UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
SAMARINDA
TUGAS MAKALAH
DESAIN DAN PENGEMBANGAN PADA PRODUK HEADPHONE
PERANCANGAN DAN PENGEMBAGAN PRODUK
Disusun Oleh:
Semester Genap
Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah Perencanaan dan Pengembangan Produk tentang
“desain dan pengembangan produk headphone” tepat pada waktunya.
Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya
dan bagi orang lain pada umumnya. Disamping itu penulis menyadari bahwa makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharap sumbangan saran serta kritik yang sifatnya membangun dari segenap pihak dan atas
perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain
produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk,
sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk
yang gagal mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan
kerugian tidak hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya.
Teknologi yang berkembang pesat di dunia membuat adanya berbagai jenis alat bantu
manusia. Manusia saling membutuhkan satu sama lain, dari ketergantungan tersebut
dibuatlah kemudahan-kemudahan agar hubungan manusia lebih mudah dan efisien.
Salah satunya pembuatan komputer, telepon, dan lain-lain. Dari adanya ide-ide untuk
menciptakan suatu benda yang berguna, manusia berekperimen di bidang apa saja.
Salah satunya pada bidang komunikasi, setelah adanya radio pada abad ke-19 hasil dari
perkembangan teknologi selanjutnya adalah Headphone. Headphone merupakan alat
mendengar dengan satu pasang speaker. Headphone memiliki kabel yang dapat
menyalurkan sinyal atau penerima sinyal (wireless receiver) jika headphone dibuat
tidak memiliki kabel. Jenis lainnya adalah earphone atau earbuds, benda tersebut
memiliki desain yang lebih kecil dan dapat dimasukkan kedalam lubang telinga. Dan
istilah headset adalah gabungan dari headphone dan microphone
B. RUMUSAN MASALAH
a) Pengertian Perencanaan Produk
b) Tujuan Dan Fungsi Rencana Produksi
c) Proses Perencanaan Produk
d) Sejarah Produk Headset
e) Jenis –jenis produk headset
f) Permasalahan yang timbul pada headset/headphone
g) Pengembangan produk dengan meRedesain produk
BAB 2
PEMBAHASAN
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan
mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh
pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam
berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi
dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima
pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada.
Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul
oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan
penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk
tersebut.
C. SEJARAH HEADSET
Headset adalah gabungan antara headphone dan mikrofon. Alat ini biasanya digunakan
untuk mendengarkan suara dan berbicara dengan perangkat komunikasi atau komputer,
misalnya untuk VoIP. Headphone merupakan alat mendengar dengan satu pasang
speaker. Headphone memiliki kabel yang dapat menyalurkan sinyal atau penerima
sinyal (wireless receiver) jika headphone dibuat tidak memiliki kabel. Jenis lainnya
adalah earphone atau earbuds, benda tersebut memiliki desain yang lebih kecil dan
dapat dimasukkan kedalam lubang telinga. Dan istilah headset adalah gabungan
dariheadphone dan microphone.
Sejarah awal Headphone/Headset berawal pada tahun 1910 yang dibuat olehNathaniel
Baldwin. Ia adalah seorang montir listrik dan operator kompresor udara, sebelumnya ia
sebagai mahasiswa di Stanford University. Banyak orang yang belum membutuhkan
headphone karena seperti layaknya penemu-penemu pada zaman itu akhirnya ia
menjual ke United States Navy.
Pada tahun 1919 sensitive airphone digunakan umumnya untuk radio. Keadaannya
belum sebagus sekarang. Gangguan atau noise masih banyak dan kualitas suaranya pun
masih kasar atau mentah. Sebelumnya, Amerika Serikat yang mengetahui teknologi
penemuan Baldwin itu langsung menggunakan penemuannya, memproduksi 100 buah
headset ketika Perang Dunia ke-1 untuk komunikasi dengan pilot. Sehingga pada masa
itu produksi headset ditujukan untuk penerbangan.
Masyarakat semakin sadar atas teknologi ini, pada tahun 1961 pilot-pilot memakai
headset karena ringan dan nyaman. Headset pertama kali digunakan untuk pesawat
telepon pada tahun 1970. Di tahun 1986, terdapat teknologi pengurangan gangguan
suara dengan mengembangkan headset untuk melindungi pendengaran pilot dari
kebisingan. Ketika itu, juga terkenal produksi ear canal earphones dengan active noise
control untuk pertama kali. Setelah itu, hanya alat sensitive earphone tersebut satu-
satunya cara untuk mendengar sinyal audio sebelum amplifier dikembangkan.
Pada awal 2000, bersamaan dengan berkembangnya telepon selular, headset jenis
nirkabel berbasis teknologi Bluetooth mulai populer dipakai. Selain itu earphone dan
headphone pada tahun yang sama, menjadi digemari untuk alat musik pribadi. Dahulu
ketika menggunakan radio headset atau earphone dan headphone harus disambungkan
ke terminal baterai yang bertegangan volt tinggi dan terminal baterai di tanah.
Penggunaan koneksi listriknya pun tidak nyaman bagi pengguna karena
menggagetkan.
2. Supra-Aural
Supra-aural headphone memiliki bagian telinga yang menekan telinga dibanding
menutupi dan mengelilinginya. Tipe headphone ini secara umum lebih kecil dan
lebih ringan dibandingkan tipe circumaural, tetapi lebih banyak resiko masuknya
suara bising dari luar.
Tipe circumaural dan supra-aural dapat dibedakan lebih jauh dengan
perbandingan ear cups(penutup telinga):
a) Open-back headphone
memiliki bagian luar penutup telinga yang terbuka, memberikan banyak suara
yang keluar dari headphone dan mengakibatkan suara dari sekeliling mudah
masuk ke pendengaran. Akan tetapi memberikan kesan alami atau suara seperti
pembicara (speaker-like sound) yang dekat dengan pendengar dan berkesan ada
jarak antara pendengar dengan sumber suara (soundscape).
b) Closed-back headphone
memiliki bagian luar penutup telinga yang secara keseluruhan benar-benar
tertutup. Tergantung pada masing-masing model, tipe ini dapat menahan 8-23
db suara bising dari sekeliling, tetapi memberi efek kepada pendengar bahwa
sumber suara berasal dari dalam kepala mereka sendiri. Salah satu alasannya
adalah karena suara dipantulkan balik oleh telinga.
3. Outter-ear headphones
Di kalangan professional earbuds dan earphone sering digolongkan
sebagai headphone berukuran kecil yang ditempatkan secara langsung di bagian
luar telinga, menghadap tetapi tidak masuk ke dalam telinga, ear canal (bagian yang
menghubungkan luar dan tengah telinga, berbentuk tube atau pipa). Model ini juga
tidak tersambung dengan bagian yang menutupi kepala.
4. In-ear headphones
Jenis ini memiliki perpanjangan bagian ujung yang masuk hingga ke bagian ear
canal memberikan isolasi dari suara bising sekeliling. In-ear headphones,
seperti earbuds, sama-sama berukuran kecil dan tanpa penghubung yang menutupi
kepala, tetapi masuk ke bagian ear canal. Terkadang earphone ini juga
disebut canalphone. Harga dan kualitas sangat beragam mulai dari yang murah
hingga sangat mahal. Jenis yang terbaik disebut in-ear monitor (IEM) dan
digunakan oleh audio engineer (pengatur suara) dan musisi, juga para penikmat
musik kelas atas (audiophiles).
2. Metodologi
Penelitian ini meliputi proses-proses yang terjadi dalam perancangan dan
pengembangan produk. Dimulai dari proses identifikasi kebutuhan konsumen
sampai dengan prototype produk.
2) Prototype Akhir
Pada tahap prototype akhir ini, prototype akhir adalah bentuk nyata dalam
finishing produk. Dimana pada proses ini, produk siap untuk dilakukan
publikasi terhadap rancangan dan siap untuk digunakan.
4. Pengujian Produk
Pengujian produk merupakan pengumpulan respons langsung pada deskripsi
produk dari pelanggan. Pengujian produk dapat meyakinkan bahwa kebutuhan
pelanggan telah dipenuhi oleh suatu konsep produk. Pada tahap pengujian produk,
produk dilakukan pengujian kepada semua sampel responden operator penyiar
radio Pro Alma. Hasil pengujian produk ini memberikan definisi data terhadap
kebutuhan konsumen dalam aspek ergonomi.
5. Evaluasi Produk
Dari data hasil pengujian, peneliti melakukan analisa terhadap produk awal untuk
dilakukan refresh berdasarkan kebutuhan pelanggan. Pada hasil refresh tersebut,
apabila terdapat kekurangan dalam deskripsi produk dengan kebutuhan pelanggan,
maka evaluasi ini akan memberikan point point tambahan terhadap produk untuk
dilakukan perancangan desain ulang. Apabila dalam evaluasi produk, produk
tersebut telah sesuai dengan kebutuhan pelanggan, maka produk tersebut akan
dilakukan proses finishing.
Keamanan pemakaian
Fitur Keamanan
headphone
Desain menarik
Fitur Estetika
Finishing Produk
dB IndicatorWarning
Circuit Diagram
RangaianElektronika
6. Benchmarking
Stelah informasi mengenai produk pesaing dikumpulkan, yaitu Headphone Sony
MDR7506, Headphone Pioneer HDJ-1500, Headphone 4TECH, kemudian
dilakukan penilaian terhadap ketiga produk Headphone. Penilaian dilakukan
oleh konsumen dengan penyebaran kuesioner. Penilaian ini berupa nilai
subjektif, dimana nilai subjektif ini memiliki nilai numeric tertentu sehingga
memberikan kemudahan dalam pengolahan.
7. House of Quality
Setelah melalui tahap – tahap penyusunan rumah mutu pada QFD fase perencanaan
produk, maka komponen – komponen penyusunan tersebut kemudian disusun
membentuk rumah mutu (QFD) pertama, dimana komponen – komponen
penyusunnya adalah kebutuhan konsumen, prioritas kebutuhan, karakteristik
teknis, hubungan antar kebutuhan konsumen dengan metric terukur, benchmarking,
dan kebutuhan kenyamanan pelanggan.
Karakteritik teknis diterjemahkan dalam karakteristik part. Pada dalam tahapan ini,
hasil yang diamati adalah karakteristik teknis yang kemudian diterjemahkan
kedalam karakteristik part yang tepat suapaya dapat memenuhi kebutuhan
konsumen.
Setelah didapatkan hasil dari analisis kebutuhan pada fase perencanaan produk
dalam metode QFD (Quality Function Deployment) maka pada fase perencanaan
desain, dapat di hasilkan desain produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen
Gambar 3. Assembly Headphone
10. Anthropometri
Pada tahap ini, penentuan ukuran produk didasarkan atas ukuran anthropometri
orang Indonesia dan karakteristik komponen. Pada ukuran perancangan produk
Headphone ini menggunakan ukuran anthropometri kepala orang Indonesia.
Data yang digunakan adalah lebar kepala, tebal telinga, telinga kepuncak kepala,
dan besar telinga.
Sedangkan ukuran yang didasarkan karakteristik komponen adalah dimana
komponen tersebut berpengaruh terhadap ukuran dimensi produk tersebut.
Komponen tersebut diantaranya speaker yang mengakibatkan ukuran diameter
headphone akan mengalami penambahan. Begitu juga dengan pola desain pada
masing – masing part yang memberikan ukuran penambahan pada ukuran
anthropometri.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari resume dari materi penelitian yang telah dilakukan, maka
kesimpulan yang dapat diambil adalah:
Bahrami, A., (1994), Routine design with information-content and fuzzy quality function
deployment. Journal of Intelligent Manufacturing 5 (4), 203–210.
Chan, Lai-Kow. and Wu, Ming-Lu., (2002), Quality function deployment: A literature
review.Journal of Method, 463–497.
Mathers, Colin, dkk., (2000), Global Burden of Hearing Loss in The Year 2000. Report of
HearingLoss WHO, 1–30.
Hashim, Adila Md. and Dawal, Siti Zawiah Md., (2012), Kano Model and QFD integration
approach for Ergonomic Design Improvement. Journal of Product Design, 22–32.
Mallikarjun, K., dkk., (2007), Design of Bicycle for Indian Children Focusing on Aesthetic
and Ergonomics. Journal of Product Design, 91–96.