sapi potong
Disusun oleh:
primakelola
PROFIL BISNIS DAN TITIK KRITIS
USAHA PETERNAKAN
SAPI POTONG
(PEMBIBITAN & PENGGEMUKAN)
Kerjasama
PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk
dengan
PT. PRIMAKELOLA AGRIBISNIS AGROINDUSTRI
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong
(Pembibitan & Penggemukan)
Penyusun :
Tim Primakelola Agribisnis Agroindustri
Institut Pertanian Bogor
Alamat Kantor :
Jl. Malabar No. 10 Bogor, 16151
Jawa Barat - Indonesia
Telp. (0251) 8320221, 8336858, 8336859
Fax (0251) 8312435
E-mail: contact@primakelola.co.id; primakelola@yahoo.co.id
Website: http://www.primakelola.co.id
DAFTAR ISI
i
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
DAFTAR TABEL
ii
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
DAFTAR GAMBAR
iii
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
1
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
2
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
3
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Tahun
No Provinsi
2008 2009 2010 2011*
Nusa Tenggara
18
Barat 546.114 592.875 695.951 685.810
Nusa Tenggara
19
Timur 573.461 577.552 600.923 778.238
Kalimantan
20
Barat 168.053 175.019 176.734 153.320
Kalimantan
21
Tengah 69.152 68.022 75.098 54.648
Kalimantan
22
Selatan 210.633 218.065 228.545 138.691
Kalimantan
23
Timur 90.028 101.176 108.321 90.748
24 Sulawesi Utara 108.332 106.598 98.522 105.225
25 Gorontalo 227.690 240.659 253.411 183.868
Sulawesi
26
Tengah 203.893 210.535 211.769 230.682
Sulawesi
27
Selatan 703.303 729.066 848.916 983.985
28 Sulawesi Barat 98.182 124.632 135.770 72.822
Sulawesi
29
Tenggara 237.360 253.171 268.138 213.736
30 Maluku 74.654 79.162 83.943 73.976
31 Maluku Utara 51.485 45.488 45.488 60.840
32 Papua 56.064 62.053 78.825 81.796
33 Papua Barat
35.297 36.081 37.093 41.464
Total
12.256.604 12.759.838 13.581.571 14.824.007
Keterangan/Note : Angka sementara / Preliminary figures
*)
Daging sapi selain dikonsumsi dalam bentuk segar, misalnya sate, juga
digunakan dalam industri olahan misalnya sosis, dendeng dan abon.
Produksi daging sapi di Indonesia menyebar tidak merata di seluruh
provinsi, umumnya berfluktuasi sesuai selera dan daya beli masyarakat.
4
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
5
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Tahun
No Provinsi
2008 2009 2010 2011*
12 Jawa Barat 70.010,00 70.661,75 76.065,93 82.072,82
13 Banten 25.882,00 18.728,24 20.326,42 21.814,32
14 Jawa Tengah 45.736,00 48.340,15 51.001,37 53.423,94
15 DI Yogyakarta 4.628,00 5.383,63 5.690,25 5.747,15
16 Jawa Timur 85.173,00 107.767,58 109.016,45 109.486,52
17 Bali 8.356,00 6.283,36 6.238,19 6.325,27
Nusa Tenggara
18 6.767,00 6.567,18 9.287,13 10.418,38
Barat
Nusa Tenggara
19 8.314,00 6.486,00 4.507,01 4.594,67
Timur
Kalimantan
20 6.767,00 6.567,00 7.074,45 7.215,93
Barat
Kalimantan
21 4.898,00 2.563,77 5.224,00 10.644,55
Tengah
Kalimantan
22 5.796,00 5.945,85 7.057,82 7.335,81
Selatan
Kalimantan
23 7.147,00 6.729,00 7.529,79 7.906,27
Timur
24 Sulawesi Utara 4.326,00 4.571,00 4.385,92 4.054,33
25 Gorontalo 2.892,00 3.063,10 3.926,10 3.926,10
Sulawesi
26 2.640,00 3.359,22 3.671,54 3.704,24
Tengah
Sulawesi
27 9.504,00 11.323,27 9.055,96 9.146,52
Selatan
28 Sulawesi Barat 1.594,00 1.361,42 1.794,77 1.990,73
Sulawesi
29 3.555,00 3.736,80 3.902,40 4.143,40
Tenggara
30 Maluku 1.261,00 1.338,00 1.420,00 1.503,00
31 Maluku Utara 1.110,00 223,26 243,35 265,25
32 Papua 1.594,00 2.427,33 2.770,17 3.105,54
33 Papua Barat 2.133,00 1.696,08 1.899,43 2.184,39
Total 392.691,00 409.309,63 436.452,65 465.822,50
Keterangan: *)Angka sementara
Sumber: Ditjennak (2012)
6
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Tabel 4. Perkembangan impor sapi hidup (ekor), daging (ton) dan jeroan
(ton)
8
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
10
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Daging
Utama
Jeroan
Kulit
Tulang
Tanduk
Darah
Manure
Limbah
Isi rumen
11
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
12
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
13
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
14
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
15
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Permohonan
Izin Prinsip
Disetujui Ditolak
Dilengkapi:
HO, IMB, izin lokasi,
UPL/UKL, dll
Permohonan izin
usaha
Pemeriksaan lokasi
dan kesiapan
Disetujui Ditolak/ditunda
Banding
Disetujui Ditolak
2.2.2. Investasi
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.
Peternakan sapi potong merupakan salah satu bidang/jenis usaha
yang terbuka juga untuk usaha menengah atau besar dengan
syarat kemitraan.
UU nomor 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan. Dalam UU ini disebutkan bahwa peternak dapat
melakukan kemitraan usaha di bidang budidaya ternak
berdasarkan perjanjian yang saling memerlukan, memperkuat, dan
memperkuat serta berkeadilan, yang dapat dilakukan
16
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
17
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
19
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
20
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
21
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Ket : Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan asli sapi tropis yang cocok
untuk dipelihara didaerah dengan kondisi pakan yang jelek. Sapi ini menjadi
pilihan utama untuk hewan Qurban.
Ket : Sapi Brahman merupakan asli sapi tropis yang cocok untuk dipelihara
didaerah dengan kondisi pakan yang jelek. Ciri khas sapi Brahman yaitu
Bagian leher sampai kelasa berwarna lebih gelap dari bagian tubuh lainnya
dengan telinga yang besar dan menggantung. Bobot dewasa sapi jantan
dapat mencapai 800 kg. Sapi ini juga menjadi pilihan utama untuk hewan
Qurban.
22
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Ket : Sapi Simmental merupakan ternak iklim sedang. Pejantan sapi ini
banyak dipakai untuk kegiatan up-grading sapi lokal, termasuk PO, melalui
inseminasi buatan. Hasil persilangan dengan sapi lokal Indonesia dikenal
dengan nama sapi metal. Hasil persilangannya dengan sapi lokal cocok
untuk dipelihara didaerah dengan kondisi pakan yang kurang baik, dengan
pertumbuhan yang baik (0.7 – 1.0 kg/hari). Sapi ini kurang menjadi pilihan
untuk hewan Qurban, tetapi sangat cocok sebagai ternak potong biasa.
23
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Ket : Sapi Limousin merupakan ternak iklim sedang. Pejantan sapi ini,
seperti Simmental, juga dipakai untuk kegiatan up-grading sapi lokal melalui
inseminasi buatan (IB). Dalam kegiatan up-grading sapi lokal, peternak
kurang menyukai sapi ini. Hasil persilangannya dengan sapi lokal cocok
untuk dipelihara didaerah dengan kondisi pakan yang kurang baik, dengan
pertumbuhan yang baik (0.7 – 1.0 kg/hari). Sapi ini kurang menjadi pilihan
untuk hewan Qurban, tetapi sangat cocok sebagai ternak potong biasa.
24
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
25
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
3.1.2.1. Pembibitan
Memilih bibit
1. Klasifikasi
Bibit sapi potong diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:
a. bibit dasar (elite/foundation stock), diperoleh dari proses seleksi
rumpun atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan di atas nilai
26
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
rata-rata;
b. bibit induk (breeding stock), diperoleh dari proses pengembangan
bibit dasar;
c. bibit sebar (commercial stock), diperoleh dari proses
pengembangan bibit induk.
2. Standar mutu
Untuk menjamin mutu produk yang sesuai dengan permintaan
konsumen, diperlukan bibit ternak yang bermutu, sesuai dengan
persyaratan teknis minimal setiap bibit sapi potong sebagai berikut:
a. Persyaratan umum:
i. sapi bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti
cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki
dan kuku abnormal, serta tidak terdapat kelainan tulang
punggung atau cacat tubuh lainnya;
ii. semua sapi bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi,
abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan;
iii. sapi bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak
menderita cacat pada alat kelaminnya.
b. Persyaratan khusus:
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk masing-masing rumpun
sapi yaitu sebagai berikut:
Tabel 6. Persyaratan khusus bibit jenis Sapi Bali
Kualitatif Kuantitatif
Betina: Betina umur 18-24 bulan
- Warna bulu merah; Tinggi gumba:
- Lutut ke bawah berwarna Kelas I minimal 105 cm;
putih; Kelas II minimal 97 cm;
- Pantat warna putih Kelas III minimal 94 cm.
berbentuksetengah bulan; Panjang Badan:
- Ujung ekor berwarna hitam; Kelas I minimal 104 cm;
- Garis belut warna hitam di Kelas II minimal 93 cm;
punggung; Kelas III minimal 89 cm.
27
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Kualitatif Kuantitatif
- Tanduk pendek dan kecil;
- Bentuk kepala panjang dan
sempit;
- Leher ramping.
Jantan: Jantan umur 24-36 bulan
- Warna bulu hitam; Tinggi gumba:
- Lutut ke bawah berwarna Kelas I minimal 119 cm;
putih; Kelas II minimal 111 cm;
- Pantat putih berbentuk Kelas III minimal 108 cm.
setengah bulan; Panjang badan:
- Ujung ekor hitam; Kelas I minimal 121 cm;
- Tanduk tumbuh baik warna Kelas II minimal 110 cm;
hitam; Kelas III minimal 106 cm.
- Bentuk kepala lebar;
- Leher kompak dan kuat.
28
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Kualitatif Kuantitatif
Kelas III minimal 124 cm.
Panjang badan:
Kelas I minimal 139 cm;
Kelas II minimal 133 cm;
Kelas III minimal 130 cm.
29
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Kualitatif Kuantitatif
pada jantan berkembang baik. Kelas II minimal 110 cm;
Kelas III minimal 105 cm.
30
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
31
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
D. Perkawinan
32
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
2. Calon bibit jantan dipilih 10% terbaik pada umur sapih dan
bersama calon bibit betina 25% terbaik untuk dimasukkan pada uji
performance.
F. Afkir (Culling)
Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan
bibit (afkir/culling), dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk bibit rumpun murni, 50% sapi bibit jantan peringkat terendah
saat seleksi pertama (umur sapih terkoreksi) dikeluarkan dengan di
kastrasi dan 40%nya dijual ke luar kawasan.
2. Sapi betina yang tidak memenuhi persyaratan sebagai bibit (10%)
dikeluarkan sebagai ternak afkir (culling).
3. Sapi induk yang tidak produktif segera dikeluarkan.
Perkandangan
Kandang merupakan salah satu unsur penting dalam suatu usaha
peternakan, terutama dalam penggemukan ternak potong.
Bangunan kandang yang baik harus bisa memberikan jaminan
hidup yang sehat dan nyaman.
Bangunan kandang diupayakan pertama-tama untuk melindungi
sapi terhadap gangguan dari luar yang merugikan, baik dari
sengatan matahari, kedinginan, kehujanan dan tiupan angin
kencang.
Selain itu, kandang juga harus bisa menunjang peternak dalam
melakukan kegiatannya, baik dari segi ekonomi maupun segi
kemudahan dalam pelayanan. Kandang berfungsi sebagai lokasi
tempat pemberian pakan dan minum.
Ukuran kandang individu untuk setiap ternak sapi potong berbeda-
beda, tergantung dari jenis ternak yang akan menempati kandang
tersebut. Sapi betina dewasa dan anak sapi, masing-masing
memerlukan kandang dengan ukuran 1,5 x 2 m per ekor
34
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
2. Kandang kelompok
Kandang kelompok umumnya digunakan pada perusahaan penggemukan
sapi sistem feedlot. Satu kandang dapat menampung sapi sampai beberapa
puluh ekor. Kandang kelompok lebih irit dalam penggunaan bahan
bangunan. Kandang kelompok dengan ukuran 1,6 x 10 m dapat
menampung sekitar 40 ekor sapi atau daya tampung kandang 4 m2/ekor.
Kandang kelompok lebih mudah dibersihkan. Kelemahan dari kandang
35
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
bentuk ini adalah ternak kurang terlindung dan pertikaian antar ternak yang
bisa menyebabkan ternak luka-luka dapat terjadi.
36
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Induk yang sedang bunting sama dengan sapi yang sedang berproduksi,
membutuhkan makanan yang cukup mengandung protein, mineral dan
vitamin. Induk bunting harus dipisahkan dengan kelompok sapi yang tidak
bunting dan pejantan. Semua induk bunting hendaknya dikumpulkan
menjadi satu. Apabila sudah dekat masa melahirkan harus dipisahkan di
kandang tersendiri yang bersih, kering, dan terang. Lantai kandang harus
diberi alas, misalnya dengan jerami atau rumput.
Jika “pedet” (anak sapi umur 0 – 8 bulan) telah lahir, semua lendir yang
menyelubungi tubuh. Sewaktu membersihkan lendir pada tubuh, peternak
harus menekan-nekan dada pedet untuk merangsang pernapasan.
Selanjutnya tali pusar dipotong, disisakan sepanjang 10 cm dan diberi
desinfektan dengan yodium tincture 10 persen. Tiga puluh menit sesudah
lahir, biasanya pedet sudah mulai bisa berjalan dan menyusu pada puting
induk. Tempat dimana pedet itu berbaring harus diberi alas jerami atau
rumput kering yang bersih dan hangat.
Pemeliharaan dan Perawatan Pedet
Pedet adalah anak sapi umur 0 – 8 bulan. Pada fase ini, pedet memerlukan
pemeliharaan dan perawatan khusus, yang biasa dilakukan secara alami
ataupun buatan. Pada pemeliharaan secara alami, pedet dibiarkan selalu
bersama induknya sampai pedet disapih (umur 6 – 8 bulan), baik saat
digembalakan ataupun di dalam kandang. Pemeliharaan secara alami pada
umumnya lebih menguntungkan, karena lebih menjamin pertumbuhan dan
kesehatannya, serta lebih ekonomis terutama dalam penggunaan tenaga
kerja. Pada pemeliharaan buatan, pedet diatur sepenuhnya oleh peternak.
Pemeliharaan Sapi Muda dan Sapi dewasa
Laju pertumbuhan sapi potong yang masih muda tergantung pada cara
pemeliharaan dan pemberian pakan. Pemeliharaan dan pemberian pakan
yang kurang baik setelah anak sapi tidak menerima susu dari induknya,
dapat menghambat pertumbuhan sapi. Sapi potong tipe Eropa akan tumbuh
terus sampai berumur 3 tahun, sedangkan sapi potong dari daerah tropis
seperti Ongole akan tumbuh terus sampai berumur 4 – 5 tahun, tetapi
37
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Pakan hijauan
Pakan hijauan usaha pembudidayaan rakyat : 30 – 45 kg/ekor/hari,.
Pakan hijauan feedlot : maksimum 10 kg/ekor/hari
Pakan konsentrat
Usaha rakyat : pada umumnya tidak menggunakan pakan
konsentrat,
Feedlot : minimal 8 kg/ekor/hari
Produktivitas
Rakyat : 0.3 – 0.5 kg/ekor/hari
Feedlot : minimal 0.9 – 1.2 kg/ekor/hari
Jangka waktu pemeliharaan
Usaha rakyat : 10 – 12 bulan (BB : 300 – 350 kg),
Feedlot : maksimum 4 bulan (rata-rata 3 bulan, BB : 350 – 450 kg)
38
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Pencegahan Penyakit
o Penyebab Penyakit
Pada aspek kesehatan hewan, untuk dapat menjamin pertumbuhan
sapi yang memuaskan, harus dilakukan pencegahan penyakit.
Penyebab timbulnya penyakit antara lain karena sebab-sebab berikut.
1. Terganggunya tubuh sapi (sebab dari tubuh sapi)
2. Faktor dari luar tubuh sapi, antara lain seperti dibawah ini.
- Kekurangan zat makanan
- Luka karena tergores
- Penyakit karena pait (gangguan virus dan bakteri)
- Penyakit karena bahan kimia (misalnya hijauan yang dimakan
tersemprot pestisida)
o Tanda-tanda sapi sakit
Tanda-tanda umum jika ternak sapi terserang penyakit adalah sebagai
berikut:
1. Adanya kelainan bentuk, keadaan dan ukuran anggota badan,
misalnya mata merah atau pucat, bulu kusut serta kusam, dan lain-
lain.
2. Sapi tiba-tiba pincang, lumpuh, kejang, dan lain-lain.
3. Gangguan pencernaan, misalnya mencret, tidak mau makan, perut
kembung.
4. Tanda-tanda yang lain misalnya lesu, nafsu makan kurang, suhu
badan tinggi, pernafasan cepat, sering mengerang seperti
kesakitan.
o Tindakan menjaga kesehatan
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh peternak untuk menjaga
kesehatan ternak adalah sebagai berikut.
1. Menjaga kebersihan ternak sapi, kandang dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan ternak sapi tersebut.
39
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
40
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
41
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
42
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Tabel 12. Perkembangan harga daging sapi (kg) tahun 2008 (Rp/Kg)
Tabel 13. Perkembangan harga daging sapi murni (Mei 2007 – Jan 2008) di
tingkat konsumen (Rp/kg)
Harga Mei Jun Jul Aug Sep Okt
Konsumen 46,513 46,375 46,213 46,140 46,988 48,250
Jan 08 Jan 08 Jan 08 Jan
Harga Nov Des
(I) (II) (III) 08(IV)
Konsumen 46,863 47,938 47,650 46,850 46,850 46,850
Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2008
Pedagang
Pengumpul
Pedagang RPH
Pengumpul
PRODUSEN KONSUMEN
Pedagang Pedagang
Blantik Jagal
Besar Kecil
44
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
46
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
47
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
Tabel 14. Biaya usaha sapi potong rata-rata tahun 2008 untuk 10 ekor
penggemukan jangka panjang 8 bulan
Nilai
No Uraian Vol Sat Harga/sat (Rp)
(Rp)
A Biaya : 56.480.000
I Sapronak
1 Bibit , 160 – 180 kg 10 Ekor 4.000.000 40.000.000
2 Hijauan 40 kg/ekor/hari 75 7.200.000
3 Konsentrat 2 kg/ekor/hari 1.100 5.280.000
II Tenaga Kerja
1 Memelihara 1 orang/bln 500.000 4.000.000
48
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
49
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
50
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
51
Profil Bisnis dan Titik Kritis Usaha Peternakan Sapi Potong (Pembibitan &
Penggemukan)
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan
Pusat Statistik Tahun 2009. www.bps.go.id
[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2008. Roadmap Pembibitan
Ternak. Direktorat Jenderal Peternakan. www.ditjennak.go.id
[Ditjennak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2009. Statistik Peternakan
Tahun 2009. Direktorat Jenderal Peternakan. www.ditjennak.go.id
Saparinto, C dan P.Vulianto. 2010. Penggemukan Sapi Potong Secara
Intensif. Penebar Swadaya. Depok
52