OLEH:
KELOMPOK 4
Anggota :
KEDOKTERAN HEWAN
i
DAFTAR ISI
COVER...................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
BAB III
PENYAKIT TERKAIT DENGAN NUTRISI...........................................................................5
3.1 Hypocalcemia...............................................................................................................5
BAB IV......................................................................................................................................7
BAB V........................................................................................................................................8
ii
BAB VI
KESIMPULAN........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan lain sebagainya. Sehingga dapat berpengaruh terhadap konsumsi ransum atau pakan itu
sendiri, bobot badan dan konversi pakan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada ayam petelur dan pedaging.
2. Untuk mengetahui keterkaitan nutrisi dengan penyakit.
3. Untuk mengetahui nutrisi pada setiap bahan ransum.
1.4 Manfaat
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat untuk memberikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ayam baik itu ayam pedaging dan
ayam petelur. Selain itu, juga untuk menginformasikan tentang macam-macam jenis bahan
campuran yang dapat digunakan untuk pembuatan ransum atau pakan ayam.
2
BAB II
KEBUTUHAN NUTRISI TERNAK
Ayam petelur memiliki tahap starter, tahap pertumbuhan (grower), dan tahap bertelur.
Ayam petelur adalah ayam dewasa yang sedang menjalani tahap bertelur atau produksi. Masa
produksi ayam petelur adalah 80-90 minggu. Produksi meningkat saat ayam berumur 22
minggu dan mencapai puncaknya pada 28-30 minggu. Produksi telur kemudian perlahan-
lahan menurun hingga 55% pada 82 minggu. Ayam petelur sensitif terhadap panas dan
kebisingan, dan suhu tubuh normalnya adalah 39-41°C Zona nyaman untuk ayam petelur
adalah lingkungan 10-20°C. Pemeliharaan ayam petelur yan temperatur lingkungannya diatas
titik kenyamanan ayam akan meningkatkan reaksi heat loss pada ayam.Hal itu menyebabkan
meningkatnya konsumsi minum dan menurunnya konsumsi pakan.Produksi menurun akibat
konsumsi pakan menurun menyebabkan zat-zat pakan yang masuk ke dalam tubuh hanya
sedikit.
3
2.2 Kebutuhan Nutrisi Ayam pedaging
Kebutuhan nutrisi pada ayam broiler dipengaruhi oleh umur. Periode starter ternak
harus memperoleh perhatian khusus dalam pemberian pakan sehingga dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi ternak. Kandungan nutrisi pakan pada periode starter harus lebih tinggi
kandungan nutrisinya dibandingkan fase finisher. Nutrisi ayam broiler fase starter adalah
21% protein, lemak kasar lebih dari 3%, serat kasar kurang dari 4% , kalsium 0,9-1,1%
phospor 0,7-0,9% dan energi metabolis 3000 Kkal/kg. Periode finisher membutuhkan protein
kasar 19%,lemak kasar lebih dari 3%,serat kasar kurang dari 5% , 0,9-1,1% kalsium, 0,7-
0,9% phospor dan energi metabolis 3100 Kkal/kg.
4
BAB III
PENYAKIT TERKAIT DENGAN NUTRISI
Penyakit Ternak bisa disebabkan oleh banyak hal seperti manajemen perkandangan
yang kurang bagus, serangan agen infeksius virus, bakteri, parasit, jamur. Bahkan sekarang
ini ditemukan penyakit pada sapi yang disebabkan oleh prion, yaitu sejenis molekul protein
yang telah berubah susuan konfigurasinya. Beberapa jenis penyakit ternak diketahui dapat
menular ke manusia.
Pencegahan terhadap serangan penyakit pada hewan adalah salah satu hal terbaik
yang bisa dilakukan. Faktor kebersihan, serta sanitasi kandang memegang peranan utama
sebagai penghalau serangan penyakit. Pemberian berbagai pakan ternak dengan komposisi
nutrisi yang bagus dan berimbang juga sangat diperlukan untuk menunjang kesehatan ternak.
Vaksinasi juga bisa digunakan terhadap berbagai penyakit menular yang memiliki resiko
tinggi, baik itu resiko terhadap hewan itu sendiri maupun resiko menular kepada manusia.
Berikut beberapa contoh penyakit terkait dengan nutrisi pada ternak :
3.1 Hypocalcemia
Hypocalcemia merupakan suatu gangguan metabolisme pada sapi perah dapat terjadi
sebelum, sewaktu, atau beberapa jam sampai dengan 72 jam setelah melahirkan. Kejadian ini
ditandai dengan penurunan yang tiba-tiba kadar calcium darah dari jumlah normal 9 - 10 mg
per 100 mL menjadi 3 - 7 mg per 100 mL darah. Kalsium di dalam tubuh diperlukan untuk
pengaturan mekanisme tubuh, pertumbuhan dan reproduksi. Pengaturan kalsium di dalam
tubuh melibatkan beberapa faktor yaitu hormon parathyroid, thyrocalcitonin dan vitamin D.
Kekurangan kalsium dapat disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi yang utama adalah karena
dibutuhkannya sejumlah besar calcium untuk laktasi. Penyebab hypocalcemia yang
sebenarnya belum diketahui tetapi faktor yang mendorong terjadinya hypocalcemia ada
beberapa macam yaitu umur, kepekaan ras, ketidakseimbangan ransum, produksi susu tinggi,
partus dan stres. Gejala yang terlihat adalah nafsu makan menurun atau sapi tidak mau makan
sama sekali, jatuh dan tidak mampu untuk berdiri meskipun ada usaha untuk berdiri. Pada
kondisi yang sangat parah ditandai dengan kembung, hewan berbaring pada sternum dengan
kepala ditarik ke arah belakang dan menyandarkan pada bahunya, hewan menjadi tidak
sadarkan diri dan koma. Untuk mencegah terjadinya hypocalcemia dapat dilakukan dengan
5
pemberian ransum dengan kandungan kalsium yang rendah disertai phospor yang tinggi
selama masa kering kandang, mempertahankan nafsu makan pada waktu melahirkan dan
pemberian vitamin D dosis tinggi.
Pemberian mineral tambahan berupa konsentrat maupun mineral blok dilakukan dengan
takaran dua kali dari pemberian pada ternak normal. Pemberian pakan tambahan yang
mengandung mineral yang cukup untuk ternak ruminansia telah banyak dilakukan. Di
samping itu juga telah diproduksi pakan berbentuk blok yang mengandung mineral, tetapi
kandungan mineralnya bervariasi dan bahkan beberapa jenis mineral tidak mencukupi
kebutuhan fisiologis ternak. Dengan demikian, pembuatan pakan tambahan baik berupa
mineral blok maupun konsentrat perlu memperhatikan kebutuhan ternak, yaitu untuk ternak
normal atau ternak defisiensi.
6
BAB IV
MACAM BAHAN PAKAN TERNAK DAN KANDUNGAN NUTRISINYA, FEED
ADDITIVE
B
AB V
CONTOH FORMULA RANSUM TERNAK
Formulasi yang tepat ntuk ayam broiler adalah formulasi yang menghasilkan kandungan
nutrisi sesuai kebutuhan ayam dengan komposisi yang seimbang. Berikut ini adalah contoh
ransum untuk broiler fase starter.
7
Jagung Rp. 4.700,00 53,67
8
Biaya ransum bisa juga ditekankan dengan tata-laksana pemberian ransum yang tepat,
seperti pemberian ransum dilakukan sesering mungkin, terutama saat masa brooding
sehingga ransum tetap segar dan nafsu makan ayam baik (pertumbuhan optimal).
Penyimpanan ransum dilakukan dengan baik, hindari ransum yang lembab dan menggumpal
sehingga bisa menurunkan kualitas ransum. Pengaturan waktu pemberian ransum juga bisa
meningkatkan efisiensi ransum, contohnya pada saat kondisi cuaca panas (terutama siang
hari) hendaknya ransum tidak usah diberikan terlebih dahulu, namun diberikan setelah cuaca
mulai dingin (sore hari).
● Jumlah tempat ransum dan tempat minum mencukupi dan tersebar merata di seluruh
kandang
● Ketinggian tempat ransum sejajar dengan tinggi punggung ayam
● Kebersihan tempat ransum dan tempat minum ayam terjaga
● Air minum yang diberikan bersih dan selalu tersedia (karena jika konsumsi air minum
rendah maka konsumsi ransum juga rendah)
● Suhu kandang 25 – 28°C dengan kelembaban 60%. Jika lebih dari itu perbaiki
sirkulasi udara dengan menambahkan blower dalam kandang dan memberikan hujan
buatan di atas atap kandang
● Ransum yang akan diberikan selalu ditimbang, sehingga ter-monitoring
● Jangan langsung pergi setelah selesai pemberian ransum, amati apakah ada ayam yang
tidak dapat menjangkau tempat ransum
● Jika ada ayam yang berat badannya kurang dari standar atau sakit, langsung pisahkan
dan berikan perlakuan tersendiri
● Lakukan monitoring ransum yang dikonsumsi ayam setiap minggunya.
9
BAB VI
KESIMPULAN
Ransum merupakan gabungan dari beberapa bahan yang disusun sedemikian rupa
dengan formulasi tertentu untuk memenuhi kebutuhan ternak selama satu hari dan tidak
mengganggu kesehatan ternak. Pada pemeliharaan ataupun ternak ayam baik ayam petelur
dan ayam pedaging sangat diperhatikan gizi yang dibutuhkan oleh ayam itu sendiri.Tingkat
produktivitas ayam petelur dapat ditingkatkan melalui pemberian ransum yang tepat.
Menurut SNI (2014) bahwa standar ransum pakan ayam petelur periode layer yaitu kadar air
maksinal 14%, protein kasar minimal 16%, lemak kasar 2,5 - 7%, kalsium 3,25 - 4%, fosfor
0,6 – 1,0%, lysine 0,8%, metionin 0,35% dan energi metabolis 2.650 kkal/kg. Sedangkan
pada ayam broiler yaitu Nutrisi ayam broiler fase starter adalah 21% protein, lemak kasar
lebih dari 3%, serat kasar kurang dari 4% , kalsium 0,9-1,1% phospor 0,7-0,9% dan energi
metabolis 3000 Kkal/kg. Periode finisher membutuhkan protein kasar 19%,lemak kasar lebih
dari 3%,serat kasar kurang dari 5% , 0,9-1,1% kalsium, 0,7-0,9% phospor dan energi
metabolis 3100 Kkal/kg.
10
DAFTAR PUSTAKA
Bidura, I Gusti Nyoman Gede. 2016. Bahan Ajar “Bahan Makanan Ternak”. Bali.
Universitas Udayana.
Samadi, dkk.2020. Formulasi Pakan Ayam Arab Petelur dan Pembuatan Imbuhan
Pakan Berbasis Sumber Daya Lokal di Kabupaten Aceh Besar:Syiah Kuala
11