Di Susun Oleh
1
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat dan Izin Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, makalah
dengan judul Peternakan Ayam Petelur ini akhirnya dapat diselesaikan. Kepada Dosen
Pengampu yang telah mendukung kami sampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih.
Tujuan utama penyusunan makalah Peternakan Ayam Petelur ini adalah untuk
menjadi salah satu sarat tugas mata kuliah Pengantar Agribisnis
Hormat kami,
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................
PRAKATA...................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................
A. Latar belakang..................................................
B. Tujuan...............................................................
ISI................................................................................................
PENUTUP ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Dalam hal penyakit pada ayam petelur juga perlu diperhatikan karena sangat penting
juga dalam hal mengawinkan ternaknya, agar anakannya yang dihasilkan nanti dalam
kulaitas yang baik. Penyakit pada ayam umumnya sama, yaitu diantaranya penyakit
tetelo, pilek atau flu, cacar ayam dan sebagainya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui situasi dalam membudidayakan ternak khususnya komoditi ayam petelur
2. Tujuan Khusus
a. Ingin mengetahui cara beternak Ayam Petelur.
b. Ingin mengetahui cara pemeliharaan ayam petelur yang benar.
c. Ingin mengetahui secara detail ayam petelur yang sehat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PAKAN
B. PEMELIHARAAN
6
Perkandangan Secara makro kandang befungsi sebagai tempat tinggal ternak
agar terhindar dari pengaruh cuaca buruk (hujan, panas dan angin), hewan buas dan
pencurian. Secara mikro kandang berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan
lingkungan yang nyaman agar terhindar dari stress sehingga kesehatan ternak dapat
terjaga dan produksi dapat maksimal. Prinsip dasar pembuatan kandang ayam
petelur harus di perhatikan untuk menghadapi beberapa perubahan lingkungan di
lapangan. Beberapa prinsip dasar tersebut antara lain sirkulasi udara di peternakan,
kandang cukup sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena sinar matahari
sepanjang masa, permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di bangun
dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran di dalam
kandang.
Manfaat lain dari pemberian cahaya tambahan ini, terutama pada malam hari
yaitu pada saat temperatur udara sudah menurun maka ayam bisa makan lebih
banyak karena pada saat udara panas (siang hari) ayam akan makan sedikit
sehingga produksinya akan turun. Pada saat permulaan bertelur, kadang-kadang
timbul sifat kanibalisme yaitu kebiasaan jelek untuk mematuk-matuk telur atau
mematuk-matuk teman sendiri.
Pemeliharaan Ayam Petelur dalam Sistem Cage (baterai) Pada saat ayam
menjelang berproduksi (umur 18 minggu) selain dipindah ke kandang litter juga
bisa dipindah (dipelihara) ke sistem cage. Bahan kandang cage ini bisa dibuat dari
bahan yang sangat sederhana misalnya dari bambu/kayu atau dibuat dari besi beton.
Dalam satu cage bisa ditempati oleh satu ekor ayam petelur, 2 ekor atau lebih,
Keuntungan dari ayam petelur yang dipelihara dalam kandang sistem cage yaitu
pemeliharaan lebih mudah, telur lebih bersih, culling (afkir) dapat dilakukan
dengan baik, sifat mengeram dapat dikurangi dan lebih banyak yang dapat
dipelihara (ditampung Untuk ayam-ayam yang dipelihara di daerah panas,
sebaiknya dalam kandang diberi lampu penerang pada malam hari. Hal ini sangat
bermanfaat untuk meningkatkan produksi telur dan memberikan kesempatan pada
ayam untuk makan pada malam hari. Ayam petelur pada umumnya mulai
berproduksi antara umur 22 –24 minggu dan ayam dikatakan mulai berproduksi
apabila produksinya telah mencapai 5 %.
C. LINGKUNGAN
Lokasi yang dipilih harus merupakan perpaduan antara tempat yang cocok
untuk kehidupan ayam petelur, harga tanah relative murah serta mudah dijangkau
alat transportasi dan komunikasi. Memelihara ayam petelur sebaiknya dilakukan
pada ketingian 100-400 meter diatas permukaan laut. Kurang dari ketinggian 100
meter dari permukaan laut maka ayam mudah stress karena pengaruh panas.
Sementara ketinggian diatas 400 meter akan berpengaruh buruk karena curah
8
oksigen semakin rendah, sehingga ayam akan rentan terhadap penyakit pernafasan
maupun penyakit metabolisme lainnya. Kasus-kasus yang sering terjadi didaerah
dataran rendah adalah ayam mudah mengalami panting (ayam bernafas dengan
mulut) karena panas yang berlebihan, bobot telur lebih ringan, kanibal dan tingkat
kematian lebih tinggi. Kasus-kasus yang muncul di dataran tinggi adalah ascites
(perut kembung berisi cairan) dan penyakit pencernaan lainnya akibat bakteri gram
negative.
Disamping itu, syarat mutlak lainnya adalah tersedia sumber air yang cukup.
Jenis tanah yang dipilih adalah yang mudah menyerap air seperti tanah berpasir.
Menurut pengalaman, jika jenis tanah kandang mudah menyerap air maka air yang
tersedia relative lebih bersih dan tidak tercemar kuman penyakit. Karenanya ayam
tidak mudah terserang penyakit. Tanah yang sulit menyerap air seperti tanah
lempung/ tanah liat sebaiknya dihindari untuk lokasi kandang.
Melakukan usaha ternak ayam petelur didataran tinggi yang ideal dan
sumber air diambil dari sumur bor yang relative bersih masih beresiko jika
tanahnya tidak mudah menyerap air. Kenyataan di lapangan membuktikan ayam
yang dipelihara sering terserang penyakit pernafasan. Seperti CDR, Snot serta
penyakit pencernaan seperti coli dan penyakit enteritis lainnya. Akibatnya, peternak
didaerah yang tipelogi tanahnya seperti itu sering mengalami kasus dan jumlah
kematian yam jauh lebih banyak dari pada ayam yang dipelihara di lokasi yang
ideal.
Selain ketinggian tempat, sumber air dan tipe tanah, memilih lokasi harus
mempertimbangkan kelembapan lokasi. Kelmbapan idela untuk ayam sekitar 50-
70%. Kelembapan ini akan membantu perkembangan bulu akan semakin baik.
Lingkungan dengan kelembapan rendah akan menyebabkan perkembangan dan
bentuk bulu menjadi jelek. Sebaliknya kelembapan tinggi akan menyebabkan
masalah seperti kadar amoniak yang tinggi diikuti masalah gangguan pernafasan.
D. VAKSINISASI
10
1. Mampu menekan biaya lebih hemat karena melakukan vaksinasi/pencegahan
penyakit hanya memerlukan biaya lebih murah dan mudah dari pada mengobati
penyakit
2. Kesehatan pada ternak juga akan lebih meningkat baik
3. Tenaga kerja seperti karyawan atau anda sendiri menjadi lebih efisien
BAB III.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segitiga Produksi sangatlah mempengaruhi hasil peternakan .
2. Segitiga produksi meliputi pakan, pemeliharaan serta lingkungan.
3. Pakan yang baik bagi ayam petelur ialah dengan nutrisi yang cukup tinggi agar
produktifitas meningkat.
4. Pemeliharaan yang baik ditandai dengan perkandangan yang sesuai dengan
ukuran tubuh ayam peterlur mulai dari tipe ringan, medium serta berat.
5. Vaksinisasi bertujuan agar tenak lebih kebal dari penyakit agar menaggulangi
dari kerugian yang cukup besar
B. SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Anggrodi, R., 1985. Kemajuan Mutahir Dalam Ilmu Makanan Ternak Indonesia.
UUI Pres. Jakarta.
Ferdinan,M. Y. , I. Gunawan, R. Febrinova .2010. STRATEGI PEMASARAN TELUR
AYAM RAS DI DESA PASIR UTAMA KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN
ROKAN HULU.agribisnispeternakan .3(9) 78-86.
Kartasujana, R. dan E. Suprijatna. 2005. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya.
Jakarta
Rasyaf. 1993. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.
https://agribisnispeternakan.wordpress.com/2013/05/01/64/
https://kambingjoynim.com/4-manajemen-keberhasilan-ternak-ayam-petelur/
http://arenahewan.com/cara-pemberian-vaksin-ayam-petelur
http://dokterternak.com/2012/01/15/persyaratan-ideal-pemilihan-lokasi-kandang-ayam-
petelur-layer-dan-broiler/
12