam probiotik Monitoring dan evaluasi hasil penyuluhan dan pelatihan Pembuatan laporan penyelenggaraan program Ipteks bagi Masyarakat. Tabel 2. Biaya Pekerjaan Program Ipteks bagi Masyarakat Uraian Kegiatan I. Persiapan Satuan Volume Harga Satuan jumlah Jadwal Kerja Bulan ke5 6 7 8

10

11

12

8 9 10

1.Rapat Koordinasi pertama diantara tim IbM Orang 2.Pertemuan dengan dinas terkait, pihak peternak, manajemen Pusat Perjalanan Inkubator Agribisnis FAPERTA UNSIL 3.Pengenalan usaha ternak ayam probiotik di Unit Peternakan Ayam Perjalanan Probiotik Pusat Inkubator Agribisnis/ tenant kepada peternak 4.Rapat koordinasi tim IbM tentang penyelenggaraan pelatihan dan Orang pembagian tugas diantara tim IbM 5.Penyusunan materi penyuluhan dan pelatihan budidaya ayam probiotik Paket Sub Total I II. Pelaksanaan 1. Penyuluhan tentang usaha ternak ayam probiotik Paket 2. Persiapan alat, bahan, sarana lain untuk pelatihan beternak ayam Paket probiotik. 3. Pelatihan: 3.1.Beternak/budidaya ayam probiotik Paket 3.2.Tatacara panen dan pasca panen ayam probiotik Paket 3.3.Strategi pemasaran ayam probiotik Paket 4.Monitoring dan evaluasi hasil penyuluhan dan pelatihan Paket Sub Total II III. Pelaporan 1. Laporan Observasi Paket 2. Laporan Antara Paket 3. Laporan Akhir Paket Sub Total III Total I,II,III

3 4 2 3 1 3 3 1 1 1 3 1 1 1

250.000 1.000.000 1.250.000 250.000 1.000.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 5.000.000 1.000.000 1.000.000 1.500.000

750.000 4.000.000 2.500.000 750.000 1.000.000 9.000.000 6.000.000 7.500.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 15.000.000 37.500.000 1.000.000 1.000.000 1.500.000 3.500.000 50.000.000

Anda mungkin juga menyukai