Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
1.5 Luaran yang Diharapkan 3
BAB 2. GAMBAR UMUM RENCANA USAHA................................................3
2.1 Gambaran Umum Produk 3
2.2 Gambar Logo 4
2.3 Gambar Kemasan 4
2.4 Gambaran Sumber Bahan Baku 4
2.5 Gambaran Motto Usaha5
2.6 Gambaran Sumberdaya Tenaga Kerja 5
2.7 Gambaran Umum Peluang Usaha 5
2.8 Analisa Kelayakan 6
2.8.1 Cash Out Flow and Cash In Flow............................................................6
2.8.2 Perhitungan R/C dan Benefit Cost Ratio..................................................6
2.8.3 Perhitungan Break Event Point (BEP)......................................................6
2.8.4 Perhitungan NVP dan IRR.......................................................................7
BAB 3. METODE PELAKSANAAN...................................................................7
3.1 Persiapan Produksi 8
3.1.1 Waktu dan Tempat Produksi....................................................................8
3.1.2 Alat dan Bahan Produksi..........................................................................8
3.2 Riset dan Strategi Pemasaran 8
3.2.1 Survei Pasar dan Penentuan Target Pasar................................................8
3.2.2 Pembelian Bahan Baku dan Alat-Alat Penunjang Produksi....................8
3.2.3 Penentuan Media Pemasaran....................................................................8
3.3 Pelaksanaan Produksi 8
3.4 Labelisasi 9
3.5 Evaluasi 9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.....................................................9
4.1 Anggaran Biaya 9
4.2 Jadwal Kegiatan9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................11

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bebek adalah jenis unggas yang banyak dibudidayakan oleh peternak di
Indonesia. Bebek petelur menjadi salah satu komoditas penghasil telur terbanyak
karena telur bebek merupakan bahan pangan yang umum dikonsumsi oleh
masyarakat, sehingga memiliki nilai strategis dan potensi yang tinggi dalam
industri peternakan. Menurut Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa populasi
bebek di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 2012, yaitu sebanyak
49.295.007 ekor sampai dengan 58.651.838 ekor pada tahun 2021. Perlu diketauhi
bahwa kualitas fisik telur bebek dapat dilihat dari berat telur, berat kerabang, tebal
kerabang, warna kuning telur, indeks kuning telur, indeks putih telur dan Haugh
unit (Haryanto et al., 2019). Hal tersebut dapat didukung dengan adanya pakan
sehingga menyebabkan kebutuhan pakan bebek saat ini semakin meningkat.
Pakan sendiri merupakan sumber nutrisi bagi hewan ternak yang dapat
mendukung produktivitas hewan ternak. Namun, tanpa kita sadari pakan dapat
menjadi salah satu penyebab permasalahan dalam kegiatan budidaya, khususnya
dalam beternak bebek. Selama ini, tepung ikan sering dimanfaatkan dalam
pembuatan pakan. Hal ini menyebabkan tingginya harga pakan, sehingga para
pembudidaya akan mengeluarkan biaya yang relatif lebih besar hanya untuk
membeli pakan untuk ternak mereka. Selain itu ketakutan masyarakat dalam
mengonsumsi telur terutama telur asin karena kandungan kolestrolnya. Pada
bebek petelur, kualitas telur dapat didukung dengan pemberian pakan yang
mengandung kitin, kitosan, dan pigmen astaxanthin. Menurut Kusmiati dan
Nurhayati (2020), kitin dan kitosan dapat membunuh bakteri, sedangkan pigmen
astaxanthin yang terkandung pada kulit udang sangat berperan dalam
meningkatkan indeks warna kuning pada telur, sehingga dengan bertambahnya
level pemberian kulit udang pada pakan, maka dapat meningkatkan indeks warna
kuning pada telur. Selain itu, menurut Purnamasari, et al. (2015), parameter warna
kuning telur dan kadar kolesterol yang terkandung dalam kuning telur merupakan
penilaian kualitas internal yang sangat perlu untuk diperhatikan. Umumnya, warna
kuning telur yang berwarna oranye sangat diminati oleh masyarakat karena
mengindikasikan tingginya kandungan xantofil dan karotenoid, sehingga kadar
kolesterol yang ada pada telur semakin rendah.
Adapun produksi udang di Indonesia terus mengalami peningkatan seiring
dengan berkembangnya teknologi dan strategi dalam meningkatkan produksi
udang. Hal ini dengan meningkatnya produksi udang di Indonesia, maka limbah
udang juga akan ikut meningkat. Limbah hasil industri pengulitan udang, seperti
kepala, kulit (cangkang), dan kaki telah menjadi masalah yang cukup rumit di
kalangan pembudidaya udang. Menurut Data Direktorat Jenderal Budidaya,
Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, menyatakan bahwa produksi
limbah kulit udang yang terdiri dari kepala, kulit (cangkang), dan kaki mencapai
141.040 ton/tahun (Hiskial et al., 2017). Jika dibiarkan secara terus menerus,
2

maka produksi limbah udang akan berdampak pada ekosistem perairan yang
menjadi kurang bagus. Hal ini dapat dilihat dari akumulasi unsur organik yang
mampu meningkatkan populasi alga, sehingga mengganggu komunitas ikan.
Selain itu, bau yang ditimbulkan oleh limbah udang juga akan mengganggu
masyarakat sekitar.
Berdasarkan pemaparan di atas, inovasi yang kami tawarkan adalah
PeakDuck sebagai inovasi usaha pakan ternak bebek di masa pandemi Covid-19
melalui deasilasi limbah udang untuk meningkatkan kualitas kuning telur.
PeakDuck sendiri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pakan
lain, seperti penggunaan bahan dasar yang berupa limbah udang, sedangkan pada
pakan lain berupa jagung, bekatul, sorgum/tepung polard, tepung roti, dedak padi,
dan singkong/tepung onggok. PeakDuck juga hadir dengan tiga varian produk
dengan berat isi sebesar 15 kg, yaitu varian starter dengan harga Rp215.000,
varian grower dengan harga Rp200.000, serta varian layer dengan harga
Rp190.000, sedangkan pakan lain memiliki harga sebesar Rp440.000. Selain itu,
kandungan yang terdapat dalam produk PeakDuck adalah energi, protein kasar,
serat kasar, karbohidrat, mineral (magnesium, kalsium, dan fosfor), serta
probiotik, sedangkan pakan lain hanya mengandung protein, lemak, serat, abu,
kalsium, fosfor, dan kadar air dengan jumlah proporsi yang lebih sedikit. Adapun
manfaat dari PeakDuck adalah meningkatkan kualitas kuning telur, membunuh
bakteri, menurunkan kadar kolesterol pada telur, serta baik bagi sistem pencernaan
bebek, sedangkan pakan lain hanya sebagai peningkat produksi telur tanpa
memperhatikan kualitasnya. Sehingga, dengan adanya inovasi ini diharapkan
dapat menjadi peluang usaha dalam membantu para peternak bebek untuk
mendapatkan pakan yang murah dan berkualitas sesaat dan setelah pandemi
Covid-19. Program yang kami inovasikan ini juga akan kami konversikan pada
program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang dibuktikan dengan
surat keterangan pada lampiran (…)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka permasalahn yang
dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengoptimalkan pengolahan limbah udang di Indonesia?
2. Bagaimana strategi agar pakan ini dapat diterima oleh peternak, khususnya
peternak bebek?
3. Bagaimana cara pembuatan produk limbah udang sebagai pakan bebek
petelur?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan
PeakDuck adalah sebagai berikut:
1. Membuat pakan ternak berkualitas dengan harga terjangkau.
2. Menjadi solusi cerdas dalam menyikapi kurangnya pengoptimalan akan
pemanfaatan limbah udang.
3

3. Semua peternak dapat menggunakannya sebagai pakan utama.


1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari produk yang kami tawarkan, sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa : Dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada
mahasiswa.
2. Bagi Peternak : Dapat membantu peternak bebek mendapatkan pakan
ternak yang murah dengan kandungan gizi yang tinggi
untuk menghasilkan kualitas telur yang baik.
3. Bagi Masyarakat : Dapat membantu masyarakat yang tinggal disekitar
industri pengolahan udang karena bau yang menyengat
dihasilkan dari limbah udang.
4. Bagi Pemerintah : Dapat membantu pemerintah dalam mengurangi
katergantungan impor dalam memenuhui kebutuhan
pakan peternak.
1.5 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari adanya Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan ini adalah mendapatkan surat izin edar, menyusun laporan
kemajuan, menyusun laporan akhir, memperbanyak kerjasama maupun kemitraan
dengan para supplier, peternak bebek petelur, dan toko-toko sebagai distributor
produk PeakDuck yang lebih menguntungkan dan dapat dikomersialkan menjadi
bisnis yang berkelanjutan, serta melakukan publikasi dalam bentuk artikel ilmiah.

BAB 2. GAMBAR UMUM RENCANA USAHA


2.1 Gambaran Umum Produk
PeakDuck merupakan pakan konsentrat ternak yang memiliki kandungan
serat kasar rendah dengan nutrisi utama energi dan protein. Produk ini berbahan
dasar limbah udang yang dimana kandungan astaxanthin, kitin dan kitosan ini
memiliki manfaat yang mendukung dalam proses budidaya ternak bebek petelur.
PeakDuck didesain dengan per produk masing-masing seberat 15 kg dengan tiga
varian berbeda, yang pertama adalah varian starter yang ditujukan untuk bebek
petelur dengan umur 1 sampai 4 minggu. Varian kedua adalah varian grower yang
ditujukan bagi bebek petelur umur 5 hingga 22 minggu. Varian terakhir adalah
varian layer yang ditujukan bagi bebek petelur dengan umur 22 hingga 144
minggu. Setiap varian memiliki warna kemasan yang berbeda, untuk varian
starter diberi warna kuning, varian grower berwarna hijau, dan varian layer
berwarna coklat. Hal tersebut bertujuan agar konsumen lebih mudah dalam
membedakan setiap varian. Produk PeakDuck kami memiliki keunggulan yaitu
dapat memengatasi bau pada kotoran ternak dengan menambahkan probiotik
(EM-4) dan suplemen sebagai solusi dari pencemaran lingkugan akibat bau yang
ditimbulkan dari kotoran ternak.
4

2.2 Gambar Logo


PeakDuck memiliki logo dengan gambar bebek yang sedang bertelur,
dimana hal tersebut melambangakan tujuan produk, yaitu sebagai pakan bebek
petelur. Logo PeakDuck sendiri dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

Gambar 1. Logo PeakDuck


2.3 Gambar Kemasan
Kemasan PeakDuck terdiri dari tiga varian, yaitu starter, grower, dan
layer yang berbentuk karung dan berbahan dasar plastik dengan kapasitas isi 15
kg. Bahan kemasan dari ketiga varian tersebut menggunakan karung plastik yang
dilaminasi, sehingga pakan tidak mudah rusak karena kemasan bersifat tidak
tembus air (waterproof) dan dapat menjaga pakan dari kelembaban udara. Setiap
varian produk diberikan warna kemasan yang berbeda untuk memudahkan
konsumen dalam mengingat macam varian yang tersedia. Adapun kemasan
PeakDuck dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

(a) (b)

(c)
Gambar 2. Kemasan PeakDuck: (a) kemasan starter; (b) kemasan grower;
(c) kemasan layer
2.4 Gambaran Sumber Bahan Baku
Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan PeakDuck ini
adalah limbah kulit udang, yang meliputi kepala, kaki, dan cangkang udang.
Limbah kulit udang memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik, yaitu energi
termetabolis, protein kasar, kalsium, dan fosfor. Kulit udang ini nanti akan
digiling dan dijadikan tepung yang dapat mengandung protein kasar, serat kasar,
mineral (kalsium, fosfor, dan magnesium), serta probiotik yang dapat
menigkatkan kesehatan pencernaan bebek. Bahan baku limbah udang didapatkan
5

melalui kerjasama dengan PT. Bumi Menara Internusa (BMI), Rumah Makan
Ocean Garden Seafood, Javanese Resto, dan Pasar Tradisional yang berlokasi di
Malang. Sedangkan, untuk tulang ikan patin, kami bermitra dengan PT. Dimas
Reiza Perwira yang berlokasi di Surabaya.
2.5 Gambaran Motto Usaha
Motto usaha kami dalam memproduksi dan memasarkan produk PeakDuck
adalah "Have an egg-celent feed with PeakDuck".
2.6 Gambaran Sumberdaya Tenaga Kerja
Pelaksana kegiatan pada Program Kreativitas Mahasiswa Bidang
Kewirausahaan merupakan mahasiswa Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Adapun produk PeakDuck dipasarkan
kepada mitra yang membutuhkan suplai produk pakan organic, seperti para
peternak bebek petelur.
2.7 Gambaran Umum Peluang Usaha
Produk PeakDuck dikhususkan untuk pakan pada bebek petelur. Produk
PeakDuck sendiri mempunyai beberapa manfaat, di antaranya dapat
meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan, menambah nafsu makan, dan dapat
mengurangi masalah yang diakibatkan oleh limbah udang bagi lingkungan.
Bahan-bahan dasar yang digunakan adalah limbah udang, seperti kepala, kaki, dan
cangkang udang, serta bahan bahan tambahan seperti abu sekam, rempah-rempah,
sorgum, tulang ikan patin dan EM-4. Sasaran jangka pendek produk PeakDuck
adalah para peternak bebek petelur yang berada di daerah Malang dan sekitarnya.
Untuk sasaran utama jangka panjang kami adalah sebagai solusi cerdas mengatasi
limbah udang dan sebagai pakan ternak harian bagi para peternak bebek petelur di
seluruh Indonesia. Untuk kemasannya kami sajikan dalam tiga varian berbentuk
karung plastik dengan berat isi 15 kg. Untuk menganalisis mengenai kekuatan dan
kelemahan usaha kami, perlu dilakukan kajian mengenai kondisi internal maupun
eksternal dari usaha yang kami inovasikan. Adapun analisis SWOT produk
PeakDuck dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Analisis SWOT
Strength  Produk ramah lingkungan
 Produk memiliki kandungan-kandungan bahan alami
 Produk PeakDuck berguna untuk meningkatkan kualitas
telur pada ternak
Weakness  Produk ini masih belum banyak diketauhi oleh masyarakat
umum serta tidak begitu banyak dipasaran.
Opportunity  Bahan baku utama berasal dari limbah udang
 Harga terjangkau
 Pakan ternak dengan kandungan bahan yang berkualitas
Thread  Beredarnya pakan ternak ramah lingkungan yang tersebar
di pasaran
6

2.8 Analisa Kelayakan


Harga PeakDuck kami tetapkan berdasarkan biaya produksi yang telah
dikeluarkan dan pertimbangan terhadap kondisi harga produk pesaing. Satu kali
produksi kami menghasilkan 65 produk PeakDuck dengan berat masing-masing
kemasan 15 kg yang terbagi menjadi 25 kemasan varian starter, 20 kemasan varian
grower, dan 20 kemasan varian layer. Biaya tetap yang teranalisis sebesar Rp
1.375.000 dan biaya variabel sebesar Rp 7.375.000 Harga jual PeakDuck untuk
varian starter 15 kg yaitu Rp 215.000, varian grower yaitu Rp 200.000, dan
varian layer yaitu Rp 190.000. Total omset per satu kali produksi adalah Rp
13.175.000. Jika dalam satu tahun beroperasi selama 3 kali maka pendapatan
selama satu tahun adalah Rp 39.525.000 dengan keuntungan bersih dari hasil
penjualan satu tahun adalah Rp 14.083.350.
2.8.1 Cash Out Flow and Cash In Flow
Pergerakan uang yang masuk dan keluar dalam 5 tahun ke depan kami rangkum sebagai
berikut:
Investasi Total Biaya
Penerimaan Keuntungan
No Tahun (Cash (Cash
(Cash Inflow) (CI-CO)
Outflow) Outflow)
0 2022 11.821.450     -11.821.450
1 2023   8.480.550 13.175.000 4.694.450
2 2024   8.480.550 13.175.000 4.694.450
3 2025   8.480.550 13.175.000 4.694.450
4 2026   8.480.550 13.175.000 4.694.450
5 2027   8.480.550 13.175.000 4.694.450
2.8.2 Perhitungan R/C dan Benefit Cost Ratio
R/C = Hasil Usaha : Biaya Produksi
= Rp 13.175.000 : Rp 8.480.550
= 1,55
Rasio > 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan, artinya setiap satu rupiah
biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan penerimaan sebesar
Rp1.550.
2.8.3 Perhitungan Break Event Point (BEP)
BEP ini adalah untuk mengetahui kapan hasil usaha yang dilakukan
mencapai titik impas, yang meliputi sebagai berikut:
BEP unit (Varian starter)

BEP unit starter =

=
= 10,89
Artinya, usaha PeakDuck akan mengalami titik impas ketika produk yang
terjual sebanyak 10 unit dalam satu kali produksi.
BEP unit (Varian grower)
7

BEP unit grower =

=
= 13
Artinya, usaha PeakDuck akan mengalami titik impas ketika produk yang terjual
sebanyak 13 unit dalam satu kali produksi.
BEP unit (Varian layer)

BEP unit layer =

=
= 14
Artinya, usaha PeakDuck akan mengalami titik impas ketika produk yang terjual
sebanyak 14 unit dalam satu kali produksi.
BEP sales

BEP sales =

= Rp2.511.314
Artinya, usaha PeakDuck akan mengalami titik impas ketika produk yang terjual
mendapatkan penerimaan sebesar Rp2.511.314.
2.8.4 Perhitungan NVP dan IRR
Net Present Value dan Internal Rate of Return yang teranalisis dari
Peakduck, kami rangkum sebagai berikut :
Kelayakan Finansiil (10 Tahun)
Df (i) IRR NPV Keterangan B/C Keterangan
12% Rp5.100.991.64 Layak 1,43 Layak
28%
15% Rp3.915.074,50 Layak 1,33 Layak
8

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Persiapan Produksi


3.1.1 Waktu dan Tempat Produksi
Waktu untuk persiapan produksi dibutuhkan uji coba yang memakan
waktu sekitar 4 bulan. Pada tahapan produksi dilakukan di Jl. AR Hakim, Malang,
Jawa Timur. Hal ini bertujuan karena faktor ketersediaan alat dalam hal produksi
serta pencarian bahan baku limbah udang.
3.1.2 Alat dan Bahan Produksi
Alat dan bahan yang digunakan yaitu blender, baskom, sendok, alat
penggiling, saringan, oven, kompor, timbangan, limbah udang, abu sekam, EM-4,
kunyit, jahe merah, tulang ikan patin, sorgum, kencur, dan sereh.
3.2 Riset dan Strategi Pemasaran
3.2.1 Survei Pasar dan Penentuan Target Pasar
Survei pasar dilakukan agar PeakDuck semakin dikenal pasar secara luas.
Beberapa gambaran survei pasar adalah untuk mengetahui produk sejenis yang
memiliki harga lebih murah serta untuk mendapatkan sumber bahan baku.
Penentuan target adalah para peternak bebek petelur. Kegiatan ini dilakukan di
Kota Malang dalam skala usaha kecil. Dengan ini, diharapkan PeakDuck memiliki
target pasar yang jelas untuk kedepanya dan jangka panjang.
3.2.2 Pembelian Bahan Baku dan Alat-Alat Penunjang Produksi
Pembelian bahan baku utama dan alat-alat lain berasal dari mitra sebagai
penunjang produksi PeakDuck.
3.2.3 Penentuan Media Pemasaran
Pemasaran dilakukan menggunakan dua media, offline dan online.
Penggunaan media offline dilakukan dengan menyebarkan banner, spanduk, dan
koran. Pada media online, kami menggunakan jejaring sosial Instagram,
Facebook, Tokopedia, dan Shopee. Dengan adanya media ini diharapkan dapat
meyakinkan konsumen.
9

3.3 Pelaksanaan Produksi


Tahapan pelaksanaan produksi dari PeakDuck dapat dilihat melalui
gambar 3 berikut.

Gambar 3. Tahapan Produksi PeakDuck


3.4 Labelisasi
Label pada produk mencantumkan alamat produksi, legalitas, berat bersih,
komposisi, kedaluwarsa, kandungan, cara pemakaian, serta cara penyimpanannya.
Labelisasi ditujukan agar konsumen semakin percaya akan keamanan PeakDuck
serta menjadi produk yang layak dan dapat memenuhi kebutuhan pasar.
3.5 Evaluasi
Evaluasi kegiatan produk PeakDuck mencakup 3 aspek target evaluasi,
yaitu sistem produksi, produk, dan pemasaran. Evaluasi pada sistem produksi
bertujuan untuk menciptakan sistem produksi yang efektif dan efisien, yang
dilakukan setiap minggu. Evaluasi pemasaran dilakukan setiap satu bulan sekali.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1. Format Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Sumber Dana Besaran Dana
No Jenis Pengeluaran
(Rp)
1 Belanja Bahan Belmawa 3.594.500
Perguruan Tinggi 906.500
Instansi Lain -
2 Sewa Alat Belmawa 278.125
Perguruan Tinggi 1.096.875
Instansi Lain -
3 Transportasi Lokal Belmawa 1.587.500
Perguruan Tinggi 412.500
Instansi Lain -
4 Lain-lain Belmawa 721.125
Perguruan Tinggi 152.875
10

Instansi Lain -
Jumlah (Rp) 8.750.000

Belmawa 7000.000
Perguruan Tinggi 1.750.000
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain -
Jumlah 8.750.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Jadwal dan penanggung jawab dalam setiap kegiatan dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut.
Tabel 1.2. Jadwal Kegiatan
Bulan Penanggung
Keterangan
1 2 3 4 Jawab
Persiapan Awal
Survei awal (lapang) dan studi literatur Izzan
Persiapan media pemasaran dan desain
Izzan
promosi online
Pembelian bahan baku dan bahan
Izzan
penunjang produk
Melakukan persiapan dan bekerjasama
Haqi
dengan mitra
Pelaksanaan Kegiatan
Penyebaran promosi online Haqi
Proses produksi PeakDuck Ezzar
Penjualan PeakDuck Imroatus
Pembagian google form kualitas produk Hans
Evaluasi
Rapat evaluasi All
Pelaksanaan hasil evaluasi Ezzar
Laporan Akhir
Pembuatan laporan akhir All
Presentasi All

DAFTAR PUSTAKA
Hiskial, W., Suprijatna, E., dan Ondho, Y.S. 2017. Pengaruh penggunaan tepung
limbah udang fermentasi terhadap karakteristik organ reproduksi pada
puyuh petelur (Coturnix coturnix japonica). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan.
27(2): 8-18.
Kusmiati, A.R. dan Nurhayati. 2020. Pemanfaatan kitosan dari cangkang udang
sebagai adsorben logam berat Pb pada limbah praktikum kimia farmasi.
Indonesian Journal of Laboratory. 3(1): 6-14.
11

Purnamasari, D.K., Wiryawan, K.G., Erwan, dan Paozan, L.A. 2015. Potensi
limbah rajungan (Portunus pelagicus) sebagai pakan itik petelur. Jurnal
Peternakan Sriwajaya. 4(1): 11-19.
Haryanto, A. N., Sunarti, D., & Sarengat, W. (2019). Kualitas fisik telur itik tegal
yang dipelihara menggunakan sistem pemeliharaan intensif dan semi
intensif di ktt bulusari kabupaten pemalang. Sains Peternakan. 17(1): 29-
37.
12

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping


1. Biodata Ketua
13

2. Biodata Anggota 1
14

3. Biodata Anggota 2
15

4. Biodata Anggota 3
16
17

5. Biodata Anggota 4
18
19

6. Biodata Dosen Pendamping


20
21

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
1. Peralatan
a. Blender 1 150.000 150,000
b. Baskom 4 10.000 40,000
c. Timbangan 1 45.000 45.000
d. Sendok 5 5.000 25.000
e. Alat Penggilingan 1 750.000 750.000
f. Saringan 3 15.000 45.000
g. Oven 1 200.000 200.000
h. Kompor 1 120.000 120.000
SUB TOTAL (Rp) 1.375.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
a. Limbah Udang Basah 300 3.000 900.000
b. Abu Sekam 33 5.000 165.000
c. EM-4 20 18.000 360.000
d. Jahe merah 25 18.000 450.000
e. Kunyit 25 17.000 425.000
f. Sorgum 30 23.000 690.000
g. Tulang Ikan Patin 150 2.000 300000
h. Kencur 23 16.000 368.000
i. Sereh 23 12.000 276.000
j. Kemasan 70 7.000 490.000
k. Tabung Gas Elpiji (3 kg) 2 20.000 40.000
l. Masker 1 20.000 20.000
m. Handsanitizer 1 17.000 17.000
SUB TOTAL (Rp) 4.501.000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
a. Transportasi (orang) 5 400.000 2.000.000
SUB TOTAL (Rp) 2.000.000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
a. Uji Lab 2 255.000 510.000
b. Kuota internet (bulan) 4 622.000 248.000
c. Listrik (bulan) 2 58.000 116.000
SUB TOTAL (Rp) 874.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 8.750.000

(Delapan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)


22

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/
Minggu)
Mengkoordinir
pelaksanaan
program,
Manajemen Bertanggung
Izzan Dhiyaul Haq Budidaya
1 Sumberdaya 16 jawab atas
/215080500111056 Perairan
Perairan seluruh
pelaksanaan
program, dan
Produksi
Uji coba
Manajemen
Aulia Ezzar Syarif Budidaya kelayakan
2 Sumberdaya 16
/215080500111057 Perairan produk dan
Perairan
Administrasi
Muhammad Haqi Manajemen Pemasaran
Budidaya
3 Nurfarizi Sumberdaya 16 produk dan
Perairan
/215080507111047 Perairan Publikasi
Hans Fardo Manajemen Sales
Budidaya
4 Ambarita Sumberdaya 16 pemasaran dan
Perairan
/205080500111047 Perairan Administrasi
Imroatus Sholihatil Manajemen
Budidaya Memimpin
5 Fajriyah Sumberdaya 16
Perairan rapat evaluasi
/205080500111052 Perairan
23

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai