Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI DAN SENSITIVITAS

USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN CIBINONG

Tugas Individu

Untuk Memenuhi Tugas Evaluasi Proyek

Program Studi : Strata 1 Ekonomi Pembangunan

DISUSUN OLEH :

Ainaya Nur Faatihah (F0118004 / Ekonomi Pembangunan B)

Kelompok 1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 1

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

1.3 Tujuan & Manfaat .............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 6

2.1 Gambaran Umum Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong .................. 6

2.2 Studi Kelayakan Aspek Investasi ........................................................................ 7

a) Aspek Pasar dan Pemasaran............................................................................ 7

 Biaya ..................................................................................................... 7

 Pendapatan dan Keuntungan .................................................................. 9

b) Aspek Teknis dan Teknologi ............................................................................. 10

 Bibit ..................................................................................................... 10

 Kandang ................................................................................................ 10

 Pakan dan Minuman .............................................................................. 11

 Kesehatan .............................................................................................. 11

2.3 Analisis Kelayakan Investasi .............................................................................. 11

a) Analisis R/C Ratio ........................................................................................ 11

b) Analisis Break Event Point (BEP) ................................................................. 12

c) Analisis Net Present Value (NPV) ................................................................ 13

1
d) Analisis Internal Rate of Return (IRR) .......................................................... 14

e) Analisis Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) ........................................................ 15

f) Analisis Payback Period (PP) ........................................................................ 16

2.4 Analisis Sensitivitas ............................................................................................ 17

BAB III PENELITIAN TERDAHULU ............................................................................. 19

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 30

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 30

DAFTAR ISI .................................................................................................................... 31

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rata-rata Biaya Investasi Usaha Ayam Broiler di Desa Cibinong

Tabel 2.2 Rata-rata Biaya Operasional Usaha Ayam Broiler di Desa Cibinong

Tabel 2.3 Rata-rata Pendapatan Usaha Ayam Broiler di Desa Cibinong

Tabel 2.4 Analisis R/C Ratio

Tabel 2.5 Analisis Break Event Point (BEP)

Tabel 2.6 Analisis Net Present Value (NPV)

Tabel 2.7 Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Tabel 2.8 Analisis Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Tabel 2.9 Analisis Payback Period (PP)

Tabel 2.10 Analisis Sensitivitas

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama 50 tahun lebih perkembangan ayam ras, terutama ayam ras pedaging di Indonesia
telah terjadi perkembangan yang sangat luar biasa, terutama ayam jenis pedaging / broiler
(Abidin, 2002). Ayam Broiler atau lebih dikenal sebagai ayam potong adalah jenis ras
unggulan hasil persilangan dari bangsa – bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas
tinggi, terutama dalam memproduksi daging. (Wikipedia). Ayam Broiler merupakan
salah satu jenis komoditi dibidang peternakan yang menghasilkan gizi dan memiliki nilai
ekonomi yang cukup potensial (Hartono, 1997). Ayam Broiler yang dimaksud adalah
ayam jantan dan betina muda yang berumur dibawah 8 minggu ketika dijual dengan
bobot tubuh tertentu,. mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang
lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak (Rasyaf, 1994).

Ternak Ayam Broiler merupakan salah satu jenis usaha modal dengan keuntungan yang
besar dan sangat menjanjikan. Hal ini dikarenakan permintaan masyarakat terhadap
daging Ayam Broiler sangat tinggi. Masyarakat lebih menyukai mengkonsumsi Ayam
Broiler karena harganya yang lebih terjangkau dari ayam ras lainnya. Berdasarkan data
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), tingkat konsumsi daging ayam
masyarakat Indonesia perkapita setiap minggunya mencapai 0,121 Kg.

Walaupun Usaha Ternak Ayam Broiler menjanjikan, namun karena kendala bau,
peternak tidak bisa membangun usahanya disembarang tempat. Oleh karena kendala itu,
Usaha Ternak Ayam Broiler kurang diminati. Sehingga secara nasional, kebutuhan
masyarakat belum bisa dipenuhi dengan baik oleh para peternak lokal.

Provinsi Jawa Barat termasuk daerah yang populasi dan produksi Ayam Broiler nya
tinggi. Salah satu daerah yang menyumbang besarnya tingkat produksi Ayam Broiler di
Provinsi Jawa Barat adalah Kecamatan Cibinong di Kabupaten Bogor. Perkembangan
Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong tergolong baik, terlihat dari populasi
Ayam Broiler pada tahun 2013 hingga tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 71,1%.

4
Dalam melaksanakan usaha perlu adanya Analisis Kelayakan Finansial agar dapat
meminimalisir adanya kerugian jika usaha tersebut dijalankan. Seperti yang terjadi di
Kecamatan Cibinong, pada tahun 2015 banyak peternak di kecamatan tersebut yang
mengalami kerugian penurunan produksi hingga 40% karena adanya serangan penyakit
yang berdampak pada mortalitas Ayam Broiler. Penurunan produksi menyebabkan
penurunan penghasilan sehingga peternak tidak bisa mencukupi biaya produksi dan
terjadi kebangkrutan. Analisis Kelayakan Finansial sangat perlu dilaksanakan agar dapat
mengetahui kelayakan peternakan tersebut, apakah layak untuk dijalankan kembali atau
tidak dengan perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), B/C
Ratio dan Payback Period (PP).

Selain perlu Analisis Kelayakan Finansial, peternak juga perlu untuk melaksanakan
Analisis Sensitivitas. Fluktuasi pada biaya operasional dan benefit sangat mungkin
terjadi, oleh karena itu perlu dilakukan Analisis Sensivitas guna mengetahui seberapa
berpengaruhnya perubahan pada biaya operasional dan benefit terhadap Analisis
Kelayakan Finansial.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong ?

2. Bagaimana Studi Kelayakan Aspek Investasi Peternakan Ayam Broiler di


Kecamatan Cibinong ?

3. Bagaimana Analisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan


Cibinong ?

4. Bagaimana Analisis Sensitivitas Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan


Cibinong ?

5
1.3 Tujuan & Manfaat

Tujuan :

1. Mengetahui mengenai gambaran umum Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan


Cibinong.

2. Mengetahui aspek – aspek studi kelayakan investasi dari Peternakan Ayam


Broiler di Kecamatan Cibinong.

3. Menganalisis Kelayakan Investasi Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan


Cibinong.

4. Menganalisis sensitivitas Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong.

Manfaat :

1. Manfaat praktis

Adapun manfaat penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memberikan informasi
kepada pembaca mengenai Analisis Kelayakan Finansial dan Analisis Sensivitas
terhadap Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong.

2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi

Paper ini diharapkan dapat melengkapi penelitian – penelitian sebelumnya yang


berhubungan dengan Analisis Kelayakan Finansial dan Analisis Sensivitas
terhadap Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong

Kecamatan Cibinong merupakan perangkat daerah di Kabupaten Bogor yang menjadi pusat
pemerintahan. Kecamatan ini memiliki kondisi bentangan lahan dataran yang terletak pada
ketinggian 120 m – 140 m dpl dengan curah hujan rata – rata 2.150 – 2.650 mm/tahun dan
suhu udara 22º - 31º C. Luas wilayah Kecamatan Cibinong adalah 4.243,023 Ha, dengan
jumlah penduduk 294.374 jiwa, dan membawahi 12 kelurahan.

Sektor usaha masyarakat Kecamatan Cibinong tidak berbeda jauh dari kecamatan lainnya di
Kabupaten Bogor. Sebagian besar penduduk warga Kecamatan Cibinong bekerja pada sektor
industry, perdagangan & jasa dan sebagian kecil bekerja di sektor pertanian, peternakan dan
perkebunan.

Berikut faktor pendorong perkembangan usaha peternakan Ayam Broiler di Kecamatan


Cibinong :

1. Alam
Beberapa lokasi di Kecamatan Cibinong memenuhi syarat sebagai tempat peternakan
Ayam Broiler. Diantaranya mempunyai jumlah air yang mencukupi, jauh dari
pemukiman penduduk, sirkulasi udara yang baik serta memiliki akses menuju jalan,
dan sumber listrik.
2. Teknologi
Kemajuan teknologi yang berkembang di Kecamatan Cibinong telah membawa
perubahan yang lebih maju pada pemeliharaan ternak. Hal ini dapat terlihat dari
teknik yang digunakan dalam pemeliharaan ternak, pengobatan atau vaksinasi dan
pakan.
3. Permintaan Masyarakat

Penduduk Kecamatan Cibinong semakin tinggi, pendapatan perkapita semakin


meningkat, dan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terkait pemenuhan gizi
bagi kesehatan menyebabkan kebutuhan akan daging juga bertambah. Permintaan

7
akan daging ini juga tidak hanya berasal dari Kecamatan Cibinong saja, namun juga
dari masyarakat daerah – daerah lain.

2.2 Studi Kelayakan Aspek Investasi

a) Aspek Pasar dan Pemasaran

Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler, terdapat beberapa segmen usaha yang dapat
dilakoni yaitu pembesaran dan pembibitan. Analisis dari masing-masing segmen usaha
akan menjadi acuan dalam menentukan pilihan usaha yang akan dijalankan.

Faktor finansial menjadi tolok ukur utama dari suatu analisis usaha, terutama cash flow
yang terjadi selama kegiatan usaha berjalan. Perhitungan besarnya biaya, keuntungan
yang diperoleh dan harga jual pokok penjualan dilakukan untuk mengetahui indikator
kelayakan suatu usaha. Indikator yang sering dipergunakan untuk melihat tingkat
kelayakan suatu usaha adalah Analisis Titik Impas (BEP), Analisis Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Analisis B/C Ratio, dan Payback Period (PP)

a) Biaya
Biaya adalah segala sesuatu yang dikeluarkan, baik berupa uang, tanah dan bangunan,
tenaga kerja, dan asset lainnya yang diperlukan saat proses produksi.
a. Biaya Investasi

Biaya Investasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha secara tetap yang
harus dibayarkan walaupun usaha tidak beroperasi.

Tabel 2.1 Rata-rata Biaya Investasi Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong

Harga Satuan
No Uraian Jumlah Total (Rp)
(Rp)

1 Kandang 5 12.000.000 60.000.000


2 Blower Besar 5 4.750.000 23.750.000
3 Blower Kecil 10 1.050.000 10.500.000
4 Mesin Steam 1 1.500.000 1.500.000
5 Pemanas Besar 5 420 2.100.000
6 Pemanas Kecil 5 380 1.900.000
7 Feeder 140 22.5 3.150.000

8
8 DOC Feeder 70 10 700
9 Bak Minum 117 69 8.050.000
10 Terpal 1000 3.75 3.750.000
Alat Suntik
11 2 1.0000.000 2.000.000
Vaksin
12 Tangki Air 650 L 1 850 850
13 Ember/bak 50 L 5 60 300
14 Timbangan 4 130 520
Alat Thermo-
15 5 200 1.000.000
Hydro
Tabung Gas 12
16 10 300 3.000.000
Kg
17 Generator Listrik 1 10.000.000 10.000.000
Total Biaya Investasi 133.070.000

Dalam tabel 2.1 tertera bahwa nilai investasi untuk Peternakan Ayam Broiler di
Kecamatan Cibinong sebesar Rp. 133.070.000,-. Dimana biaya investasi ini
digunakan untuk pengadaan peternakan ayam di tahun awal, pembangunan
kandang, dan biaya lain lain yang disajikan dalam tabel 2.1.

b. Biaya Operasional
Biaya Operasional adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan secara rutin untuk
menjalankan aktivitas sehari – hari sebuah perusahaan.

Tabel 2.2 Rata-rata Biaya Operasional Usaha Ayam Broiler di Kecamatan


Cibinong

Biaya 2011 Biaya 2012 Biaya 2013 Biaya 2014 Biaya 2015
No Uraian Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 DOC 700 Ekor 84.000.000 86.800.000 103.600.000 103.600.000 92.400.000
2 Pakan 315 Sak 371.700.000 385.875.000 409.500.000 378.000.000 421.980.000
3 Obat Rp 21.357.000 21.375.000 21.357.000 21.357.000 21.357.000
4 Bensin 40 L 720.000 960.000 1.040.000 1.360.000 1.216.000
5 Detergen 2 Kg 104.000 104.000 104.000 104.000 104.000
6 Disinfektan 7 Buah 2.380.000 2.380.000 2.380.000 2.380.000 2.380.000
34
7 Gas 12 Kg 9.792.000 10.880.000 11.696.000 16.320.000 20.400.000
tabung
8 Kaporit 2 Kg 720.000 720.000 720.000 720.000 720.000
9 Listrik Rp 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000

9
170
10 Sekam 2.380.000 2.652.000 3.128.000 3.400.000 3.740.000
Karung
Tenaga
11 Rp 7.524.700 9.418.600 11.517.420 13.225.450 15.064.280
Kerja
Uang Rp.
12 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000 3.200.000
Makan 800.000,-
Total Biaya Operasional 515.871.800 536.326.500 552.003.200 555.598.900 594.534.600

Dalam tabel 2.2 tertera Biaya Operasional yang dikeluarkan peternakan selama 5
tahun. Di tahun pertama peternakan mengeluarkan biaya Rp. 515.871.800,-
hingga tahun kelima peternakan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 594.534.600,-
dimana selama 5 tahun itu pengeluaran Biaya Operasional peternakan selalu
mengalami fluktuasi.

Dalam Biaya Operasional dipergunakan untuk pembelian pakan, pembayaran


listrik setiap bulan dan biaya biaya lainnya yang tertera dalam tabel 2.2.
Pengeluaran terbesar dalam biaya operasional dari peternakan adalah untuk
kebutuhan pakan yang mencapai 70% dari total biaya operasional setiap
tahunnya.

b) Pendapatan dan Keuntungan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan uang yang diperoleh dari penjualan produk suatu
kegiatan usaha. Penjualan ternak hidup, karkas, pupuk, dan produk lainnya merupakan
komponen pendapatan.

Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya yang diperlukan dari
proses produksi pemasaran suatu produk.

Tabel 2.3 Rata-rata Pendapatan Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong

Penerimaan Biaya Operasional Benefit


No Tahun (Rp)
(Rp) (Rp)
1 2011 585.802.780 515.871.800 69.930.980
2 2012 605.993.749 536.326.500 69.667.249
3 2013 664.055.190 552.003.200 112.051.990
4 2014 649.145.220 555.598.900 93.546.320
5 2015 819.211.569 594.534.600 224.676.969

10
Total 3.324.208.508 2.754.335.000 569.873.508

Berdasarkan tabel 2.3, penerimaan yang diterima peternak mengalami fluktuasi tiap
tahunnya, begitu pula biaya total yang dikeluarkan. Sehingga berpengaruh pada
pendapatan atau benefit yang diterima peternak. Benefit yang diterima peternak melonjak
pada tahun ke lima yakni sebesar Rp. 224.676.969,- dan benefit terkecil didapatkan pada
tahun kedua yakni sebesar Rp. 69.667.249,-. Faktor utama yang menyebabkan
penerimaan peternak mengalami fluktuasi adalah mortalitas atau angka kematian ayam
saat proses pembesaran.

b) Aspek Teknis dan Teknologi

Pertumbuhan Ayam Broiler lebih cepat daripada Ayam Kampung, sejak usia 3 minggu
pertumbuhan tubuhnya sudah terlihat gempal dan padat (Rasyaf, 1994). Oleh karena itu,
beternak Ayam Broiler dianggap sangat baik untuk dikembangkan dan menguntungkan.

1. Bibit

Salah satu penentu dalam keberhasilan peternakan Ayam Broiler terletak pada
pemilihan bibit (DOC). Berikut merupakan ciri – ciri DOC yang baik :

a. Badan lebar yang berpostur tubuh tegak dan tinggi serta tidak cacat

b. Kondisi kaki tegap dan normal

c. Mata cerah dan paruh kokoh

d. Pertumbuhan bulu cepat dan bulu bersih serta mengkilat

2. Kandang

Untuk menjamin keberhasilan dalam usaha ternak, penentuan lokasi dan kandang
merupakan perhatian utama. Lokasi kandang harus menjamin kehidupan dan
mendukung pertumbuhan dengan mengutamakan kebersihan. (Hartono, 1997)

11
3. Pakan dan Minuman

Pertumbuhan Ayam Broiler tergantung pada makanan. Jika makanan yang diberikan
baik (kualitas maupun kuantitasnya), maka hasilnya juga baik. (Rasyaf, 1989) Jenis
pakan yang biasa digunakan sebagai pakan ternak adalah BR I karena lebih
ekonomis. Selain kebutuhan pakan, kebutuhan air yang tidak mengandung logam
berat dan bakteri juga membantu pertumbuhan Ayam Broiler agar tumbuh dengan
baik.

4. Kesehatan

Kesehatan Ayam Broiler sangat penting untuk diperhatikan, mengutamakan


pencegahan dari penyakit yang mungkin terjadi. Seperti penyakit Gumboro dan
Tetelo yang dapat dicegah dengan vaksin.

2.3 Analisis Kelayakan Investasi


Layak tidaknya suatu usaha yang dilakukan dapat diketahui dari Analisis Kelayakan
Investasinya. Berikut merupakan parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui
kelayakan suatu usaha meliputi Analisis Revenue Cost Ratio (R/C), Break Event Point
(BEP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C)
dan Payback Period (PP).

a) Analisis R/C Ratio

Tabel 2.4 Analisis R/C Ratio

Tahun Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp)


2011 585.802.780 515.871.800
2012 605.993.749 536.326.500
2013 664.055.190 552.003.200
2014 649.145.220 555.598.900
2015 819.211.569 594.534.600
Total 3.324.208.508 2.754.335.000

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 3.324.208.508


Analisis R/C Ratio = = = 1,21
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 2.754.335.000

12
Penghitungan R/C Ratio dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil keuntungan yang
diperoleh pada periode tertentu. Sebuah proyek akan dikatakan layak dijalankan jika nilai
R/C Ratio lebih besar dari 1. Jika nilai R/C Ratio semakin tinggi dapat dikatakan tingkat
keuntungan yang diperoleh juga tinggi. Dari perhitungan total penerimaan dibanding dengan
total biaya diketahui bahwa nilai R/C Ratio peternakan ini 1,21 yang mana bernilai lebih dari
1. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong ini
layak untuk dijalankan.

b) Analisis Break Event Point (BEP)

Tabel 2.5 Analisis Break Event Point (BEP)

Total Produksi Biaya Total


Harga Jual (Rp)
(Kg) (Rp)
189.137 17.580 2.754.335.000

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 2.754.335.000


BEP Harga Jual (Rp) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = = Rp. 14.562,6,-
189.137

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 2.754.335.000


BEP Produksi (Kg) = = = 156.674,3 Kg
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 17.580

Analisis Break Event Point (BEP) atau titik impas dilakukan untuk mengetahui kapan sebuah
proyek akan menguntungkan dengan cara membandingkan total biaya dengan harga jual
maupun total produksi. Perusahaan biasanya menggunakan penghitungan ini untuk
mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian.
Untuk menghitung BEP Produksi atau jumlah unit produksi yang harus dijual agar terjadi
titik impas dapat dilakukan dengan cara membagi total biaya dengan harga jual per Unit. Dan
untuk menghitung BEP Harga atau harga penjualan yang harus diterima agar terjadi titik
impas dengan cara membagi total biaya dengan total produksi.

Berdasarkan perhitungan dalam tabel 2.5 dapat disimpulkan bahwa peternak mencapai Break
Event Point pada saat harga jual sebesar Rp. 14.562,6,-, apabila harga jual berada dibawah
nilai tersebut maka peternak akan mengalami kerugian. Sedangkan BEP Produksinya sebesar
156.674,3 Kg, yang berarti peternakan akan mencapai titik impas pada saat memproduksi
Ayam Broiler dengan total berat keseluruhan 156.674,3 Kg.

13
c) Analisis Net Present Value (NPV)

Tabel 2.6 Analisis Net Present Value (NPV)

Biaya DF
Tahun Cost Manfaat B-C PV (12%)
Operasional (12%)
0 133.070.000 - - (133.070.000) 1 (133.070.000)
2011 - 515.871.800 585.802.780 69.930.980 0.89 62.238.572,20
2012 - 536.326.500 605.993.749 69.667.249 0.79 55.037.126,71
2013 - 552.003.200 664.055.190 112.051.990 0.71 79.556.912,90
2014 - 555.598.900 649.145.220 93.546.320 0.63 58.934.181,60
2015 - 594.534.600 819.211.569 224.676.969 0.57 128.065.872,33
Total 250.762.665,74
n
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑
(1 + 𝑖)𝑡
t=0

NPV = 250.762.665,74

Analisis Net Present Value (NPV) dilakukan dengan cara selisih manfaat yang diterima
dan biaya operasional selama umur proyek yang dikalikan dengan menggunakan discount
factor tahun yang berlaku. Dalam Studi Kelayakan Investasi, proyek dikatakan layak dan
menguntungkan jika nilai Total NPV lebih dari nol (NPV>0).

Berdasarkan tabel ke 2.6 perhitungan NPV didapatkan sebesar 250.762.665,74. Yang


mana bernilai positif dan lebih besar dari nol. Oleh karena itu berdasarkan penghitungan
NPV diketahui bahwa Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong merupakan proyek
yang layak dan menguntungkan.

14
d) Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Tabel 2.7 Internal Rate of Return (IRR)

Biaya DF DF DF DF PV (60%)
Tahun Cost Manfaat B-C PV (12%) PV (50%) PV (55%)
Operasional (12%) (50%) (55%) (60%)
-133070000
0 133.070.000 - - -133,070,000 1 -133,070,000 1
1 -133070000 1 -133070000
43357207.6
2011 - 515.871.800 585.802.780 69,930,980 0.89 62,238,572.20 0.62
0.667 46643963.66 0.645 45105482.1
27170227.11
2012 - 536.326.500 605.993.749 69,667,249 0.79 55,037,126.71 0.39
0.444 30932258.56 0.416 28981575.58
26892477.6
2013 - 552.003.200 664.055.190 112,051,990 0.71 79,556,912.90 0.24
0.396 44372588.04 0.268 30029933.32
14031948
2014 - 555.598.900 649.145.220 93,546,320 0.63 58,934,181.60 0.15
0.197 18428625.04 0.173 16183513.36
20220927.21
2015 - 594.534.600 819.211.569 224,676,969 0.57 128,065,872.33 0.09
0.131 29432682.94 0.111 24939143.56
-1397212.48
Total 250.762.665,74 25736060.34 12169647.92

𝑁𝑃𝑉1
IRR = 𝑖 +
(𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2)(𝑖2 − 𝑖1)

12,169,647.92
IRR = 55% + (60% − 55%)
(12,169,647.92 − (−1,397,212.48))

IRR = 59.48%

Analisis penghitungan Internal Rate of Return (IRR) dilakukan untuk menghitung


besarnya tingkat keuntungan yang dihasilkan proyek setiap tahun selama umur ekonomis
proyek. Dalam Studi Kelayakan Investasi dengan IRR, proyek dikatakan layak dan
menguntungkan jika presentase hasil IRR lebih besar dari nol (IRR>0) dan lebih besar
dari tingkat bunga yang berlaku atau Opportunity Cost of Capital (OCC) pada saat
penelitian berlangsung yakni sebesar 12%.

Berdasarkan penghitungan IRR pada tabel 2.7, diperoleh hasil sebesar 59.48% dengan
demikian karena nilai IRR lebih besar dari OCC maka dapat dinyatakan bahwa Usaha
Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong layak untuk dilaksanakan.

15
e) Analisis Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Tabel 2.8 Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

Biaya DF
Tahun Cost Manfaat B-C PV Manfaat PV Cost
Operasional (12%)
0 133,070,000 - - -133,070,000 1 - -
2011 - 515,871,800 585,802,780 69,930,980 0.89 521364474.2 459,125,902
2012 - 536,326,500 605,993,749 69,667,249 0.79 478735061.7 423,697,935
2013 - 552,003,200 664,055,190 112,051,990 0.71 471479184.9 391,922,272
2014 - 555,598,900 649,145,220 93,546,320 0.63 408961488.6 350,027,307
2015 - 594,534,600 819,211,569 224,676,969 0.57 466950594.3 338,884,722
Total 2,347,490,803.74 1,963,658,138

𝑃𝑉 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
B/C 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑃𝑉 𝐶𝑜𝑠𝑡
2.347.490.803,74
B/C 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
1.963.658.138
B/C Ratio = 1,19

Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) dihasilkan dari perbandingan antara arus benefit bersih
dengan biaya yang dihitung nilainya sekarang. Dalam Studi Kelayakan Investasi
menggunakan B/C Ratio, Proyek dikatakan layak dan menguntungkan bila nilai B/C Ratio
lebih dari 1 (B/C Ratio > 1).

Dalam penghitungan B/C Ratio diatas diperoleh nilai sebesar 1,19, dimana hasil
penghitungan lebih dari 1. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa berdasarkan perhitungan
B/C Ratio, Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong merupakan proyek yang layak dan
menguntungkan untuk dijalankan.

16
f) Analisis Payback Period (PP)

Tabel 2.9 Payback Period (PP)

Tahun Cost Benefit B-C Arus Kas


0 133.070.000 - (133.070.000) (133.070.000)
2011 515.871.800 585.802.780 69.930.980 (63,139,020)
2012 536.326.500 605.993.749 69.667.249 6,528,229
2013 552.003.200 664.055.190 112.051.990 118,580,219
2014 555.598.900 649.145.220 93.546.320 212,126,539
2015 594.534.600 819.211.569 224.676.969 436,803,508
PP di penuhi pada tahun ke 2. Pada tahun ke 2 masih terdapat nilai sisa Rp. 6.528.229,- yang
setara dengan 2 tahun 2 bulan.

𝑎−𝑏
PP tahun ke 2 = 𝑛 + 𝑥 12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑐−𝑏
6.528.229
PP tahun ke 2 = 2 + 𝑥 12 𝐵𝑢𝑙𝑎𝑛
69.667.249
PP tahun ke 2 = 2 + 1,12 (dibulatkan 2 bulan) = 2 tahun 2 bulan.

Analisis Payback Period (PBP) dipergunakan untuk mengetahui lamanya pengembalian


modal yang telah diinvestasikan dalam suatu usaha. Analisis Payback Period (PP) dilakukan
untuk mengetahui berapa lama semua biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun awal
dapat kembali. Dalam Analisis Kelayakan Investasi dengan Payback Period, proyek
dikatakan layak dan menguntungkan bila dilaksanakan jika hasil PP lebih kecil dari umur
proyek.

Peternakan Ayam Broiler ini memiliki umur proyek yang hanya 5 tahun. Dan hasil
penghitungan menggunakan metode Payback Period menghasilkan nilai 2 tahun 2 bulan yang
berarti lebih kecil dari nilai proyek 5 tahun. Oleh karena itu, berdasarkan penghitungan
Payback Period dikatakan bahwa Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong ini layak dan
menguntungkan bila dilaksanakan.

17
2.4 Analisis Sensitivitas

Tabel 2.10 Analisis Sensitivitas

Kondisi NPV IRR B/C PP


Normal 250.762.665,74 59.48 % 1,19 2,2 Tahun
Cost naik / turun
Naik 5% 152,579,758.84 24,94 % 1.13 3,6 Tahun
Naik 10% -86,475,607.62 13,62 % 1.02 5 tahun
Turun 5 % 348,945,572.64 69,64 % 1.25 2,8 tahun
Turun 10% 447,128,479.54 117,76 % 1,32 1,11 tahun
Benefit Naik/Turun
Naik 5% 368,137,205.93 72,78 % 1.25 2,8 tahun
Naik 10% 485,511,746.11 112,68 % 1.31 2 tahun
Turun 5% 133,388,125.55 20,33 % 1.13 3,4 tahun
Turun 10% 16,013,585.37 12,56 % 1.07 4,9 tahun

Analisis Sensitivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan


perhitungan biaya atau benefit terhadap hasil analisa proyek. Analisis Sensivitas perlu
dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian yang mungkin terjadi dengan mempersiapkan
tindakan pencegahan terlebih dahulu.

Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong pada kondisi yang normal layak untuk
dilaksanakan berdasarkan analisis kelayakan investasi. Terlihat dari penghitungan NPV yang
bernilai positif, IRR lebih besar dari OCC, B/C Ratio yang lebih besar dari angka satu dan
Payback Period yang masih dibawah umur proyek 5 tahun.

Berdasarkan tabel 2.10, jika biaya operasional naik sebesar 5% dapat dikatakan Usaha Ayam
Broiler di Kecamatan Cibinong masih layak untuk dilaksanakan. Hal ini merujuk pada
penghitungan NPV walaupun turun sekitar 60% dari NPV awal menjadi 152,579,758.84,
NPV masih bernilai positif, IRR masih lebih besar dari tingkat suku bunga bank 12%, B/C
Ratio lebih besar dari satu dan Payback Period menjadi 3,6 tahun yang mana belum
mencapai batas umur proyek 5 tahun. Dan jika biaya operasional naik sebesar 10% dapat
disimpulkan bahwa usaha tersebut tidak layak untuk di laksanakan. Dikarenakan NPV akan
turun lebih dari 130% dan akan bernilai negative. Nilai IRR, B/C Ratio dan Payback Period

18
turut mengalami penurunan sehingga dinilai kurang menguntungkan walaupun masih berada
dibatas minimum kelayakan investasi.

Berbanding terbalik jika biaya operasional turun sebesar 5% maupun 10%. Perhitungan
analisis kelayakan investasi apabila biaya operasional diturunkan 5% ataupun 10% dapat
disimpulan nilai NPV lebih lebih besar dari NPV normal bahkan naik hingga 100%, IRR ,
B/C Ratio dan Payback Period menunjukkan angka yang lebih tinggi dari kondisi normal.
Dan dapat dikatakan bahwa dengan penurunan biaya operasional, Usaha Ayam Broiler di
Kecamatan Cibinong sangat layak dan menguntungkan.

Begitupula jika benefit atau biaya manfaat naik 5% maupun 10%, tentu akan memberikan
keuntungan dan proyek layak untuk dijalankan. Karena seluruh perhitungan analisis
kelayakan investasi akan menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari perhitungan dengan
kondisi yang normal.

Keadaan berbeda jika benefit atau biaya manfaat turun sebesar 5% dan 10%, keadaan akan
serupa apabila biaya operasional naik 5% ataupun 10%. Tentu keuntungan yang didapatkan
akan menurun berdasarkan penghitungan analisis kelayakan investasi.

Jika benefit turun sebesar 5%, maka yang terjadi adalah penurunan NPV lebih dari 50% dari
NPV dengan kondisi normal, begitupun yang terjadi pada IRR, B/C dan Payback Period.
Walaupun terjadi penurunan, namun Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong masih
layak untuk dilaksanakan. Karena NPV yang dihasilkan masih bernilai positif dan dinilai
masih menguntungkan, IRR yang sebesar 20.33% juga lebih besar dari OCC yang sebesar
12%, B/C Ratio juga menunjukkan angka diatas satu dan Payback Period masih berada
dibawah umur proyek 5 tahun.

Lebih parah jika benefit turun 10%, karena hasil perhitungan NPV berada diangka yang
rendah yakni 16,013,585.37. Begitupun yang terjadi pada penghitungan IRR dan B/C Ratio
yang berada diatas batas minimum kelayakan. Penghitungan Payback Period menunjukkan
angka yang tipis dari umur proyek yakni 4,9 tahun. Yang mana dapat disimpulkan bahwa jika
benefit turun 10%, proyek dinilai masih layak namun lebih baik harus lebih berhati – hati jika
tetap dilaksanakan, dikarenakan kurang menguntungkan.

19
BAB III

PENELITIAN TERDAHULU

Nama, Judul, Tahun Metodologi Penelitian Hasil


Elpawati, Achmad Tjachja Analisis data dilakukan Penelitian ini mengambil
Nugraha, Ratu Shofiatina, dengan metode penelitian sampel 12 peternak di
Kelayakan Usaha Ayam kuantitatif deskriptif. Kecamatan Cibinong. Rata-
Broiler (Studi pada Usaha rata pendapatan pada 12
Peternakan di Desa peternakan pembesaran ayam
Cibinong), 2018 broiler di Desa Cibinong
sebesar Rp. 569.873.508,-.
Peternakan pembesaran ayam
broiler di Desa Cibinong
layak untuk dijalankan dalam
hal finansial dilihat dari nilai
NPV sebesar Rp.
250.762.665,74,- layak
dengan diskon faktor 12%.
Nilai IRR 20,09% adalah
layak, nilai Net B/C Ratio
dinyatakan layak karena lebih
dari satu, yaitu sebesar 1,19.
Nilai Break Even Point (BEP)
harga jual dan produksi per kg
lebih dari Rp. 14.562,6,-
jumlah produksi 156.674,3 kg
per periode. Payback Period
pengembalian investasi
memerlukan waktu 2 tahun 2
bulan.
Muhammad, Hj. Hadayani, Analisis data dilakukan Usaha peternakan ayam

20
Alimuddin Laapo, Analisis dengan metode penelitian kampung pada CV. Taufik
Kelayakan Finansial Usaha kuantitatif deskriptif. Nur layak secara finansial
Peternakan Ayam Petelur untuk dijalankan berdasarkan
pada CV. Taufik Nur di kriteria - kriteria penilaian
Kota Palu, 2017 kelayakan yaitu NPV, IRR,
Net B/C dan Payback Period,
dan Sensitivitas. CV. Taufik
Nur memperoleh nilai NPV
sebesar Rp. 3.124.341.000,
nilai net B/C sebesar 7,64,
nilai IRR sebesar 37,12 persen
lebih besar dari tingkat
discount rate yang ditentukan,
dan PP berada sebelum masa
proyek berakhir yaitu 2 tahun
8 bulan. Hasil analisis
sensitivitas menunjukkan
bahwa usaha peternakan ayam
petelur pada CV. Taufik Nur
masih tetap layak dijalankan
dan mendapatkan keuntungan
walaupun terjadi penurunan
produksi sebesar 15 persen
dan Kenaikan harga pakan
konsentrat sebesar 37 persen.
Thamrin Salam, Mufidah Analisis data dilakukan Berdasarkan kriteria investasi
Muis, dan Alfian E.N. dengan metode penelitian yang diperoleh maka dari segi
Rumengan, Analisis kuantitatif deskriptif. finansial usaha peternakan
Finansial Usaha ayam ras broiler milik
Peternakan Ayam Broiler peternak X memberikan
Pola Kemitraan, 2006 keuntungan dan layak usaha.

21
Kelayakan usaha tersebut
dibuktikan dengan kajian
analisa finasial selama 4 tahun
proses pemeliharaan diperoleh
nilai Net B/C Ratio selama
lebih besar satu yaitu 1,05,
nilai NPV pada tingkat suku
bunga terendah (12%) Rp
256.335.768 dengan rata-rata
Rp. 85.445.256 dan NPV
tingkat suku bunga tertinggi
(17%) Rp 245.381.247 atau
rata-rata Rp. 81.793.749, nilai
IRR lebih besar dari suku
bunga bank tertinggi (17 %)
yaitu 24,31 % dan tingkat
penjualan hasil produksi di
atas dari BEP unit (16.380,11
kg per tahun) dengan rata-rata
4.095,03 kg dan BEP rupiah
Rp. 136.118.396 atau rata-rata
Rp 34.029.599 pertahun.
Abel Gandhy dan Dicky Analisis data dilakukan Kriteria kelayakan usaha
Sutanto, Analisis Finansial dengan metode penelitian peternakan ayam broiler PT
dan Sensitivitas Peternakan kuantitatif deskriptif. Bogor Eco Farming adalah
Ayam Broiler PT. Bogor Dengan menggunakan Net Present Value (NPV)
Eco Farming di Kabupaten data primer (wawancara sebesar Rp 700.893.045,
Bogor, 2016 dan survey) dan sekunder Internal Rete of Return (IRR)
(buku, artikel, karya adalah 37% dan Payback
ilmiah, penelitian Period (PP) adalah 2 tahun 1
sebelumnya, serta sumber bulan. Seluruh indikator

22
lain di internet) kelayakan finansial
menyatakan bahwa usaha
peternakan ayam broiler yang
dilakukan oleh PT Bogor Eco
Farming layak untuk
dijalankan.
Analisis Sensitivitas
dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penurunan harga
jual ayam broiler sebesar 5%
dan penurunan hasil produksi
sebesar 10%. Pada saat harga
turun sebesar 5% kriteria
kelayakan usaha yang
didapatkan adalah Net Present
Value (NPV) sebesar Rp
279.071.036, Internal Rete of
Return (IRR) adalah 16% dan
Payback Period (PP) adalah 3
tahun 3 bulan. Hasil
parameter kelayakan usaha
yang didapatkan menyatakan
bahwa bahwa kegiatan usaha
masih tetap layak untuk
dijalankan. Sedangkan, saat
hasil produksi ayam broiler
turun 10% menghasilkan NPV
sebesar Rp - 142.750.974.
Hasil yang didapatkan
menyatakan bahwa kegiatan
usaha tidak layak untuk

23
dilakukan.
Amrizal, E. Rahmadani, Analisis data dilakukan Berdasarkan hasil analisis
Elfawati, Analisis Finansial dengan metode penelitian finansial usaha Peternakan
Usaha Peternakan Ayam studi kasus. Penentuan Karisa tahun 2005-2009 dapat
Broiler di Peternakan lokasi penelitian disimpulkan dengan
Karisa Kelurahan Simpang dilakukan secara langsung menggunakan modal sendiri
Baru Kecamatan Tampan dengan dasar peternakan (tingkat suku bunga 6,25%)
Kota Pekanbaru, 2011 Karisa merupakan maka diperoleh NPV sebesar
peternakan yang potensial Rp 274.192.038,8,- dan BCR
di Pekanbaru. 1,12. Jika menggunakan
modal pinjaman (tingkat suku
bunga 14,5%) maka diperoleh
NPV sebesar Rp
100.583.235,4,- dan BCR
1,06. IRR yang diperoleh
sebesar 22,25%. Berdasarkan
kriteria kelayakan, dimana
NPV bernilai positif, BCR
lebih dari satu dan IRR lebih
besar dari tingkat suku bunga
yang berlaku, maka secara
finansial usaha Peternakan
Karisa layak untuk dijalankan
dan dilanjutkan.
Dandy Setyawan, Alex Analisis data dilakukan Berdasarkan analisis aspek
Saleh, Lisye Fitria, Analisis dengan metode penelitian pasar, aspek teknis, aspek
Kelayakan Bisnis studi kasus. Pengumpulan sumber daya manusia, aspek
Peternakan Ayam Broiler data dilakukan dengan legal dan lingkungan, dan
di Kecamatan Mandau wawancara dan studi aspek finansial pembangunan
Duri di Riau, 2016 literature dan bisnis usaha peternakan ayam
pengambilan data dari boiler di Kecamatan Mandau

24
BPS Bengkalis. dinyatakan layak.
Berdasarkan analisis
sensitivitas, kondisi akan
sensitif pada skenario pertama
bila terjadi penurunan harga
jual produk sebesar 4,573%,
skenario kedua adalah apabila
terjadi kenaikan harga DOC
sebesar 23,619%, skenario
ketiga adalah ketika terjadinya
kenaikan harga pakan dan
bahan penunjang sebesar
7,995%, dan skenario
keempat adalah ketika tingkat
kematian perpanen mencapai
angka 6,48%.
N. M. Santa, L. S. Kalangi, Analisis data dilakukan Studi kelayakan terhadap
E. Watasen, Analisis dengan metode penelitian usaha broiler memperoleh
Kelayakan Usaha Broiler di studi kasus. Penentuan nilai NPV Rp.26.837.471,
Kelurahan Taratara lokasi penelitian IRR, 19,03%, R/C, 1,0881
Kecamatan Tomohon Barat dilakukan secara sengaja dan Net B/C, 8,53%. Capaian
Kota Tomohon, 2019 dengan pertimbangan nilai tersebut menunjukkan
usaha. bahwa usaha broiler milik Ibu
X di kelurahan Taratara I
Kecamatan Tomohon Barat
layak untuk dijalankan dan
dikembangkan.
C. F. Hamra, An Analisis data dilakukan Studi ini menunjukkan bahwa
Assessment of the Potential dengan metode penelitian bisnis broiler di Lebanon
Profitability of Poultry studi kasus. Penelitian ini menguntungkan dengan
Farms: A Broiler Farm dilakukan disebuah asumsi variasi dalam

25
Feasibility Case Study, persewaan kecil yang harga anak ayam, pakan, dan
2010 berlokasi di Lembah harga / kg daging tetap dalam
Marjoyoun, Lebanon level wajar, sedangkan semua
Selatan. biaya lainnya sudah
diperbaiki. Bahkan ketika
biaya pakan tinggi, harga / kg
daging bisa di atas rata-rata.
Ketika biaya / anak ayam
tinggi, biaya pakan bisa
rendah, mengimbangi biaya
tinggi awal per flok.
Analisis sensitivitas dalam
penelitian ini telah
menunjukkan bahwa
meskipun harga ayam dan
pakan tinggi sementara harga
daging turun, peternakan
ungags akan tetap impas.
Investasi peternakan unggas
yang berfokus pada produksi
ayam pedaging merupakan
bisnis yang relatif mudah
dijalankan. Harga yang
berfluktuasi cenderung
mengimbangi satu sama lain
untuk laba bersih yang positif.
Namun, jika skenario terburuk
dari harga rendah daging / kg
dan harga pakan dan anak
ayam yang tinggi terjadi,
bagus praktik manajemen

26
akan sangat penting untuk
menjaga profitabilitas.
Ali Al – Sharafat & Torki Penelitian ini Nilai-nilai indikator keuangan
Mejhim Al – Fawwaz, dilaksanakan dengan yang digunakan dalam
Economic Analysis of menggunakan metode penelitian ini menunjukkan
Different Broiler Farm penelitian studi kasus. bahwa mengadopsi ukuran
Capacities : A Case Study Sumber data yang didapat peternakan menengah dan
of Jordan, 2013 dalam penelitian ini besar untuk produksi broiler
berasal dari wawancara akan menggembirakan,
berdasarkan pengambilan menguntungkan dan layak.
sampel di tiga area NPV untuk kedua ukuran itu
produksi dalam negeri. positif, tinggi, dan dapat
diterima. Nilai rasio IRR dan
B / c untuk kedua ukuran ini
juga diterima secara
ekonomis. Ukuran ekonomi
adalah alasan utama
profitabilitas tinggi dari
pertanian besar dibandingkan
dengan pertanian kecil. Biaya
pakan yang lebih rendah
karena konsumsi pakan yang
lebih rendah dan konversi
pakan yang efisien
menurunkan konsumsi pakan
dan rasio efisiensi pakan yang
lebih baik dengan ukuran
peternakan yang lebih besar.
Hasil penelitian ini
mengungkapkan bahwa
dengan bertambahnya ukuran

27
peternakan, biaya produksi
untuk setiap unggas yang
dipelihara menjadi lebih
rendah, yang berarti
pendapatan yang diperoleh
lebih tinggi. Profitabilitas
pertanian kecil dapat
ditingkatkan dengan adanya
strategi yang tepat untuk
menurunkan biaya produksi
dan meningkatkan
pendapatan. Biaya pakan
untuk kawanan di peternakan
jenis ini harus minimal.
Varider Pal Singh, V. K. Penelitian ini dilakukan Efisiensi produksi peternakan
Sharma, M. S. Sidhu, and dengan menggunakan ayam pedaging telah
H. S. Kingra, Broiler metode penelitian studi meningkat dengan ukuran
Production in Punjab – An kasus. Pengambilan peternakan karena
Economic Analysis, 2010 sampel dan wawancara pemanfaatan input yang lebih
menjadi sumber data baik. Berdasarkan nilai bersih
primer bagi penelitian ini. saat ini, rasio manfaat-biaya,
Sampel dilakukan di tiga dan tingkat pengembalian
Kabupaten dan internal, investasi dalam
melakukan wawancara peternakan ayam pedaging
pribadi dengan peternak dianggap paling
Ayam Broiler. menguntungkan di peternakan
besar, diikuti oleh peternakan
menengah dan kecil.
Peternakan ayam pedaging
kecil telah diamati sangat
sensitif terhadap kenaikan

28
biaya dan penurunan laba
bersih. Beternak broiler
merupakan usaha yang
menguntungkan dan memiliki
masa depan yang cerah di
bidang pertanian Punjab untuk
meningkatkan status ekonomi
masyarakat peternak.

29
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perhitungan Analisis R/C Ratio diperoleh nilai sebesar 1,21 yang berarti nilai R/C Ratio
> 1, Analisis Break Event Point (BEP) juga menyimpulkan bahwa peternak mencapai
Break Event Point pada saat harga jual sebesar Rp. 14.562,6,-, apabila harga jual berada
dibawah nilai tersebut maka peternak akan mengalami kerugian. Sedangkan BEP
Produksinya sebesar 156.674,3 Kg, yang berarti peternakan akan mencapai titik impas
pada saat memproduksi Ayam Broiler dengan total berat keseluruhan 156.674,3 Kg.

Perhitungan Net Present Value (NPV) didapatkan sebesar 250.762.665,74 yang mana
bernilai positif dan lebih besar dari nol, Analisis Internal Rate of Return (IRR) diperoleh
hasil sebesar 59.48% dengan demikian nilai IRR lebih besar dari OCC (12%), Analisis
B/C Ratio (B/C Ratio) diperoleh nilai sebesar 1,19, dimana hasil penghitungan lebih dari
, dan Analisis Payback Period menghasilkan nilai 2 tahun 2 bulan yang berarti lebih kecil
dari nilai proyek 5 tahun.

Berdasarkan analisis data diatas diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan perhitungan


Analisis Kelayakan Investasi, Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong layak
untuk dijalankan dan dinilai menguntungkan.

Berdasarkan Analisis Sensitivitas dapat disimpulkan bahwa dalam keadaan biaya operasi
naik sebesar 5% dan benefit turun hingga 10%, Usaha Peternakan Ayam Broiler di
Kecamatan Cibinong masih layak untuk dijalankan. Dikarenakan hasil perhitungan NPV
masih bernilai positif, nilai IRR masih lebih besar dari OCC (12%), B/C Ratio lebih besar
dari 1 dan Payback Period belum mencapai umur proyek 5 tahun.

Dan Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Cibinong dinilai tidak layak dan tidak
menguntungkan jika biaya operasional naik sebesar 10%. Dikarenakan nilai NPV sudah
mencapai nilai negative, walaupun nilai IRR, B/C Ratio dan Payback Period berada
diatas batas minimum kelayakan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Salam, T., Muis, M., & Rumengan, A. E. (2009). Analisis Finansial Usaha Peternakan ayam
broiler pola kemitraan. Jurnal agrisistem, 1, 213-217.

Gandhy, A., & Sutanto, D. (2017). ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS


PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN
BOGOR. Optima, 1(1).

Amrizal, A., Rahmadani, E., & Elfawati, E. (2011). Analisis Finansial USAha Peternakan Ayam
Broiler Di Peternakan Karisa Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru. Jurnal Peternakan, 8(2).

Setyawan, D., Saleh, A., & Fitria, L. (2016). Analisis Kelayakan Bisnis Peternakan Ayam Boiler
Di Kecamatan Mandau Duri-Riau. REKA INTEGRA, 4(2).

Santa, N. M., Kalangi, L. S., & Wantasen, E. (2020). ANALISIS KELAYAKAN USAHA
BROILER DI KELURAHAN TARATARA I KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA
TOMOHON. ZOOTEC, 40(1), 289-298.

Elpawati, E., Nugraha, A. T., & Shofiatina, R. (2018). Kelayakan Usaha Ayam Broiler (Studi
pada Usaha Peternakan di Desa Cibinong). Caraka Tani: Journal of Sustainable
Agriculture, 33(2), 96-105.

Muhammad, M., Hadayani, H., & Laapo, A. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA
PETERNAKAN AYAM PETELUR PADA CV. TAUFIK NUR DI KOTA PALU. Agroland:
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 24(1), 18-26.

Hamra, C. F. (2010). An assessment of the potential profitability of poultry farms: A broiler farm
feasibility case study (Doctoral dissertation, Univ. of Tennessee at Martin).

Al-Sharafat, A., & Al-Fawwaz, T. M. (2013). Economic analysis of different broiler farm
capacities: A case study of Jordan. International Journal of Business and Management, 8(5), 41.

Singh, V. P., Sharma, V. K., Sidhu, M. S., & Kingra, H. S. (2010). Broiler Production in
Punjab—An Economic Analysis §. Agricultural Economics Research Review, 23(2), 315-324.

https://kecamatancibinong.bogorkab.go.id/pages/1692

https://docplayer.info/45460990-Gambaran-umum-wilayah-berada-di-kabupaten-bogor-
kecamatan-cibinong-adalah-salah-satu-perangkat.html

31

Anda mungkin juga menyukai