Anda di halaman 1dari 38

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN A. PEMODELAN 1.

Deskripsi Masalah Penerbit Andi adalah industri penerbit dan percetakan yang bergerak dalam produksi buku-buku teks terutama buku teknologi informasi. Selain itu perusahaan ini juga bergerak langsung dalam bisnis penjualan dari produksi barang yang dihasilkan. Setelah kebutuhan akan penyimpangan dan pengolahan data semakin kompleks, maka perusahaan memutuskan untuk membuat Sistem Informasi penjualan barang dari sistem manual ke sistem informasi yang terkomputerisasi. Sistem Informasi yang dibangun oleh perusahaan ini adalah sistem informasi yang melakukan pencatatan tentang kelompok barang dan detail penjualan yang direkam transaksinya berdasarkan transaksi setiap penjualan barang. Dari sistem informasi penjualan barang yang ada, akan dikembangkan Sistem Pendukung Keputusan yang akan digunakan sebagai sistem yang dapat memberikan gambaran bagi manajer dalam melakukan prediksi nilai produksi barang pada periode tertentu berdasarkan nilai penjualan barang yang sudah terekam sebelumnya. Perencanaan produksi yang ditetapkan oleh manager akan mempengaruhi tingkat produksi dan inventori guna mencapai tingkat efektifitas yang maksimal, hal ini perlu didukung oleh faktor pemasaran. Dalam hal ini kaitannya dengan perencanaan daerah pemasaran. Dari perencanaan daerah pemasaran ini untuk memilih daerah pemasaran yang terbaik yang bertujuan

untuk membuka TB Andi Star, sehingga dengan dibukanya toko baru akan menambah produksi dalam penjualan buku-buku yang secara langsung akan menambah keuntungan. Dalam perancangan Sistem Pendukung Keputusan peramalan penjualan barang dan pemilihan daerah pemasaran, terdapat beberapa hal yang menjadi unsur pendukung dalam pembangunan sistem. Unsur-unsur tersebut adalah : 1. Administrator data yaitu unsur yang mengelola data penjualan barang dan pemasaran. 2. Data penjualan barang itu sendiri yang meliputi periode penjualan ( bulan dan tahun ) dan jumlah penjualan buku. 3. Unsur manajemen sebagai penentu kebijakan dalam pengambilan keputusan dalam peramalan produksi dan pemilihan daerah pemasaran. Dengan demikian, maka sasaran akhir yang menjadi tujuan dari pengembangan sistem ini adalah sistem mampu memberikan gambaran bagi manager dalam menentukan peramalan penjualan barang pada periode tertentu dan perencanaan pemilihan daerah pemasaran. Dengan penggambaran tersebut, maka manager dapat memutuskan ketersedian barang minimum pada periode tertentu. Sistem pendukung keputusan peramalan penjualan barang merupakan suatu sistem yang berguna untuk membantu pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan. Sistematika pemecahan masalah dimulai dari ide dasar perkembangan pengambilan keputusan. Analisis ini kemudian dikaitkan dengan permasalahan para pengambil keputusan berdasarkan tinjauan beberapa elemen-elemen keputusan dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia

melalui pendekatan suatu model pengambilan keputusan. Dalam perancangan sistem pendukung keputusan ini, dibutuhkan antara lain: 1. Model Model Sistem Pendukung Keputusan peramalan penjualan barang ini menggunakan metode peramalan Trend Moment dan metode Analytical Hierarchy Process ( AHP ) untuk pemilihan daerah pemasaran. 2. Data Data yang diperlukan oleh sistem adalah pola data penjualan buku perbulan dan pemilihan daerah pemasaran . Adapun metoda pemodelan data menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) atau Diagram Hubungan Entitas. 3. Proses-Proses Untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi pada sistem ini, perlu dibuat Data Flow Diagram (DFD) atau Diagram Aliran Data (DAD). 4. Antar Muka Pengguna (User Interface) Sistem ini memerlukan antar muka pengguna sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan sistem. Interaksi dapat berbentuk pemasukan data ke sistem atau menampilkan output kepada pengguna atau dapat juga keduanya. Sebelum melakukan rancang bangun sistem pendukung keputusan, ada beberapa tahapan yang perlu dilalui. Dengan melakukan tahapantahapan untuk mencapai pendukung hasil yang telah ditetapkan dalam sistem

keputusan diharapkan akan menghasilkan sistem seperti yang

diharapkan.

3.2. Pemodelan Salah satu alternatif solusi yang dikembangkan untuk prediksi penjualan barang pada periode tertentu dan pemilihan daerah pemasaran adalah dengan merancang dan membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan. Pemodelan yang digunakan dalam Sistem Pendukung Keputusan untuk melakukan perhitungan-perhitungan prediksi sehingga mampu menghasilkan nilai akhir yang dapat memberikan gambaran kepada manager dalam proses pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan peramalan penjualan barang dan pemilihan daerah pemasaran yang dibangun seperti terlihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.

Data Internal : * Data Penjualan Buku * Data Daerah Pemasaran

E K S T R A K S I

Basis Data SPK

Basis Model SPK

* Model Trend Moment * Model AHP

Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Model

Dialog Layar Terminal : text * Form data Penjualan Buku * Form data Pemasaran * Form Perhitungan Peramalan Penjualan Buku * Form Perhitungan Data Pemasaran * Form Pelaporan Hasil Analisis Peramalan * Form Pelaporan Hasil Analisis Pemasaran

Komputer

User

Gambar 1. Sistem Pendukung Keputusan Peramalan Penjualan Barang dan Pemilihan Daerah Pemasaran 3.3. Sumber Data 3.3.1. Data Internal Data Internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi, untuk mendukung sistem pendukung keputusan. Dalam penelitian ini data internal merupakan data yang berasal dari TB.Andi Star untuk mendukung sistem pendukung keputusan yaitu : data penjualan buku dan data pemasaran. Adapun data yang digunakan dalam peramalan penjualan barang adalah menggunakan pola data penjualan buku per periode (bulan) yang diambil dari data penjualan barang pada sistem informasi penjualan barang TB.Andi Star. 3.3.2. Data Ekstraksi

Data Ekstraksi adalah data yang dilakukan untuk menghasilkan basis data sistem pendukung keputusan dari data internal. Selanjutnya basis data tersebut akan digunakan untuk mengolah sistem pendukung keputusan. Pengelolaan basis data yang digunakan untuk mengolah sistem pendukung keputusan ini disebut manajemen sistem basis data (MSBD). 3.4. Model Sistem Pendukung Keputusan Model sistem pendukung keputusan peramalan penjualan barang dan pemilihan daerah pemasaran menggunakan dua pemodelan yaitu model trend moment untuk peramalan penjualan barang dan model analytical hierarchy

process (AHP) untuk pemilihan daerah pemasaran. Dari kedua model tersebut akan mengkombinasikan berbagai informasi dari pihak manajemen. Hal ini memberi pengertian bahwa prioritas pengambilan keputusan yang diutamakan yaitu peramalan penjualan barang. Sedangkan faktor lain yang sangat berpengaruh dalam peramalan penjualan barang adalah perencanaan pemilihan daerah pemasaran. Baik parameter penilaian peramalan penjualan barang maupun pemilihan daerah pemasaran masing-masing memiliki elemen-elemen yang harus dinilai, yang diwujudkan sebagai model-model evaluasi. Hasil penilaian dari masing-masing nilai dibentuk suatu model pada sistem ini secara kumulatif sebagai output hasil penilaian. Gabungan antara hasil penilaian peramalan penjualan barang dan pemilihan daerah pemasaran ini selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan akhir dalam menentukan sebuah keputusan bagi pengambil kebijakan. 3.4.1. Model Trend Moment Untuk Analisis Peramalan Penjualan Barang.

Perancangan proses untuk sistem pendukung keputusan menggunakan contoh kasus penyelesaian masalah dengan mengambil contoh penjualan barang khusus buku komputer yang telah dikelompokkan menurut bidangnya. Pada peramalan penjualan barang ini mengambil contoh kelompok barang bidang buku database. Di bawah ini adalah tabel penjualan buku Database pada bulan januari 2007 sampai dengan dengan bulan desember 2008.

Tabel 1. Penjualan buku Database Periode Waktu Tahun Jumlah Penjualan Buku Januari 2007 21 Februari 2007 14 Maret 2007 21 April 2007 14 Mei 2007 6 Juni 2007 20 Juli 2007 14 Agustus 2007 4 September 2007 10 Oktober 2007 11 November 2007 12 Desember 2007 3 Januari 2008 9 Februari 2008 14 Maret 2008 12 April 2008 13 Mei 2008 8

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008

13 11 8 9 10 4 21

Bila menggunakan metode trend moment dengan rumus dibawah ini, maka dapat disusun tabel perhitungan seperti pada tabel 2. dibawah ini : XiYi n ( Xibar ) ( Yibar ) b = Xi - n ( Xibar ) a = Yibar b ( Xibar ) ....................................................................... (5) ............................................... (4)

Tabel 3.2. Perhitungan Metode Trend Moment.


Periode Waktu Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Tahun 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 Xi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jmh Penjualan Buku ( Yi ) 21 14 21 14 6 20 14 4 10 11 12 3 9 14 12 13 8 XiYi 21 28 63 56 30 120 98 32 90 110 132 36 117 196 180 208 136 Xi 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 144 169 196 225 256 289

Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total ( ) Rata-rata

2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008

18 19 20 21 22 23 24 300 12.5

13 11 8 9 10 4 21 282 11.75

234 209 160 189 220 92 504 3261

324 361 400 441 484 529 576 4900

XiYi n ( Xibar ) ( Yibar ) b = Xi - n ( Xibar ) 3261 24 (12.5) (11.75) b = 4900 b = - 0.229 a = Yibar b ( Xibar ) 24 (12.5 ) .................................................................... (5) ...................... (4)

a = 11.75 (- 0.229 ) (12.5) a = 14.6125 Persamaan Trend : Y = a + bx Y = 14.6125 + ( - 0.229 )x Nilai Trend pada bulan Januari 2009 : Y = 14.6125 + (- 0.229 ) ( 25 ) Y = 9.1165 Apabila hasil tersebut dipengaruhi oleh indeks musim, dengan menggunakan rumus perhitungan indeks musim maka akan diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
R a tara ta P e rm in ta a n B u la n T e rte n tu R a tara ta P e rm in ta a n P e rB u la n -

In d e k s M u s im =

Keterangan :

Rata-rata permintaan bulan tertentu diambil dari data permintaan actual penjualan buku pada periode januari 2007 yaitu 21 buku dan bulan januari 2008 sebesar 9 buku, sehingga akan diperoleh hasil sebesar : 15 buku.

Rata-rata permintaan perbulan adalah : 11,75 Sehingga indeks musim diperoleh hasil sebagai berikut : 15 = 1,276 11,75

Indeks Musim =

Sehingga untuk mendapatkan hasil ramalan akhir setelah dipengaruhi oleh indeks musim digunakan perhitungan rumus sebagai berikut : Y* = Indeks Musim x Y

Y* = 1,276 x 9,1165 Y* = 11,632 Nilai ramalan penjualan buku pada bulan januari 2009 setelah dikoreksi dengan indeks musim sebesar 11 buku, dimana nilai ramalan merupakan nilai pembulatan. 3.4.2. Model Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Analisis Daerah Pemasaran. Pada perencanaan pemilihan daerah pemasaran dengan mengklasifikasikan variabel-variabel yang menentukan pengambilan keputusan pemasaran yaitu : Harga (Price), Produk (Product), Tempat (Place), Promosi (Promotion). Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang diterapkan pada pemilihan daerah pemasaran dibatasi sampai dengan tingkat hirarki ke empat. Masing-masing variabel / kriteria keputusan mempunyai kriteria intensitas ( sub kriteria )

10

yang didasarkan pada respon yang akan diberikan oleh daerah pemasaran yang akan dipilih. Empat kriteria ( Variabel ) untuk model analisis daerah pemasaran tersebut yaitu : 1. Harga ( Price ) yaitu mempertimbangkan tingkat daya beli sebuah daerah terhadap produk yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Kriteria ini memiliki sub-kriteria : Mahal, Sedang, Murah. 2. Produk ( Product ) yaitu mempertimbangkan tingkat minat suatu daerah terhadap produk yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Kriteria ini memiliki sub-kriteria : Tinggi, Sedang, Rendah. 3. Tempat ( Place ) yaitu mempertimbangkan tingkat kesukaran dalam mencari tempat di suatu daerah yang akan menyediakan tempat untuk menyalurkan produk dari perusahaan ke pemakai. Kriteria ini memiliki sub-kriteria : Susah, Sedang, Mudah 4. Promosi ( Promotion ) yaitu mempertimbangkan tingkat biaya yang dihabiskan untuk melakukan promosi produk perusahaan di suatu daerah. Kriteria ini memiliki sub-kriteria : Mahal, Sedang, Murah. Penentuan status untuk masing-masing kriteria dapat dibantu dengan melakukan survei, polling, uji coba produk ke setiap pasar / daerah pemasaran yang akan di analisa dan dapat juga dengan memanfaatkan data-data yang ada pada lembagalembaga pemerintahan yang dinilai berhubungan. Selanjutnya sistem komputer menerima masukan data kondisi masingmasing pasar/daerah pemasaran yang akan dipilih sesuai dengan batasan intensitas kriteria ( disebut juga Sub kriteria) yang telah ditetapkan diatas. Input

11

data pasar tersebut akan dijadikan basis data bagian perencanaan pemilihan daerah pemasaran. Sistem komputer akan memberikan keluaran berupa prioritas untuk masing-masing data pasar. Analisa prioritas yang diberikan oleh sistem komputer bukan merupakan keputusan final, keputusan final tetap berada pada pembuat keputusan. Struktur Hirarki AHP pada analisa daerah pemasaran dapat dilihat pada gambar 2. berikut ini.
M emilih D aerah Pemasaran

H arga

Produk

Tempat

Promosi

M h

M r

Su

M d

M h

M r

A lternatif

A lternatif

...

A lternatif ke n

Gambar 2. Struktur Hierarkhi Proses AHP Keterangan : T : Tinggi Md : Mudah S : Sedang Su : Susah R : Rendah Mr : Murah Mh : Mahal

Pada struktur hierarki proses pemilihan daerah pemasaran tersebut diatas, yang menjadi sasaran / goal adalah memilih daerah pemasaran yang akan dijadikan dasar untuk membuka toko baru. Adapun kriteria-kriteria yang diperlukan sesuai dengan variabel pemasaran seperti yang telah dijelaskan bab sebelumnya adalah harga, produk,tempat dan promosi. Sedangkan kriteria

12

dirinci lagi menjadi sub kriteria yaitu tinggi, sedang, rendah, mudah, susah, murah dan mahal. Tingkatan paling dasar dari hierarki adalah alternatif. Alternatif-alternatif ini yang akan menentukan pilihan yang terbaik di antara alternatif-alternatif lainnya untuk mencapai sasaran/tujuan. Contoh dalam penelitian ini adalah alternatif nama daerah/kota pemasaran yang akan dijadikan tempat untuk membuka toko baru. Sebagai contoh adalah ada tiga kota yang akan dijadikan untuk membuka toko baru yaitu Purwokerto. Dari hasil penelitian melalui survei dan wawancara pada bagian pemasaran TB.Andi Star ini maka diperoleh hasil sebagai berikut Pemasaran TB.Andi ). 1. Harga merupakan variabel yang mengukur besar uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah produk, termasuk potongan harga. Harga juga menjadi dasar untuk mempertimbangkan tingkat daya beli sebuah daerah terhadap produk yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Khusus buku-buku teks komputer penerbit Andi harga masih berada kisaran dibawah Rp. 150.000,00 . Berikut ini adalah rincian kategori harga mahal, sedang dan murah. Harga dengan kategori Mahal berkisar antara diatas ( Sumber : Bagian Semarang, Solo dan

Rp.80.000,00 sd Rp 150.000,00 Harga dengan kategori Sedang berkisar antara Rp. 45.000,00 sd Rp.80.000.00 Harga dengan kategori Murah adalah dibawah Rp 45.000,00

13

Dari ketentuan kisaran harga tersebut diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa, harga dengan intensitas mahal diberi nilai paling kecil, begitu juga dengan intensitas murah. Hal ini dikarenakan decision maker menganggap bahwa harga yang mahal akan sulit dijangkau oleh konsumen, begitu juga dengan harga murah akan dianggap produk tersebut berkualitas rendah. Sesuai dengan AHP, nilai perbandingan kriteria dan intensitas yang dimaksudkan yaitu bernilai 1 9 yang merupakan skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. ( Saaty, 1998 ) 2. Produk menjadi dasar pertimbangkan tingkat minat suatu daerah terhadap produk yang akan ditawarkan oleh perusahaan. Produk merupakan kombinasi dari kualitas barang dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan pada konsumennya. Buku-buku teks penerbit Andi

mempunyai kualitas dan kwantitas yang sangat baik, hal ini dapat dilihat dari isi buku, pengarang, tata bahasa, penanggung jawab dan hak cipta termasuk didalamnya adalah keragaman produk, dan desain buku. Produk sangat berpengaruh terhadap harga. Sehingga besar kecilnya harga sekaligus merupakan besar kecilnya sebuah produk. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kategori harga mahal, sedang, murah sama dengan nilai produk tinggi, sedang dan rendah. Berikut adalah rincian kategori produk tinggi, sedang dan rendah. Produk dengan kategori Tinggi berkisar antara diatas Rp. 80.000,00 sd Rp.150.000.00

14

Produk dengan

kategori Sedang berkisar

antara diatas

Rp.45.000,00 sd Rp 80.000,00 Produk dengan kategori Rendah adalah dibawah Rp 45.000,00

Dari ketentuan produk tersebut diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa, tinggi rendahnya nilai intensitas pada kriteria produk tergantung pada tingkat minat konsumen terhadap produk yang akan dibeli. Sesuai dengan AHP, nilai perbandingan kriteria dan intensitas yang dimaksudkan yaitu bernilai 1 9 yang merupakan skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat . ( Saaty, 1998 ) 3. Tempat digunakan untuk mempertimbangkan tingkat kesukaran dalam mencari tempat di suatu daerah yang akan menyediakan tempat untuk menyalurkan produk dari perusahaan ke pemakai, dengan kata lain kegiatan perusahaan yang mengakibatkan sampainya barang yang diproduksi kepada konsumen. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kategori tempat susah, sedang, mudah adalah sebagai berikut. Tempat dengan kategori Susah adalah berjarak tempuh lebih dari 1 kilometer. Tempat dengan kategori Sedang adalah berjarak tempuh antara 300 meter sd 1 kilometer. Tempat dengan kategori Mudah adalah berjarak tempuh kurang dari 300 meter. Dari ketentuan tempat tersebut diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa, tinggi rendahnya nilai intensitas pada kriteria agen tergantung pada tingkat kesukaran (susah) dalam mencari agen untuk menyalurkan produk dari

15

perusahaan ke konsumen. Sesuai dengan AHP, nilai perbandingan kriteria dan intensitas yang dimaksudkan yaitu bernilai 1 9 yang merupakan skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat . ( Saaty, 1998 ) 4. Promosi digunakan dasar dalam mempertimbangkan tingkat biaya yang dihabiskan untuk melakukan promosi produk perusahaan di suatu daerah. Tujuan promosi ini adalah mempertemukan / memperkenalkan produk yang dibuat dengan konsumen yang membutuhkan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kategori promosi mahal, sedang, murah adalah sebagai berikut. Promosi dengan kategori Mahal dengan biaya diatas/lebih dari 15 juta. Promosi dengan kategori Sedang dengan biaya antara 5 juta sd 15 juta. Promosi dengan kategori Murah dengan biaya dibawah 5 juta.

Dari ketentuan promosi tersebut diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa, tinggi rendahnya nilai intensitas pada kriteria promosi tergantung pada tingkat biaya atau besarnya promosi yang dihabiskan oleh perusahaan dalam mempromosikan produknya. Pada proses analisis pemilihan daerah pemasaran ini menggunakan model AHP, maka nilai yang digunakan adalah berdasarkan nilai skala kepentingan yaitu 1- 9 seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Nilai perbandingan ini merupakan skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. (Saaty, 1998 ). Sesuai dengan AHP pada perbandingan kriteria ini, pengguna

16

dapat memasukkan nilai perbandingan di semua komponen perbandingan antar kriteria ( kecuali perbandingan antar kriteria yang sama ). Nilai perbandingan kriteria ini juga memperbolehkan pengguna untuk memasukkan nilai pecahan dengan nilai terkecil 1/9 ( 0.111 ).

Adapun langkah-langkah penyelesaian yang harus dilakukan untuk memilih daerah pemasaran dengan metode AHP adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Prioritas Kriteria Langkah yang harus dilakukan dalam menentukan prioritas kriteria yaitu : a. Membuat matriks perbandingan berpasangan ( Pairwise Comparison) Pada tahap ini dilakukan penilaian perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Nilai skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai perbandingan kriteria yang dimaksudkan yaitu bernilai 1-9 dan sesuai Aksioma Resiprokal maka nilai perbandingan kriteria (harga dan produk) adalah bersifat resiprokal, maksudnya jika harga berbanding produk bernilai 1 maka produk berbanding harga adalah kebalikkannya begitu juga dengan kriteria lainya dengan cara yang sama. Hasil penilaian seperti pada tabel 3.3 dibawah ini. Tabel 3.3. Matriks Pairwise Comparison Harga Produk Tempat Harga 1 0.5 0.5 Produk 2 1 0.5 Tempat 2 2 1 Promosi 3 2 2

17

Promosi Jumlah

0.33 2.33

0.5 4

0.5 5.5

1 8

Dari elemen tabel tersebut diatas dijelaskan sebagai berikut : Angka 1 pada baris harga dan kolom harga artinya bahwa kedua elemen tersebut sama pentingnya Angka 2 pada baris harga dan kolom produk artinya bahwa harga dan produk ada dua kompromi diantara 2 pilihan tersebut. Angka 3 pada baris harga dan kolom promosi artinya harga sedikit lebih penting 3 kali dari promosi. Sedangkan angka 0.5 pada baris produk dan kolom harga merupakan hasil perhitungan 1/nilai ( 1 dibagi n ) pada baris harga dan kolom produk yaitu 2 sehingga diperoleh = 0.5 Angka-angka yang lain diperoleh dengan cara yang sama. Pada dasarnya proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. AHP memiliki banyak keunggulan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah dapat digambarkan secara hierarki sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlihat dalam pengambilan keputusan. Pada penilaian kriteria dan intensitas dengan memberikan nilai perbandingan 1-9 tersebut peran decision maker sangat berpengaruh, karena nilainilai tersebut merupakan nilai perbandingan berpasangan yang mempunyai elemen-elemen pendukung untuk mengekspresikan pendapat. Dimana keputusan akhir berada pada pihak-pihak pengambil keputusan dengan segala

pertimbangannya.

18

b. Membuat matriks nilai kriteria Matriks ini diperoleh dengan cara sebagai berikut : Nilai baris kolom = Nilai baris-kolom lama pada ( Tabel 3.3 ) dibagi Jumlah masing-masing kolom lama ( Tabel 3.3 ). Nilai pada kolom jumlah diperoleh dari penjumlahan pada setiap barisnya. Nilai pada kolom prioritas diperoleh dari nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria, dalam penelitian ini jumlah kriteria adalah 4. Hasil perhitungan seperti pada tabel 3.4. dibawah ini. Harga 0.43 0.21 0.21 0.14 Tabel 3.4. Matriks Nilai Kriteria Produk Tempat Promosi 0.50 0.36 0.37 0.25 0.36 0.25 0.12 0.18 0.25 0.12 0.09 0.12 Jumlah 1.66 1.07 0.76 0.47 Prioritas 0.41 0.27 0.19 0.12

Harga Produk Tempat Promosi

b. Membuat matriks pennjumlahan setiap baris Matriks ini diperoleh dengan cara sebagai berikut : Nilai pada baris kolom baru diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut (Tabel 3.4) dikalikan dengan nilai baris kolom pada (Tabel 3.3 ). Nilai pada kolom jumlah diperoleh dengan menjumlahkan nilai pada masing-masing baris pada tabel tersebut. Hasil perhitungan seperti pada tabel 3.5 dibawah ini. Tabel 3.5. Matriks Penjumlahan Setiap baris Harga Produk Tempat Promosi 0.41 0.54 0.38 0.36 Jumlah 1.69

Harga

19

Produk Tempat Promosi c.

0.20 0.20 0.13

0.27 0.13 0.13

0.38 0.19 0.09

0.24 0.24 0.12

1.09 0.76 0.47

Menentukan Rasio Konsistensi

Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi ( CR ) <= 0.1 seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Jika ternyata nilai CR lebih besar dari 0.1 maka matriks perbandingan berpasangan (Pairwise Comparison ) harus diperbaiki. Hasil perhitungan nilai jumlah pada (Tabel 3.5) dan nilai prioritas pada (Tabel 3.4) dapat digunakan untuk membuat tabel perhitungan rasio konsistensi. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.6 dibawah ini. Tabel 3.6. Perhitungan Rasio Konsistensi Jumlah per baris Prioritas Harga 1.69 0.41 Produk 1.09 0.27 Tempat 0.76 019 Promosi 0.47 0.12 Dari Tabel 3.6. diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah kriteria ( n ) : 4 Jumlah dari nilai-nilai hasil : 5 maks = jumlah / n yaitu : 1.25 Nilai Consistency Index ( CI ) = (( maks n ) / n - 1 ) yaitu : - 0.91 Nilai Consistency Ratio ( CR ) = CI / IR yaitu : - 1.01 Oleh karena CR <= 0.1 , maka rasio konsistensi dari perhitungan tersebut dapat diterima. Hasil 2.1 1.36 0.95 0.59

20

2. Menentukan Prioritas Subkriteria. Penghitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-sub dari semua kriteria. Dalam hal ini, terdapat empat kriteria yang berarti akan ada 4 perhitungan prioritas subkriteria.

a. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Harga. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria harga adalah sebagai berikut : Membuat matriks perbandingan berpasangan (Pairwise

Comparison) . Hasil dari matriks perbandingan berpasangan Kriteria Harga seperti pada Tabel 3.7 dibawah ini. Tabel 3.7. Matriks Pairwise Comparison Mahal Sedang Murah Mahal 1 3 5 Sedang 0.33 1 3 Murah 0.2 0.33 1 Jumlah 1.53 4.33 9 Membuat matriks nilai kriteria. Pada matriks nilai kriteria harga terdapat kolom tambahan yaitu kolom prioritas subkriteria. Hasil perhitungan seperti pada ( Tabel 3.8 ) dibawah ini. Tabel 3.8. Matriks Nilai Kriteria Harga Mahal Sedang Murah Jumlah Prioritas Mahal 0.65 0.69 0.55 1.89 0.63 Prioritas Subkriteria 1

21

Sedang Murah

0.21 0.13

0.23 0.07

0.33 0.11

0.77 0.31

0.25 0.10

0.39 0.15

Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini diperoleh dengan cara sebagai berikut : Nilai pada baris kolom baru diperoleh dari nilai prioritas pada baris tersebut (Tabel 3.8) dikalikan dengan nilai baris kolom pada (Tabel 3.7 ). Nilai pada kolom jumlah diperoleh dengan

menjumlahkan nilai pada masing-masing baris pada tabel tersebut. Hasil perhitungan seperti pada tabel 3.9 dibawah ini. Tabel 3.9. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Harga. Mahal Sedang Murah Mahal 0.63 0.20 0.12 Sedang 0.78 0.25 0.08 Murah 0.5 0.3 0.1 Jumlah 1.91 0.75 0.3

Menentukan Rasio Konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.10 dibawah ini. Tabel 3.10. Penghitungan Rasio Konsistensi Jumlah per baris Prioritas Hasil Mahal 1.91 0.63 2.54 Sedang 0.75 0.25 1 Murah 0.3 0.10 0.4

Dari Tabel 3.10. diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :

22

Jumlah kriteria ( n ) : 3 Jumlah dari nilai-nilai hasil : 3.94 maks = jumlah / n yaitu : 1.31 Nilai Consistency Index ( CI ) = (( maks n ) / n - 1 ) yaitu :- 0.84 Nilai Consistency Ratio ( CR ) = CI / IR yaitu : - 1.45

b. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Produk Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria produk adalah sebagai berikut : Membuat matriks perbandingan berpasangan (Pairwise

Comparison). Hasil dari matriks perbandingan berpasangan Kriteria produk seperti pada Tabel 3.11 dibawah ini. Tabel 3.11. Matriks Pairwise Comparison Tinggi Sedang Rendah Tinggi 1 2 6 Sedang 0.5 1 2 Rendah 0.16 0.5 1 Jumlah 1.66 3.5 9 Membuat matriks nilai kriteria. Pada matriks nilai kriteria produk terdapat kolom tambahan kolom prioritas subkriteria. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.12 dibawah ini.

23

Tinggi Tinggi Sedang Rendah 0.60 0.30 0.09

Tabel 3.12. Matriks Nilai Kriteria Produk Sedang Rendah Jumlah Prioritas 0.57 0.28 0.14 0.66 0.22 0.11 1.83 0.8 0.34 0.61 0.26 0.11

Prioritas Subkriteria 1 0.42 0.18

Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Matriks ini diperoleh dengan cara yang sama seperti pada langkahlangkah penyelesaian menentukan matriks penjumlahan setiap baris kriteria harga. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.13 dibawah ini.

Tabel 3.13. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Produk Tinggi Sedang Rendah Jumlah Tinggi 0.61 0.52 0.66 1.79 Sedang 0.30 0.26 0.24 0.8 Rendah 0.09 0.13 0.11 0.33 Menentukan Rasio Konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.14 dibawah ini. Tabel 3.14. Penghitungan Rasio Konsistensi Jumlah per baris Prioritas Hasil 1.79 0.61 2.4 0.8 0.26 1.06 0.33 0.11 0.44

Tinggi Sedang Rendah

Dari Tabel 3.14. diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah kriteria ( n ) : 3 Jumlah dari nilai-nilai hasil : 3.9

24

maks = jumlah / n yaitu : 1.3 Nilai Consistency Index ( CI ) = (( maks n ) / n 1 ) yaitu : - 0.85 Nilai Consistency Ratio ( CR ) = CI / IR yaitu : - 1.46

c. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Tempat Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria tempat sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria harga. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Membuat matriks perbandingan berpasangan (Pairwise

Comparison). Hasil dari matriks perbandingan berpasangan kriteria tempat seperti pada Tabel 3.14 dibawah ini. Tabel 3.14. Matriks Pairwise Comparison Susah Sedang Mudah Susah 1 3 4 Sedang 0.33 1 3 Mudah 0.25 0.33 1 Jumlah 1.58 4.33 8 Membuat matriks nilai kriteria. Pada matriks nilai kriteria tempat terdapat kolom tambahan yaitu kolom prioritas subkriteria. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.15 dibawah ini. Tabel 3.15. Matriks Nilai Kriteria Tempat Susah Sedang Mudah Jumlah Prioritas Susah Sedang 0.63 0.20 0.69 0.23 0.5 0.37 1.82 0.8 0.60 0.26 Prioritas Subkriteria 1 0.43

25

Mudah

0.15

0.07

0.12

0.34

0.11

0.18

Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.16 dibawah ini.

Tabel 3.16. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Tempat. Susah Sedang Mudah Jumlah Susah 0.60 0.78 0.44 1.82 Sedang 0.19 0.26 0.33 0.78 Mudah 0.15 0.08 0.11 0.34 Menentukan Rasio Konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.17 dibawah ini. Tabel 3.17. Penghitungan Rasio Konsistensi Susah Sedang Mudah Jumlah per baris 1.82 0.78 0.34 Prioritas 0.60 0.26 0.11 Hasil 2.42 1.04 0.45

Dari Tabel 3.17. diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah kriteria ( n ) : 3 Jumlah dari nilai-nilai hasil : 3.91 maks = jumlah / n yaitu :1.30 Nilai Consistency Index ( CI ) = (( maks n ) / n -1 ) yaitu : - 0.85 Nilai Consistency Ratio ( CR ) = CI / IR yaitu : - 1.46

d. Menghitung prioritas subkriteria dari kriteria Promosi

26

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung prioritas subkriteria dari kriteria promosi sama dengan yang dilakukan dalam perhitungan prioritas subkriteria dari kriteria harga. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : Membuat matriks perbandingan berpasangan (Pairwise

Comparison) . Hasil dari matriks perbandingan berpasangan kriteria promosi seperti pada Tabel 3.18 dibawah ini. Tabel 3.18. Matriks Pairwise Comparison Mahal Sedang Murah Jumlah Mahal 1 0.5 0.2 1.7 Sedang 2 1 0.5 3.5 Murah 5 2 1 8

Membuat matriks nilai kriteria. Pada matriks nilai kriteria tempat terdapat kolom tambahan yaitu kolom prioritas subkriteria. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.19 dibawah ini. Tabel 3.19. Matriks Nilai Kriteria Promosi Mahal Sedang 0.61 0.28 0.14 Murah 0.62 0.25 0.12 Jumlah 1.81 0.82 0.37 Prioritas 0.60 0.27 0.12 Prioritas Subkriteria 1 0.45 0.2

Mahal Sedang Murah

0.58 0.29 0.11

Menentukan matriks penjumlahan setiap baris Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.20 dibawah ini.

27

Tabel 3.20. Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Promosi Mahal Sedang Murah Mahal 0.60 0.14 0.12 Sedang 0.54 0.27 0.13 Murah 0.6 0.24 0.12 Jumlah 1.74 0.65 0.37

Menentukan Rasio Konsistensi Penghitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi (CR) <= 0.1. Hasil perhitungan seperti pada Tabel 3.21 dibawah ini. Tabel 3.21. Penghitungan Rasio Konsistensi Mahal Sedang Murah Jumlah per baris 1.74 0.65 0.37 Prioritas 0.60 0.27 0.12 Hasil 2.34 0.92 0.49

Dari Tabel 3.21 diperoleh nilai-nilai sebagai berikut : Jumlah kriteria ( n ) : 3 Jumlah dari nilai-nilai hasil : 3.75 maks = jumlah / n yaitu : 1.25 Nilai Consistency Index ( CI ) = (( maks n ) / n -1 ) yaitu : - 0.87 Nilai Consistency Ratio ( CR ) = CI / IR yaitu : - 1.5

3. Menghitung Hasil. Prioritas hasil perhitungan pada langkah 1 dan 2 dapat diperoleh matrik hasil seperti pada tabel 3.22 dibawah ini. Tabel 3.22. Matrik Hasil

28

Harga 0.41 Mahal 1 Sedang 0.39 Murah 0.15

Produk 0.27 Tinggi 1 Sedang 0.42 Rendah 0.18

Tempat 0.19 Susah 1 Sedang 0.43 Mudah 0.18

Promosi 0.12 Mahal 1 Sedang 0.45 Murah 0.2

Sebagai contoh data daerah pemasaran dari 3 kota seperti pada tabel 3.23 dibawah ini.

Tabel 3.23. Nilai Kota Pemasaran Solo Semarang Purwokero Harga Mahal Mahal Mahal Produk Tinggi Tinggi Tinggi Tempat Sedang Sedang Mudah Promosi Sedang Mahal Murah

Maka hasil akhir seperti pada tabel 3.24 dibawah ini. Harga 1 1 1 Tabel 3.24. Hasil Akhir Produk Tempat 1 0.43 1 0.43 1 0.18 Promosi 0.45 1 0.2 Total 2.88 3.43 2.38

Solo Semarang Purwokerto

Nilai total digunakan sebagai dasar untuk merangking memilih daerah pemasaran. Semakin besar nilainya maka semakin baik untuk dipilih sebagai daerah pemasaran dan dapat dijadikan dasar untuk membuka toko baru.

B. PERANCANGAN BASIS DATA 1. Perancangan Basis Data

29

Beberapa aturan bisnis ( bussiness rules ) mengenai relasi antar entitas dalam rancangan basis data Sistem Pendukung Keputusan ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan aturan bisnis yang dijelaskan diatas, maka dapat digambarkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram (ERD) / Diagram Hubungan Entitas ditunjukan pada gambar berikut 3.3. dibawah ini.
Admin 1 Memilih 1 Mengisi M Kriteria 1 Mempunyai M Sub_Kriteria

1 Mencakup

M Kelompok_Buku 1 Mengalami
M

M Penjualan_Buku 1 Memenuhi 1
Penjualan _Pilihan

Nilai_Pemasaran

Menghasilkan

Nilai Peramalan

Gambar 1. ERD Ssistem Pendukung Keputusan Peramalan Penjualan Barang & Pemilihan Daerah Pemasaran

30

Nm aa
I _Am D d in

_Am d in
Ps wr as od

N o

I D _Am d in

Nm aa

_K eia r r it

P ra r it s io Am d in 1 Mgi e is n M K eia r r it 1

M pna e uy i m

N o

I _ Am D di n

Nm aa

_ K ea r r it i Nm aa _Sb u _Kt ra re i i

M Sb u _K e r r it ia 1

P ra r it s io Sb u _P r a r it s io

M ckp e au n

N o I _Am D d in
Ni i la

M
_Pm a n ea r sa

Hr a ag P dk r u o Tm t ep a Pmi r o o s

Nm aa

_Kt o a Tt l o a

Gambar 2. ERD Sistem Pendukung Keputusan untuk Pemilihan Daerah Pemasaran (Pressman, 2002) 2. Tabel Basis Data Berdasarkan relasi di atas, database yang dikembangkan terdiri dari basis data untuk peramalan penjualan barang dan pemilihan daerah pemasaran. Berikut adalah rincian tabel basis data sebagai berikut : Tabel 2.1. Tabel Admin Nama Field ID_Admin Nama_Admin Password Tipe data Int Var char Var char Ukuran 2 50 50 Keterangan Primary key

Tabel 2.2. Tabel Kelompok Buku Nama Field Tipe data ID_Kelp_Buku Int Nama_Kelp_Buku Var char Ukuran 2 30 Keterangan Primary key

Tabel 2.3. Tabel Penjualan Buku

31

Nama Field Nomor ID_Kelp_Buku Bulan Tahun Jumlah_Penjualan

Tipe data Int int Var char int int

Ukuran 3 2 10 4 3

Keterangan Primary key

Tabel 2.4. Tabel Penjualan Pilihan Nama Field Nomor ID_Admin ID_Kelp_Buku Bulan Tahun Xi Yi XiYi Xi_kuadrat Tipe data Int Int Int Var char Int Int Int Int Int Ukuran 11 2 2 10 4 3 3 3 3 Keterangan Primary Key

Tabel 2.5. Tabel Nilai Peramalan Nama Field Tipe data Ukuran Nomor Int 11 Id_Admin Int 2 Id_Kelp_Buku Int 2 Jum_Xi Int 6 Jum_Yi Int 6 Jum_XiYi Int 11 Jum_Xi kuadrat Int 11 Nilai_X Int 3 Nilai_Y Int 3 Rata_Jum_Xi Double Rata_Jum_Yi Double Nilai_a Var char 6 Nilai_b Var char 6 Indeks_Musim Double Hasil_Akhir Int 11 Nilai_Bulan_Ramalan Int 11 Bulan_Ramalan Var char 11 Tahun_Ramalan int 4

Keterangan Primary Key

Perancangan basis data untuk PemilihanDaerah Pemasaran

32

Tabel 3.6. Tabel Kriteria Nama Field Nomor Id_Admin Nama_Kriteria Prioritas Tipe data Int Int Var char Double Ukuran 11 2 10 Keterangan Primary key

Tabel 3.7. Tabel Sub_Kriteria Nama Field Nomor ID_Admin Nama_Kriteria Nama_SubKriteria Prioritas Sub_Prioritas Tipe data Int Int Var char Var char Double Double Ukuran 11 2 7 10 Keterangan Primary key

Tabel 3.8. Tabel Nilai Pemasaran Nama Field Nomor ID_Admin Nama_kota Harga Produk Tempat Promosi Total Tipe data Int Int Var char Var char Var char Var char Var char Double Ukuran 3 2 50 4 4 4 4 Keterangan Primary key

3. Perancangan Dialog AntarMuka 3.1. Perancangan Antarmuka Menu Login

33

Gambar 3.1. Rancangan Form Menu Login SPK Peramalan Penjualan Barang & Pemilihan Daerah Pemasaran 3.2. Perancangan Antarmuka Menu Utama.

Gambar 3.12. Rancangan Form Menu Utama 3.2.1. Perancangan Antarmuka Input Rancangan Form Data Kelompok Buku.

Gambar Rancangan Form Data Kelompok Buku Rancangan Form Data Penjualan Buku

34

Gambar Rancangan Form Data Penjualan Buku Rancangan Form Analisis Trend Moment

Gambar Rancangan Form Analisis Trend Moment Rancangan Form Pemilihan Daerah Pemasaran

Gambar Rancangan Form Nilai Kepentingan Kriteria untuk Pemilihan Daerah Pemasaran

35

Sedangkan untuk rancangan form nilai kepentingan sub kriteria dijabarkan menurut masing-masing kriteria. Gambar dibawah ini adalah rancangan form nilai kepentingan sub kriteria Harga.

Gambar Rancangan Form Nilai Kepentingan Sub Kriteria Harga

Rancangan Form Grafik Peramalan Penjualan Barang

Gambar Rancangan Form Grafik Peramalan Penjualan Barang

36

Rancangan Form Grafik Pemilihan Daerah Pemasaran

Gambar Rancangan Form Grafik Pemilihan Daerah Pemasaran

3.6.4. Perancangan Antarmuka Output.

Gambar Rancangan Form Laporan Hasil Peramalan

37

Rancangan Form Pelaporan Hasil Analisis Pemilihan Daerah

Pemasaran.

Gambar Rancangan Form Laporan Hasil Pemilihan Daerah Pemasaran

38

Anda mungkin juga menyukai