Sapi Perah
I. PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Manfaat dalam penulisan proposal ini adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan dalam perencanaan usaha pembibitan sapi perah selama
10 tahun ke depan
2. Untuk menganalisis data dalam usaha pembibitan sapi perah
3. Mendapatkan berbagai informasi dalam menganalisis data peternakan
II. LINGKUNGAN USAHA PETERNAKAN
Lingkungan Usaha
Lingkungan usaha peternakan ini meliputi persedian lingkungan usaha
secara mikro dan lingkungan usaha makro. Lingkungan usaha makro ini meliputi
tentang : kondisi tempat, social budaya, teknologi dan kebijakan pemerintah.
Sedangkan untuk kondisi lingkungan mikro ini meliputi sarana prasarana,
budidaya pemeliharaan dan pemasaran yang akan dijelasakan dibawah ini:
c. Teknologi
Perkembangan dibidang teknologi saat ini dapat membawa perubahan
yang cukup signifikan kearah kemajuan. Adanya teknologi di bidang peternakan
diharapkan mampu meningkatkan posisi tawar produk-produk peternakan di
Indonesia. Pemerintah terus berupaya mendorong petani termasuk di dalamnya
peternak untuk menerapkan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan
daya saing produk hasil ternaknya. Rendahnya produksi susu sapi lokal
disebabkan oleh belum terspesialisasikannya bangsa sapi perahl (tipe perah)
sesuai tujuan produksi serta sedikitnya upaya pemuliaan yang dilaksanakan
peternak. Masalah tersebut dapat dipecahkan melalui program pemuliaan yaitu
perkawinan sapi perah dengan inseminasi buatan.. sapi perah yang memenuhi
persyaratan genetik tadi adalah sapi FH. Untuk memperbaiki mutu genetik
tersebut, satu-satunya cara adalah dengan metode IB. Di luar negeri, metode ini
telah diterapkan dengan tingkat keberhasilan 33 – 73%.
Kendala utama dalam aplikasi teknologi IB pada sapi ialah kualitas semen
beku yang rendah dan teknik inseminasi yang belum tepat untuk sapi . Selain
perkembangan teknologi di bidang teknis, perkembangan teknologi dapat berupa
perkembangan pada alat-alat yang mendukung kegiatan produksi di suatu
peternakan. Saat ini peralatan dengan teknologi yang lebih maju dalam usaha sapi
perah adalah adanya mesin perah. Dengan menggunakan mesin perah,
pemerahan susu jadi lebih praktis dan cepat. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang semakin cepat secara langsung atau tidak langsung akan
berpengaruh pada cepatnya informasi yang diperoleh peternakan Usaha
peternakan sapi perah merupakan salah satu usaha dalam sektor peternakan
yang cukup menjanjikan.
d. Kebijakan Pemerintah
2. 2. Faktor Mikro
A. Sarana Prasarana
Sarana untuk usaha pembibitan sapi perah meliputi bangunan, alat dan
mesin peternakan dan kesehatan hewan, bibit, pakan, dan obat hewan.
1. Bangunan
1. kandang pedet untuk minum susu, pedet lepas sapih, dara/muda, induk
melahirkan, dan induk laktasi serta kandang isolasi;
2. gudang atau tempat penyimpanan pakan dan obat hewan; dan
3. tempat penampungan dan/atau pengolahan limbah.
4. tempat pengolahan susu dan laboratorium susu;
5. tempat pemerahan otomatis (milking parlour);
6. tempat penyimpanan susu;
7. instalasi air bersih;
8. tempat deeping/spray;
9. perkantoran terletak dalam satu lokasi dengan tempat usaha pembibitan; dan
10. biosecurity.
2. Konstruksi Kandang
a. konstruksi harus kuat
b. drainase dan saluran pembuangan limbah baik;
c. tempat kering dan tidak tergenang air;
d. lantai dengan kemiringan 2-5 derajat, tidak licin, tidak kasar, mudah kering
dan tahan injakan serta menggunakan alas (karpet/matras); dan
e. luas kandang sesuai peruntukannya.
3. Alat dan Mesin Peternakan dan Kesehatan hewan Dalam usaha pembibitan sapi
perah yang baik diperlukan alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan antara
lain:
1) alat pensuci hama;
2) alat pembersih kandang;
3) timbangan, pengukuran, dan pencatatan;
4) alat penerangan;
5) mesin pencacah rumput (chopper);
6) identitas ternak antara lain kalung, microchip, dan ear tag;
7) transportasi;
8) California Mastitis Test (CMT);
9) dipping cup;
10) milk can untuk penampung susu;
11) gelas ukur;
12) cooling unit;
13) mesin pasteurisasi, pendingin, pengepakan;
14) alat uji susu (colostrometer);
15) mesin pemerahan susu; dan
16) saringan.
4. Bibit
Bibit yang digunakan untuk pembibitan sapi perah harus memenuhi
persyaratan mutu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Persentase
Poduksi
Perbandingan
Jenis Bahan Protein Daya
Rumput Bahan Kering Kasar(PK) Cerna
Hijauan Segar
Kering
Hijaun Segar
(Ton/ha/Tahun) (ton/ha/thn)
Rumput
1076 110 48:52:00 32:68 13,5 59.7
Raja
r. gajah
525 63 59:41:00 64:36:00 12,3 64,2
hawai
r. gajah
376 40 44:56:00 44:56:00 13,5 64,2
afrika
5. Obat hewan
a. obat hewan yang dipergunakan dalam pembibitan sapi perah harus memiliki
nomor pendaftaran;
b. obat hewan yang dipergunakan sebagai imbuhan dan pelengkap pakan
meliputi premiks dan sediaan obat alami sesuai dengan peruntukannya; dan
c. penggunaan obat hewan harus sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang obat hewan.
b. Pakan
Ternak ruminansia perlu hijauan sebagai makanan yang dikonsumsi
ternak setiap hari. Penyediaan hijauan yang cukup dan berkualitas tinggi
merupakan prioritas utama dalam menunjang keberhasilan suatu usaha
peternakan. Pakan yang sempurna mengandung protein, karbohidrat, lemak,
air, vitamin dan mineral. Salah satu faktor yang menentukan berhasilnya
peternakan sapi perah adalah pemberian pakan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemberian pakan adalah mengetahui berapa jumlah pakan dan jenis
pakan apa yang tepat diberikan untuk sapi perah. Jenis pakan yang diberikan
untuk sapi perah adalah hijauan dan konsentrat. Pakan yang diberikan
disesuaikan dengan kelompok umur.
Jenis jenis pakan ternak yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
nutrisi diantaranya rumput, legum, onggok, dedak, shorgum, merupakan
sumber energi yang dibutuhkan ternak. Sumber protein meliputi legum,
limbah hasil pertanian (bungkil kedelai, bungkil kelapa, ampas tahu).
Pemenuhan sumber energi bagi ternak dapat menggunakan garam dapur,
kapur, tepung tulang dan mineral mix, sedangkan sebagai sumber vitamin
dapat menggunakan jagung kuning, hijauan segar (rumput dan legum),. Hal
yang harus diperhatikan ketika memberikan pakan disesuaikan dengan
kondisi dan umur ternak.
c. Reproduksi
Perkawinan adalah upaya untuk melanjutkan keturunan dan
meningkatkan populasi sapi perah sehingga dapat meningkatkan produksi
susu. Pengaturan perkawinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
tatalaksana pemeliharaansapi perah. Metode perkawinan yang diterapkan di
biasanya adalah metode inseminasi buatan (IB) sapi perah pertama
dikawinkan pada usia 15 bulan betina akan dikawinkan lagi pada 2-3 bulan
setelah beranak tergantung dari produksi susu.
d. Kandang
Pembuatan kandang dapat dilakukan dengan penggunaan lantai
dengan tanah atau beton.. Kandang merupakan tempat tinggal bagi ternak,
pola pemeliharaan secara intensif harus memperhatikan kontruksi kandang.
Tujuannya adalah agar kontruksi kuat dan yang lebih penting lagi ternak yang
berada di dalam kandang merasa nyaman atau tidak gaduh. Menurut
Setiawan dan Tanius (2003), fungsi kandang bagi ternak diantaranya:
sebagai tempat ternak berlindung dari semua gangguan yang dapat
diprediksi seperti aklimatisasi, terpaan angin, sinar matahari maupun
binatang pengganggu. Fungsi kandang harus mempermudah pengawasan
dan pemeliharaan bagi peternak, seperti makan, minum, tidur, membuang
kotoran. Hingga pada proses pemerahan susu nantinya.
e. Penyakit
Sapi perah yang sehat mencirikan sistem manajemen pemeliharaan
seperti kebersihan kandang, pakan yang cukup, tanggap terhadap gejala
penyakit sehingga dapat ditanggulangi sedini mungkin. Dengan harapan
produksi yang dihasilkan seoptimal mungkin. Beberapa jenis penyakit ada
yang bersifat menular dan tidak menular. Menurut Sutama (2007), penyakit
menular disebabkan oleh inveksi virus, bakteri, jamur, parasit darah, cacing
dan kutu. Jenis penyakit yang sering menyerang ternak diantaranya mastitis,
scabies, puru, cacingan. Sedangkan jenis penyakit yang tidak menular
dikarenakan kekurangan mineral, tanaman beracun, racun. Jenis penyakit
tidak menular diantaranya perut kembung, kurus kurang gizi, patah kaki
karena terjepit dan lain sebagainya. Penyebaran penyaki dapat terjadi melalui
: kontak langsung dengan hewan sakit, tanaman beracun, racun, melalui
serangga, angin, dan pekerja kandang.
f. Obat-obatan
Penanganan ternak yang sakit dapat menggunakan obat kimia
buatan pabrik dan obat tradisional. Menurut Williamson dan Payne (1993),
beberapa penyakit yang sering terdapat pada sapi perah dapat berupa
penyakit bakterial, penyakit parasit, serta penyakit yang disebabkan oleh
virus. Obat diberikan dengan cara disuntik, melalui mulut, dan disemprot.
C. Pemasaran
Usaha pembibitan sapi perah ini mempunyai pasar yang sangat bagus,
karena usaha ini sebagai usaha utamanya penghasil susu, tetapi tidak hanya
sebagai penghasil susu saja, ada usaha sampingan yang bisa diandalkan yaitu
penjualan anakan yang digemukan dan kotoran sapi diolah menjadi kompos.
D. Alat Transportasi
Alat transportasi ini sangat dibutuhkan yaitu : 1) untuk mengangkut hasil
susu usaha, terutama yang steril, dingin dan bersih dikarenakan susu mudah
rusak, 2) membeli kesedian pakan dan indukan,
3.2. Penggunaan ST
No Uraian Keterangan
1 Luas kandang 1 5 m2
2 ST
Obat-obatan 1unit/periode/S
3 Tenaga kerja T
(HK/periode)
1 ST (15,75)
4 Kemasan susu 200 ml
5 Hijauan:
Sapi 35 kg
dewasa/ekor/hari
Sapi 25 kg
muda/ekor/hari
Konsentrat:
Sapi 5 kg
dewasa/ekor/hari
sapi 3 kg
6 muda/ekor/hari 10 ton
Feses
1ST/periode
3.3. Koefisien Teknis
Koefisien Teknis adalah angka standar yang mematuhi kaidah yang
sudah ditentukan yang dapat dipergunakan untuk menghitung suatu
besaran yang bersifat linear, luas bidang, volume, jumlah berat, dan
berbentuk persentase. Berikut koefisien teknis yang digunakan dalam
perencanaan proyeksi usaha ternak sapi perah :
No Uraian Koef.teknis
1 Umur jual dara bunting 2 tahun
2 Umur jual jantan 0-1 tahun
3 Umur afkir induk/jantan 10 tahun
4 Sex ratio kelahiran anak jantan:betina 50:50
5 Gross Kid 90%
6 Mortalitas dewasa 8%
7 Mortalitas Pre-sapihan 5%
8 Mortalitas Post-sapihan 5%
9 Net Kid 100%
10 % induk laktasi 80%
11 Masa laktasi 305 hari
12 Produksi susu perliter/hari/ekor 20 liter
13 Susu rusak per periode 0,50%
Konsumsi susu untuk pedet
a. Jantan/ekor/hari (60 hari) 3L
b. Betina /ekor/hari (120 hari) 3L
Koefisien Teknis Harga:
0 1th 2th 3th 4th 5th 6th 7th 8th 9th 10th
Induk 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1500 1500 1000
Jantan
Anak Betina - 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
Anak Jantan - 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
Dara 7-15 Bulan - - 500 1000 1000 1000 1000 1000 500 500 1000
Jantan 0-5 Bulan - - - - - - - - - - -
Jumlah Ternak 1000 2000 2500 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000
Satuan Ternak (ST) 1000 1250 1500 1750 1750 1750 1750 1750 2000 2000 1750
PENJUALAN
Dara bunting - - - 500 500 500 500 500 - - 500
Anak Jantan - 500 500 500 500 500 500 500 500 500
Susu (1000L) - 5575000 5575000 5575000 5575000 5575000 5575000 5575000 5575000 5575000
Induk Tua Afkir - - - - - - - - 500 500 -
Jantan Tua Afkir - - - - - - - - - - -
Total Penjualan - 500 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Sisa Ternak 1000 1500 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
Luas Kandang (1ST=5m²) 5000m2 6250m2 7500m2 8750m2 8750m2 8750m2 8750m2 8750m2 8750m2 8750m2 8750m2
PROYEKSI
1 2 3 PRODUKSI
4 SUSU
5 6 7 8 9 10
Total Produksi 488000 488000 488000 488000 488000 488000 488000 488000 488000
Susu
Susu untuk pedet 0225000 0225000 0225000 0225000 0225000 0225000 0225000 0225000 0225000
Susu Rusak 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000 300000
Susu Terjual 435500 435500 435500 435500 435500 435500 435500 435500 435500
(1000L) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PROYEKSI
BIAYA
VARIABEL
Dalam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
tahun
P TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
a 6.387.500.000
Hijauan (kg)
k 1.825.000.000 4.106.250.000 6.387.500.000 6.387.500.000 6.387.500.000 6.387.500.000 9.581.250.000 9.581.250.000 6.387.500.000
a
n 11.862.500.000
konsentrat (kg) 9.125.000.000 10.493.750.000 11.862.500.000 11.862.500.000 11.862.500.000 11.862.500.000 15.056.250.000 15.056.250.000 11.862.500.000
Obat2an/unit/1ST/ 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000
Periode
Teker 869.047.619 1.042.857.142 1.216.666.665 1.390.476.190 1.390.476.190 1.390.476.190 1.390.476.190 1.390.476.190 1.390.476.190 1.216.666.665
(HK/Periode) 1ST
Kemasan susu 1.168.000.000 1.168.000.000 1.168.000.000 1.168.000.000 1.168.000.000 1.168.000.000 1.168.000.000 1.168.000.000
1.168.000.000
total 21.808.476.190
12.819.047.619 17.810.857.142 21.634.666.665 21.808.476.190 21.808.476.190 21.808.476.190 28.195.976.190 28.195.976.190 21.634.666.665
4.2. Komponen Finansial dan Faktor Waktu
DAYA
ITEM JUMLAH HARGA SATUAN NILAI BARU TAHAN PENYUSUTAN NILAI
INVESTASI TAHUN BIAYA TETAP SISA
LAHAN 10.000 M2 Rp Rp 10 Rp
INSTALASI 1 UNIT 500.000,00
Rp 5.000.000.000,00
Rp 10 Rp 5.000.000.000,00
Rp
LISTRIK
MESS 1 UNIT 10.000.000,00
Rp 10.000.000,00
Rp 10 200.000,00
Rp 8.000.000,00
Rp
PEMBUATAN 30.000.000,00 30.000.000,00 1.000.000,00 20.000.000,00
KANDANG 10 UNIT Rp Rp 10 Rp Rp
SAPI INDUK 1000 50.000.000,00
Rp 500.000.000,00
Rp 10 5.000.000,00
Rp 450.000.000,00
Rp
1000
EKOR 20.000.000,00 20.000.000.000,00 100.000.000,00 19.000.000.000,00
SEMEN BEKU SEMEN Rp Rp 1 Rp Rp
MILKING 10.000,00 10.000.000,00 10.000.000,00 -
PARLOUR 1 UNIT Rp Rp 10 Rp Rp
INTERNET 1 UNIT 100.000.000,00
Rp 100.000.000,00
Rp 1 2.000.000,00
Rp 80.000.000,00
Rp
TIMBANGAN 1 UNIT 5.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 10 500.000,00
Rp 4.500.000,00
Rp
SELANG 100 5.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 1 50.000,00
Rp 4.500.000,00
Rp
POMPA AIR METER
1 UNIT 5.000,00
Rp 1.000.000,00
Rp 1 1.000.000,00
Rp -Rp
SAPRONAK 5 UNIT 2.000.000,00
Rp 2.000.000,00
Rp 1 2.000.000,00
Rp -Rp
3 UNIT 5.000.000,00 25.000.000,00 25.000.000,00 -
TRANSPORTA MOBIL Rp Rp 10 Rp Rp
SI
ALAT 1 UNIT 100.000.000,00
Rp 300.000.000,00
Rp 10 3.000.000,00
Rp 270.000.000,00
Rp
KEMASAN
ATK 1 UNIT 50.000.000,00
Rp 50.000.000,00
Rp 1 500.000,00
Rp 45.000.000,00
Rp
TOTAL 5.000.000,00
Rp 382.515.000,00 5.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 155.250.000,00 -Rp 24.882.000.000,00
26.043.000.000,00
4.3. Komponen Finansial dan Faktor Waktu
ANALISA BIAYA (Rp)
PERTAHUN
URAIAN - 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A. INFLOW
Penjualan susu 1.775.000.000 21.775.000.000 21.775.000.000 21.775.000.000 21.775.000.000 21.775.000.000 21.775.000.000 21.775.000.000 21.775.000.000
Penjualan dara
bunting 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000
Penjualan anak Jantan 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000 2.500.000.000
penjualan jantan tua
penjualan feses (kg) 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
TOTAL INFLOW 10.000.000 24.285.000.000 31.785.000.000 31.785.000.000 31.785.000.000 31.785.000.000 31.785.000.000 31.785.000.000 31.785.000.000 31.785.000.000
B.OUTFLOW
Rumput 1.825.000.000 4.106.250.000 6.387.500.000 6.387.500.000 6.387.500.000 6.387.500.000 6.387.500.000 9.581.250.000 9.581.250.000 6.387.500.000
Konsentrat 9.125.000.000 10.493.750.000 11.862.500.000 11.862.500.000 11.862.500.000 11.862.500.000 11.862.500.000 15.056.250.000 15.056.250.000 11.862.500.000
Listrik 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000
PBB 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000 500.000
promosi 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
penyusutan 155.000.000 155.000.000 155.000.000 155.000.000 155.000.000 155.000.000 155.000.000 155.000.000 155.000.000 155.000.000
pajak perusahaan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
biaya transportasi
(bensin) 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000
pemeliharaan
transportasi 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
TOTAL OUTFLOW 26.043.000.000 11.225.700.000 14.875.700.000 18.525.700.000 18.525.700.000 18.525.700.000 18.525.700.000 18.525.700.000 24.913.200.000 24.913.200.000 18.525.700.000
TOTAL Biaya Tetap (26.043.000.000 (11.215.700.000 9.409.300.000 13.259.300.000 13.259.300.000 13.259.300.000 13.259.300.000 13.259.300.000 6.871.800.000 6.871.800.000 13.259.300.000
) )
V. KELAYAKAN USAHA
a. Segmentasi Pasar
b. Lembaga Pemasaran
a. NPV
Net Present Value merupakan nilai selisih antara nilai sekarang
investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di
masa yang akan datang (Husnan dan Suwarno 2000). Menurut Umar
(2005), NPV yaitu selisih antara present value dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan
datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga
yang relevan. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah
sebagai berikut
:
Rumus NPV :
Keterangan :
Bt = Penerimaan (Benefit) tahun ke-t
(Rupiah) Ct = Biaya (Cost) tahun ke-t
(Rupiah)
n = Umur ekonomis proyek (Tahun)
i = Tingkat suku bunga/Discount rate (persen)
t = Periode Tahun
NPV = 33.656.243.910
a. NPV ≥ 0 berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksanakan
karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.
b. NPV ≤ 0 berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak
untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan manfaat yang diperoleh lebih
kecil dari biaya/tidak cukup untuk menutup biaya yang dikeluarkan.
c. NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena
manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang
dikeluarkan.
Nilai NPV untuk usaha sapi perah ini lebh dari 1 sehingga secara
finansial usaha layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh
lebih besar dari biaya.
Tabel 10. Perhitungan B/C dan R/C
Tahun
ke Df 7% Penerimaan Cost Benefit PV Penerimaan PV Cost PVBenefit
0 - -
1 - - - -
1
0,934579 10.000.000 11.225.700.000 (11.215.700.000) 9.345.794 10.491.308.411 (10.481.962.617)
2
0,873439 24.285.000.000 14.875.700.000 9.409.300.000 21.211.459.516 12.993.012.490 8.218.447.026
3 18.525.700.000 13.259.300.000
0,816298 31.785.000.000 25.946.028.017 15.122.489.578 10.823.538.439
4
0,762895 31.785.000.000 18.525.700.000 13.259.300.000 24.248.624.315 14.133.167.830 10.115.456.485
5
0,712986 31.785.000.000 18.525.700.000 13.259.300.000 22.662.265.715 13.208.568.065 9.453.697.650
6
0,666342 31.785.000.000 18.525.700.000 13.259.300.000 21.179.687.584 12.344.456.136 8.835.231.448
7
0,622750 31.785.000.000 18.525.700.000 13.259.300.000 19.794.100.546 11.536.874.893 8.257.225.653
8
0,582009 31.785.000.000 24.913.200.000 6.871.800.000 18.499.159.389 14.499.709.224 3.999.450.165
9
0,543934 31.785.000.000 24.913.200.000 6.871.800.000 17.288.934.008 13.551.130.116 3.737.803.892
10
0,508349 31.785.000.000 18.525.700.000 13.259.300.000 16.157.882.251 9.417.526.481 6.740.355.769
0
1 - - - -
1
0,934579 11.225.700.000 10.000.000 (11.215.700.000) (10.481.962.617)
2
0,873439 14.875.700.000 24.285.000.000 9.409.300.000 8.218.447.026
3
0,816298 18.525.700.000 31.785.000.000 13.259.300.000 10.823.538.439
4
0,762895 18.525.700.000 31.785.000.000 13.259.300.000 10.115.456.485
5
0,712986 18.525.700.000 31.785.000.000 13.259.300.000 9.453.697.650
6
0,666342 18.525.700.000 31.785.000.000 13.259.300.000 8.835.231.448
7
0,622750 18.525.700.000 31.785.000.000 13.259.300.000 8.257.225.653
8
0,582009 24.913.200.000 31.785.000.000 6.871.800.000 3.999.450.165
9
0,543934 24.913.200.000 31.785.000.000 6.871.800.000 3.737.803.892
10
0,508349 18.525.700.000 31.785.000.000 13.259.300.000 6.740.355.769
B/C 6,69
b. Net Benefit Cost Rasio
(B/C)
Net B/C ratio merupakan angka perbandingan antara nilai kini arus manfaat
dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Angka tersebut menunjukkan tingkat
besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan uang.
Kriteria yang digunakan untuk pemilihan ukuran Net B/C ratio dari manfaat proyek
adalah memilih semua proyek yang nilai B/C rationya sebesar satu atau lebih jika
manfaat didiskontokan pada tingkat biaya opportunitis capital (Gittinger, 1986) tetapi
jika nilai Net B/C < 1, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus
B/C sebagai berikut:
𝐵 ∑𝑡=𝑛
𝑡=0 𝑁𝑃𝑉 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
Net = ∑𝑡=𝑛
𝐶 𝑡=0 𝑁𝑃𝑉 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓
Keterangan:
Bt : manfaat pada tahun t
Ct : biaya pada tahun t
t : tahun kegiatan usaha (t= 1, 2, 3…, n), tahun awal bias tahun 1 bergantung pada
karakteristik usahanya
i : tingkat discount factor pada tahun ke-t.
𝐵 ∑𝑡=𝑛
𝑡=0 𝑁𝑃𝑉 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓
Net = ∑𝑡=𝑛 𝑁𝑃𝑉 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓
𝐶 𝑡=0
𝐵 70.181.206.527
Net = = 6,69
𝐶 10.481.962.617
Nilai net benefit cost ratio (Net B/C) yang diperoleh sebesar. Faktor yang
mempengaruhi besarnnya nilai net B/C pada perhitungan diatas karena nilai PV
positif yang dihasilkan lebih besar dibandingkan PV negatif. Masing-masing angka
yang diperoleh adalah sebesar 6,69. Nilai tersebut menunjukan lebih dari satu.
Artinnya dari setiap satu satuan biaya yang dikeluarkan mampu menghasilkan
manfaat bersih sebesar satuan. Angka tersebut menunjukkan tingkat besarnya
tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan uang. Nilai
tersebut menunjukan usaha peternakan sapi layak untuk dijalankan karena nilai net
B/C > dari 1.
c. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate Return adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari
suatu proyek sama dengan nol. Internal Rate of Return adalah tingkat rata-rata
keuntungan intern tahunan dinyatakan dalam satuan persen. Jika diperoleh dari IRR
lebih besar dari tingkat diskonto yang berlaku, maka proyek layak untuk dilaksanakan.
Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek
tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus yang digunakan dalam menghitung
IRR adalah sebagai berikut :
𝑁𝑃𝑉1
IRR = i1 + 𝑁𝑃𝑉 x (i2 – i1)
1− 𝑁𝑃𝑉2
Keterangan :
i1 : discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2 : discount rate yang menghasilakn NPV negative
NPV1 : NPV yang bernilai positif
NPV2 : NPV yang bernilai negative
Keterangan
P1 = tingkat bunga satu
P2 = tingkat bunga dua
C1 = NPV1 (bernilai positif)
C2 = NPV2 (bernilai negative)
IRR = 17,44%
Tabel 11. Perhitungan IRR
Tahun
ke Df 7% PV Kas Bersih Df 9% PV Kas Bersih
0 1 1
(26.043.000.000) (26.043.000.000)
1 0,934579439 0,917431193
(10.481.962.617) (10.289.633.028)
2 0,873438728 0,841679993
8.218.447.026 7.919.619.561
3 0,816297877 0,772183480
10.823.538.439 10.238.612.417
4 0,762895212 0,708425211
10.115.456.485 9.393.222.401
5 0,712986179 0,649931386
9.453.697.650 8.617.635.230
6 0,666342224 0,596267327
8.835.231.448 7.906.087.367
7 0,622749742 0,547034245
8.257.225.653 7.253.291.163
8 0,582009105 0,501866280
3.999.450.165 3.448.724.701
9 0,543933743 0,460427780
3.737.803.892 3.163.967.615
10 0,508349292 0,422410807
6.740.355.769 5.600.871.612
NPV 33.656.243.910 27.209.399.039
IRR
25,44
Dilihat dari nilai IRR pada perhitungan yaitu sebesar 25,4 persen nilai tersebut
menunjukan lebih besar dari tingkat suku bunga diskonto sebesar enam persen.
Berdasarkan kriteria IRR usaha ini layak untuk dijalankan.
d. Payback Periode
𝑐
26043000000 - 2.086.176.983
Payback period = n + ---------------------------------------------------- X 1
10921408431 - 2.086.176.983
= 7,71
Keterangan :
n : tahun terakhir dimana jumlah arus kas masi belum dapat
menutupi investasi mula-mula.
a : jumlah investasi mula-mula
b : jumlah kumulatif kas pada tahun ke n
c : jumlah kumulatif kas pada tahun ke n+1
Tabel 12. Perhitungan Payback Period
Tahun Nilai
Kas Bersih Df 7% PV Kas Bersih
ke Kumulatif
- - -
0 1
26.043.000.000 26.043.000.000 26.043.000.000
- - -
1 0,934579439
11.215.700.000 10.481.962.617 36.524.962.617
-
2 9.409.300.000 0,873438728 8.218.447.026
28.306.515.591
-
3 13.259.300.000 0,816297877 10.823.538.439
17.482.977.152
4 13.259.300.000 0,762895212 10.115.456.485 -7.367.520.667
5 13.259.300.000 0,712986179 9.453.697.650 2.086.176.983
6 13.259.300.000 0,666342224 8.835.231.448 10.921.408.431
7 13.259.300.000 0,622749742 8.257.225.653 19.178.634.084
8 6.871.800.000 0,582009105 3.999.450.165 23.178.084.248
9 6.871.800.000 0,543933743 3.737.803.892 26.915.888.141
10 13.259.300.000 0,508349292 6.740.355.769 33.656.243.910
PBP 7,71
𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑻𝒆𝒕𝒂𝒑
BEP dalam Rupiah = 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝑽𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍 /𝒖𝒏𝒊𝒕
𝟏− 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒋𝒖𝒂𝒍/𝒖𝒏𝒊𝒕
𝟐𝟕𝟓.𝟕𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
= 𝟏𝟎.𝟗𝟓𝟎.𝟎𝟎𝟎 = 2.223. 387.097
𝟏− 𝟏𝟐.𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
275.700.000
=
12.500.000−10.950.000
= 178 ekor