1. Rumusan Masalah
Setelah membaca text book berjudul Strategi Kebijakan Mutu dan Standar
Produk Ekspor dalam Meningkatkan Daya Saing (Studi Kasus Produk Ekspor Biji
Kakao ) yang akan dianalisa, yg menjadi focus analisa kami adalah dari paragraph
berikut “Dari 23 produk ekspor, komoditas yang memiliki daya saing tinggi
berdasarkan nilai Revealed Comparative Advantage (RCA) adalah biji kakao.
Walaupun RCA biji kakao Indonesia tinggi, tetapi eksportir sering kehilangan daya
saing. Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, sekitar 70% produksi biji
kakao belum memenuhi SNI. Ketidaklayakan biji kakao tersebut karena petani tidak
melakukan fermentasi terlebih dahulu sehingga rasa serbuk kakao yang dihasilkan
kurang enak. Selain itu, biji kakao masih banyak tercampur kotoran, seperti sisa kulit,
sampah, dan kerikil.” Namun pada text book tersebut tidak dijelaskan secara rinci apa
saja yg menjadi standar kualitas biji kakao yg baik secara terperinci dan hubungan yg
jelas antara metrology industry dengan pengendalian kualitas. jadi kami melakukan
analisa dan pembahasan untuk sedikit menambahkan isi text book tersebut.
2. Pembahasan
a. Keadaan Produksi kakao Indonesia
Produksi kakao Indonesia mencapai 1.315.800 ton per tahun atau setara
dengan 15% dari total produksi kakao dunia. Indonesia menempati posisi ketiga
penghasil kakao dunia setelah Pantai Gading dan Ghana dengan luas areal
1.462.000 ha dan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir areal perkebunannya
meningkat pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8% per tahun (Karmawati
et al., 2010). Kakao Indonesia mampu menyumbangkan devisa bagi negara
sebesar US$ 668 juta per tahun atau nomor tiga dari sector pertanian setelah
kelapa sawit dan karet (Anonim, 2010a).
3. Kesimpulan
Metrologi industri adalah kegiatan untuk menghubungkan hasil-hasil
pengukuran melalui standar pengukuran, standar alat ukur dan membandingkan hasil-
hasil kalibrasi tersebut dengan persyaratan pengukuran (seperti akurasi, presisi,
kesalahan terbesar, dll) yang ditetapkan sebagai persyaratan proses produksi untuk
mencapai karakteristik produk yang diinginkan. Dengan mengetahui standar kualitas
yg baik kita dapat membandingkan hasil produk yg dihasilkan petani dengan standar
kualitas yg ada sehingga dengan demikian kita dapat melihat kekurangan yg ada pada
produk yg tidak memenuhi standar dan dan dapat di lakukan pencegahan di dalam
proses produksinya sehingga meningkatkan nilai jual dan kualitas di masa yg akan
datang.