Anda di halaman 1dari 54

MODUL 5

Perancangan Tata Cara dan Pengukuran Kerja

Disusun : Emaria Sugiarto, S.T., M.T.


KOMPETENSI PEMBAHASAN

Setelah mengetahui konsep dasar tata cara pengukuran kerja


mahasiswa mampu menganalisa dan menentukan penyederhaan
dan efisiensi. Tujuannya untuk merancang upaya-upaya
peningkatan produktivitas di industri.

Pembahasan meliputi:
• Penyederhaan Kerja (Work Simplification)
• Prinsip Ekonomi Gerakan (Motion Economy)
• Ergonomi
• Interaksi manusia, mesin dan lingkungan kerja
• Peningkatan produktivitas.
• Pengukuran Kerja
Tata Cara Kerja
Analisis Perancangan dan Pengukuran Kerja

Teknik Tata Cara Kerja / Analisis Perancangan dan Pengukuran


Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip dan
teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan system kerja
yang lebih baik.
Ilmu ini pertama dikembangkan oleh Frederick Taylor yang
melakukan penelitian time study dan method study. Kemudian
Gilbert dan istrinya Lylian juga melakukan penelitian motion study
dan method study di tempat yang terpisah. Bidang-bidang
tersebutlah yang kemudian dikelompokan dalam disiplin Methods
Engineering.

Secara garis besar siklus penelitian yang dilakukan baik Taylor


maupun Gilberth adalah sebagai berikut :
Manfaat dari penerapan ilmu APK adalah sebagai
berikut:
1. Waktu kerja (lead time) yang semakin pendek.
2. Produktivitas yang lebih tinggi melalui upah
perangsang bisa dilakukan.
3. Perbaikan sistem kerja bisa diterapkan.
4. Penjadwalan produksi lebih akurat.
5. Pengaturan line balancing dan pembebanan kerja
lebih mudah untuk diratakan.
6. Pengaturan tata letak dan lintasan yang kritis
bisa diperbaiki agar lebih efisien.
Penyederhanaan Kerja (Work Simplification)
a. Pengertian
Penyederhanaan kerja (work simplification) adalah proses yang digunakan dalam organisasi
dan metode atau studi kerja di mana suatu sistem kerja diperiksa untuk melihat apakah
pengeluaran energi yang tidak perlu dapat dihilangkan.

b. Sasaran
Sasaran dalam penyederhanaan kerja adalah:
- Penghematan waktu
- Penghematan tenaga
- Penghematan material
- Peningkatan produktivitas dan
- Kenyamanan kerja

c. Langkah-langkah Penyederhanaan Kerja


Ada 5 lima langkah penyederhanaan kerja :
1. Memilih kegiatan kerja yaitu kegiatan yang tdk efisien atau kegiatan yang penyelesaiannya
lambat dan akan diperbaiki.
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta yang berkaitan dengan metode kerja yang
selama ini dilaksanakan. Misalnya informasi yang berkaitan dengan urutan kegiatan,
gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah yang tidak efisien dicari penyebabnya.
4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik. Metode Kerja mana yg dianggap efisien
dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu diuji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
Peta Kerja (Process Chart)
Langkah awal yang harus dilaksanakan adalah menggambarkan semua aktivitas dan
proses-proses yang ada baik produktif maupun tidak produktif yang terlibat dalam
proses pelaksanaan kerja.

Pendekatan tradisional yang digunakan untuk menganalisis metode kerja ada


menggunakan Peta Proses (process chart).

Dengan ini kegiatan kerja secara sistematis dari awal sampai akhir dapat digambarkan.
Macam-macm Peta Kerja (Process Chart)
Peta Proses Operasi
Peta Aliran Proses
Diagram Aliran
Peta Pekerja dan Mesin
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan

Peta Proses Operasi


Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku
mengikuti urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
Kegunan peta proses operasi:
1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas berakhir.
2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses berlangsung.
3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja.
4. Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.
5. Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
6. Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan memperhitungkan
efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan).
7. Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.
8. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan dengan cara kerja yang sedang dipakai.
9. Sebagai alat untuk pelatihan kerja, dll
Prinsip-prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi
- Pertama, pada baris paling atas, pada bagian “kepala” ditulis jelas jenis peta, nama objek, nama
pembuat peta, tanggal dipetakan.
- Material yang akan diproses dinyatakan tepat di atas garis horizontal yang sesuai
- Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertical, dari atas ke bawah sesuai urut-urutan
prosesnya.
- Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai dengan urutan
operasi.
- Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara tersendiri dan prinsipnya
sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.

Contoh Peta Proses Operasi

Keterangan :
W  Waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi/pemeriksaan, biasanya dalam jam.
O-N  No urut untuk kegiatan operasi tersebut.
I-N  No urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut.
M  Menunjukkan mesin/tempat dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
Peta Aliran Proses

adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan,


transportasi, menunggu, dan penyimpanan terjadi selama satu proses atau prosedur
berlangsung.
Di dalamnya dimuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis seperti waktu yang
dibutuhkan dan jarak perpindahan yang terjadi.
Kegunaan Peta Aliran Proses Prinsip Peta Aliran Proses
1. Bisa digunakan untuk mengetahui aliran bahan, 1. Seperti pada Peta Proses Operasi, suatu Peta
aktivitas orang atau aliran kertas dari awal Aliran Proses pun mempunyai judul, dimana
masuk dalam suatu proses atau prosedur pada baris paling atas dari kertas ditulis “PETA
sampai aktivitas berakhir. ALIRAN PROSES” sebagai judulnya. Kemudian
2. Peta ini memberikan informasi mengenai waktu diikuti dengan pencatatan beberapa identifikasi
penyelesaian suatu proses atau prosedur. seperti : nomor atau nama komponen yang
3. Bisa digunakan untuk mengetahui jumlah dipetakan.
kegiatan yang dialami bahan, orang atau kertas 2. Di sebelah kiri atas kertas, berdampingan
selama proses atau prosedur berlangsung. dengan informasi yang dicatat pada butir a di
4. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan- atas, dicatat mengenai ringkasan yang memuat
perbaikan proses atau metoda kerja jumlah total dan waktu total dari setiap kegiatan
5. Khusus untuk peta yang hanya menggambarkan yang terjadi.
aliran yang dialami oleh suatu komponen atau 3. Di bagian “bahan” diuraikan proses yang terjadi
satu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini secara lengkap dengan lambang-lambang dan
merupakan suatu alat yang akan memudahkan informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah
proses analisis untuk mengetahui tempat-tempat yang dilayani, waktu yang dibutuhkan dan
di mana terjadi ketidakefisienan atau terjadi kecepatan produksi (jika mungkin).
ketidaksempurnaan pekerjaan. Dengan begitu 4. Ada suatu cara yang sederhana, tetapi cukup
dapat digunakan untuk menghilangkan ongkos- efektif untuk menganalisis Peta Aliran Proses
ongkos yang tersembunyi. yaitu “Dot and Check Technique” merupakan
analisis 4W+1H.
Contoh Peta Aliran Proses
Peta Aliran Proses terbagi menjadi 3 jenis,
yaitu
a. Peta Aliran Proses Tipe Bahan
Menggambarkan kejadian yang dialami
bahan.
b. Peta Aliran Proses Tipe Orang
Menggambarkan suatu proses dalam
bentuk aktivitas-aktivitas manusianya.
- Peta Aliran Proses pekerja yang
menggambarkan aliran kerja seorang
operator.
- Peta Aliran Proses pekerja yang
menggambarkan aliran kerja
sekelompok manusia
c. Peta Aliran Proses Tipe Kertas
Aliran dari kertas yang menjalani
sekumpulan urutan proses mengikuti
suatu prosedur tertentu secara bertahap.
Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi
Diagram Aliran

Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala, dari susunan lantai dan gedung,
yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses. Aktivitas,
yang berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ke tempat berikutnya,
dinyatakan oleh garis aliran dalam diagram tersebut.
Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran tersebut.
Kegunaan Diagram Alir Prinsip Diagram Aliran
1. Lebih memperjelas Peta Aliran Proses, apalagi Sesuai dengan fungsinya, Diagram Aliran berfungsi
jika arah aliran merupakan factor penting. untuk mempejelas suatu Peta Aliran Proses.
Dengan adanya informasi tambahan mengenai 1. Pertama-tama dibuat judul peta.
arah aliran dari material atau orang selama 2. Dalam analisis diharuskan mengidentifikasi
aktivitasnya, maka kita akan mendapatkan setiap aktivitas dengan lambang dan nomor yang
informasi yang lengkap. sesuai dengan yang digunakan dalam Peta Aliran
Makin lengkap informasi, makin mudah untuk Proses.
melakukan perbaikan. Sebagai bahan analisis 3. Arah gerakan dinyatakan oleh anak panah kecil
untuk bisa memperpendek jarak perpindahan. yang dibuat secara berurutan sepanjang garis
aliran.
2. Menolong dalam perbaikan tata letak tempat 4. Apabila dalam ruangan tersebut terjadi lintasan
kerja. lebih dari satu orang atau barang, maka tiap
Diagram aliran dapat menunjukkan lokasi lintasan dibedakan dengan warna atau bentuk
tempat-tempat penyimpanan, stasiun panah yang khas untuk setiap hal yang
pemeriksaan dan tempat-tempat kerja berpindah.
dilaksanakan.
Diagram Aliran juga dapat menunjukkan cara
arah gerakan berangkat-kembalinya suatu
material atau seorang pekerja.
Contoh Diagram Aliran
Peta Pekerja dan Mesin

Peta Pekerja-Mesin dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah perbaikan suatu
sistem kerja, sehingga dicapai suatu keadaan ideal untuk saat itu.
Hubungan antara operator dan mesin sering bekerja secara silih berganti, yaitu sementara
mesin menganggur, operator bekerja atau sebaliknya.
Waktu menganggur adalah suatu kerugian. Waktu menganggur baik pada pekerja maupun
mesin harus dihilangkan atau setidaknya diminimumkan, tentunya harus masih berada
dalam batas-batas kemampuan manusia dan mesinnya.
Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin
Prinsip Peta Pekerja-Mesin
Informasi paling penting diperoleh melalui peta
1. Nyatakan identifikasi peta yang dibuat.
pekerja-mesin ialah hubungan yang jelas antara
2. Menguraikan semua elemen pekerjaan yang
waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang
terjadi.
ditanganinya. Dengan informasi ini dimilikilah data
Untuk itu tiga jenis kolom bar digunakan untuk
yang memadai untuk melakukan penyelidikan,
melambangkan elemen-elemen yang
penganalisaan, dan perbaikan suatu kegiatan kerja,
bersangkutan. Kolom-kolom teresebut dibuat
sehingga efektivitas penggunaan pekerja dan atau
memanjang dari atas ke bawah dengan panjang
mesin bisa ditingkatkan. Tentunya keseimbangan
masing-masing sebanding dengan lamanya
kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki.
waktu pelaksanaan yang bersangkutan.
Peningkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan
3. Langkah terakhir setelah semua aktivitas
keseimbangan kerja tersebut dapat dilakukan,
digambarkan.
misalkan dengan cara :
Dibuat kesimpulan dalam bentuk ringkasan yang
1. Mengubah tata letak tempat kerja.
memuat : waktu menganggur, waktu kerja, dan
2. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja.
akhirnya kita bisa mengetahui penggunaan waktu
3. Merancang kembali mesin.
dari pekerja atau mesin tersebut. Satuan waktu
4. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau
biasanya digunakan dalam detik, walaupun ini
sebaliknya
tidak mengikat.
Lambang-lambang yang digunakan Contoh Peta Pekerja dan Mesin
dalam Peta Pekerja dan Mesin

1. Menunjukkan waktu menunggu


Digunakan untuk menyatakan pekerja
atau mesin yang sedang menganggur
atau salah satu sedang menunggu
yang lain.

2. Menunjukkan kerja independen


- ditinjau dari pekerja, keadaan ini
menunjukkan seorang pekerja yang
sedang bekerja dan independen
dengan mesin dan pekerja lainnya.
- ditinjau dari pihak mesin, berarti
mesin tersebut sedang bekerja tanpa
memerlukan pelayanan dari operator
(mesin otomatis)
3. Menunjukkan kerja kombinasi
- ditinjau dari pihak pekerja, lambang
ini digunakan apabila diantara
operator dan mesin atau dengan
operator lainnya sedang bekerja
secara bersama-sama.
- ditinjau dari pihak mesin, berarti
selama bekerjanya mesin tersebut
memerlukan pelayanan dari operator
Persentase di atas yaitu WAKTU KERJA/ WAKTU TOTAL X
(mesin manual). 100 %
Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri

Peta tangan kanan tangan kiri merupakan suatu alat dari studi gerakan untuk menentukan
gerakan-gerakan yang memang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan
oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang
dibebankan pada tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.
Melalui peta ini kita bisa melihat suatu operasi secara cukup lengkap, yang berarti
mempermudah perbaikan operasi tersebut. Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki pekerjaan
manual, yakni setiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang.
Kegunaan Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Prinsip Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri
1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan Nyatakan identifikasi peta yang dibuat.
mengurangi kelelahan. 1. Pada bagian kepala, dibaris paling atas ditulis
Elemen gerakan dari pekerjaan ini dibebankan ke “PETA TANGAN KANAN-TANGAN KIRI”. Setelah
setiap tangan sedemikian rupa sehingga itu, menyertakan identifikasi-identifikasi lainnya
seimbang dan memenuhi prinsip-prinsip ekonomi 2. Pada bagian yang memuat bagian, digambarkan
gerakan, berarti akan mengurangi kelelahan. sketsa dari sistem kerja yang memperlihatkan
2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan- skala, sesuai dengan tempat kerja sebenarnya.
gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif 3. Bagian “Badan” dibagi dalam dua pihak. Sebelah
sehingga tentunya akan mempersingkat waktu kiri kertas digunakakan untuk menggambarkan
kerja. kegiatan yang dilakukan tangan kiri dan
3. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem sebaliknya.
kerja. 4. Langkah selanjutnya, diperhatikan urutan-urutan
4. Sebagai alat untuk melatih pekerja yang baru, gerakan yang dilaksanakan operator. Uraikan
dengan cara kerja yang ideal. menjadi elemen-elemen gerakan yang terdiri dari
Sebagai penuntun terutama bagi pekerja-pekerja 17 elemen gerakan yang dikemukakan oleh
baru sehingga akan mempercepat proses belajar. Frank dan Lilian Gilbreth.
Contoh Peta Tangan Kanan dan
Tangan Kiri
Prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan (Motion Economy)
Prinsip ekonomi gerakan menyatakan bahan dan peralatan tersebut ditempatkan
sedemikian rupa sesuai dengan urutan terbaik dan ditempatkan di tempat yang mudah untuk
dicapai/ masih berada dalam daerah kerja baik normal maupun maksimum.

Prinsip ekonomi gerakan ini dipergunakan untuk


- menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah station kerja dan
- bisa juga untuk kegiatan-kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu
station kerja ke station kerja lainnya.

1. Tubuh Manusia dan Gerakannya


1. Tubuh Manusia dan Gerakannya

Ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan penggunaan


anggota tubuh manusia:
- Manusia memiliki kondisi fisik dan struktur tubuh yang
memberi keterbatasan dalam melaksanakan kerja
- Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri
gerakan pada saat yang bersamaan.
- Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat
yang sama kecuali pada waktu istirahat.
- Gerakan tangan harus simetris dan berlawanan arah.
- Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, yaitu
hanya menggerakkan tangan atau bagian badan yang
diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan
sebaik-baiknya.
- Sebaiknya memanfaatkan momentum untuk membantu
pekerjaan, yaitu dengan mengurangi kerja otot.
- Hindari gerakan patah-patah karena akan mempercepat
menimbulkan kelelahan.
- Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak
mata terbatas pada bidang yang menyenangkan tanpa
perlu sering mengubah fokus.
- Gerakan balistik akan lebih cepat dan menyenangkan
serta lebih teliti dan pada gerakan yang dikendalikan.
- Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan
jika memungkinkan irama kerjanya alamiah.
2. Pengaturan Tata Letak dan Tempat Kerja

Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung:


- Tempat-tempat tertentu yang tidak sering dipindah-pindah harus disediakan untuk
semua alat dan bahan sehingga dapat menimbulkan kebiasaan tetap (gerak rutin).
- Letakkan bahan dan peralatan pada jarak yang dapat dengan mudah dan nyaman
dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari.

Berikut ini Dimensi Standard dari Normal dan Maksimum Area Kerja dalam Tiga Dimensi
Selanjutnya
- Penyimpanan bahan/parts yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya
berat (gravitasi). Sebaiknya untuk menyalurkan obyek yang sudah selesai dirancang
dengan menggunakan mekanisme yang baik.
- Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
urut-urutan gerakan yang terbaik.
- Tinggi tempat kerja (mesin, meja kerja, dan lain-lain) harus sesuai dengan ukuran tubuh
manusia sehingga pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan
nyaman. Di sini prinsip-prinsip anthropometri mutlak harus dipelajari pada saat akan
merancang fasilitas kerja tersebut.
- Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa, sehingga berdiri atau duduk
dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan.
- Tipe dan tinggi kursi harus sedemikian rupa, agar sikap atau postur tubuh badan
menjadi baik.
- Kondisi ruangan pekerja seperti penerangan. temperatur, kebersihan, ventilasi udara,
dan lain-lain yang berkaitan dengan persyaratan ergonomis harus pula diperhatikan
benarbenar sehingga dapat diperoleh area kerja yang lebih baik.
Tipe dan tinggi kursi harus sedemikian rupa, agar sikap
atau postur tubuh badan menjadi baik.
3. Perancangan Peralatan dan Gerakan-Gerakan

- Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual), apabila hal tersebut dapat
dilaksanakan dengan peralatan kerja.
- Usahakan menggunakan peralatan kerja yang dapat melaksanakan berbagai macam
pekerjaan sekaligus, baik yang sejenis maupun yang berlainan seperti gambar berikut.

Multiple Spindle Air Operated yang Mampu


Mengencangkan 5
Buah Mur Sekaligus dalam Satu Langkah
Kerja

- Sebaiknya penggunaan perkakas pembantu (jig & fixture) atau alat-alat yang digerakan
dengan kaki ditingkatkan.
- Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa, agar mempunyai lebih dari satu
kegunaan.
- Peralatan sebaiknya dipasang sedemikian rupa, sehingga memudahkan dalam
pemegangan dan penyimpanan.
- Pendistribusian beban disesuaikan dengan kekuatan jaritangan ataupun kaki.
- Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur sedemikian
rupa, sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik dan dengan tenaga
yang
Penerapan ekonomi gerakan dalam suatu stasiun kerja atau aktivitas bisa
dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
a. eliminasi kegiatan,
b. kombinasi gerakan atau aktivitas kerja, dan
c. penyederhanaan kegiatan.
a. Eliminasi Kegiatan
- Eliminasi semua kegiatan/aktivitas yang memungkinkan,
langkah-langkah atau gerakan-gerakan.
- Eliminasi kondisi yang tak beraturan dalam setiap kegiatan.
Letakkan segala fasilitas kerja dan material/komponen pada
lokasi yang tetap.
- Eliminasi penggunaan tangan (baik satu atau keduanya)
sebagai “holding device”, karena hal ini merupakan aktivitas
tidak produktif yang menyebabkan kerja kedua tangan tidak
seimbang.
- Eliminasi penggunaan tenaga otot untuk melaksanakan
kegiatan statis atau fixed position.
Demikian pula sebisa mungkin untuk menggunakan tenaga
mesin (mekanisasi) seperti rower tools, power feeds. Material
handling equipment, dll untuk menggantikan tenaga otot.
- Eliminasi waktu kosong (idle time) atau waktu menunggu
(delay time) dengan membuat perencanaan/penjadwalan
kerja sebaik-baiknya.
Idle/delay time bisa ditolerir bilamana hal tersebut
diperuntukkan secara terencana guna melepaskan lelah.
b. Kombinasi Gerakan atau Aktivitas Kerja

- Gantikan/kombinasikan gerakan-gerakan kerja yang berlangsung pendek atau terputus-


putus dan cenderung berubah-ubah arahnya dengan sebuah gerakan yang kontinyu, tidak
patah-patah serta cenderung membentuk sebuah kurva.
- Kombinasikan beberapa aktivitas/fungsi yang mampu ditangani oleh sebuah peralatan
kerja dengan membuat desain yang “multi purpose”
- Distribusikan kegiatan dengan membuat keseimbangan kerja antara kedua tangan. Pola
gerakan kerja yang simultan dan simetris akan memberi gerakan yang paling efektif.
Bilamana kegiatan dilaksanakan secara kelompok maka diupayakan agar supaya terjadi
beban kerja yang merata di antara anggota
c. Penyederhanaan Kegiatan

- Laksanakan setiap aktivitas/kegiatan kerja dengan prinsip kebutuhan energi otot yang
digunakan minimal.
- Kurangi kegiatan mencari-cari obyek kerja (peralatan kerja, material, dIl) dengan
meletakkannya dalam tempat yang tidak berubah-ubah.
- Eliminasi gerakan-gerakan yang tidak semestinya, abnormal, Hindari pula gerakan-
gerakan yang membahayakan dan melanggar prinsip-prinsip keselamatan atau kesehatan
kerja berubah-ubah.
- Letakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang Hal ini akan menyebabkan
gerakan tangan berada pada jarak yang sependek-pendeknya.
- Sesuaikan letak dan gandles, pedals, levers, buttons, dll dengan memperhatikan dimensi-
tubuh manusia (anthropometri) dan kekuatan otot yang dibutuhkan.
ERGONOMY : Faktor Manusia dalam Sebuah System
Pengertian Ergonomi
Ergonomi dapat diartikan studi tentang aspek-aspek
manusia dan lingkungan kerjanya yang ditinjau
secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen dan desain/perancangan.

Merupakan suatu cabang ilmu yang secara


sistematis memanfaatkan informasi-informasi
mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan
manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada
sistem itu dengan baik secara EASNE (Efektif,
Aman, Sehat, Nyaman, dan Efisien).

Tujuan dan Manfaat Ergonomi


Tujuan penerapan ergonomi di dunia kerja adalah sebagai berikut
a. Menurut Tarwaka
- Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan dan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
- Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan
mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu
usia produktif maupun setelah produktif.
- Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek teknis, ekonomis, dan budaya dari
setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
b. Menurut Pheasant
• Meningkatan hasil produksi, artinya menguntungkan secara ekonomi karena disebabkan oleh:
efisiensi waktu kerja yang meningkat, meningkatnya kualitas kerja, kecepatan pergantian pegawai
(labour turnover) yang relatif rendah.
• Menurunnya probabilitas terjadinya kecelakaan. Hal ini disebabkan karena mengurangi biaya
pengobatan yang tinggi dan mengurangi penyediaan kapasitas untuk keadaan gawat darurat.
• Dengan menggunakan antropometri dapat direncanakan atau didesain pakaian kerja, workspace,
lingkungan kerja, peralatan atau mesin dan consumer product.

Sehingga secara umum maksud dan tujuan displin ergonomic adalah:


Mendapatkan suatu pengetahuan utuh tentang permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan
produk-produknya sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan system manusia-mesin (teknologi)
yang optimal.
Ruang Lingkup
Permasalahan bidang kajian ergonomi menjadi
beberapa kelompok/bagian sebagai berikut:
a. Antropometri
Antropometri berhubungan dengan konflik
dimensional antara ruang geometri
fungsional dengan tubuh manusia.
Antropometri ini merupakan pengukuran dari
dimensi tubuh secara linear, termasuk berat
dan volume, jarak jangkauan, tinggi mata
saat duduk, dan lainnya.
Pemecahannya adalah memodifikasi desain
dan menyesuaikan kenyamanan.

b. Kognitif
Masalah kognitif muncul ketika informasi
beban kerja yang berlebihan dan infomasi
beban kerja di bawah kebutuhan proses,
dapat menyebabkan ketegangan.
Pemecahannya adalah untuk melengkapkan
fungsi manusia dengan fungsi mesin untuk
meningkatkan performansi sebaik
pengembangan pekerjaan.
c. Muskuloskeletal
Ketegangan otot dan sistem kerangka
termasuk dalam kategori ini, dapat
menyebabkan insiden kecil atau trauma efek
kumulatif.
Pemecahan masalah ini terletak pada
penyediaan bantuan performansi kerja atau
mendesain kembali pekerjaan untuk
menjaga agar kebutuhannya sesuai dengan
batas kemampuan manusia.

d. Kardiovaskular
Masalah ini terletak pada ketegangan pada
sistem sirkulasi, termasuk jantung.
Pemecahannya yaitu mendesain kembali
pekerjaan untuk melindungi pekerja dan
melakukan rotasi pekerjaan.

e. Psikomotor
Masalah ini terletak pada ketegangan pada
sistem psychomotor yang menegaskan
kebutuhan pekerjaan untuk disesuaikan
dengan kemampuan manusia dan
menyediakan bantuan performansi
pekerjaan.

Psikomotor - Gangguan Kebisingan


Ruang lingkup ergonomic dalam
keterkaitannya dengan factor-factor
yang mempengaruhi keberhasilan
kerja ada 4 empat macam yaitu:
1. Ergonomi fisik
2. Ergonomi kognitif
3. Ergonomi lingkungan
4. Ergonomi Organisasi

1. Ergonomi fisik
Berkaitan dengan aktifitas fisik manusia kerja. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi
fisik antara lain: anatomi tubuh manusia, antropometri, karakteristik fisiologi dan
biomekanika, kekuatan fisik manusia kerja, postur kerja, beban fisik kerja, pemindahan
material, studi gerakan dan waktu kerja, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan kerja,
kesehatan kerja, ukuran dimensi tempat atau alat kerja, fungsi indra dalam kerja, control &
display dsb.

2. Ergonomi kognitif
Berkaitan dengan proses mental manusia kerja. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi
kognitif antara lain: persepsi dalam kerja, ingatan dalam kerja, reaksi dalam kerja, beban
kerja, pengambilan keputusan, performa kerja, humancomputer interaction, kehandalan
manusia, motivasi kerja, stres kerja dsb.
3. Ergonomi organisasi
Berkaitan dengan sosioleknik dalam sistem kerja.
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain: sturktur organisasi kerja,
kebijakan dan proses, komunikasi kerja, manajemen SDM, alokasi fungsi kerja, task
analysis, perancangan waktu kerja, teamwork, participatory approach, komunitas kerja,
kultur organisasi, organisasi virtual, produktivitas kerja tim / individu dsb.

4. Ergonomi lingkungan
Berkaitan dengan hal-hal di sekitar orang berkerja.
Biasanya berupa lingkungan fisik. Topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain:
pencahayaan di tempat kerja, temperatur di tempat kerja, kebisingan di tempat kerja,
getaran di tempat kerja, desain interior tempat kerja termasuk bentuk dan warna dsb.
Prinsip Ergonomi
Secara umum, ada 5 prinsip ergonomi diantaranya yaitu:
1. Kegunaan (Utility) produk yang dihasilkan memiliki manfaat untuk seseorang dalam mendukung
kegiatan atau kebutuhan dengan maksimal tanpa mengalami kesulitan atau masalah dalam
penggunaannya.
2. Keamanan (Safety) produk yang dihasilkan mempunyai fungsi yang bermanfaat tanpa berisiko
membahayakan keselamatan ataupun kerugian penggunanya.
3. Kenyamanan (Comfortability) produk yang dihasilkan memiliki tujuan yang selaras atau tidak
mengganggu kegiatan juga diusahakan mendukung kegiatan seseorang
4. Keluwesan (Flexibility) bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pada kondisi ataupun fungsi ganda.
Kekuatan (Durability) tahan lama dan awet dan juga tidak cepat rusak jika digunakan.

Menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu:
a. Bekerja dalam posisi atau postur normal
b. Mengurangi beban berlebihan
c. c. Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan.
d. Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.
e. Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.
Minimalisasi gerakan statis
f. Minimalisasikan titik beban
g. Mencakup jarak ruang
h. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
i. Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja.
j. Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti.
k. Mengurangi stres
FAKTOR RESIKO ERGONOMI
Menurut University of Caucasian Lost Among Asians-Labor Occupational Safety and Health
(UCLA-LOSH), terdapat beberapa faktor resiko yang berkaitan dengan ergonomi, yaitu
sebagai berikut:

a. Pengaturan kerja yang buruk (Poor


Work Organization)
Pengaturan kerja yang buruk adalah suatu
setting atau pengaturan kerja yang
dilakukan secara kurang baik sehingga
menimbulkan kerugian atau masalah
kesehatan.
Contoh misalnya beban kerja yang sudah
terjadwal porsinya tetapi seseorang
lembur atau memaksakan diri, waktu kerja
yang begitu padat sehingga jeda istirahat
kurang.
b. Pengulangan berkelanjutan (Continual
Repetition)
Pengulangan berkelanjutan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan secara berulang-
ulang. Aktivitas berulang-ulang yang
dilakukan akan menjadikan otot menerima
tekanan akibat beban kerja secara terus-
menerus tanpa memperoleh relaksasi.
c. Gaya berlebih (Excessive Force)
Gaya berlebih adalah usaha mengekspor
tenaga dalam tubuh untuk menjangkau
atau menggerakkan suatu benda.
Peregangan otot yang berlebihan terjadi
pada saat pekerja melakukan aktivitasnya
dengan mengerahkan tenaga yang besar
seperti aktivitas mengangkat, mendorong,
menarik menahan beban yang berat.

d. Postur janggal (Awkward Posture)


Postur janggal adalah keadaan tubuh yang
tidak sesuai dengan mekanisme posisi
sehat dan dapat beresiko menimbulkan
musculoskeletal disorders. Memperpanjang
pencapaian dengan tangan, twisting,
berlutut, jongkok.
Awkward postures meliputi reaching
(mencapai suatu benda), twisting
(berputar), bending (membungkuk),
kneeling (berlutut), squatting (jongkok),
working overhead (bekerja pada
pencapaian benda diatas) dengan tangan
maupun lengan, dan menahan benda
dengan posisi yang tetap.
e. Posisi tidak bergerak (Stationary
Positions)
Posisi tidak bergerak adalah posisi statis
dengan tubuh sedikit sampai tidak
melakukan pergerakan. Perawat ruang
bedah dimana sedang melakukan tindakan
pembedahan akan berdiri cukup lama hal
ini dapat kontraksi otot dan cepat lelah.
Pekerjaan kondisi diam yang lama
mengharuskan otot untuk menyuplai
oksigen dan nutrisi sendiri, dan hasil
buangan tidak dihilangkan. Penumpukan
Local hypoxia dan asam latic meningkatkan
kekusutan otot, dengan dampak sakit dan
letih.
Interaksi Manusia dan Mesin dalam Sebuah System Kerja
System Manusia-Mesin merupakan seluruh
sistem kerja terdiri dari komponen manusia
dan komponen mesin pada suatu lingkungan
tertentu.
Sistem manusia-mesin
 Kombinasi antara satu atau beberapa
manusia dengan satu atau beberapa
mesin, dimana salah satu mesin dengan
lainnya saling berinteraksi untuk
menghasilkan keluaran-keluaran
berdasarkan masukan-masukan yang
diperoleh sistem manusia-mesin

Dari gambar system Kerja Manusia-Mesin di atas tampak bahwa system manusia-mesin
diklasifikasikan sebagai system tertutup (closed loop).
Adapun arus informasi dan arahnya dijelaskan sebagai berikut:
1. Display Instrument mencatat dan memberikan informasi kegiatan/proses yang berlangsung.
Operator menyerap informasi secara visual (Persepsi) dan juga audio melalui pendengaran.
Kemudian mengintepretasikan secara seksama dan membuat Keputusan.
2. Langkah Berikutnya
Operator mencoba mengkomunikasi keputusan tersebut ke mesin dengan menggunakan
Mekanisme Control. Instrument Control selanjutnya menampilkan gambaran hasil (Display).
Sistem kerja mesin selanjutnya memberikan Proses Kegiatan Produksi. Demikian sampai siklus
berulang.
Dalam kaitannya dengan Sistem Manusia-Mesin, dikenal 3 tiga hubungan
(interaksi) manusia dan mesin yaitu:

1. Manual Man Machine System,


2. Semi Automatic Man-Machine System,
3. Automatic Man-Machine System
1. Manual Man Machine System
Input langsung ditransformasikan oleh pekerja/manusia menjadi output.
Disini manusia masih memegang kendali secara penuh di dalam melaksanakan
aktivitasnya.
Peralatan kerja yang ada hanyalah sekedar menambah kemampuan
/kapabilitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Contoh: manusia menggunakan ballpoint untuk menulis
2. Semi Automatic Man-Machine System
Ada mekanisme khusus yang akan mengolah masukan (input) atau informasi dari luar
sebelum masuk kedalam sistem manusia.
Reaksi yang berasal dari sistem manusia ini akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu
melewati suatu mekaniske tertentu sebelum suatu output berhasil diproses.
Contoh: cara kerja mobil
- Display-display panel dalam mobil mampu menunjukkan kecepatan mobil yang
sedang berjalan & jumlah bahan bakar yang masih ada dalam tangki mobil tersebut.
- Manusia (pengemudi)  tidak bisa langsung mengendalikan sumber tenaga
penggerak mobil tersebut
- Mesin yg memberikan tenaga  mobil bergerak
- Manusia  hanya melaksanakan fungsi kontrol menggunakan input display, kemudi,
rem, gas, dan lain-lain

Jadi Sistem semi-automatic adalah Sistem dimana mesin akan memberikan tenaga
(power) & manusia akan melaksanakan fungsi kontrol
3. Automatic Man-Machine System
Sistem mesin memegang peranan penuh secara langsung (baik sebagai sumber power
maupun kontrol).
Mesin akan melaksanakan 2 dua fungsi sekaligus
- penerima rangsangan dari luar (sensing),
- pengendali aktivitas seperti yang umum dijumpai dalam prosedur kerja yang normal.

Fungsi operator adalah memonitor & menjaga agar mesin tetap bekerja secara baik,serta
memasukkan data atau menggantikan dengan program-program baru (jika perlu).
Perbandingan Manusia dengan Mesin
Penelitian Kerja dalam Upaya Peningkatan Produktivitas
Penelitian Kerja (Work Study, Work Design atau Job design)
adalah suatu aktivitas yang ditujukan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik guna
mendapatkan suatu rancangan sistem dan tata kerja yang terbaik (paling efektif dan efisien).

Prinsip-prinsip dan Teknik Kerja tersebut digunakan untuk mengatur komponen yang ada
dalam sistem kerja yang terdiri dari:
- Manusia
- Bahan baku
- Mesin dan peralatan
- Lingkungan fisik

Tujuan yang hendak dicapai adalah tingkat efektivitas dan efisiensi kerja yang tinggi, yang
diukur dengan:
- Waktu yang dihabiskan (waktu yang singkat)
- Tenaga yang dipakai minimal
- Akibat psikologis atau sosiologis yang ditimbulkan minimal.

Penelitian meliputi
- Siapa (who)  siapa yang akan melaksanakan pekerjaan, seleksi sesuai skill.
- Bagaimana (how)  bagaimana metode kerja dijalankan, fasilitas yang digunakan.
- Dimanakah (where)  dimana kegiatan dilaksanakan, lingkungan dan tempat kerja.
Langkah-langkah Penelitian Kerja
Ruang Lingkup Penelitian Kerja
Phase-phase Penelitian Kerja
Metode Ilmiah Prosedur Penyelesaian Suatu Masalah:
Adapun langkah-langkah atau metode yang digunakan dalam penelitian:
1. Dapatkan fakta berkaitan dengan situasi dan kondisi kerja, gali informasi dan
yang melatar belakangi permasalahan.
2. Identifikasi dan formulasikan masalah, batas (ruang lingkup), faktor hubungan
sebab akibat, manfaat yang dapat diperoleh.
3. Pertimbangkan prinsip-prinsip maupun landasan teoritis yang bersangkut
paut dengan permasalahan.
4. Formulasikan alternatif-alternatif pemecahan masalah, lakukan analisis
pengambilan keputusan untuk memilih satu alternatif yang paling tepat
(eksperimen, tes pengujian, pengukuran dsb).
5. Pilih salah satu penyelesaian yang dianggap paling tepat.
6. Test dan check apakah alternatif yang dipilih sudah tepat?
7. Implementasikan alternatif yang dipilih dalam lingkup yang kecil dulu,
evaluasi lagi dan jika berhasil bisa diaplikasikan dalam skala yang lebih
besar.
Telaah Metoda
Merupakan program utama yang harus dibuat oleh manajemen dalam upaya
meningkatkan produktivitas serta menekan biaya produksi akibat adanya tata cara
kerja yang tidak efektif. Secara lebih sistematis dapat dilihat pada table berikut:
Pengukuran Kerja (WORK MEASUREMENT)

1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh seorang
operator (yang memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam melaksanakan kegiatan kerja
dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran waktu (time study), yaitu waktu standar
atau waktu baku.

Pengukuran Waktu Kerja


- Pengukuran waktu kerja berhubungan
dengan usaha- usaha untuk menetapkan
waktu baku yang dibutuhkan guna
menyelesaikan suatu pekerjaan
- Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan
oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat
kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan.
- Metode penetapan keseimbangan antara
kegiatan manusia yang dikontribusikan
dengan unit output yang dihasilkan
Pengukuran waktu

1. Pengukuran waktu secara langsung :


• Pengukuran dengan stop watch
• Sampling kerja
2. Pengukuran waktu secara tidak langsung
• Data waktu baku
• Data waktu gerakan

Prosedur (Urutan Kerja) Pengukuran Waktu Kerja


Pengujian Kecukupan Data

Untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkan telah cukup secara
obyektif.

Pengujian kecukupan data dilakukan dengan berpedoman pada konsep statistik,


yaitu
- Derajat ketelitian (degree of accuracy)
Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu
penyelesaian sebenarnya.

- Derajat tingkat keyakinan (confidence level) adalah mencerminkan tingkat


kepastian yang diinginkan oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan
melakukan pengukuran dalam jumlah yang banyak (populasi).
Menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang
telah diamati dan dikumpulkan.

Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :

 
2
k / s N 
 
2
X 2
 X Dengan :
N’ =   k = Tingkat keyakinan

 X 

k = 99% = 3
k = 95% = 2
Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data s = Derajat ketelitian
dianggap tidak cukup (kurang) dan perlu dilakukan N = Jumlah data pengamatan
penambahan data. N’ = Jumlah data teoritis
Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan
menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan derajat
ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 107
(X)2 = 11449
X2 = 791
k = 95% = 2
s = 10%
2
k / s N X 2   X   2 / 0,1 15 x791  11449 
2

 
2

N’ =      14,53


 X 

 107 

Karena N’ < N , maka data dianggap cukup.


Uji Keseragaman data

Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari


system yang sama dan untuk memisahkan data yang
memiliki karakteristik yang berbeda.
BKA = X + k Dengan :
BKB = X - k BKA = Batas Kontrol Atas
BKB = Batas Kontrol Bawah
X = Nilai Rata-rata
 =  ( X  X )2  = Standar Deviasi
N 1 k = Tingkat Keyakinan
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan
menggunakan stop watch, jika batas kontrol ± 3.
Tentukan apakah data seragam atau tidak.
Pengamatan (menit)

Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 7,13
 (X – X)2 = 27,73
 = 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33
BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93

Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data dikatakan
seragam.
TUGAS II PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Kerjakan Soal  yang akan saya berikan file nya lewat WA.

- Tugas Kelompok  bisa sesuaikan dengan kelompok yang sudah ada.


- Catatan: tidak boleh copy-paste
- Dikumpulkan paling lambat 24 April 2021.
- Tulis tangan.
- Scan kemudian kirim Email atau WA sebelum mata kuliah berlangsung.
- Kirim email dengan format: Tugas II_Nama Mata Kuliah_Nama Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai