Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR AGRIBISNIS

PETERNAKAN AYAM PETELUR

Di Susun Oleh

1. BIMO ARDIAN J1310201079


2. Shofi javinda atmaja J1310201022
3. Oksabila Nur'aini J1310201036
4. Hafi Hayya Hasani J1310201042
5. Daffa Ikhwan Nurrifqi J1310201007
6. FIRA FADIA SARI J1310201058
7. Abiyyu Nurhayyan Aiman J1310202090

FAKULTAS MANAJEMEN AGRIBISNIS


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020

1
KATA PENGANTAR

Berkat Rahmat dan Izin Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, makalah
dengan judul Peternakan Ayam Petelur ini akhirnya dapat diselesaikan. Kepada Dosen
Pengampu yang telah mendukung kami sampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih.

Tujuan utama penyusunan makalah Peternakan Ayam Petelur ini adalah untuk
menjadi salah satu sarat tugas mata kuliah Pengantar Agribisnis

Kami menyadari, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


beberapa hal yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun
akan kami terima dengan senang hati, demi perbaikannya di masa mendatang.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu sampai


tersusunnya makalah Peternakan Ayam Petelur ini, kami sampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Hormat kami,

Penyusun

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................

PRAKATA...................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................

PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar belakang..................................................

B. Tujuan...............................................................

ISI................................................................................................

PENUTUP ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG


Pengembangan usaha ternak layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki
prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil. Sesuai standar
nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80%
protein nabati dan 20% protein hewani (www.litbang.deptan.co.id). Hal itu berarti target
konsumsi protein hewani sekitar 11 g/hari/perkapita. Namun yang terjadi, konsumsi
protein hewani penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih
rendah dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina.
Dalam dunia peternakan, kita tidak asing lagi dengan ayam yang sengaja diternakan
untuk dihasilkan daging atau telurnya, karena sudah banyak peternakan ayam yang
menyebar diseluruh Indonesia bahkan sampai diluar negeri, baik peternkan pabrik
ataupun peternakan individu. Seperti pada peternakan ayam petelur yang kami kunjungi,
yang dimana peternakan tersebut dimiliki individu.
Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging dan ayam
jenis petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena untuk dihasilkan
daging dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam petelur
dibudidayakan untuk dihasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan kualitas yang
baik. Dalam beternak, kita perlu memperhatikan mulai dari pakan, kandang, penyakit
serta pengobatannya, sifat genetikanya, asal usulnya, vaksinasi dan sebagainya.
Dalam hal kandang yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu pendirian kandang
yang jauh dari pemukiman, tapi dekat dengan sumber pakan, air, dan pemasaran. Selain
itu yang perlu diperhatikan yaitu mengenai struktur atau desain kandang, bahan kandang
yang dipakai, memperhatikan sanitasi, sirkulasi udara, suhu pada kandang, kapasitas
yang baik untuk jumlah ternak yang dihuni didalamnya.

4
Dalam hal penyakit pada ayam petelur juga perlu diperhatikan karena sangat penting
juga dalam hal mengawinkan ternaknya, agar anakannya yang dihasilkan nanti dalam
kulaitas yang baik. Penyakit pada ayam umumnya sama, yaitu diantaranya penyakit
tetelo, pilek atau flu, cacar ayam dan sebagainya.

B.  TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui situasi dalam membudidayakan ternak khususnya komoditi ayam petelur
2. Tujuan Khusus
a. Ingin mengetahui cara beternak Ayam Petelur.
b. Ingin mengetahui cara pemeliharaan ayam petelur yang benar.
c. Ingin mengetahui secara detail ayam petelur yang sehat.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PAKAN

Pakan ayam Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan


nutrien, meskipun energi terpenuhi tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum
terpenuhi sesuai kebutuhan ternak maka efisiensi penggunaan pakan rendah. Untuk
membuat formulasi ransum harus memperhatikan kandungan energi dan lain –
lainya. Pengaruh konsumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam petelur
sangat penting. Selain tipe ayam, suhu lingkungan juga sangat berpengaruh
terhadap konsumsi ransum. Suhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan ayam
banyak minum dan menguranggi konsumsi pakan. Akibat dari hal tersebut protein
yang masuk ke dalam tubuh ayam hanya sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut
maka ransum ayam petelur di indonesia harus mengandung protein yang tinggi .
Ayam membutuhkan setidaknnya 40 senyawa kimia esensial yang harus ada dalam
ransum ayam. Senyawa kimia tersebut harus dalam jumlah yang cukup dalam
perbandingan optimum satu terhadap lainnya dan dalam bentuk yang mudah di
dapat untuk merangsang pertumbuhan laju maksimum, produksi telur. Apabila hal
tersebut kurang di perhatikan oleh peternak maka pertumbuhan ayam, produksi
akan turun dan ayam akan mudah terserang penyakit. Bentuk atap mempengaruhi
sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang, dan sebaliknya. Oleh karena
itu atap harus sesuai dengan penggunaan kandang dan fase pemeliharaan ayam.
Kandang yang mempunyai tipe atap A, ruangan kandang dalam lebih panas dari
pada kandang tipe monitor. Kandang tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam fase
starter yang butuh keadaan lebih hangat.

B. PEMELIHARAAN

6
Perkandangan Secara makro kandang befungsi sebagai tempat tinggal ternak
agar terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas dan angin), hewan buas dan
pencurian. Secara mikro kandang berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan
lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stress sehingga kesehatan ternak dapat
terjaga dan produksi dapat maksimal. Prinsip dasar pembuatan kandang ayam
petelur harus di perhatikan untuk menghadapi beberapa perubahan lingkungan di
lapangan. Beberapa prinsip dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan,
kandang cukup sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar matahari
sepanjang masa, permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di bangun
dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran di dalam
kandang.

Pemeliharaan Ayam Petelur Fase Produksi (Layer) Setelah ayam fase


pertumbuhan mencapai umur 18 minggu, ayam ini sudah bisa dipindahkan ke
kandang ayam petelur (fase produksi), tidak memindahkan ayam yang sudah mulai
berproduksi (jangan terlambat). Pemeliharaan ayam petelur ini dapat dlakukan
dalam kandang sistem litter atau sistem cage (kandang baterai).

Pemeliharaan Ayam Petelur dalam Sistem Litter Luas kandang yang


diperlukan untuk tiap jenis ayam petelur berbeda, tergantung pada besar badan
ayam dan temperatur lingkungan. Untuk jenis ayam petelur tipe ringan cukup 5- 6
ekor/m2, untuk tipe medium 3 – 4 ekor/m2 dan untuk tipe berat 2 – 3 ekor/m2.
Pemeliharaan ayam petelur dalam kandang sistem litter tidak boleh terelalu padat,
bila terlalu pada akan menyebabkan ayam gemuk produksi rendah, kanibalisme dan
angka kematian cukup tinggi. Bentuk fisik ransum yang biasa diberikan pada fase
bertelur biasanya dalam bentuk. Campuran bentuk tepung dan biji-bijian, ransum
seperti ini biasanya bila kita menyusun sendiri. Bentuk bijinya biasanya berasal dari
jagung giling pecah dan bagian halusnya biasanya dari bungkil kelapa, bungkil
kedele yang digiling halus serta dedak halus. Bentuk tepung (mash), biasanya
digunakan untuk tempat ransum yang menggunakan mesin otomatis di perusahaan-
perusahaan besar. Bentuk pellet, Bentuk ransum yang seperti ini lebih tahan lama
disimpan. Crumble, yaitu ransum berbentuk butiran tetapi ukurannya tidak sama
yang lebih menyerupai pecahan-pecahan dari pellet. Penggantian ransum fase
pertumbuhan oleh ransum layer, umumnya diberikan setelah ayam tersebut
mencapai produksi 5% yaitu dari ransum dengan energi 2900 kkal/kg dan protein
7
15% (ransum grower) dengan ransum fase produksi yang energinya 2850 kkal/kg
serta proteinnya 18%. Selama fase produksi sebaiknya dalam kandang
pemeliharaan diberikan cahaya rata-rata 16 jam/hari dan cahaya tambahan ini bisa
menggunakan cahaya lampu yang tujuannya untuk membantu meningkatkan
produksi telur.

Manfaat lain dari pemberian cahaya tambahan ini, terutama pada malam hari
yaitu pada saat temperatur udara sudah menurun maka ayam bisa makan lebih
banyak karena pada saat udara panas (siang hari) ayam akan makan sedikit
sehingga produksinya akan turun. Pada saat permulaan bertelur, kadang-kadang
timbul sifat kanibalisme yaitu kebiasaan jelek untuk mematuk-matuk telur atau
mematuk-matuk teman sendiri.

Pemeliharaan Ayam Petelur dalam Sistem Cage (baterai) Pada saat ayam
menjelang berproduksi (umur 18 minggu) selain dipindah ke kandang litter juga
bisa dipindah (dipelihara) ke sistem cage. Bahan kandang cage ini bisa dibuat dari
bahan yang sangat sederhana misalnya dari bambu/kayu atau dibuat dari besi beton.
Dalam satu cage bisa ditempati oleh satu ekor ayam petelur, 2 ekor atau lebih,
Keuntungan dari ayam petelur yang dipelihara dalam kandang sistem cage yaitu
pemeliharaan lebih mudah, telur lebih bersih, culling (afkir) dapat dilakukan
dengan baik, sifat mengeram dapat dikurangi dan lebih banyak yang dapat
dipelihara (ditampung Untuk ayam-ayam yang dipelihara di daerah panas,
sebaiknya dalam kandang diberi lampu penerang pada malam hari. Hal ini sangat
bermanfaat untuk meningkatkan produksi telur dan memberikan kesempatan pada
ayam untuk makan pada malam hari. Ayam petelur pada umumnya mulai
berproduksi antara umur 22 –24 minggu dan ayam dikatakan mulai berproduksi
apabila produksinya telah mencapai 5 %.

C. LINGKUNGAN

Lokasi yang dipilih harus merupakan perpaduan antara tempat yang cocok
untuk kehidupan ayam petelur, harga tanah relative murah serta mudah dijangkau
alat transportasi dan komunikasi. Memelihara ayam  petelur sebaiknya dilakukan
pada ketingian 100-400 meter diatas permukaan laut. Kurang dari ketinggian 100
meter dari permukaan laut maka ayam mudah stress karena pengaruh panas.
Sementara ketinggian diatas 400 meter akan berpengaruh buruk karena curah
8
oksigen semakin rendah, sehingga ayam akan rentan terhadap penyakit pernafasan
maupun penyakit metabolisme lainnya. Kasus-kasus yang sering terjadi didaerah
dataran rendah adalah ayam mudah mengalami panting (ayam bernafas dengan
mulut) karena panas yang berlebihan, bobot telur lebih ringan, kanibal dan tingkat
kematian lebih tinggi. Kasus-kasus yang muncul di dataran tinggi adalah ascites
(perut kembung berisi cairan) dan penyakit pencernaan lainnya akibat bakteri gram
negative.

Disamping itu, syarat mutlak lainnya adalah tersedia sumber air yang cukup.
Jenis tanah yang dipilih adalah yang mudah menyerap air seperti tanah berpasir.
Menurut pengalaman, jika jenis tanah kandang mudah menyerap air maka air yang
tersedia relative lebih bersih dan tidak tercemar kuman penyakit. Karenanya ayam
tidak mudah terserang penyakit. Tanah yang sulit menyerap air seperti tanah
lempung/ tanah liat sebaiknya dihindari untuk lokasi kandang.

Melakukan usaha ternak ayam petelur didataran tinggi yang ideal dan
sumber air diambil dari sumur bor yang relative bersih masih beresiko jika
tanahnya tidak mudah menyerap air. Kenyataan di lapangan membuktikan ayam
yang dipelihara sering terserang penyakit pernafasan. Seperti CDR, Snot serta
penyakit pencernaan seperti coli dan penyakit enteritis lainnya. Akibatnya, peternak
didaerah yang tipelogi tanahnya seperti  itu sering mengalami kasus dan jumlah
kematian yam jauh lebih banyak dari pada ayam yang dipelihara di lokasi yang
ideal.

Selain ketinggian tempat, sumber air dan tipe tanah, memilih lokasi harus
mempertimbangkan  kelembapan lokasi. Kelmbapan idela untuk ayam sekitar 50-
70%. Kelembapan ini akan membantu perkembangan bulu akan semakin baik.
Lingkungan dengan kelembapan rendah akan menyebabkan perkembangan dan
bentuk bulu menjadi jelek. Sebaliknya kelembapan tinggi akan menyebabkan
masalah seperti kadar amoniak yang tinggi diikuti masalah gangguan pernafasan.

Lokasi yang ideal memang akan memudahkan dan menguntungkan peternak


dalam bisnis ayam petelur. Tetapi jangan melupakan harga tanah.  Untuk
peternakan pemula sangat tidak disarankan membeli tanah kecuali mereka yang
sejak awal sudah memiliki lahan. Sebaiknya mereka menyewa tanah untuk jangka
9
waktu pendek seperti 5 tahun atau 3 periode pemeliharaan. Alasannya untuk
menekan modal investasi awal (putaran modal lebih ringan) dan melihat keaadan
lokasi tersebut cocok dan layak untuk memelihara  ayam atau tidak. Selain itu,
perkembangan harga di lokasi calon peternakan yang terletak didaerah kurang
produktif sehingga keiakan lebih lambat dibandingkan lokasi tanah yang berada ti
tepi jalan besar atau tanah yang produktif.

D. VAKSINISASI

Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang


menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur
sangat penting untuk mencegah penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang


ditimbulkan lebih lama daripada dengan vaksin inaktif/pasif.
2. Vaksin inaktif adalah vaksin yang mengandung virus yang telah
dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu
membentuk zat kebal. Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek,
keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.

Manfaat vaksinasi pada ayam petelur yakni:

1. Memberikan kekebalan tubuh pada ayam petelur


2. Guna meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit tertentu
3. Untuk mengurangi kemungkinan serangan penyakit yang cukup serius
4. Agar tidak terjangkit suatu penyakit sesuai dengan vaksin yang diberikan
5. Untuk meningkatkan kesehatan ternak ayam petelur

Dengan memberikan vaksin, peternak juga akan mendapatkan beberapa


keuntungan meliputi:

10
1. Mampu menekan biaya lebih hemat karena melakukan vaksinasi/pencegahan
penyakit hanya memerlukan biaya lebih murah dan mudah dari pada mengobati
penyakit
2. Kesehatan pada ternak juga akan lebih meningkat baik
3. Tenaga kerja seperti karyawan atau anda sendiri menjadi lebih efisien

BAB III.

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Segitiga Produksi sangatlah mempengaruhi hasil peternakan .
2. Segitiga produksi meliputi pakan, pemeliharaan serta lingkungan.
3. Pakan yang baik bagi ayam petelur ialah dengan nutrisi yang cukup tinggi agar
produktifitas meningkat.
4. Pemeliharaan yang baik ditandai dengan perkandangan yang sesuai dengan
ukuran tubuh ayam peterlur mulai dari tipe ringan, medium serta berat.
5. Vaksinisasi bertujuan agar tenak lebih kebal dari penyakit agar menaggulangi
dari kerugian yang cukup besar

B. SARAN

Manajemen yang diterapkan pada ayam petelur seharusnya dipililah yang


terbaik sebab, dengan menejemen yang teratur akan sangat membantu peternak
dalam mengelola peternakan tersebut khususnya peternakan ayam petelur.
Manajemen yang baik juga akan mempermudah peternak dalam mengevaluasi
dari pakan sampai pemasaran.

11
DAFTAR PUSTAKA
Anggrodi, R., 1985. Kemajuan Mutahir Dalam Ilmu Makanan Ternak Indonesia.
UUI Pres. Jakarta.
Ferdinan,M. Y. , I. Gunawan, R. Febrinova .2010. STRATEGI PEMASARAN TELUR
AYAM RAS DI DESA PASIR UTAMA KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN
ROKAN HULU.agribisnispeternakan .3(9) 78-86.
Kartasujana, R. dan E. Suprijatna. 2005. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Jakarta
Rasyaf. 1993. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.

https://agribisnispeternakan.wordpress.com/2013/05/01/64/
https://kambingjoynim.com/4-manajemen-keberhasilan-ternak-ayam-petelur/
http://arenahewan.com/cara-pemberian-vaksin-ayam-petelur
http://dokterternak.com/2012/01/15/persyaratan-ideal-pemilihan-lokasi-kandang-ayam-
petelur-layer-dan-broiler/

12

Anda mungkin juga menyukai