Anda di halaman 1dari 15

Proposal Business Plan

Disusun Oleh:

Ariful Ramadhan
1907111671

Jalan Jendral Sudirman 17, Ujung Batu, Rokan Hulu, Riau


081276365122 | patenbisa@gmail.com
Ujung Batu
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
EXECUTIVE SUMMARY...................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Visi dan Misi...........................................................................................2
1.3 Tujuan Usaha...........................................................................................2
BAB II ASPEK PEMASARAN
2.1 Segmen Pasar...........................................................................................3
2.2 Target Pasar.............................................................................................3
2.3 Positioning...............................................................................................3
2.4 Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar......................................................3
2.5 Strategi Pemasaran..................................................................................4
BAB III ASPEK PRODUKSI
3.1 Proses Produksi........................................................................................6
3.2 Produk dan Kapasistas Produk................................................................6
3.3 Sumber Daya Manusia.............................................................................7
BAB IV ASPEK KEUANGAN
4.1 Sumber Pendanaan..................................................................................8
4.2 Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi................................................8
4.3 Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja......................................................8
4.4 Analisa Biaya Tetap.................................................................................8
4.5 Analisa Biaya Tidak Tetap......................................................................9
4.6 Proyeksi Aliran Kas Usaha......................................................................9
4.7 Neraca....................................................................................................10
4.8 Break Even Point...................................................................................10
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................11
5.2 Closing Statement..................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

i
EXECUTIVE SUMMARY

Riau merupakan penghasil sawit yang besar sehingga akan menghasilkan


limbah sawit salah satunya bungkil inti sawit. Bungkil inti sawit (BIS)
ketersediannya semakin meningkat karena produksi sawit setiap tahun mengalami
peningkatan serta memiliki komposisi nutrisi yang baik. Sehingga bungkil inti
sawit dapat ditingkatkan mutunya sebagai pakan ternak. Karena bungkil inti sawit
memiliki komposisi zat- zat sebagai berikut : protein kasar 15,14%; lemak kasar
6,08%; serat kasar 17,18%; kalsium 0,47%; fosfor 0,72%; dan BETN 57,80%
serta memiliki energy brutonya adalah 5088 kkal/kg (Lab. Kimia Makanan
Ternak Unpad, 2004).
Pakan ternak dari bungkil inti sawit sangat bermanfaat untuk ke depannya
karena memanfaatkan sumber daya alam Riau yaitu sawit. Semakin meningkatnya
jumlah peternakan khususnya unggas maka semakin meningkat pula kebutuhan
akan pakan ternak. Proses produksi pakan ternak di Riau tidak terlalu banyak
sehingga bisnis pakan ternak dari BIS ini akan berpeluang besar. Dengan adanya
produksi pakan ternak di daerah Riau tersendiri maka harganya akan lebih murah
karena biaya distribusinya berkurang. Dari beberapa faktor tersebut dapat dilihat
bahwa prospek pakan ternak dari bungkil inti sawit sangat besar.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bungkil inti sawit (BIS) merupakan hasil samping industri minyak kelapa
sawit, ketersediaannya semakin meningkat, sejalan dengan perkembangan
perkebunan kelapa sawit yang tumbuh sekitar 18% setiap tahunnya. Perkebunan
kelapa sawit pada tahun 2009 di Indonesia mencapai 7,125 juta Ha dengan
produksi CPO 19.500 ribu ton dan inti sawit 3.543 ribu ton. Bila kandungan BIS
sekitar 45% dari inti sawit (Aritonang, 1986) maka produksi BIS pada tahun 2009
sebesar 1.594 ribu ton. Kandungan nutrisi BIS cukup baik, protein kasar 15 -
20%, lemak kasar 2,0 - 10,6%, serat kasar 13 - 21,30%, NDF 46,7 – 66,4%, ADF
39,6 - 44%, energi kasar 19,1 - 20,6 MJ/kg, abu 3 - 12%, kalsium 0,20 - 0,40%
dan fosfor 0,48 - 0,71% (Alimon, 2006; O’mara, 1999). Variasi kandungan nutrisi
tersebut disebabkan adanya perbedaan dalam proses pengolahan inti sawit, yaitu
pengolahan secara kimiawi atau fisik.
Peternakan unggas saat ini berkembang dengan pesat dan sudah
diklasifikasikan sebagai industri biologis. Dalam industri biologis terjadi interaksi
empat variabel yang tidak dapat dipisahkan yaitu: peternak sebagai subyek yang
harus dijamin meningkat pendapatan dan kesejahteraannya, ternak sebagai obyek
yang ditingkatkan produksinya, lahan basis. ekologi yang mendukung pakan dan
lingkungan budidaya, serta teknologi sebagai alat/rekayasa untuk mencapai
tujuan. Menurut Badan Pusat Statistik (2007) populasi unggas khususnya ayam
pedaging, ayam petelur dan itik pedaging terjadi peningkatan, hal ini dikarenakan
produknya yang disukai dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena
merupakan sumber gizi yang baik, rasanya enak dan harganya relatif murah. Di
samping itu, keberhasilan industri perunggasan ini selain ditopang oleh
penguasaan manajemen beternak dan pengadaan bibit yang baik juga di imbangi
dengan penyediaan ransum yang berkualitas. Sedemikian penting peranan ransum
pada peternakan unggas sehingga biaya tersebut mencapai 70-80% dari total biaya
produksi.
Untuk mengurangi biaya pakan perlu memanfaatkan pakan alternatif yang
merupakan produk sumber daya alam Indonesia berupa Limbah perkebunan dan

1
hasil ikutannya dari pabrik minyak kelapa sawit yang tersedia relatif banyak
sepanjang tahun seperti Bungkil Inti Sawit (BIS). Karena itu pakan ternak dari
BIS akan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
Masyarakat umum biasanya memberi makan unggas dari sisa- sisa
makanan. Padahal banyak jenis-jenis pakan yang bisa diberikan. Hal ini
dikarenakan dengan membeli pakan ternak mereka akan mengeluarkan uang dan
tempat membeli pakan jauh dari pemukiman. Dengan adanya peluang bisnis ini
akan membantu masyarakat untuk mendapatkan pakan ternak dari segi harga yang
murah serta distribusi yang dekat.
Sehingga bungkil yang hanya sebagai limbah produksi sawit atau hanya
dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler menjadi sebuah produk yang memiliki
nilai jual lebih tinggi. Dengan adanya produksi pakan ternak dari BIS akan
membantu masyarakat untuk mendapatkan pakan ternak dengan harga yang lebih
murah. Selain itu, akan membuka lapangan perkerjaan baru karena akan
membutukan orang-orang untuk bekerja dalam proses produksi pakan.
1.2 Visi dan Misi
1.2.1 Visi
1. Menjadikan pakan ternak sebagai usaha
2. Memperkerjakan orang-orang
3. Mengembangkan menjadi produk terkenal
1.2.2 Misi
1. Melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat
2. Memperkenalkan kepada dinas pemerintahan
3. Memperkenalkan menggunakan social media
1.3 Tujuan Usaha
1. Mampu membuat produk pakan dari bungkil inti sawit
2. Untuk memperkenalkan bahwa pakan ternak bisa dibuat dari bungkil inti
sawit
3. Untuk membuka pemikiran memanfaatkan yang ada di sekitar sebagai
peluang bisnis.

2
BAB II
ASPEK PEMASARAN

2.1 Segmen Pasar


Segmen pasar adalah para peternak unggas dan toko-toko yang menjual
pakan ternak
2.2. Target Pasar
Target dari pemasaran Pakan Ternak Bisa adalah para petani ataupun
peternak unggas khususnya yang berada di Provinsi Riau dan sekitarnya.
2.3. Positioning
Dalam pemasarannya Produk Pakan Ternak Bisa akan bersaing dengan
beberapa produk pakan ternak unggas lainnya seperti pakan jagung yang di
bandrol
dengan harga 12.000/kg, sedangkan Pakan Bisa dapat dibeli dengan harga
10.000/kg.
Selain itu, kandungan gizi pada paten bisa lebih tinggi dibandingkan Pakan
Jagung kering biasa. Hal tersebut menjadi keuungulan Paten Bisa untuk dapat
Bersaing dengan produk pakan ternak lainnya.
2.4 Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar
2.4.1 Rencana Penjualan
Rencana penjualan produk Pakan Ternak Bisa akan terfokus kepada
Peternakan unggas skala besar maupun kecil, hingga toko pakan ternak. Selain itu
Pakan Ternak Bisa akan dijual murah sehingga dapat mengurangi beban peternak.
Dalam satu tahun perusahaan akan menjual 60pcs Pakan Ternak dengan berat
20kg dan di hargai Rp.200.000/karung.Maka dalam setahun diperkirakan akan
menjual 720 karung dengan .
2.4.2. Pangsa Pasar
Analisis pangsa pasar terletak pada produk-produk skala industri besar
ataupun produk pakan ternak yang sudah lama beredar dan menarik hati
masyarakat contoh produk pakan pesaing adalah sebagai berikut :
1. Pakan jagung : 12rb/kg
2. Pakan Konsentrat 112 Hi Pro Vite Charoen Pokphand : 15rb/kg
3. PUR 551 : 13,5 rb/kg

3
4. Dedak (bekatul) : 6 rb/kg
5. Pakan Hi-Pro-Vite 512 Pur : 11 rb/kg
6. Voor Tulang / Voor Daging : 15 rb/kg
Harga pakan rata-rata cukup tinggi dengan gizi yang menengah, untuk pakan
konsentrat 112HI dan Voor tulang/Daging kaya akan gizi namun harganya mahal,
sementara untuk pakan jagung gizinya tidak terlalu tinggi, begitupun dengan
dedak yang memiliki harga murah namun gizinya sangat sedikit.
Atas dasar hal tersebut maka Pakan Ternak Bisa mengeluarkan gagasan
dimana bungkil sawit di olah menjadi pakan kaya gizi dan harganya dapat
dijangkau atau tidak terlalu mahal. Sehingga cocok untuk peternakan unggas skala
besar hingga kecil dan mengurangi biaya pakan unggas.
Produk Pakan Bisa akan bersaing dengan produk lain dengan tidak hanya kaya
gizi namun juga terjangkau, ramah lingkungan, dan dapat membentuk lapangan
kerja baru bagi masyarakat.
2.5 Strategi Pemasaran
2.5.1 Produk
Produk menggunakan kemasan karung dengan bahan plastik, karung yang di
gunakan berdaya tampung 20kg pakan ternak, produk Pakan Ternak Bisa akan
dapat bersaing dengan produk lainnya karena harganya tergolong terjangkau
dengan kandungan gizi yang banyak.
Karung di desain berwarna putih, dengan logo Pakan Bisa di tengah karung.
Selain itu produk ini akan menggunakan karung plastik untuk menekan biaya
produksi.
2.5.2 Price
Harga yang di bandrol untuk 1 karung adalah 200ribu, maka perkilo gram akan
dihargai 10.000 untuk distributor akan ditawarkan potongan harga 10-20%
tergantung dengan banyaknya pembelian.
2.5.3 Promotion
Barang akan di distribusikan kepada tempat-tempat penjualan pakan ternak,
dan juga kepada peternak unggas skala besar dan lain-lain. Promosi akan di
lakukan melalui sosial media instagram dan website resmi tempat pemesanan
untuk penjualan di luar Provinsi Riau.

4
Selain itu akan di adakan penjualan kepada distributor ataupun resellers yang
akan menjual kembali produk pakan dengan harga beli produk yang lebih murah.
Promosi lain yang dilakukan berupa pemasangan pamflet pada toko-toko dan
pembagian brosur kepada toko pakan ternak. Brosur akan berisikan keunggulan
pakan ternak sehingga menarik minat pembeli.
2.5.4 Placement
Untuk menghindari kekecewaan pembeli maka produk akan di distribusikan
secara khusus melalui pengiriman mobil truck dengan syarat pembeli atau
konsumen membeli minimal 5 kwintal untuk menghindari kerugian biaya
distribusi.
Selanjutnya adalah distributor resmi yang menjual dan memasarkan pakan
ternak langsung kepada reseller dan selanjutnya kepada pembeli, dalam
pengiriman antar provinsi atau pulau akan diadakan pengecekan sebelum
pengiriman dan sesudah pengiriman. Perusahaan bersedia mengganti kerugian
apabila barang rusak ataupun tidak sesuai beratnya dengan ketentuan sebagai
berikut. :
1. Barang memiliki kekurangan berat minimal ½ kg.
2. Karung berlubang
3. Barang terkena cairan lain sehingga rusak.
4. Kerusakan lainnya yang murni kelalaian agen pengiriman perusahaan.
Perusahaan akan menggunakan jasa pengiriman pribadi sehingga akan ada
sistematiks pengiriman secara terstruktur dan bertangung jawab sehingga tidam
terjadi kerugian perusahaan maupun pembeli.

5
BAB III
ASPEK PRODUKSI
3.1 Proses Produksi

Pengeringan Bahan Oven


Bungkil inti sawit Suhu 60oC
72 jam

Konsentrat
& Mineral
Ayakan
Penghalusan Bahan Blending
Wadah

Panci
Penambahan air
hingga kadar air Pemasakan Bahan
25% - 30%
Pengaduk

Cetak
Crumble Pengeringan Bahan
Pellet

3.2 Produk dan Kapasitas Produksi


Bahan baku utama yang digunakan merupakan bungkil inti sawit yang
merupakan limbah dari pengolahan minyak inti kelapa sawit. Untuk di Provinsi
Riau, bungkil inti sawit bisa didapatkan dengan cara membentuk kerja sama
dengan beberapa perusahaan yang ada di Riau, seperti PT. Okta Palm Oil. Kisaran
harga untuk per kilogram bungkil inti sawit adalah Rp 2.500 – Rp 5.000.

6
Paten Bisa merupakan industri rumahan sehingga belum menggunakan
alat yang terlalu besar, namun akan dikembangkan secara bertahap. Target
produksi per harinya yaitu 400 kg atau 20 karung.
3.3 Sumber Daya Manusia
Proses produksi pakan ternak dimulai dari pemanasan bahan baku yang
telah disiapkan menggunakan oven yang akan dikerjakan oleh satu orang
karyawan. Kemudian proses pengayakan yang menggunakan mesin akan
dikerjakan oleh dua orang, dimana salah satu karyawan akan memasukkan bahan
bakunya dan yang lain akan menampung hasil pengayakan dan dibawa untuk
proses selanjutnya. Hasil ayakan tersebut akan di aduk oleh satu orang karyawan
menggunakan mesin pengaduk. Kemudian yang bertugas untuk menambah
kandungan air, memasak adonan, mencetak adonan dikerjakan masing-masing
oleh satu orang karyawan. Terakhir pengeringan pakan ternak dilakukan oleh dua
orang pekerja. Saya selaku pemilik usaha akan mengawasi proses produksi dan
ditemani oleh seorang sekretaris untuk melakukan kegiatan pembukuan kegiatan
produksi.

7
Persentase (%) Jumlah
Uraian
(a) (b) (c = a + b)
1. Modal
30% 20% 50%
Sendiri
2. Pinjaman 20% 30% 50%
Jumlah (1+2) 50% 50% 100%

4.1 Sumber Pendanaan

4.2 Kebutuhan Pembiayaan/Modal Investasi


Banyaknya Harga/Unit
Uraian Jumlah
(1) (2)
1. Mesin /
5 Rp 4.060.000 Rp 20.300.000
Peralatan
2. Alat
10 Rp 69.000 Rp 690.000
Kantor
3. Transpo
1 Rp 27.000.000 Rp 27.000.000
rtasi
Jumlah Rp 47.990.000

4.3 Kebutuhan Pembiayaan/Modal Kerja


Banyaknya Harga/Unit
Uraian Jumlah
(1) (2)
1. Bahan
400kg Rp 13.750 Rp 5.500.000
Baku
2. Piutang 1 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Jumlah Rp 25.500.000

4.4 Analisis Biaya Tetap


Banyaknya Harga/Unit
Uraian Jumlah
(1) (2)
a.Gaji 10 Rp 700.000 Rp 7.000.000
b. Penyus
6 - Rp 85.000
utan
c.Bunga
1 Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
Pinjaman
d. Biaya
20 Rp 100.000 Rp 2.000.000
Lainnya
Jumlah Rp 12.000.000

8
4.5 Analisa Biaya Tidak Tetap
Banyaknya Harga/Unit
Uraian Jumlah
(1) (2)
a. Upah 3 Rp 50.000 Rp 150.000
b. Biaya
400 kg Rp 13.750 Rp 5.500.000
bahan
Jumlah Rp 5.650.000

4.6 Proyeksi Aliran Kas Usaha


Tahun
Uraian 1 2 3 4 5
(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)
a. Sumber
dana (in 3,30 3,37 3,35 3,38 3,37
flow)
b. Penggunaan
2,11 2,11 2,11 2,11 2,11
dana
c. Arus kas
1,19 1,26 1,24 1,27 1,26
besar
d. Keadaan
0.12 1,10 1,30 1,93 2,64
kas awal
e. Keadaan
1,31 2,36 2,54 3,20 3,90
Kas Akhir

NPV 1 =
C
(1+i)
n + (
−C
(1+i)
n
=
) 120
(1+ 0 ,06)
5 +
−100
(
(1+ 0 ,06)
5 )
=89 , 67– 74,72 = 14,95

NPV 2=
C
(1+i)
n + (
−C
(1+i)
n
=
) 120
(1+ 0 ,06)
4 + (
−100
(1+ 0 ,06)
4 )
=¿ 95,05 – 79,21 = 15,84

IRR =ix | NPV 1


( NPV 1 −NPV 2 ) |
x 100 % =0 , 06 x
| 14 , 95
( 14 ,95−15 , 84 )
x 100 % =
|
100,78%

9
4.7 Neraca
Aktiva (Rp) Pasiva (Rp)
Aktiva Lancar Kewajiban lancar
1 Kas 120.000.000 1 Utang dagang 20.000.000
2 Piutang dagang 20.000.000 2 Utang biaya 10.000.000
3 Persediaan 5.500.000 Total kewajiban lancar 30.000.000
Barang
Total aktiva lancar 140.000.000 Ekuitas
Aktiva tetap 1 Modal 5.500.000
1 Peralatan 20.300.000 2 Laba/ rugi 5.000.000
2 Transportasi 27.000.000 Total ekuitas 10.500.000

4.8 Break Even Point


Investasi awal = 100.000.000
Total perbulan = 600 x 250.000
= 150.000.000
Net income = 150.000.000 –50.000.000
= 100.000.000
Net loss period = 100.000.000 – 150.000.000
= (-50.000.000)
Break- even = (Net loss period/ net income) + 1
= (-50.000.000/100.000.000) + 1
= (-0,5)
Berarti untuk balik modal mebutuhkan waktu tidak sampai 1 bulan

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Bungkil inti sawit dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak
2. Pakan ternak dapat dijadikan peluang bisnis karena berlimbahnya bungkil
inti sawit
3. Estimasi keuntungan perbulan sebesar 150.000.000

5.2 Closing Statement


Bungkil inti sawit memiliki komposisi gizi yang baik digunakankan untuk
pembuatan pakan ternak. Jumlah ternak selalu mengalami peningkatan, sehingga
kebutuhan pakan semakin besar juga. Jumlah bungkil inti sawit berlimpah dan
belum termanfaatkan secara optimal. Sehingga bungkil inti sawit dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alimon, A.R. 2006. The Nutritive Value of Palm Kernel Cake for Animal Feeds.
Palm Oil Develop. 40: 12-14.
Aritonang, D. 1986. Perkebunan Kelapa Sawit, Sumber Pakan Ternak. Litbang
Pertanian. 4: 93-99.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2007. Peternakan Indonesia Dalam Angka. BPS
Indonesia, Jakarta.
Laboratorium Kimia makan Ternak Unpad. 2004. Fakultas Peternakan,
Universitas Padjadjaran, Sumedang.
O’Mara, F. P., F. J. Mulligan, E. J. Cronin, M. Rath And P. J. Caffrey. 1999. The
Nutritive Value Of Palm Kernel Meal Measured In Vivo And Using Rumen
Fluid And Enzymatic Techniques. Livest. Prod. Sci. 60: 305-316.

12

Anda mungkin juga menyukai